Anda di halaman 1dari 40

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Modul 1.3.
SISTEM LOKOMOTOR DAN
NEUROVASKULAR TEPI
PENYUSUN MODUL 1.3

Konsultan : Prof. Dr. dr. Hardhono Susanto, PAK


Koordinator : dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp.KJ
Sekretaris : Indah Saraswati, M. Sc.
Penyusun :
1. dr. Soerjo Adji, PA, SpB
2. dr. Setia Rahardja, M.Si.Med.
3. dr. Gana Adyaksa, M.Si.Med.
4. dr. Tanjung Ayu Sumekar, M. Si. Med.
5. dr. Fanti Saktini, M.Si.Med.
6. dr. A. Ari Adrianto, Sp.B, Sp.BD
:
PANDUAN BELAJAR

1. Pendahuluan
Permasalahan sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi merupakan kasus
yang banyak dijumpai dalam praktek klinik. Dalam praktek klinik, masalah sistem ini masuk
dalam bidang ilmu bedah, neurologi, rheumatologi, rehabilitasi medik, dll.Cakupan masalah
klinik dari sistem ini pun juga sangat luas, mulai dari masalah nyeri, disabilitas, hingga dapat
mengakibatkan kecacatan. Oleh karenanya, dalam fase 1 ini, akan dilakukan pembelajaran
tentang struktur dan fungsi normal dari sistem lokomotor dan neurovaskular tepi, disertai
dengan keterampilan klinik dasar dalam bidang muskuloskelatal dan neurovaskular tepi
(dalam modul keterampilan klinik 1), sebagai dasar penting dalam mempelajari lebih lanjut
mengenai patofisiologi dan penatalaksanaan kasus-kasus sistem lokomotor dan
neurovaskular tepi pada tingkat pelayanan primer.
Modul Sistem Lokomotor dan Neurovaskular Tepi ini merupakan implementasi
Standar Kompetensi Dokter Indonesia pada area kompetensi 1-5 di mana level kompetensi
yang diharapkan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa kedokteran semester
1. Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa semester 1 diharapkan dapat menjelaskan
tentang sistem lokomotor, vaskularisasi dan persarafannya (neurovaskular tepi) ditinjau dari
struktur (makroskopis dan mikroskopis) dan fungsi (fisiologis, biokimiawi) normal.
Pembelajaran dilaksanakan dengan kuliah tatap muka, PBL (Problem-Based Learning),
Task based learning (Penugasan) dan praktikum untuk pendalaman pengetahuan.
Permasalahan yang digunakan sebagai trigger diambil dari keluhan yang tercantum
pada buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia dengan mengutamakan kasus-kasus yang
prevalen. Dalam modul ini juga akan membahas 4 masalah/kasus dengan tipe problem
untuk dibahas dan dijelaskan.
Pembelajaran akan dilaksanakan dalam waktu 5 minggu, dengan ujian paruh modul 1
pada minggu III, ujian paruh modul 2 dan ujian praktikum pada minggu VI.
2. Daftar dosen pemateri ceramah/ narasumber
No Bahan Kajian/ Nama Dosen Nomor telepon
Disiplin Ilmu
1. Anatomi Prof. Dr. dr. Hardhono Susanto, PAK 0811272242
Prof. dr. Amin Husni, PAK, Sp.S (K) 08122931600
dr. Soerjo Adji, PA, Sp.B 081390615886
Drs. Med. M. Wadjdi, PAK 081325698434
2. Fisiologi dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si. Med. 087832521733
dr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PD 085726970445
Dr. dr. Hardian 081215810105
dr. Endang Ambarwati, Sp. KFR (K) 08122505040
dr. Budi Laksono 08122919529
dr. Darmawati Ayu Indraswari 08562789249
3. Histologi Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhD 08164882066
dr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kes 08164246813
dr. Neni Susilaningsih, M.Si 08122826590
dr. Ratna Damma P, M.Kes 08122920393
dr. Akhmad Ismail, M.Si.Med 081325871989
dr. Desy Armalina, M.Si. Med 085226139028
dr. Fanti Saktini, MSi.Med. 08122942077
dr. Farmaditya EPM., M. Si. Med., Ph. D. 0811288665
4. Biokimia dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp KJ 085870179817
dr. Kusmiyati DK, M.Kes. 0816668042
dr. Pudjadi, SU 08156630427
dr. Setya Rahardja, M.Si. Med 081575124756
dr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med 081326294457
dr. Diana Nurhayati 0811296225
Dr. dr. Andrew Johan, M. Si. 08179523380
dr. Dwi Ngestiningsih, M. Kes., Sp. PD 08157702672
5. Fisika Kedokteran dr. Edwin Basyar, M.Kes, Sp B, SpBA 0818453518
dr. A. Ari Adrianto, Sp B, Sp BD 08122824838
6. Kimia Kedokteran dr. YL Aryoko, M.Si.Med. 081225366402
Indah Saraswati, S.Si, M.Sc. 087831151822
3. Daftar Tutor
No Bahan Kajian/ Nama Dosen Nomor telepon
Disiplin Ilmu
1. Anatomi Prof. DR. Dr. Hardhono Susanto, PAK 0811272242
Prof. dr. Amin Husni, PAK, Sp.S (K) 08122931600
dr. Soerjo Adji, PA, Sp.B 081390615886
Drs. Med. M. Wadjdi, PAK 081325698434
dr. Erie BPS Andar, Sp. BS., PAK (K) 081325092111
Dr. dr. Tri Indah Winarni, M. Si. Med., PAK 08156501965
dr. Agung Aji Prasetyo, M. Si. Med., Sp. BA 081228222456
dr. M. Thohar Arifin, Ph. D., PA., Sp. BS 081325861628
2. Fisiologi dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si. Med. 087832521733
dr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PD 085726970445
Dr. dr. Hardian 081215810105
dr. Endang Ambarwati, Sp. KFR (K) 08122505040
dr. Budi Laksono 08122919529
dr. Darmawati Ayu Indraswari 08562789249
3. Histologi dr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kes 08164246813
dr. Neni Susilaningsih, M.Si 08122826590
dr. Ratna Damma P, M.Kes 08122920393
dr. Akhmad Ismail, M.Si.Med 081325871989
dr. Desy Armalina, M.Si. Med 085226139028
dr. Fanti Saktini, MSi.Med. 08122942077
dr. Farmaditya EPM, M.Si.Med.PhD 0811288665
4. Biokimia dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp KJ 085870179817
dr. Kusmiyati DK, M.Kes. 0816668042
dr. Pudjadi, SU 08156630427
dr. Setya Rahardja, M.Si. Med 081575124756
dr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med 081326294457
Dr. dr. Andrew Johan, M. Si. 08179523380
dr. Dwi Ngestiningsih, M. Kes., Sp. PD 08157702672
5. Fisika Kedokteran dr. A. Ari Adrianto, Sp B, Sp BD 08122824838
dr. Buwono Puruhito, Sp. KK 085716358950
dr. Sefri Noventi Sofia, Sp. JP 08135338889
6. Kimia Kedokteran Dra. Murnah, M.Si. Med, Apt 08164243589
dr. YL Aryoko, M.Si.Med 081225366402
Indah Saraswati, S.Si, MSc 087831151822
7. Biologi dr. Puspita Kusuma Dewi, M. Si. Med 08174151092
dr. Mahayu Dewi Ariani, M. Si. Med 08122808261
dr. Donna Hermawati, M. Si. Med 081809865510
dr. Dhega Anindita Wibowo, Sp. KK 08156529584

4. Tahapan dan Fase


Merupakan modul di semester ke 1 pada fase ke 1, yaitu mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan struktur dan fungsi normal sistem lokomotor dan neurovaskular tepi.
5. Kompetensi yang diharapkan dari lulusan dokter yang diimplementasikan dalam
modul
No AREA KOMPETENSI METODE
1 Profesionalitas yang Luhur. - PBL
1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang - Praktikum (dengan
Maha Kuasa kadaver)
2. Berperilaku profesional
3. Bermoral, beretika dan disiplin

2 Mawas Diri dan Pengembangan Diri - PBL (belajar mandiri)


1. Menerapkan mawas diri - Kuliah
2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

3 Komunikasi Efektif - PBL


1. Berkomunikasi dengan teman

4 Pengelolaan Informasi - PBL (belajar mandiri,


Mengakses dan menilai (informasi) mencari referensi)
pengetahuan - Kuliah
5 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Menerapkan ilmu kedokteran dasar terkini - Kuliah
dalam mengahadapi masalah - PBL
kesehatan/klinik

6. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Umum Pembelajaran:
 Aspek Pengetahuan:
Pada akhir pembelajaran modul ini mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan
fungsi sistem lokomotor dan neurovaskular tepi.

