Ditetapkan,
Tanggal terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia
PROSEDUR 13 Januari 2014
OPERASIONAL
(SPO)
dr.Artha Bayu Duarsa, Sp. S
Kolonel Ckm NRP 33988
DPJP adalah dokter yang bertugas mengelola rangkaian asuhan medis sesuai bidang
PENGERTIAN kompetensinya.
Untuk mengatur tentang hak dan kewajiban Dokter Penanggung Jawab Pelayanan atau
TUJUAN DPJP dalam menjalankan tugasnya di Rumah Sakit.
Keputusan Karumkit Tk. II 07.05.01 Pelamonia Nomor : 006 / AK / I / 2014 tanggal 13
KEBIJAKAN Januari 2014 tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Di Rumah Sakit Tk.
II 07.05.01 Pelamonia.
1. Mengendalikan terapi
2. Mengisi Resume
3. Sebagai juru bicara final
Ditetapkan,
Tanggal terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia
PROSEDUR 13 Januari 2014
OPERASIONAL
(SPO)
dr.Artha Bayu Duarsa, Sp. S
Kolonel Ckm NRP 33988
Adanya kebijakan tertulis yang mengatur kebijakan mengenai
kewenangan dokter umum dan dokter spesialis selaku Dokter
PENGERTIAN
Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP ) di Rumah Sakit Tk. II 07.05.01
Pelamonia.
TUJUAN Mengatur tugas dan kewajiban sesuai batas kompetensinya.
Keputusan Karumkit Tk. II 07.05.01 Pelamonia Nomor : 006 / AK / I /
KEBIJAKAN 2014 tanggal 13 Januari 2014 tentang Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) Di Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia.
1. Dokter umum mempunyai wewenang untuk bekerja di poliklinik umum,
Unit Gawat Darurat, Rawat Inap yang memerlukan dokter umum serta
unit kerja lainnya di Rumah Sakit dengan penugasan dari Karumkit Tk.
II 07.05.01 Pelamonia.
2. Dokter Spesialis mempunyai wewenang sebagai dokter konsultan,
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan bidang
spesialistik yang dikuasainya dengan penguasan Kepala.
PROSEDUR 3. Mekanisme kerja antara dokter umum, dokter spesialis dan tenaga
kesehatan lainnya di Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia diatur
dalam rapat-rapat komite medis.
4. Pendelagasian wewenang dokter spesialis kepada dokter umum
dilakukan secara tertulis.
5. Kepala Rumah Sakit dapat memberikan tugas-tugas lain kepada
dokter umum dan dokter spesialis di luar tugas pokoknya untuk
kepentingan Rumah Sakit
1. Komite Medik
2. Seluruh Staf Medis Fungsional
UNIT KERJA
3. Instalasi Rawat jalan
4. Instalsi rawat Inap
PROSEDUR PERALIHAN DPJP
Ditetapkan,
Tanggal terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia
PROSEDUR 13 Januari 2014
OPERASIONAL
(SPO)
dr.Artha Bayu Duarsa, Sp. S
Kolonel Ckm NRP 33988
Mengalihkan tanggung jawab atas perawatan pasien kepada DPJP
PENGERTIAN
sesuai dengan bidang keahliannya.
Sebagai acuan tenaga medis Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia
TUJUAN
dalam melaksanakan tugasnya
Keputusan Karumkit Tk. II 07.05.01 Pelamonia Nomor : 006 / AK / I /
KEBIJAKAN 2014 tanggal 13 Januari 2014 tentang Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) Di Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia.
1. DPJP memeriksa pasien di ruang rawat inap.
2. DPJP menemukan penyakit di luar bidang keahliannya.
3. DPJP memberitahukan hal tersebut kepada pasien bahwa
memerlukan dokter yang mempunyai keahlian di bidang tersebut,
selanjutnya meminta persetujuan dari pasien tentang hal tersebut.
PROSEDUR 4. Apabila pasien setuju atas hal tersebut DPJP pertama
mengontak/menghubungi dokter (DPJP) yang diperlukan untuk
menangani penyakit tersebut.
5. Setelah adanya kontak maka pasien akan dirawat oleh DPJP
tersebut serta memberi cap stempel Peralihan DPJP pada status
pasien tersebut.
1. Komite Medik
UNIT KERJA 2. Seluruh Staf Medis Fungsional
3. Instalasi rawat Inap
PROSEDUR RAWAT BERSAMA DPJP
Ditetapkan,
Tanggal terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia
PROSEDUR 13 Januari 2014
OPERASIONAL
(SPO)
dr.Artha Bayu Duarsa, Sp. S
Kolonel Ckm NRP 33988
Rawat bersama adalah pasien dengan lebih dari satu diagnosa penyakit
PENGERTIAN di tangani oleh satu atau lebih dokter sesuai dengan keahliannya dan
ditunjuk satu orang DPJP.
