Anda di halaman 1dari 17

REVISI BAB 2

2.2 Aspek Aspek Geologi Lingkungan


2.2.1 Geomorfologi
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya
termasuk deskripsi, klasifikasi, genesa, perkembangan dan sejarah
permukaan bumi. Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa
Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: Geos (erath atau bumi), morphos
(shape atau bentuk), logos (knowledge atau ilmu pengetahuan).
Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi
merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi
(Worcester, 1939). Geomorfologi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1) Bentangalam
a. Bentuk-bentangalam yang dihasilkan oleh aktivitas sungai (fluvial),
yaitu:
i. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: gallies,
valleys, gorges dan canyons.
ii. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: peaks,
ronadrocks, summits areas.
iii. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms)
seperti: alluvial fans, flood plains dan deltas.
b. Bentuk-bentangalam yang dihasilkan oleh energi dari luncuran es
(gletser) yaitu:
i. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti:
cirques, glacial trought
ii. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti:
patterhorn-peaks, aretes, roche eontounees
iii. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms),
seperti: deraine, drumlins, kame dan esker.
c. Bentuk-bentangalam yang dihasilkan oleh energi gelombang laut,
yaitu:
i. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: erode
sea caves
ii. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: stacks
& Arches
iii. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms)
seperti: beaches, bars & spits
d. Bentuk bentangalam yang diciptakan oleh energi angin, yaitu:
i. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: blow
holes pada daerah - daerah yang berpasir
ii. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti:
pedestal dan mushroom rocks.
iii. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms)
seperti: endapan pasir atau lempung dalam bentuk dunes atau
loess.
2) Bentuklahan
Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Vulkanik
(Van Zuidam,1983)

Kod Warna
Unit Karakteristik
e

Dasar depresi cekung datar


hingga curam dengan dinding
V1 Kawah gunungapi
yang curam hingga sangat
curam. Tersayat menengah.

Perbukitan tebing yang sangat


curam hingga curam. Sangat
Kerucut gunungapi (abu,
curam, lereng atas gunung api
V2 atau kerucut
dan curam, tengah dan lereng
berhamburan)
bawah gunung api. Tersayat
lemah hingga menengah.

Perbukitan tebing yang sangat


curam hingga curam. Lereng
atas gunung api sangat curam
V3 Lereng gunungapi
dan tengah curam dan lereng
bawah gunung api. Tersayat
kuat.

Kerucut strato-vulkano / Perbukitan tebing yang sangat


V4 kemiringan lereng atas curam hingga curam. Tersayat
dan tengan gunungapi lemah hingga menengah.

Kerucut strato-vulkano / Perbukitan tebing yang sangat


V5 kemiringan lereng atas curam hingga curam. Tersayat
dan tengan gunungapi kuat.

V6 Kaki Lereng Fluvial Lereng curam menengah


Gunung Api Atas / hingga lemah. Tersayat lemah
Lereng Bawah Gunung hingga menengah.
Api tersayat lemah
hingga menengah

Kaki Lereng Fluvial


Lereng curam menengah
Gunung Api Atas /
V7 hingga lemah. Tersayat kuat.
Lereng Bawah Gunung
(Bagian Teras & Non-Teras)
Api tersayat kuat

Lereng landai-curam. Tersayat


lemah, Biasanya terbentuk
Dataran & Kaki Lereng oleh lahar dan deposit tuff.
V8
Fluvial Gunung Api Atas Agak miring, topografi
perbukitan hingga landai.
Tidak atau tersayat lemah.

Biasanya terbentuk oleh banjir


Kaki Lereng Fluvial
dan deposit tuff. Agak miring,
Gunung Api Bawah,
topografi bergelombang. Tidak
V9 Dataran Antara Gunung
atau tersayat lemah; jika
Api & Dataran Fluvial
masih aktif, tergenang hingga
Gunung Api
banjir.

Padang Furmarol Lereng curam, topografi


V10 bergelombang sampai
& atau Solfatara berputar

Padang Lava / Aliran / Lereng curam menengah


V11 Dataran Tinggi / Titik hingga lemah. Topografi landai
Letusan Lava hingga bergelombang.