 Aspek keterampilan (Transferable skills)


Pada akhir pembelajaran Modul ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan klinik yang berhubungan dengan sistem lokomotor dan neurovaskular
tepi.
- Pemeriksan klinis ekstremitas dan trunkus
- Pemeriksaan fisik refleks fisiologis di ekstremitas
- Pemeriksaan tes fungsi ekstremitas

 Aspek perilaku profesional


Pada akhir pembelajaran modul ini, mampu mendemonstrasikan berbagai aspek
perilaku profesional yang berhubungan dengan sistem lokomotor dan neurovaskular
tepi.

b. Tujuan Khusus Pembelajaran


Setelah perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1. Struktur mikroskopis dan histofisiologi jaringan ikat, tulang rawan, tulang, sendi,
jaringan otot polos, otot lurik, saraf dan pembuluh darah tepi
2. Anatomi sistem lokomotor dan neuroangiologi
3. Metabolisme otot, tulang dan saraf
4. Proses glikolisis, oksidasi dekarboksilasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis,
glikogenolisis, glukoneogenesis, asam lemak, asam amino, kreatin fosfat, oksidasi
fosforilasi
5. Biokimia Enzim Otot dan Neurotransmiter Saraf Tepi
6. Fisiologi sel, otot dan saraf tepi,dan vaskular
7. Fisika bioelektrik dan biomekanik
8. Dasar-dasar reaksi yang terjadi di dalam tubuh

7. Revisi
Sebelum memulai belajar modul ini, disarankan untuk merevisi kembali pengetahuan
yang berhubungan dengan modul ini, misalnya:
 Biologi (modul 1.2)
 Biologi molekular (modul 1.2)

8. Penilaian
Penilaian didesain untuk memberikan umpan balik tentang kompetensi yang telah
dicapai, agar dapat mengidentifikasi kelemahan sehingga dapat segera meningkatkan
kemampuan.
Penilaian terdiri dari berbagai metode, yaitu:
- Ujian tulis
- Ujian praktikum
- Penugasan dan Presentasi
- OSCE (pada modul keterampilan klinik 1)
Nilai Akhir Modul = {50% x (UP1+UP2)} + (30% x P) + (10% x TP) + (10% x BBDM)
2

nP = 70% x (UPb+UPf+UPh+UPk) + (30% x UPa)


4

TP = TPa + TPb + TPf + TPh + TPk + TPfk


6

Keterangan :
 UP1 : Nilai Ujian Paruh Modul 1
 UP2 : Nilai Ujian Paruh Modul 2
 BBDM : Rata–rata nilai diskusi BBDM skenario 1-3
 P : Nilai akhir Praktikum
 UPa : Nilai Ujian akhir Praktikum Anatomi
 UPb : Nilai Ujian akhir Praktikum Biokimia
 UPf : Nilai Ujian akhir Praktikum Fisiologi
 UPh : Nilai Ujian akhir Praktikum Histologi
 UPk : Nilai Ujian akhir Praktikum Kimia
 TP : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan penugasan
 TPa : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Anatomi
 TPb : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Biokimia
 TPf : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Fisiologi
 TPh : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Histologi
 TPk : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Kimia
 TPfk : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Fisika
DAFTAR MASALAH
1. Gangguan gerak
2. Gerakan terbatas
3. Kesemutan
4. Gangguan otot ( nyeri otot, kaku otot, otot mengecil)
5. Nyeri punggung
6. Gangguan sendi
7. Bengkak pada kaki dan tangan
8. Patah tulang*
9. Terkilir

DAFTAR PENYAKIT
1. Nyeri nosiseptif
2. Nyeri neuropatik
3. Osteoarthritis
4. Fraktur
5. Dislokasi pada sendi ekstremitas
6. Osteoporosis
7. Trauma sendi
8. Varices
9. Sindroma kompartement

DAFTAR KETERAMPILAN KLINIK


1. Ketrampilan Klinik : Ekstremitas
• Penilaian tonus dan kekuatan otot
• Pemeriksaan sendi ekstremitas
• Palpasi arteri ekstremitas
• Pemeriksaan Tes Allen
• Pemeriksaan capillary refill
• Pengukuran panjang klinis dan anatomis

2. Ketrampilan Klinik : Trunkus


• Inspeksi: postur, habitus
• Inspeksi tulang belakang
(vertebrae ) dalam berbagai posisi

3. Ketrampilan Klinik : Refleks Fisiologis


• Refleks fisiologis ekstremitas superior
• Refleks fisiologis ekstremitas inferior

4. Ketrampilan Klinik : Tes Fungsi


• Penilaian Range of Motion sendi ekstremitas superior dan inferior
PANDUAN KULIAH

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Epitel Sel Membran (Histologi Epitel)


Bagian : Histologi
Dosen : Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhD
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. Menjelaskan susunan mikroskopik jaringan epitel secara umum.
2. Menjelaskan asal jaringan epitel.
3. Menjelaskan asal, susunan mikroskopik dan lokasi endotel dan
mesotel.
4. Menyebutkan 6 fungsi membran epitel secara umum.
5. Menjelaskan lokasi, susunan mikroskopik, fungsi dan asal
membran basalis.
6. Menjelaskan cara membran epitel mendapatkan makanan.
7. Membedakan susunan mikroskopik, lokasi dan fungsi bangunan
di bagian bebas sel.
8. Menyebutkan 4 macam hubungan antar sel.
9. Menyebutkan 3 macam penggolongan jaringan epitel.
10. Merinci susunan mikroskopik dari masing-masing epitel.

Jaringan epitel adalah jaringan yang disusun oleh kelompok sel-


sel yang tersusun rapat, sebagian besar permukaannya saling
kontak satu sama lain dengan sedikit zat interseluler. Jaringan ini
menutup permukaan dalam dan luar dari tubuh dan kelenjar serta
struktur lain yang merupakan derivatnya.
Epitel terutama berasal dari ektoderm dan entoderm.
Fungsi epitel : proteksi; Absorbsi; Ekskresi; Sekresi; Alat
indera/sensoris; dan Kontraktil.
Membran basalis yaitu suatu struktur ekstra sel yang terlihat
pada dasar sel dari membran epitel atau kelenjar, terletak di antara
epitel dan jaringan ikat longgar.
Nutrisi didapatkan dari jaringan ikat di bawahnya secara difusi.
Epitel dapat memiliki mikrovili, brush border, striated border,
steosilia, kinopsilia atau flagela.
Epitel dibedakan menurut bentuk dan susunan: Epitel selapis
pipih, selapis kubis, selapis silindris dan variasinya, berlapis pipih,
berlapis kubis, berlapis silindris, berlapis semu dan variasinya, dan
transisional.