Sebagai acuan tenaga medis Rumah Sakit Tk.II Pelamonia dalam
TUJUAN
melaksanakan tugasnya
Keputusan Karumkit Tk. II 07.05.01 Pelamonia Nomor : 006 / AK / I /
KEBIJAKAN 2014 tanggal 13 Januari 2014 tentang Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) Di Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia.
1. DPJP memeriksa pasien di ruang rawat inap.
2. DPJP menemukan penyakit di luar bidang keahliannya.
3. DPJP memberitahukan hal tersebut kepada pasien bahwa
memerlukan dokter yang mempunyai keahlian di bidang tersebut,
selanjutnya meminta persetujuan dari pasien tentang hal tersebut.
4. Apabila pasien setuju atas hal tersebut DPJP pertama
mengontak/menghubungi dokter (DPJP) yang diperlukan untuk
PROSEDUR
menangani penyakit tersebut.
5. Setelah adanya kontak dan persetujuan antara DPJP maka akan
membentuk tim untuk menangani penyakit tersebut, dari tim tersebut
menunjuk DPJP utama untuk pasien tersebut,
6. Keputusan itu atas persetujuan bersama (Ketua tim).
7. Ketua Tim (DPJP) memberi cap stempel Rawat Bersama pada
status pasien tersebut.
1. Komite Medik
2. Seluruh Staf Medis Fungsional
UNIT KERJA
3. Instalasi rawat Inap
4. Yanmed
KOORDINASI DAN TRANSFER INFORMASI ANTAR DPJP
(KONSULTASI)
Ditetapkan,
Tanggal terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia
PROSEDUR 13 Januari 2014
OPERASIONAL
(SPO)
dr.Artha Bayu Duarsa, Sp. S
Kolonel Ckm NRP 33988
PENGERTIAN Kegiatan komunikasi antar DPJP dalam mengelola kasus multi disiplin ilmu.
Agar tercipta pelayanan medis bagi pasien sesuai dengan standr medis dan
TUJUAN
keselamatan pasien.
Keputusan Karumkit Tk. II 07.05.01 Pelamonia Nomor : 006 / AK / I /
KEBIJAKAN 2014 tanggal 13 Januari 2014 tentang Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) Di Rumah Sakit Tk. II 07.05.01 Pelamonia.
1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus
secara komperhensif, terpadu dan efisien. Dengan berpedoman kepada
standar pelayanan medis dan keselamatan pasien.
2. Koordinasi dan transfer informasi (komunikasi & konsultasi) antar DPJP
harus dilaksanakan secara tertulis dengan menyampaikan point-point
antara lain diagnosis, hasil pemeriksaan, permasalahan dan keperluan
konsultasi yang diperlukan.
3. Bila secara tertulis baik dengan formulir maupun dalam berkas rekam
medik belum optimal, harus dilakukan koordinasi langsung baik dalam
komunikasi pribadi (langsung/telepon) maupun pertemuan formal dalam
penatalaksanaan kasus tersebut.
4. Koordinasi dan transfer informasi DPJP di dalam lingkup satu departemen
yang sama bisa dibuat tertulis dalam status RM penderita, sedang antar
departemen harus dalam satu formulir konsultasi khusus.
5. Konsultasi yang dituju bisa secara khusus kepada disiplin ilmu
PROSEDUR
(subdisiplin) ataupun kepada konsultan secara perorangan.
6. Konsultasi bisa bersifat biasa maupun segera atau emergency (CITO).
7. Penyampaian adanya konsultasi bisa dengan menyampaikan/membawa
berkas RM dan formulir dengan atau tanpa pasien (pada kasus tertentu)
atau per-telepon untuk kasus di atas meja operasi.
8. Proses konsultasi di IGD dan kamar operasi sesuai SPO yang berlaku di
IGD dan kamar operasi.
9. Dalam hal konsultan pribadi dituju berhalangan/tidak ditempat dapat
dialihkan kepada konsultan jaga harian disiplin ilmu yang sama dengan
melaporkan terlebih dahulu kepada DPJP yang mengkonsulkan.
10. Konsultasi di IGD kepada konsultan jaga dilakukan oleh dokter umum jaga
IGD. Bisa dilakukan dengan lisan/telepon, dalam melakukan pengobatan
emergency kepada pasien dalam bidang disiplin terkait. Jawaban
konsultan harus ditulis dalam berkas RM setelah dilakukan klarifikasi
ulang.
1. Komite Medik
2. Seluruh Staf Medis Fungsional
UNIT KERJA
3. Instalasi rawat Inap
4. Yanmed