Anda di halaman 1dari 4

ESAI LINGKUNGAN PERUMAHAN YANG SEHAT DAN BERKELANJUTAN

UTS MKP PERUMAHAN BERKELANJUTAN

Disusun Oleh:
Marya Tisnandya
21040116140072

Latar Belakang Permasalahan


Kepadatan populasi yang tinggi di sebuah wilayah yang umumnya ditempati oleh penduduk
berpenghasilan rendah dapat menyebabkan masalah berupa kawasan permukiman kumuh. Permukiman
kumuh ini menjadi sebuah permasalahan karena pada umumnya lingkungan yang ditempati tidak higienis
dan tidak tertata. Kawasan kumuh dengan kepadatan tinggi juga menimbulkan masalah akses yang tidak
dapat dijangkau oleh kendaraan seperti ambulans dan pemadam kebakaran. Sehingga, apabila terjadi
bencana akan sangat sulit bagi penduduk permukiman untuk dapat dievakuasi dengan cepat. Indikator
yang dipergunakan untuk mengetahui kawasan kumuh adalah tingkat kepadatan kawasan, pelayanan
pembuangan sampah, kepemilikan lahan dan bangunan, juga kualitas sarana dan prasarana umum di
kawasan permukiman (Marbun, B. N, 1994). Kawasan permukiman kumuh dicirikan dengan kondisi
lingkungan fisik yang kurang hingga tidak layak huni, dihuni penduduk berpenghasilan rendah, kondisi
sosial rendah dan secara yudisial terdapat hunian yang tidak sesuai RTRW yang berlaku (Alit, 2005).
Jika pertumbuhan kawasan permukiman kumuh ini tidak ditindaklanjuti, maka tingkat kualitas
hidup penduduk miskin akan tetap rendah. Permukiman kumuh akan meningkatkan peluang kriminalitas,
bencana yang tidak tertangani, tata guna tanah yang tidak teratur dan menimbulkan degradasi lingkungan.
Pertumbuhan kawasan permukiman kumuh diakibatkan oleh meningkatnya angka urbanisasi desa ke kota
yang terjadi hampir di seluruh Indonesia. Ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi dan fenomena
urbanisasi ini juga terjadi di Kota Semarang, sehingga menimbulkan kawasan permukiman kumuh yang
dapat ditemukan di Kelurahan Tambak Rejo.

Inti Permasalahan
Kelurahan Tambak Rejo memiliki pertumbuhan perumahan yang organis. Belum ada pola ataupun
penataan pembangunan perumahan yang teratur. Sesuai dengan penggunaan lahan, mayoritas
penggunaannya ialah berupa permukiman padat penduduk. Luas wilayah Kelurahan Tambak Rejo sebesar
0,75 km². Jarak antar bangunan sangat sempit serta hampir tidak memiliki halaman di setiap rumahnya.
Begitu juga dengan kondisi garis sempadan bangunan yang sangat dekat dari jalan.Banyak terdapat rumah
yang sulit dijangkau dari jalan utama atauapun jalan lingkungan dan hanya dapat dijangkau melalui jalan
setapak. Hal tersebut menjadi salah satu hambatan saat melakukan perbaikan rumah karena bahan
material tidak dapat diangkut dengan kendaraan bermotor.

Kelurahan Tambak Rejo menjadi salah satu lokasi permukiman bagi masyarakat berpenghasilan
rendah. Hal tersebut diakibatkan karena lokasinya yang cukup strategis dan dekat dengan kegiatan
nelayan. Terbentuknya kawasan permukiman kumuh ini mengindikasikan keterbatasan kemampuan
masyarakat secara finansial dan kemampuan dalam mengelola ruang, sehingga diperlukan bantuan
stakeholder untuk mengurangi permasalahan yang ditimbulkan akibat kepadatan penduduk dan bangunan.
Bila dikaitkan dengan konsep yang dijabarkan dalam jurnal A Review of Sustainable Neighborhood
Indicator for Urban Development in Libya, terdapat metode sustainability atau keberlanjutan yang dapat
mewujudkan ruang tinggal yang aman dan nyaman.
Penataan kawasan permukiman kumuh yang diterapkan di Kelurahan Tambak Rejo belum
mampu mewujudkan sustainability sebagaimana yang dimaksudkan. Sedangkan, penggusuran yang kerap
dilakukan oleh pemerintah kota dirasa tidak dapat menyelesaikan masalah dan tidak bermoral. Cenderung
hanya akan memindahkan kawasan kumuh ke tempat lain yang tidak memiliki regulasi yang ketat
terhadap pembangunan rumah tinggal di atasnya. Penataan kumuh di kelurahan ini hanya mempengaruhi
dua aspek yaitu fisik (agar mengurangi degradasi lingkungan), dan sosial (tingkat partisipasi masyarakat
dalam peningkatkan kualitas lingkungan). Kondisi sarana dan prasarana hunian mengindikasikan belum
tercapainya hunian yang layak dan nyaman. Selanjutnya, aspek sosial yang ditandai dengan tingkay
partisipasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dinilai cukup baik, hanya saja masih
ditemukan perilaku yang membuang sampah sembarangan dan tidak sadar lingkungan.