1. Ham AW, Leeson TS. Histology, 7th. ed. Philadelphia, Toronto,


JB Lippincott, 1974 pp 186 – 204.
2. Bloom W, Fawcett DW. A Textbook of Histology, 9th. ed. Tokyo,
Igaku Shoin Ltd, 1971 pp 77 – 110.
3. Janquiera LC. Histologi dasar, terjemahan Adji Darma, Jakarta
EGC 1980 pp 62 – 88.
4. Bevelander G. Ramaly JA. Dasar-dasar Histologi, terjemahan
Wisnu Gunarso, Jakarta, Erlangga 1988 pp 34 – 44.
BBDM
 Hyaline membran disease (epitel skuamus simpleks)
 Laserasi vagina (epitel skuamus kompleks non keratin)
 Laserasi kulit (epitel skuamus kompleks berkeratin)
 Hipertiroid (epitel kuboid simpleks)
 Diare (epitel kolumner simpleks)
 ISPA (epitel kolumner pseudokompleks bersilia bergoblet)
 Batu saluran kemih (epitel transisional)
1. Epitel tersusun oleh:
a. Sedikit jaringan ikat dan banyak sel
b. Sel dan jaringan ikat sama banyak
c. Sedikit sel dan banyak jaringan ikat
d. Jaringan ikat dan sel tergantung organnya.
e. Sel dan jaringan ikat tak jelas banyaknya.
2. Fungsi epitel pada glomerulus adalah:
a. Sebagai pelapis sel
b. Sebagai pelindung sel
c. Untuk penyerapan
d. Untuk produksi darah
e. Untuk filtrasi metabolit
3. Lapisan yang terdapat pada epitel skuamus kompleks non
keratin:
a. Germinativum
b. Spinosum
c. Lusidum
d. A dan B benar
e. A, B dan C benar
Epitel
Membran basalis
Mikrovili, brush border, striated border, steosilia, kinopsilia atau
flagela.
Epitel selapis pipih / skuamous simpleks,
Epitel selapis kubis / kuboid simpleks,
Epitel selapis silindris / kolumner simpleks,
Epitel berlapis pipih / skuamus kompleks,
Epitel berlapis kubis / kuboid kompleks,
Epitel berlapis silindris semu / kolumner pseudokompleks,
Epitel transisional.

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Epitel Kelenjar (Histologi Epitel)


Bagian : Histologi
Dosen : Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhD
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. Menjelaskan urutan pembentukan kelenjar dan epitel.
2. Menjelaskan dasar klasifikasi kelenjar eksokrin dan endokrin.
3. Menjelaskan klasifikasi kelenjar eksokrin menurut 7 dasar
klasifikasi.
4. Membedakan susunan mikroskopik kelenjar eksokrin dan
endokrin.
5. Menjelaskan arti kelenjar campuran eksokrin dan endokrin.

Kelenjar berasal dari sel-sel epitel yang invaginasi ke dalam


jaringan ikat di bawahnya. Kemudian mengalami proliferasi dan
diferensiasi menjadi jaringan lain yang dapat bersekresi.
Berdasarkan duktusnya dibedakan menjadi: Kelenjar tunggal
dan majemuk. Berdasarkan dari unit sekresinya dibedakan
menjadi:Tubuler, Asiner, Alveoler, Tubulo–alveolar. Berdasarkan
strukturnya dibedakan menjadi: Uniseluler dan Multiseluler.
Berdasarkan letaknya dibedakan menjadi: Intra epithelial dan Sub
epithelial. Berdasarkan sifat hasil sekresi: sel hidup atau germ cell
dan benda mati. Berdasarkan cara mensekresinya dibedakan
menjadi: holokrin, merokrin, dan apokrin. Berdasarkan sifat kimiawi
dan hasil sekresi: Serous, Mukus, dan campur (seromukous atau
mukoserous).
1. Ham AW, Leeson TS. Histology, 7th. ed. Philadelphia,
Toronto, JB Lippincott, 1974 pp 186 – 204.
2. Bloom W, Fawcett DW. A Textbook of Histology, 9th. ed.
Tokyo, Igaku Shoin Ltd, 1971 pp 77 – 110.
3. Janquiera LC. Histologi dasar, terjemahan Adji Darma,
Jakarta EGC 1980 pp 62 – 88.
4. Bevelander G.Ramaly JA. Dasar-dasar Histologi, terjemahan
Wisnu Gunarso, Jakarta, Erlangga 1988 pp 34 – 44
BBDM
 Parotitis (kelenjar serous murni)
 Diabetes mellitus (kelenjar endokrin sekaligus eksokrin)
 Diare (sel goblet)

1. Sel goblet terdapat di:


a. Esofagus
b. Mukosa usus
c. Trakhea
d. Alveoli paru
e. Folikel tiroid
2. Kelenjar tiroid termasuk:
a. Epitel skuamus simpleks
b. Epitel skuamus kompleks
c. Epitel kuboid simpleks
d. Epitel kolumner simpleks
e. Epitel pseudokompleks bersilia+bergoblet
Kelenjar
Kelenjar tunggal dan majemuk.
Kelenjar tubuler, asiner, alveoler, tubulo–alveolar.
Kelenjar Uniseluler dan Multiseluler.
Kelenjar Intra-epithelial dan sub-epithelial.
Kelenjar holokrin, merokrin, dan apokrin.
Kelenjar serous, mukus, seromukous atau mukoserous.

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Histologi Otot


Bagian : Histologi
Dosen : dr. Fanti Saktini, M.Si.Med
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk Mengenal dan menjelaskan struktur
mikroskopis dan histofisiologis dari :
1. otot rangka/otot seran lintang.
2. otot jantung.
3. otot polos.

Jaringan otot ini tersusun dari sel-sel dengan nukleus yang jelas
batasnya, sitoplasmanya berwarna merah dengan pengecatan eosin
dan fibril-fibrilnya (miofibril) yang terdapat di dalam sitoplasma.
Miofibril tersusun dari protein kontraktil dan terlihat jelas pada otot
seran lintang dan otot jantung dengan mikroskop cahaya. Batas-
batas selnya jelas terlihat karena terbungkus sarkolemma (suatu
lapisan yang menyerupai membran yang merupakan bahan dasar
amorf dan menempel pada membran plasma).
Pertumbuhan dan regenerasi: Embrional berasal dari myoblast.
Paska lahir dapat menjadi lebih panjang dan lebih lebar untuk
mengimbangi pertumbuhan kerangka. Ukuran yang dicapai
bergantung pada jumlah latihan yang dilakukan. Sesudah tahun
pertama kehidupan, seluruh pertumbuhan otot rangka disebabkan
pembesaran serat otot yang telah ada (hipertrofi) jadi tidak
disebabkan bertambahnya serat otot (hiperplasia).
Ciri-ciri otot seran lintang: Intinya banyak; bentuknya oval terletak di
perifer sarkoplasma, pada penampang melintang pada
sitoplasmanya tampak granula kasar (miofibril) yang merupakan
bagian sel yang kontraktil, penampang memanjang terlihat garis
melintang gelap dan terang secara bergantian.
Ciri - ciri otot polos: Sel otot polos bentuk fusiformis, Inti satu, bentuk
pipih terletak di tengah terdapat kromatin granuler dan berwarna
pucat. Pada penampang lintang tampak diameternya tidak sama
ukurannya dan intinya tidak selalu tampak. Sel-sel ini tersusun
berlapis-lapis, serat ototnya terbungkus membran plasma yang
penuh dengan gelembung-gelembung yang diduga berkaitan dengan
aktivitas pinositosis. Di luar membran terdapat lapisan homogen
yang serupa membran basal dan di luarnya lagi terdapat serat
retikuler dan serat kolagen. Sedangkan pada otot lainnya jarang
terdapat jaringan penyambungnya. Kontraksi otot polos relatif lambat
dan kontraksinya lama tanpa merasa lelah. Otot polos dapat
berkontraksi partial/seperti gelombang.
Sel-sel otot jantung bercabang dan saling beranastomose sehingga
berkas selnya bersatu dengan erat dan terjalin sedemikian rupa agar
dapat menghasilkan gelombang kontraksi ritmis khas yang
menyebabkan "pemerasan keluar" isi jantung oleh otot ventrikel
jantung. Ciri-ciri otot jantung: Serat-seratnya bercabang dan
bersinambungan secara luas sehingga batas sel tak jelas dan
terdapat celah-celah sempit di antaranya. Terdapat garis melintang,
identik OSL. Inti satu atau dua terletak di tengah dan lebih besar dari
OSL.Sel otot dikelilingi endomisium dimana di sekitarnya terdapat
banyak jala-jala kapiler, pembuluh limfe dan hanya sedikit jaringan
ikatnya.Miofibrilnya saling beranastomose, diameternya bervariasi
dan bentuknya silindris
Terdapat garis tranversal yang berwarna gelap yang melintasi
rangkaian sel jantung berupa garis lurus/seperti tangga pada interval
yang tak teratur disebut: Diskus interkalatus/diskus interkalaris.

Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991:
32-51.
J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology
8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.
Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed
Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51
Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan
Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.

BBDM
 Pembentukan kalus
 Defisiensi kalsium
 Hiperparatiroid
 Osteoporosis

Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang


diampu

Miosit
Epimysium, Perimysium, endomysium, sarcoplasma, sarcolemma

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Histologi Jaringan Ikat dan Kulit


Bagian : Histologi
Dosen : dr. Akhmad Ismail, M.Si.Med
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. menjelaskan arti jaringan ikat dan klasifikasinya
2. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologi jaringan
ikat mesenkim dan jaringan ikat gelatinosa
3. menjelaskan susunan mikroskopis sel-sel pada jaringan ikat
longgar
4. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologi jaringan
ikat padat
5. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologi jaringan
ikat lemak

Jaringan ikat merupakan jaringan yang bertanggung jawab


memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh, yang terdiri dari
suatu matriks yang berfungsi menghubungkan dan mengikat sel
dan organ. Jaringan ikat berfungsi terutama dari komponen
ekstraselnya. Matriks ekstraseleler ini terdiri dari serabut-serabut
protein, suatu zat dasar amorf dan cairan jaringan. Cairan
jaringan mengandung terutama air dan elektrolit. Dipandang dari
komposisi struktural jarinagn ikat dapat dibagi dalam tiga
komponen yaitu komponen sel, serabut protein dan zat dasar.
Jaringan ikat berkembang dari suatu jaringan embrionik,
mesenkim, menjadi asal semua jenis jaringan.
Ada tiga jenis serabut jaringan penyambung yaitu serabut
kolagen, serabut elastis dan serabut retikuler

5. Ham AW, Leeson TS. Histology, 7th. ed. Philadelphia, Toronto,


JB Lippincott, 1974 pp 186 – 204.
6. Bloom W, Fawcett DW. A Textbook of Histology, 9th. ed. Tokyo,
Igaku Shoin Ltd, 1971 pp 77 – 110.
7. Janquiera LC. Histologi dasar, terjemahan Adji Darma, Jakarta
EGC 1980 pp 62 – 88.
8. Bevelander G. Ramaly JA. Dasar-dasar Histologi, terjemahan
Wisnu Gunarso, Jakarta, Erlangga 1988 pp 34 – 44.

BBDM
 Lipoma (jaringan ikat lemak)
 Aneurisma (jaringan ikat elastis)  Marfan syndrome
 Tendinitis (jaringan ikat kolagen)
 Urtikaria/eosinofilia (jaringan ikat longgar)
4. Jaringan ikat :
a. Sedikit jaringan ikat dan banyak sel
b. Sel dan jaringan ikat sama banyak
c. Sedikit sel dan banyak jaringan ikat
d. Jaringan ikat dan sel tergantung organnya.
e. Sel dan jaringan ikat tak jelas banyaknya.
5. Termasuk jaringan ikat khusus:
a. Jaringan ikat mesenkim
b. Jaringan ikat gelatinosa
c. Jaringan ikat elastis
d. Jaringan ikat retikuler
e. Jaringan ikat lemak

Jaringan ikat
Jaringan ikat embrional
Jaringan ikat kolagen
Jaringan ikat elastis
Jaringan ikat retikuler
Jaringan ikat khusus

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Histologi Tulang


Bagian : Histologi
Dosen : dr. Fanti Saktini, M.Si.Med
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologis tulang.
2. mengidentifikasi susunan mikroskopis tulang.
3. menjelaskan proses pembentukan & pertumbuhan tulang.
4. menjelaskan proses penyembuhan fraktur.

1. Tulang merupakan salah satu jaringan ikat khusus yang


tersusun dari zat interseluler dengan 90% kolagen dan 10%
bahan amorf berupa kondroitin sulfat dan asam hialuronat,
yang mengalami kalsifikasi sebagai matriks tulang, serta sel-
sel: osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

2. Secara histologis jaringan tulang terdiri dari 2 macam, yaitu:


(1) tulang imatur/primer/ muda/woven dan (2) tulang
matur/sekunder/ dewasa/ lamelar/kompakta.

3. Perkembangan jaringan tulang terjadi melalui 2 cara, yaitu:


osifikasi intra membranosa, dan osifikasi endokondral.
4. Pada proses penyembuhan fraktur terjadi fagositosis bekuan
darah, proliferasi fibroblas pada periosteum dan endosteum,
membentuk jaringan seluler di sekitar fraktur dan menembus
di antara ujung-ujung fragmen, Selanjutnya dibentuk tulang
imatur dengan osifikasi endokondral dari fragmen kecil
tulang rawan yang terdapat dalam jaringan penyambung,
serta dibentuk tulang melalui osifikasi intramembranosa
secara bersamaan. Trabekula yang dibentuk dengan tidak
teratur oleh tulang imatur akan bersatu dengan ujung-ujung
tulang yang patah membentuk kalus tulang yang berupa
tulang rawan. Jaringan tulang primer dari kalus tersebut
akan berangsur-angsur direabsorbsi oleh osteoklas dan
digantikan oleh jaringan tulang lamelar yang dibentuk oleh
osteoblas, sehingga menghasilkan struktur tulang seperti
semula.

Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991:
32-51.
J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology
8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.
Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed
Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51
Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan
Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.

BBDM
 Pembentukan kalus
 Defisiensi kalsium
 Hiperparatiroid
 Osteoporosis
Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang
diampu

Tulang
Periosteum, endosteum
Osteoblas, osteosit, osteoklas
Sistema Haversi
Kalus
Osifikasi intramembranosa
Osifikasi endokondral

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Histologi Tulang Rawan dan Sendi


Bagian : Histologi
Dosen : dr. Fanti Saktini, M.Si.Med
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologis tulang
rawan.
2. menjelaskan proses pembentukan dan pertumbuhan tulang rawan.
3. Menjelaskan perubahan yang dapat terjadi pada tulang rawan.
4. menjelaskan jenis tulang rawan sesuai dengan struktur
penyusunnya.
5. mengidentifikasi susunan mikroskopis tulang

Tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan ikat khusus yang


berfungsi menahan beban mekanis, sehingga membantu gerak sendi
dan tulang. Fungsi ini dimungkinkan karena matriks ekstraseluler
diperkaya glikosami-noglikan dan proteoglikan, molekul makro yang
berinteraksi dengan kolagen dan serabut elastis, sehingga
membentuk konsistensi yang padat. Selain itu, tulang rawan juga
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang panjang,
sebelum dan setelah lahir.

Tulang rawan berkembang dari mesenkim. Sel-sel mesenkim


mengelompok, kemudian kehilangan prosesusnya selanjutnya
berdeferensiasi menjadi kondroblas. Zat interseluler banyak
berkumpul di sekeliling sel membentuk teritorial matriks, dan sel-sel
ini sekarang disebut: kondrosit (berada di dalam lakuna).
Terbentuknya matriks memisahkan kondroblas satu dengan yang
lain. Arah diferensiasi kartilago dari pusat ke luar, sehingga makin ke
tengah, sel makin menyerupai kondrosit.