Lereng curam menengah


Debu, Tuff & atau hingga lemah. Topografi landai
V12
Dataran / Padang Lapilli hingga bergelombang.
Tersayat menengah.

Lereng curam-sangat cuuram


mirip dengan flat-irons,
V13 Panezes
tersayat sangat kuat oleh
jurang atau barrancos

Pebukitan Denudasional
Gunung Api (Gunung Tebing landai-curam, tersayat
V14
Berapi Terkikis & kuat
Kaldera)

Lereng landai-sangat curam,


V15 Leher gunungapi
bukit terisolasi, tersayat kuat
Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Karst

(Van Zuidam,1983)

Kod Warna
Unit Karakteristik
e

Topografi bergelombang
Karst Plateaus bergelombang kuat dengan
K1
(Dataran Tinggi Kar)st sedikit depresi hasil pelarutan
dan lembah mengikuti kekar.

Karst/Denudation Slope Topografi dengan lereng


and Hills menengah curam,
(Lereng Karst bergelombang kuat berbukit,
K2 Denudasional , lereng permukaan tak teratur dengan
kastified pada kemungkinan dijumpai lapis,
batugamping yang depresi hasil pelarutan dan
relatif keras) sedikit lembah kering.

Karstic/Denudational Topografi dengan lereng


Hills and Mountains menengah sangat curam,
K3 berbukit, pegunungan, lapis,
(Perbukitan & Lereng depresi hasil pelarutan,cliff,
Karst Denudasional) permukaan berbatu.

Topografi dengan lereng curam


Labyrint or Starkarst sangat curam, permukaan
K4 Zone (Labirin atau star sangat kasar dan tajam dan
kars) depresi hasil pelarutan yang
tak teratur.

K5 Conical Karst Zone Topografi dengan lereng


menengah sangat curam,
bergelombang kuat berbukit,
perbukitan membundar bentuk
conic & pepino & depresi
polygonal (cockpits & glades).
Perbukitan terisolir dengan
Tower Karst Hills or Hills
lereng sangat curam amat
K6 Zone/Isolated Limestone
sangat curam (towers, hums,
Remnant
mogots atau haystacks).

Topografi datar hampir datar


mengelilingi sisa batugamping
K7 Karst Aluvium Plains terisolasi / zona perbukitan
menara karst atau perbukitan
normal atau terajam lemah.

Lereng hampir datar landai,


Karst Border/Marginal
K8 terajam dan jarang atau
Plain (Tepian Kars)
sangat jarang banjir.

Sering ditamukan depresi


polygonal atau hasil pelarutan
K9 Major Uvala/Glades dengan tepi lereng curam
menengah curam, jarang
banjir.

Bentuk depresi memanjang


dan luas, sering berkembang
K10 Poljes pada sesar dan kontak litologi,
sering banjir oleh air sungai,
air hujan & mata air karst.

Lembah dengan lereng landai


curam menengah, sering
dijumpai sisi lembah yang
K11 Dry Valleys (Major)
curam sangat curam, depresi
hasil pelarutan (ponors) dapat
muncul.

Lembah berlereng landai


curam menengah dengan sisi
Karst
lembah sangat curam
K12 Canyons/Collapsed
teramat curam, dasar lembah
Valleys
tak teratur dan jembatan
dapat terbentuk.

Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Aeolian

(Van Zuidam,1983)
Kod Warn
Unit Karakteristik
e a

Topografi bergelombang-
melingkar dengan bukit-
A1 Sateurated dune fields berbukit rendah berbagai
bentuk, berkembang dicover
pasir kontinyu

Topografi bergelombang-
melingkar dengan bukit
Non-satureted dune
A2 rendah- berbukit rendah dari
fields
berbagai bentuk, berkembang
dicover pasir non-kontinyu

Relative kecil,daerah terisolasi


Terpencil, bukit pasir dengan topografi
minor kompleks bergelombang-melingkar,
A3
gundukan kecil atau bukir rendah ke bukit rendah
bukit besar terisolasi berbagai bentuk atau besar,
gumuk terisolasi

