Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITASI ON SCREEN CITRA DAN

INTERPRETASI PETA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pilihan Inderaja


(TKP341)
Dosen Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, M.T

Disusun Oleh:
Marya Tisnandya 21040116140072

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2018
A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan analisis ini adalah:
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pilihan Inderaja
2. Mengklasifikasikan guna lahan dengan menggunakan citra
3. Mengolah atribut peta sesuai kaidah kartografi

B. Kajian Teori
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud
untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi di dalam
interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan
kegiatan, yaitu (Mutowo & Chikodzi, 2014): Deteksi, Identifikasi, Analisis. Setelah melalui
tahapan tersebut, citra dapat diterjemahkan dan digunakan ke dalam berbagai kepentingan
seperti dalam: geografi, geologi, lingkungan hidup, dan sebagainya.
Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi
apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan
klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami
(Malingreau, 1978). Pengelompokan objek-objek ke dalam kelas-kelas berdasarkan persamaan
dalam sifatnya, atau kaitan antara objek-objek tersebut disebut dengan klasifikasi.
Menurut Malingreau (1978), klasifikasi adalah penetapan objek-objek kenampakan atau
unit-unit menjadi kumpulan-kumpulan di dalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan
berdasarkan sifat-sifat yang khusus berdasarkan kandungan isinya. Klasifikasi penggunaan
lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan
penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya data yang
dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami. Pada peta citra, klasifikasi dilakukan
dengan melihat rona, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, dan asosiasi dari objek yang
terdapat pada citra.
C. Tahapan Menggunakan ER Mapper
1. Buka aplikasi ER Mapper dan klik File 4. Untuk dapat membuka citra pada dua
dan pilih New untuk membuka lembar lembar yang berbeda, dapat dengan
kerja baru. mengulangi langkah pertama dengan
klik File dan New.

2. Klik kanan pada lembar baru yang


terbuka dan pilih Open.
5. Kemudian klik kanan pada lembar kerja
kedua, dan pilih Open, kemudian ulangi
langkah pada kotak dialog Open.

3. Pada kotak dialog Open pilih lokasi Citra


yang akan dibuka dan klik OK.

6. Maka akan tampil sebagai berikut.


D. Tahapan Menggunakan ArcGIS
1. Buka aplikasi ArcGIS dan masukkan 3. Pada data citra yang telah dimasukkan,
layer citra yang dibutuhkan dalam lakukan clip dengan wilayah yang akan
pengolahan data dianalisis menggunakan extract by
mask

2. Lakukan perbaikan koordinat pada 4. Lakukan digitasi dengan membentuk


Data Frame Properties dan pilih WGS shapefile di folder penyimpanan yang
49S untuk Kota Semarang diinginkan.
5. Klik start editing pada tool editor dan
mulai mendigitasi. 7. Lakukan atributisasi dengan add
field dan isi sesuai indikator dalam
interpretasi peta

6. Lakukan penyimpanan dengan save edit


E. Tahapan Menghitung Luasan pada ArcGIS
1. Klik kanan pada layer klasifikasi dan
pilih Open Atributte Table, kemudian
klik Add Field dan buat kolom baru
dengan jenis Double

4. Untuk menghitung luas total


masing-masing klasifikasi, blok
klasifikasi yang diinginkan
kemudian klik kanan dan pilih
Statistics.

2. Klik kanan pada kolom Luas dan pilih


Calculate Geometri

5. Perhatikan pada Sum untuk


mengetahui total luas lahan.