Pertumbuhan kartilago terdiri dari pertumbuhan interstisial (mitosis


kondrosit) dan aposisional (diferensiasi sel perikondrial).
Perubahan yang dapat terjadi pada tulang rawan : 1) Enchondral
ossification, 2) Asbest faserung. 3) kondroitin sulfatnya berganti
dengan zat albuminoid. 4) proses pengapuran pada susbstansia
interseluler, akhirnya degenerasi.

Variasi dari komposisi matriks ekstraseluler menghasilkan tiga jenis


tulang rawan, yaitu: tulang rawan hyalin, tulang elastis dan
fibrokartilago.

Tulang rawan terdiri dari sel-sel yang disebut kondrosit (Latin:


chondros, kartilago + kytos, sel) dan matriks interseluler yang terdiri
dari serabut-serabut dan substansi dasar. Kondrosit mensintesis dan
mensekresi matriks interseluler, sementara kondrosit sendiri terletak
di rongga matriks (lakuna). Di dalam satu lakuna dapat terisi satu
kondrosit atau lebih. Bila satu lakuna terisi beberapa kondrosit
disebut: sel isogen atau isogen group.

Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991:
32-51.
J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology
8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.
Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed
Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51
Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan
Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.

BBDM
 Fraktur costa
 Dislokasi sendi
 HNP
 Simfisiolisis
Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang
diampu

Tulang Rawan
Tulang Rawan hyalin
Tulang Rawan elastis
Tulang Rawan fibrosa
Perikondrium
Osteoblas, osteosit
Isogen group

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Histologi Saraf Tepi


Bagian : Histologi
Dosen : dr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kes
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk menjelaskan susunan mikroskopis dan
histofisiologi :
1. neuron dan neuroglia
2. saraf perifer
3. akhiran saraf

Jaringan saraf terdiri neuron yang berasal dari neuroblas dan


neuroglia yang berasal dari spongioblas. Antar neuron dihubungkan
oleh sinaps.
Saraf perifer terdiri dari nervus, ganglion dan akhiran saraf.
Akhiran saraf terdiri dari akhiran saraf afferen dan akhiran saraf
efferen. Akhiran saraf efferen terdiri dari akhiran saraf effektor
somatis dan akhiran saraf effektor otonom. Akhiran saraf otonom
terdiri dari akhiran saraf simpatis dan para simpatis. Sedangkan
akhiran saraf afferen terdiri atas akhiran saraf afferen bebas dan
akhiran saraf afferen bentuk khusus.
1. Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS,
1991:52-9.
2. J. charlos junquiera, Jose carneiro, Robert Okelley. Basic
histology 8 ed. London: Prentice Hall International limited,
1995:152-80.
3. Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3
ed Baltimore maryland: Williams & wilkins: 94-131
4. Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1,edisi 9, terjemahan Jam
Tambojang. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987:435-95.
BBDM (sesuai SKD 2006)
 Carpal tunnel syndrome
 Neuropathy

Yang menyusun neuron, kecuali :


a. Dendrit
b. Axon
c. Soma
d. Selubung myelin
e. Sinaps

Jaringan saraf
Neuron, neuroglia
Nervus, ganglion, akhiran saraf
Eferen
Aferen
Kuliah Mimbar (Ke-...) : Neurotransmiter Saraf Tepi
Bagian : Biokimia
Dosen : dr. Innawati Jusup, M. Kes., Sp. KJ
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. Menjelaskan definisi neurotransmiter beserta fungsinya
2. Menjelaskan mekanisme biosíntesis asetilkolin
3. Menjelaskan mekanisme sekresi asetilkolin
4. Menjelaskan interaksi asetilkolin dengan reseptornya pada
membran post sinaps.
5. Menjelaskan degradasi asetilkolin
6. Mengintegrasikan peran asetilkolin dengan kelainan klinik yang
disajikan dalam kasus kelumpuhan otot
Neurotransmiter adalah zat yang dilepaskan dari akson
terminal neuron pre sinaptik saat eksitasi dan berpindah melewati
celah sinaps baik pada saat eksitasi maupun inhibisi sel target.
Sebuah zat dapat disebut sebagai neurotransmiter apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Senyawa disintesis dalam sel presinaptik
2. Senyawa dilepaskan oleh sel presinaptik saat stimulasi
3. Jika senyawa tersebut dilepaskan secara eksogen ke membran
postsinaptik, respon dari sel postsinaptik harus bersifat in vivo
Neurotransmiter dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kategori berdasarkan struktur kimiawinya yaitu berupa amina, asam
amino dan polipeptida.
Asetilkolin merupakan salah satu neurotransmiter yang
bertanggungjawab dalam proses kontraksi otot serán lintang.
Neurotransmiter ini dibentuk melalui proses pemindahan gugus asetil
dari asetil KoA ke kolin yang dikatalisis oleh enzim kolin
asetiltransferase sehingga dihasilkan asetilkolin dan KoA.
Dalam menjalankan fungsinya, asetilkolin akan berikatan
dengan reseptornya pada membran postsinaptik.
Setelah menjalankan fungsinya, kelebihan asetilkolin akan
dihancurkan atau degradasi oleh enzim esetilkolin esterase menjadi
kolin dan asetat.
Kelainan dalam biosíntesis, receptor maupun degradasi
asetilkolin berakibat menimbulkan kelainan seperti miastenia gravis
dan sebagainya.
1. Kandel ER., Schwartz JH., Jessell TM., Principles of Neural
Science 4th Ed. McGraw-Hill: 2000
- Lapisan ganda lipid
- Protein
- Hubungan interselular
- Difusi sederhana
- Transpor aktif primer dan sekunder
- Saluran ion

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Fisiologi Sel


Bagian : Fisiologi
Dosen : dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si.Med.
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk menjelaskan fisiologi sel pada manusia
Relevansi :
Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi pada sel yang berhubungan
dengan sistem konduksi dalam tubuh sebagai landasan pengetahuan
dalam mengatasi permasalahan kesehatan sesuai dengan
pelayanan kesehatan tingkat primer.

Sel tersusun dari karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen dan


beberapa elemen lain. Semua sel tubuh juga mempunyai beberapa
persamaan fungsi dasar. Sel tubuh manusia mempunyai 3 bagian
utama : membran plasma, sitoplasma dan nukleus (inti sel).
Membran plasma merupakan batas luar dari sel. Sitoplasma
merupakan suatu cairan intrasel dan terdapat organela sel di
dalamnya yaitu struktur-struktur sel yang mempunyai fungsi spesifik.
Nukleus mengatur aktivitas sel dan terdapat pada pusat sel.

1. Sherwood, L. Introduction to Human Physiology. United States :


Brooks/Cole Cengage Learning, 2012
2. Costanzo LS. Board Review Series Physiology. Philadelphia :
Lippincott Williams and Wilkins, 2011
3. Guyton CE, Hall JE. Text Book of Medical Physiology.
International ed. 11th. Pennsylvania: Elsevier Inc, 2006.

- Lapisan ganda lipid


- Protein
- Hubungan interselular
- Difusi sederhana
- Transpor aktif primer dan sekunder
- Saluran ion
Kuliah Mimbar (Ke-...) : Fisiologi Saraf
Bagian : Fisiologi
Dosen : dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si.Med.
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk menjelaskan fisiologi syaraf tepi pada manusia
Relevansi :
Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi pada syaraf tepi yang
berhubungan dengan sistem konduksi dalam tubuh sebagai
landasan pengetahuan dalam mengatasi permasalahan kesehatan
sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer.