Topografi hampir datar-


bergelombang dengan
A4 Lembar pasir
benjolan rendah berbentuk
kubah dan depresi dangkal

Hampir datar untuk topografi


A5 Reg/serir bergelombang ditutupi oleh
trotoar gurun

Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Denudasional

(Van Zuidam,1983)

Kod
Warna Unit Karakteristik Umum
e
D1 Perbukitan & Lereng Lereng landai curam
Denudasional dengan menengah (topografi
erosi kecil bergelombang kuat), tersayat
lemah menengah.
Lereng curam menengah -
Perbukitan & Lereng
curam (topografi
Denudasional dengan
D2 bergelombang kuat
erosi sedang sampai
berbukit), tersayat menengah
parah
tajam.
Lereng berbukit curam
Pegunungan &
sangat curam hingga topografi
D3 Perbukitan
pegunungan, tersayat
Denudasional
menengah tajam.

Lereng yang berbukit curam


sangat curam, tersayat
menengah. (Borhardts:
membundar, curam, halus;
D4 Bukit Sisa Terisolasi
Monadnocks: memanjang,
curam; Bentuk yang tidak rata
dengan atau tanpa blok
penutup.)

Hampir datar, topografi landai


D5 Dataran (Peneplains) sampai bergelombang. Elevasi
rendah.

Dataran yang
Hampir datar, topografi landai
Terangkat / Dataran
D6 sampai bergelombang. Elevasi
Tinggi (Raized
tinggi.
Peneplains / Plateaus)
Relatif rendah, lereng hampir
horizontal sampai rendah.
D7 Kaki Lereng Hampir datar, topografi
bergelombang dalam tahap
aktif.
Tebing yang rendah sampai
cukup bergelombang ke
D8 Piedmonts topografi landai di kaki bukit
dan dataran tinggi
pegunungan.
Lereng yang curam sampai
D9 Gawir (Scarp)
sangat curam.
Lereng agak curam sampai
D10 Kipas Rombakan Lereng
rendah.
D11 Daerah dengan Gerakan Tidak rata, tebing landai
Massa Batuan yang Kuat sampai sedang ke topografi
perbukitan. (Slides, Slumps,
dan Flows)
Curam hingga topografi miring
Lahan Rusak / Daerah
yang sangat curam. (Ujung
D12 dengan erosi parit aktif
runcing, puncak membulat dan
dan parah
tipe castellite)

Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Marin

(Van Zuidam,1983)

Kod Warn
Unit Karakteristik
e a

Hamper datar, lereng landai,


M1 Marine wave cut
banjir saat air pasang, sering
platforms
terlihat morfologi tidak teratur

M2 Tebing dan zona Lereng curam-sangat curam,


kedudukan laut topografi tidak teratur

Hampir datar, lereng landau,


terkena banjir saat pasang,
topografi tidak teratur karena
M3 beaches garis pantai, bars, swales and
sand deposits reworked by
wind. Pasir, shingle, kerikil,
brangkal, dan batuan pantai

Pematang pantai, spits Topografi landi-cukup curam,


M4 and tombolo bars, bentuk memanjang dengan
possibly slightly cekungan deflasi dan bukit
reworked by wind pasir

Depresi memanjang Eamper


M5 rata antara pematang pantai,
swales
yang sekarang sering banjir
dan yang lampau jarang banjir
M6
Active coastal dunes Lereng landau-curam dengan
(bukit pasir pesisir aktif) topografi memanjang (fore
dunes), seperti bulan sabi
(barchans dunes dan parabolic
dunes), non-vegetasi
Lereng landau-curam dengan
Inactive or dormant topografi memanjang (fore
M7 coastal dunes (bukit dunes), seperti bulan sabit
pasir pesisir tidak aktif) (parabolic dunes), sering padat
vegetasi

Topografi hamper datar tersyat


oleh pasang surut air laut yang
M8 Non-vegetated tidal
berbatasan dengan tanggul
flats / mud flats
kecil dan cekungan dangkal,
secara teratur banjir