3. Pada kotak dialog Calculate Geometri


pilih jenis Area dan satuan Hectares.
F. Hasil Analisis
1. Digitasi Peta dalam 9 Unsur
Industri Indentifikasi
Rona : Terang
Warna : Putih
Ukuran : Besar
Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tinggi
Bayangan : Ada
Situs : Blok industri
Asosiasi : Jalan Besar

Jalan Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Abu-Abu
Ukuran : Kecil
Tekstur : Halus
Bentuk : Linier
Pola : Teratur
Tinggi : Tidak tinggi
Bayangan : Tidak ada
Situs : Blok industri dan
berbentuk grid
Asosiasi : Bangunan

Lapangan Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Hijau
Ukuran : Sedang
Tekstur : Halus
Bentuk : Persegi
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tidak tinggi
Bayangan : Tidak ada
Situs : Sepanjang tepi jalan
Asosiasi : Permukiman
Pendidikan Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Putih
Ukuran : Kecil
Tekstur : Halus
Bentuk : Bentuk U
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tinggi
Bayangan : Ada
Situs : Tepi jalan
Asosiasi : Jalan Besar

Perdagangan Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Coklat
Ukuran : Sedang
Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tinggi
Bayangan : Ada
Situs : Sepanjang tepi jalan
Asosiasi : Jalan Besar

Perhotelan Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Putih
Ukuran : Sedang
Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tinggi
Bayangan : Ada
Situs : Sepanjang tepi jalan
Asosiasi : Jalan Besar
Perkantoran Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Coklat
Ukuran : Sedang
Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tinggi
Bayangan : Ada
Situs : Sepanjang tepi jalan
Asosiasi : Jalan Besar

Permukiman Teratur Indentifikasi


Rona : Gelap
Warna : Coklat
Ukuran : Besar
Tekstur : Kasar
Bentuk : Simetri
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Sedang
Bayangan : Ada
Situs : Sepanjang tepi jalan
Asosiasi : Jalan

Permukiman Tidak Teratur Indentifikasi


Rona : Gelap
Warna : Coklat
Ukuran : Besar
Tekstur : Kasar
Bentuk : Asimetri
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Sedang
Bayangan : Ada
Situs : Sepanjan tepi jalan
Asosiasi : Jalan
Ruang Terbuka Hijau Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Hijau
Ukuran : Sedang
Tekstur : Halus
Bentuk : Linier dan Persegi
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tidak tinggi
Bayangan : Tidak ada
Situs : Lingkungan dan pinggir
sungai
Asosiasi : Permukiman

Sarana Ibadah Indentifikasi


Rona : Gelap
Warna : Putih
Ukuran : Sedang
Tekstur : Kasar
Bentuk : Persegi
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Sedang
Bayangan : Ada
Situs : Permukiman
Asosiasi : Jalan Besar

Sungai Indentifikasi
Rona : Gelap
Warna : Abu-Abu
Ukuran : Kecil
Tekstur : Halus
Bentuk : Linier
Pola : Teratur
Tinggi : Tidak tinggi
Bayangan : Tidak ada
Situs : Kawasan
Asosiasi : Vegetasi
2. Peta Hasil Digitasi
3. Peta Citra

Sungai
Permukiman Teratur
Permukiman Tidak Teratur
Industri
Perdagangan
Perhotelan

Perkantoran
Lapangan
RTH
Sarana Ibadah
Sarana Pendidikan
Jalan
4. Hasil Atributisasi
5. Hasil Perhitungan Pada Tabel Atribut
No Jenis Klasifikasi Luas
(Hektar)

1 Industri 4.51

2 Jalan 5.84

3 Lapangan 0.36

4 Perdagangan 3.11

5 Perhotelan 3.02

6 Perkantoran 11.08

7 Permukiman Teratur 49.19

8 Permukiman Tidak Teratur 54.49

9 RTH 4.72

10 Sarana Ibadah 1.99

11 Sarana Pendidikan 0.91

12 Sungai 3.06
6. Persentase Penggunaan Lahan

Klasifikasi Penggunaan Lahan

Industri Jalan Lapangan


Perdagangan Perhotelan Perkantoran
Permukiman Teratur Permukiman Tidak Teratur RTH
Sarana Ibadah Sarana Pendidikan Sungai

Daftar Pustaka
Malingreau, J.P. Rosalia Christiani, 1981 dalam Suharyadi (2001)
Mutowo, G., & Chikodzi, D. (2014). Remote sensing based drought monitoring in
Zimbabwe. Disaster Prevention and Management, 23(5), 649–659.
https://doi.org/10.1108/DPM-10-2013-0181

Anda mungkin juga menyukai