Saraf dan otot merupakan jaringan eksitabel / dapat dirangsang


karena keduanya menghasilkan sinyal apabila mendapat stimulus.
Neuron menggunakan sinyal elektrik untuk menerima, memproses,
memulai dan meneruskan pesan. Pada sel otot, sinyal elektrik ini
mengawali terjadinya kontraksi. Maka dari itu, sinyal elektrik
berperan pada fungsi sistem saraf dan otot.

1. Sherwood, L. Introduction to Human Physiology. United States :


Brooks/Cole Cengage Learning, 2012
2. Costanzo LS. Board Review Series Physiology. Philadelphia :
Lippincott Williams and Wilkins, 2011
3. Guyton CE, Hall JE. Text Book of Medical Physiology.
International ed. 11th. Pennsylvania: Elsevier Inc, 2006.
1. Konduktivitas saraf
2. Resting membran potential
3. Gated channels
4. Sinyal elektrik (potensial bertingkat dan potensial aksi)
5. Sinaps
6. Sumasi
7. Neurotransmitter
8. Reseptor sensorik
9. Nyeri
10. Refleks

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Fisiologi Otot


Bagian : Fisiologi
Dosen : dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si.Med.
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk menjelaskan fisiologi otot pada manusia
Relevansi :
Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi pada otot yang berhubungan
dengan sistem lokomosi tubuh sebagai landasan pengetahuan dalam
mengatasi permasalahan kesehatan sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer.

Fungsi lokomosi merupakan fungsi dasar dalam kehidupan


manusia. Salah satu sistem yang berperan dalam menjalankan
fungsi lokomosi adalah sistem muskuloskeletal. Otot rangka
merupakan tipe otot yang berperan dalam sistem lokomosi tubuh
mempunyai sifat antara lain eksitabilitas, kontraktilitas,
ekstensibilitas, dan fleksibilitas.

1. Sherwood, L. Introduction to Human Physiology. United States :


Brooks/Cole Cengage Learning, 2012
2. Costanzo LS. Board Review Series Physiology. Philadelphia :
Lippincott Williams and Wilkins, 2011
3. Guyton CE, Hall JE. Text Book of Medical Physiology.
International ed. 11th. Pennsylvania: Elsevier Inc, 2006.
Otot Rangka :
Morfologi
Peristiwa listrik dan arus ion
Respons kerutan
Mekanisme kontraksi
Macam-macam kontraksi
Sumber energi dan metabolisme
Sifat-sifat otot dalam organisme yang utuh

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Kimia Mekanisme I dan II


Bagian : Kimia
Dosen : Indah Saraswati, M. Sc.
TIU : Mahasiswa setelah mengikuti kuliah Kimia Mekanisme I dan II
akan dapat mengenal dan menjelaskan jenis-jenis reaksi senyawa
organik dan mekanismenya.

TIK : Mahasiswa setelah mengikuti kuliah Kimia Mekanisme I dan II


akan dapat menjelaskan karakteristik dan mekanisme yang dijalani
beberapa gugus fungsi dalam tubuh manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

Senyawa organik, atau yang sering disebut juga sebagai


senyawa karbon, memegang peranan penting dalam berbagai
proses yang terjadi di dalam tubuh manusia. Diantara sekian banyak
senyawa organik, ada beberapa senyawa organik utama yang
terlibat langsung dalam berbagai mekanisme reaksi yang terjadi di
dalam tubuh.
Serangkaian proses ini melibatkan beberapa gugus fungsi
penting yang terkait dengan struktur kimia dari karbohidrat tersebut,
antara lain gugus alkohol, aldehid, alkanon (keton), ester, dan asam
karboksilat. Masing-masing gugus fungsi tersebut akan saling
berinteraksi berdasarkan sifat yang khas dalam mengikat atom-atom
yang ada di dekatnya ataupun justru mengikat atom-atom yang
berjauhan. Hal ini dikarenakan pada masing-masing jenis reaksi dan
masing-masing gugus fungsi memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakan satu dengan lainnya.

1. Fessenden, Kimia Organik, Erlangga, 2009


2. Sumardjo, Damin, Pengantar Kimia Kedokteran, EGC, 2008

Mekanisme reaksi organik I


Mekanisme reaksi organik II

Seorang laki-laki mengalami kecelakan tunggal dengan


menggunakan mobil. Dari hasil laboratorium, diperoleh bahwa kadar
alkohol dalam darah dari laki-laki tersebut berada di atas ambang
batas.

Sasaranpembelajaran:
1. Karakteristik alkohol
2. Senyawa organik yang memiliki gugus fungsi alkohol
3. Pengaruh alkohol dalam tubuh manusia
1. Di dalam tubuh, asam sitrat terbentuk dengan adanya mekanisme
reaksi :
(A) Kondensasi dan hidrolisis
(B) Kondensasi dan adisi
(C) Adisi dan hidrolisis
(D) Adisi dan eliminasi
(E) Kondensasi dan eliminasi

2. Senyawa organik dengan gugus fungsi alkohol menjalani reaksi


berikut ini
(A) Adisi
(B) Substitusi
(C) Eliminasi – adisi
(D) Dehidrasi
(E) Reduksi

3. Salah satu mekanisme yang dijalani alkohol di dalam tubuh adalah


esterifikasi. Jika dilihat dari klasifikasi alkohol, tipe alkohol yang
paling reaktif menjalani reaksi tersebut adalah:
(A) Alkohol primer bercabang
(B) Alkohol sekunder
(C) Alkohol tersier
(D) CH3OH
(E) Alkohol sekunder bercabang

Mekanisme reaksi
Struktur senyawa kimia
Reaksi yang menghasilkan energi bagi tubuh
Gugus fungsi yang terlibat
Reaksi yang melibatkan gugus fungsi

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Kimia Enzim dan Mineral


Bagian : Kimia
Dosen : dr. Aryoko Widodo, M. Si. Med.
TIU : Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi menjelaskan klasifikasi, sifat-sifat, dan kegunaan dari
enzim dan mineral.

TIK : Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa


berkompetensi untuk :
1. Menjelaskan karakteristik dan klasifikasi enzim.
2. Menjelaskan mekanisme kerja enzim beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Menjelaskan berbagai macam mineral yang diperlukan tubuh
beserta fungsinya.

Enzim dapat didefinisikan sebagai suatu biokatalisator yang


menjalankan dan mengatur perubahan-perubahan kimia dalam
makhluk hidup. Kebanyakan enzim terdapat dalam alat-alat atau
organ-organ yang hidup. Enzim atau fermen tersusun atas dua
komponen, yaitu apoenzim (feron) atau koenzim (agon).
Cara kerja enzim sangat karakteristik dimana akan selalu
berhubungan dengan energy aktivasi yang diperlukan dalam suatu
reaksi. Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas kerja dari enzim.
Diantara faktor-faktor yang penting adalah pengaruh pH, suhu,
konsentrasi substrat, dan kosentrasi enzim.
Dalam tubuh dapat dijumpai 26 unsur kimia, yaitu oksigen,
hidrogen, nitrogen, dan karbon, yang menempati 96% berat badan.
Unsur ini merupakan unsur utama dalam bio molekul. Selain itu ada
juga unsur-unsur mikro lain yang diperlukan oleh tubuh. Unsir-unsur
ini dikatakan sebagai mineral.
Mineral-mineral esensial yang diperlukan tubuh namun tidak
dapat disintesis sendiri oleh tubuh dinamakan biomineral. Di dalam
tubuh, biomineral ini terdapat dalam bentuk senyawa anorganik,
bentuk ion, bentuk terikat, atau komponen dari suatu senyawa
organik.