Topografi hamper datar tersyat


oleh pasang surut air laut yang
berbatasan dengan tanggul
M9 dengan baik dan cekungan
vegetated tidal flats dangkal, secara teratur banjir
(swampy tidal flats :
mangroves, marshy tidal flats :
grasses and shrubs)

M10 Marine flood plains Topografi Lereng datar-landai,


(dataran banjir laut) tersayat lemah

Topografi lereng hamper datar-


M11 landai, tersayat lemah oleh
Marine terraces
aktivitas fluvial, pada dasarnya
tidak dibanjiri lagi oleh air laut

Tempat hiduo koral disekitar


M12 Lithothamnium zona pantai dengan topografi
ridges/reef rings/atolls tidak teratur, permanen
ttertutup oleh air laut

Tempat hidup koral di zona


M13 Coral reefs (batu karang) pasang surut dengan topografi
tidak teratur

Datar, topografi yang tidak


V14 teratur karang terutama mati,
Reef flats
pada dasarnya di atas zona
pasang surut
M15
Reef caps/uplifted reefs Datar, berteras, topografi
sedikit miring atau
bergelombang dimana tempat
karang mati, biasanya terkena
banjir

Hamper datar, topografi


M16 Ramparts and cays bergelombang, dengan
endapan linear
M17 lagoons Water filled depression

Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Glasial

(Van Zuidam,1983)

Kode Warna Unit Karakteristik

Salju abadi dan es salju atau es tertutup


G1
gletser permukaan

Lereng landau-curam dengan


Nivation dan glacial depresi melingkar, sebagian
G2
cirques berbatasan curam-dinding
sangat curam

Lereng sangat curam, bukit


Es dan tersebar lereng dan gunung dengan sharply
G3
bukit crested water devides (acretes
and horns), tersayat kuat

Lereng bermotif garis- Lereng landai-curam,


G4 garis dan gelifluction permukaan halus-tidak teratur,
stripes, lobes dan teras tersayat kuat

Ereng scree dan bidaang Lereng cukup curam-sangat


G5
blok curam, permukaan kasar

Lereng curam-ekstim dengan


Glasial melalui lembah /
G6 sisi lembah relative landau dan
lembah menggantung
bawah lembah

G7 Zona dengan tanah, Lereng landau-curam,


lateral menengah / topografi bergelombang-
bawah moraine terminal melingkar, kadang-kadang
bentuk memanjang
Outwash dataran /
Lereng cukup curam, tersayat
G8 bawah lembah fluvio-
kuat
glasial

Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Struktural

(Van Zuidam, 1983).

Kod
Warna Unit Karakteristik Umum
e
Topografi bergelombang
sedang hingga
bergelombang kuat Rendah sampai cukup miring.
S1
dengan pola aliran Tersayat menengah.
berhubungan dengan
kekar, dan patahan
Topografi bergelombang
sedang hingga
Rendah sampai topografi
bergelombang kuat
tebing yang cukup miring
S2 dengan pola aliran
dengan berbentuk linear.
berkaitan dengan
Tersayat menengah kuat.
singkapan batuan
berlapis
Topografi bergelombang
kuat hingga perbukitan Sedang sampai topografi
S3 dengan pola aliran tebing yang cukup miring.
berkaitan dengan kekar Tersayat kuat.
dan patahan
Topografi perbukitan
Cukup curam sampai topografi
hingga pegunungan
tebing yang sangat miring
dengan pola aliran
S4 curam dengan berbentuk
berkaitan dengan
linear. Tersayat menengah
singkapan batuan
sampai kuat.
berlapis
Topografi datar hingga
Mesas / Dataran Tinggi bergelombang lemah di atas
S5
yang Dikontrol Struktur plateau dan perbukitan di
bagian tebing.
Bergelombang lemah di bagian
lereng belakang dan
S6 Cuestas
perbukitan pada lereng depan.
Tersayat lemah.
S7 Hogbacks & Flatirons Tinggian berupa topografi
perbukitan tersayat.
Topografi bergelombang lemah
Teras Denudasional
S8 hingga perbukitan. Tersayat
Struktural
menengah.
Perbukitan Antiklin & Topografi bergelombang kuat
S9
Sinklin hingga perbukitan.
Lereng yang cukup curam
Depresi Sinklin & hingga rendah / topografi
S10
Combes landai sampai bergelombang.
Tersayat lemah menengah.
Topografi bergelombang kuat
S11 Kubah / Perbukitan Sisa
hingga perbukitan.
Topografi bergelombang kuat
S12 Dykes hingga perbukitan. Tersayat
menengah.
Gawir Sesar & Topografi bergelombang kuat
S13 Gawir Garis Sesar hingga perbukitan. Tersayat
(Tebing yang Curam) menengah sampai kuat.
Topografi bergelombang lemah
S14 Depresi Graben
hingga kuat.
Topografi bergelombang kuat
S15 Tinggian Horst
hingga perbukitan.