Usulan Penyelesaian Permasalahan


Karakteristik masyarakat Kelurahan Tambak Rejo yang didominasi sebagai nelayan menjadi sebuah
pertimbangan dasar dalam perencanaan penyelesaian masalah yang dapat direkomendasikan. Pekerjaan
utama masyarakat Kelurahan Tambak Rejo yang berada dibawah UMR memerlukan skema pembiayaan
yang lebih tepat untuk dapat mengakses permukiman layak huni. Maka, dapat dipilih program BSPS yang
telah banyak dilakukan di Kota Semarang. Program BSPS yang dilakukan saat ini adalah pemberian
bantuan berupa dana maksimal 15 juta rupiah kepada setiap penerima BSPS. Dana ini kemudian dicairkan
melalui rekening bank yang langsung dibelanjakan pada bahan material yang akan digunakan. Proses
pencairan ini akan terbagi menjadi dua tahap.
Jumlah tersebut berdasarkan hasil observasi dan analisis dinilai masih minim guna melakukan
perbaikan rumah. Akibatnya penerima bantuan BSPS masih membutuhkan dana tambahan lainnya. Salah
satu cara untuk mendapatkan dana tambahan tersebut melalui peminjaman. Permasalahan terjadi ketika
penerima bantuan BSPS di Kelurahan Tambak Rejo mengajukan pinjaman guna melakukan perbaikan
rumah tersebut. Karakteristiknya sebagai nelayan menjadikannya cenderung sulit mengakses pinjaman
uang pada lembaga formal karena tidak tersedianya slip gaji atau catatan resmi mengenai penghasilan
mereka. Hal ini menjadi hambatan dalam pelaksanaan program BSPS yang sedang dilaksanakan, karena
akhirnya tidak semua mbr yang masuk kriteria mendapat bantuan mau untuk melaksanakan program
BSPS tersebut. Sehingga sasaran masih belum dapat dikatakan telah tepat 100%.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan penyesuaian skema pembiayaan dalam
pelaksanaan program BSPS di Kelurahan Tambak Rejo. Skema pembiayaan yang diusulkan adalah
dengan adanya pemberdayaan kelompok masyarakat (mengambil pendekatan bottom-up). Selama ini
penyaluran dana program BSPS secara individu, diharapkan untuk kedepannya keberadaan kelompok
masyarakat tersebut menjadi salah satu wadah formal guna penyaluran dana program tersebut. Adanya
organisasi formal tersebut juga diharapkan berfungsi juga sebagai perpanjangan tangan dari lembaga
keuangan seperti bank dalam mempermudah penerima bantuan program BSPS dalam menjangkau
pinjaman sebagai tambahan dana guna perbaikan rumahnya.
Program peminjaman yang diusulkan pun perlu menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat
Kelurahan Tambak Rejo. Pekerjaan utama mereka sebagai nelayan maka secara tidak langsung mereka
memiliki pendapatan setiap kali musim melaut tiba. Mereka mendapatkan pendapatan bisa dalam waktu 2
bulan sekali atau 3 bulan sekali. Sehingga dalam pembayaran cicilan pinjaman dapat disesuaikan dengan
jangka waktu setiap masa melaut, berupa setiap 2 bulan atau 3 bulan dalam sekali cicilan.
Sumber pembiayaan eksisting dalam program BSPS yang ada di Kelurahan Tambak Rejo berjenis
sumber pembiayaan konvensional. Sumber tersebut didapatkan dari dana APBN, APBD Provinsi Jawa
Tengah, dan APBD Kabupaten Semarang. Dana APBN disediakan dalam DIPA Satuan Kerja di
lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat.
Pembiayaan program BSPS kedepannya perlu memanfaatkan alternatif-alternatif sumber
pembiayaan lainnya. Hal ini dikarenakan dana APBN atau APBD yang ada terbatas, sedangkan jumlah
dana bantuan kedepannya dituntut untuk terus bertambah. Sumber pembiayaan alternatif dapat digunakan
guna untuk melengkapi PSU atau perbaikan PSU pada lingkungan perumahan swadaya Kelurahan
Tambak Rejo. Sumber alternatif pembiayaan yang mungkin untuk dilakukan dengan CSR, KPBU atau
Dana Desa.
Daftar Pustaka
Alit, I. K. (2005). Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman
Kumuh di Propinsi Bali. Jurnal Permukiman Natah, 3(1), 34-44.
Marbun, B.N. 1994. Kota Indonesia Masa Depan: Masalah dan Prospek. Jakarta: Erlangga
Elgadi, Muhammad & Ismail, Lokman. 2016. A Review of Sustainable Neighborhood for Urban
Development in Libya.

Anda mungkin juga menyukai