1. Sumardjo, Damin, Pengantar Kimia Kedokteran, EGC, 2008

Enzim
Mineral

Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke dokter dan mengeluh


sering pusing dan terkadang sampai seperti mau pingsan. Dari
pemeriksaan tekanan darah, diperoleh hasil 90/60, padahal pasien
tersebut menyatakan bahwa tensi nya biasanya pada kisaran 120/80.
Oleh dokter disarankan untuk mengkonsumsi penambah darah dan
makan-makanan yang kaya zat besi, seperti bayam dan daging ikan.

Sasaran Pembelajaran:
1. Fungsi zat besi
2. Klasifikasi zat besi dalam sistem biomineral
3. Definisi biomineral dan fungsinya secara umum bagi tubuh
manusia

Seorang perempuan berusia 25 tahun mengeluh sering mengalami


rasa kembung setelah makan, padahal telah mengkonsumsi obat
maag selama tiga hari berturut-turut, namun tidak ada perubahan.
Dokter mendiagnosa bahwa pasien tersebut bermasalah pada enzim
pencernaannya, dan menyarankan pasien tersebut untuk
mengkonsumsi produk enzim pencernaan dan membiasakanj pola
makan sehat.

Sasaran Pembelajaran:
1. Definisi dan penyusun enzim
2. Jenis-jenis enzim pencernaan dan cara kerja dalam sistem
pencernaan

1. Pernyataan berikut yang benar adalah :


(A) urease bekerja baik pada suhu 37 °C;
(B) pepsin adalah enzim yang bekerja baik dalam suasana alkalis;
(C) daerah pH optimum amilopsin adalah asam;
(D) substrat dari amilopsin adalah protein;
(E) semua enzim adalah protein

2. Berikut yang merupakan salah satu fungsi mineral Na di dalam


tubuh, adalah :
(A) mengatur keseimbangan asam-basa atau pH
(B) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
(C) aktivator enzim fosfatase
(D) merupakan kation utama dalam cairan intraseluler
(E) berperan dalam proses pembekuan darah

3. Enzim diklasifikasikan menjadi 6 golongan sebagai berikut,


kecuali:
(A) Hidrolase
(B) Transferase
(C) Isomerase
(D) Ligase
(E) Esterase

Struktur dan klasifikasi enzim


Cara kerja enzim
Faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim
Mineral dan biomineral
Fungsi mineral
Kuliah Mimbar (Ke-…) : Metabolisme Energi
Bagian : Biokimia
Dosen : dr. Setia Raharja M Kes, dr Pujadi SU, dr Kusmiyati DK, MKes
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berkaitan dengan
metabolisme biokimia yang digunakan melakukan gerak pada sistem
lokomotor antara lain: metabolisme karbohidrat, metabolime creatin
fosfat, metabolime lemak, metabolisme asam amino, metabolisme
purin.

Metabolisme energi (bioenergetika) merupakan perubahan energi


yang menyertai reaksi biokimia. ATP sebagai sumber energi tinggi.
Energi tinggi ATP didapatkan melalui:
 metabolime karbohidrat meliputi glikolisis, glikogenesis,
glukoneogenesis, siklus Krebs, fosforilasi oksidasi.
 metabolisme cratin fosfat
 metabolisme lemak: asam lemak dan benda keton
 metabolisme asam amino
 metabolisme nukleotida : purin dan pirimidin

Murray RK, Ranner DK, Rodwell VW .Biokimia Harper. Ed 27.


Alih bahasa.2009.EGC. Jakarta.

Koolman J, Klaus HR. Atlas berwarna & biokimia. Alih bahasa.


Hipokrates. Jakarta.1995.

Diskusi kasus BBDM:


PATAH TULANG
ARTRITIS
Enzim yang bersangkutan pada metabolisme energi
Metabolisme glukosa
Metabolisme lipid
Siklus kreabs/TCA
Metabolisme asam amino
Metabolisme nukleotida purin

Kuliah Mimbar (Ke-…) : Biokimia TCA


Bagian : Biokimia
Dosen : dr. Amallia N. Setyawati, M. Si. Med.
Setelah menyelesaikan subpokok bahasan mata kuliah Mineral (akhir
modul 1.3) Anda diharapkan sudah mampu menjelaskan struktur,
fungsi dan peran metabolit yang terlibat dalam siklus Krebs; berbagai
proses, konsep serta prinsip biokimia produksi energi melalui
respirasi aerobik, dengan kompetensi khusus adalah
1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai fungsi utama
siklus Krebs
2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai kepentingan
piruvat pada siklus Krebs
3. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pengaturan
komplek piruvat dehidrogenase
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan reaksi siklus Krebs
5. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai regulasi siklus
Krebs
6. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai sifat amfibolik
siklus Krebs
7. Mahasiswa dapat menjelaskan pintasan yang menggunakan
senyawa intermidiete siklus Krebs
8. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai energetika siklus
Krebs
9. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai kepentingan asam
amino ke dalam siklus Krebs
10. Mahasiswa dapat menjelaskan kepentingan reaksi
anaplerotik dalam siklus Krebs
11. Mahasiswa dapat menjelaskan kompartementalisasi
mitokondria
Bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik
dalam bentuk ion atau elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh
tidak dpt memproduksi). Berdasar jumlah yang dibutuhkan tubuh:
dibagi 2 : mikroelemen (<100mg) dan makroelemen (>100mg),
Makro : sodium, potasium, klorida, magnesium, fosfor dan kalsium.
ikro : besi, tembaga, zinc, iodium, dan fluoride
1. Setyawati AN. Buku Ajar Biokimia: Mineral.2013
2. Murray, Robert K. Harper’s Biochemistry. Harper’s
Biochemistry 27th ed.
3. Lehninger’s Biochemistry
4. Montgomery, Conway, Spector. Biochemistry: A Case
Oriented Approach 5th ed.The CV Mosby Company 1992

Kreb’s Cycle Animation:


http://www.youtube.com/watch?v=hw5nWB0xN0Y
Kreb’s Cycle Mitochondria:
http://www.youtube.com/watch?v=-_8aYKcQZ_Q

1. Sebuah keluarga Kanada etnis India di mana teridentifikasi


dengan anak-anak dengan mental terbelakang, dan
mengalami kejang serta kelainan neurologis lainnya.
Hipoglikemia muncul pada kondisi berpuasa pada dua anak.
Pengobatan dengan pemberian farmakologi dari tiamin,
asam lipoat, biotin, riboflavin tanpa efek. Satu anak
meninggal di 3 ½ bulan dan satu lagi di 4 ½ bulan, ketiga
masih hidup di usia 23 bulan usia. Pemeriksaan enzim
menunjukkan rendahnya tingkat aktivitas baik piruvat
dehidrogenase komplek dan alfa-ketoglutarat dalam fibroblas
berbudaya dari salah satu saudara kandung. Pasien-pasien
ini tampaknya memiliki cacat parsial dalam oksidasi piruvat,
serta alfa-ketoglutarat dalam siklus Krebs.
Mereka juga memiliki asidosis metabolik kronis dan diduga
dijumpai dengan kenaikan metabolit, yaitu ...?
2. Laporan kasus inborn error siklus Krebs pada tiga saudara
kandung dengan hipotonia, asidosis metabolik,
hiperlaktatemia dan segera setelah lahir. Kerusakan
neurologis mengakibatkan kematian pada usia sekitar 30
bulan. Nilai molar benda keton dalam plasma neonatus
rendah dan asidosis laktat bawaan diidentifikasi sebagai
indikasi disfungsi dari siklus asam trikarboksilat. Nilai
glutamat dan glutamin secara konsisten mengalami
peningkatan pada tiga bersaudara tersebut.
Tampilan deskripsi tersebut, bersama dengan ekskresi asam
alpha-ketoglutarat yang terekskresi pada urin menunjukkan
defek pada...?
3. Kesalahan bawaan siklus Krebs, dalam dua saudara yang
lahir dari orangtua yang bersaudara sepupu. Mereka datang
dengan ensefalopati progresif, distonia, leukopenia, dan
neutropenia. Peningkatan laktat dalam cairan serebrospinal
dan ekskresi fumarat tinggi dalam urin menunjukkan defek
rantai pernapasan dan dari Krebs.
1. Berikut ini yang bisa dikategorikan bukan tahapan respirasi
aerobik?
A. Glikolisis
B. Oksidasi piruvat
C. Siklus Krebs
D. Rantai transfer elektron
2. Berikut ini bukan reaksi yang dilakukan oleh piruvat
dehidrogenase komplek...
A. Reaksi dekarboksilasi
B. Produksi ATP
C. Produksi gugus asetil dari piruvat
D. Kombinasi gugus asetil dengan kofaktor
3. The isomerization of citrate to isocitrate:
A. is the only unnecessary step of the citric acid cycle.
B. protects cells from the toxic effects of arsenite ion.
C. converts a tertiary alcohol, which cannot easily be
oxidized, to a secondary alcohol that can be oxidized.
D. is a major regulatory step for the citric acid cycle.
E. is an oxidation reaction.
4. Which of the following causes pyruvate dehydrogenase kinase to
catalyze the phosphorylation and inactivation of E1 in the
pyruvate dehydrogenase complex?
A. elevated concentrations of NADH and ATP
B. elevated concentrations of NAD+ and ADP
C. Ca2+
D. insulin
E. elevated concentrations of acetyl-CoA
5. The two main purposes of the citric acid cycle are:
A. synthesis of citrate and gluconeogenesis.
B. degradation of acetyl-CoA to produce energy and to
supply precursors for anabolism.
C. degradation of pyruvate to produce energy and to supply
precursors for anabolism.
D. degradation of glucose to produce energy and to supply
precursors for anabolism.
E. degradation of pyruvate to produce energy and to
synthesize oxaloacetate for Gluconeogenesis