3) Morfologi
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi
yang terjadi sebagai akibar dari proses eksogen dan endogen. Proses
eksogen terjadi akibat adanya aktivitas di atas permukaan bumi
seperti, pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Sedangkan proses endogen
merupakan hasil dari aktivitas dalam perut bumi seperti, aktivitas
vulkanik, gempa bumi, orogenesa, dan epirogenesa.
Contoh proses eksogen:

No Proses Eksogen Keterangan


1. Pelapukan Pelapukan merupakan
proses alami hancurnya
batuan tertentu menjadi
berbagai jenis
tanah. Berdasarkan
penyebabnya,
proses pelapukan dapat
dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu pelapukan
kimia, fisika, dan biologi.

2. Erosi Erosi didefinisikan


sebagai proses
terjadinya pengikisan
pada bagian-bagian
tertentu di muka bumi.
Materi dari bagian yang
mengalami pengikisan
tersebut dapat
mengalami perpindahan
dari tempat asalnya.
Proses perpindahan
materi tersebut
dinamakan transportasi.
3. Sedimentasi Sedimentasi merupakan
proses pengendapan
material hasil erosi pada
tempat tertentu. Semua
yang mengendap
kemudian akan menyatu
dan membentuk batuan
baru yang disebut
batuan sedimen.

Contoh proses endogen:

N Proses Endogen Keterangan


o
1 Tektonisme Tektonisme
. adalah gejala ala
m yang berupa
peristiwa
pergerakan
lapisan kerak
bumi yang
menyebabkan
perubahan pada
permukaan
bumi. Peristiwa
alami karena
tektonisme dapat
berupa pelipatan,
pergeseran,
ataupun
pengangkatan me
mbentuk
struktur permukaa
n bumi.
2 Vulkanisme Vulkanisme
. adalah gejala
alam yang berupa
peristiwa
keluarnya
magma dari perut
bumi ke
permukaan
dinamakan. Vulka
nisme terjadi
akibat tekanan
gas di dapur
magma
yang temperaturn
ya tinggi,
sehingga magma
mendesak keluar.

2.2.2 Kelerengan

Kelerengan membahas mengenai relief permukaan, model tiga dimensi, dan


identifikasi jenis lahan. Objek dari ilmu topografi adalah mengenai posisi suatu
bagian dan secara umum menunjukkan koordinat horizontal seperti, garis
lintang dan garis bujur, dan vertical seperti, ketinggian. Berikut adalah daftar
kelerengan mnurut Van Zuidam dan penjelasannya:
REVISI BAB 3
3.4 Analisis Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan dapat diartikan sebagai tingkat kecocokan suatu bidang
lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuaian lahan dibagi
menjadi dua zonasi, yaitu zona lahan sesuai dan zona lahan tidak sesuai.
Kemampuan lahan Kelurahan Mluweh didapatkan melalui overlay Kemampuan
Lahan dan Tata Guna Lahan di Kelurahan Mluweh.
*gambar peta*
Peta di atas merupakan peta kesesuaian lahan Kelurahan Mluweh, didapat
hasil bahwa lahan di Kelurahan Mluweh telah difungsikan sesuai dengan potensi
seharusnya. Hal ini dijelaskan melalui hasil scoring.

Anda mungkin juga menyukai