Krebs cycle, Intermediate metabolism, Mitokondria, Amfibolik,


Anaplerotik
Kuliah Mimbar (Ke-…) : Biokimia Mineral
Bagian : Biokimia
Dosen : dr. Amallia N. Setyawati, M. Si. Med.
Setelah menyelesaikan subpokok bahasan mata kuliah Mineral (akhir
modul 1.3) Anda diharapkan sudah memenuhi:
Tinjauan Instruksional Umum (TIU)
1. Memahami senyawa mineral.
2. Memahami pembentukan mineral
3. Memahami dasar yang melandasi penyebab penyakit
defisiensi mineral
4. Mamahami proses katabolisme mineral
5. Memahami penyakit-penyakit akibat terganggunya proses
katabolisme mineral
Tinjauan instruksional Khusus (TIK)
1. Menjelaskan mengenai definisi mineral
2. Menjelaskan mengenai fungsi mineral
3. Menjelaskan angka kecukupan mineral (Recommended
Dietary Intake-RDI)
4. Menjelaskan klasifikasi mineral
5. Menjelaskan bioavailibilitas mineral
6. Menjelaskan pengaturan dan regulasi mineral
7. Menjelaskan jenis –jenis mikro dan makromineral
8. Menjelaskan fungsi masing-masing makromineral dan
mikromineral
9. Menjeaskan faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi
mineral
10. Menjelaskan regulasi keseimbangan mineral
11. Menjelaskan akibat defisiensi mineral
Bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik
dalam bentuk ion atau elemen bebas. - Diperoleh dari makanan
(tubuh tidak dpt memproduksi) Berdasar jumlah yang dibutuhkan
tubuh: dibagi 2 : mikroelemen (<100mg) dan makroelemen
(>100mg) Makro : sodium, potasium, klorida, magnesium, fosfor
dan kalsium Mikro : besi, tembaga, zinc, iodium, dan fluoride
1. Setyawati AN. Buku Ajar Biokimia: Mineral.2013
2. Murray, Robert K. Harper’s Biochemistry. Harper’s
Biochemistry 27th ed.
3. Lehninger’s Biochemistry
4. Montgomery, Conway, Spector. Biochemistry: A Case
Oriented Approach 5th ed.The CV Mosby Company 1992
Mineral 3D Animation:
http://www.nebraskamed.com/health-library/3d-medical-
atlas/141/vitamins-and-minerals

1. Bapak Budi datang ke praktek dokter umum dengan tujuan


kontrol rutin pengobatan tekanan darah tinggi. Dilakukan
pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah: 160/100,
dokter kemudian memberikan obat anti hipertensi golongan CCB
(Calcium channel blocker) dengan pertimbangan untuk mencegah
mekanisme kerja kalsium secara biokimiawi..
2. Seorang laki-laki usia 47 tahun datang ke UGD RS, engan kejang
>30 x, pekerjaan tukang bangunan dan didapatkan riwayat
tertusuk paku seminggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan dalam batas normal (DBN). Dokter pemeriksa
menerapi pasien dengan dugaan tetanus..

1. Benar untuk mineral


A. Organik
B. Terdegradasi oleh cahaya
C. Terdegradasi oleh pencernaan
D. Elemen
E. A dan C benar
2. Meningkatkan absorbsi kalsium
A. Vitamin A
B. Vitamin D
C. Vitamin E
D. Vitamin K
E. Vitamin C
3. Vitamin C membantu meningkatkan absorbsi
A. Fe
B. I
C. K
D. Zn
E. Ca
4. Inhibitor kompetitif Cu
A. Fe
B. I
C. K
D. Zn
E. Ca
5. Intracelullar calcium binding protein which is required for calcium
absorption
A. Calphytase
B. Calbindin
C. Calmodulin
D. Calcitonin
E. Calsiquestrin
Makromineral, mikromineral, trace elements

Kuliah Mimbar (Ke 1) : Biokimia Jaringan


Bagian : Biokimia
Dosen : dr. Innawati Jusup, Mkes, SpKJ
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. menjelaskan proses biokimia pada jaringan tubuh
2. memahami matrik ekstrasel

Matriks ekstrasel memiliki sejumlah fungsi yang penting terlepas dari


fungsinya sebagai jaringan penyangga bagi sel-sel yang
dikelilinginya.
Matriks ekstraseluler mengandung tiga kelompok biomolekul utama :
Komponen Matriks Ekstraseluler
1. Protein struktural
 Kolagen, merupakan komponen utama pembentuk
jaringan ikat membentuk ± 25% dari protein mamalia.
 Elastin (memberi daya mulur dan mengerut yang elastis
pada jaringan).
 Fibrilin (terletak dalam mikrofibril yang berkaitan dengan
elastin).
2. Protein khusus
Memiliki fungsi spesifik dalam matriks ekstrasel.
 Fibrilin (glikoprotein ukuran besar yang merupakan
komponen struktural mikrofibril).
 Fibronektin (glikoprotein yang penting dalam perlekatan
dan migrasi sel).
 Laminin (komponen penting lamina basalis seperti yang
terdapat dalam glomerulus renal).
3. Proteoglikan
Terdiri atas rantai panjang disakarida berulang
glikosaminoglikan (GAG) atau disebut mukopolisakarida
yang terikat pada protein inti yang spesifik.
Penyakit genetik antara lain: osteogenesis imperfecta, sindroma
marfam.
Murray RK, Ranner DK, Rodwell VW .Biokimia Harper. Ed 27. Alih
bahasa.2009.EGC. Jakarta.h540-81

Koolman J, Klaus HR. Atlas berwarna & biokimia. Alih bahasa.


Hipokrates. Jakarta.1995. h306-8
Animasi biosintesi kolagen
Powerpoint diunduh di www.innabiochemistry.blogspot.com

Diskusi kasus BBDM:


PATAH TULANG
ARTRITIS

Matriks ekstrasel
Kolagen, elastin, fibrilin, laminin.
Glukosaminoglikan, proteoglikan
Enzim yang bersangkutan dengan sintesis kolagen

Anda mungkin juga menyukai