Modul 1.3.
SISTEM LOKOMOTOR DAN
NEUROVASKULAR TEPI
PENYUSUN MODUL 1.3
1. Pendahuluan
Permasalahan sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi merupakan kasus
yang banyak dijumpai dalam praktek klinik. Dalam praktek klinik, masalah sistem ini masuk
dalam bidang ilmu bedah, neurologi, rheumatologi, rehabilitasi medik, dll.Cakupan masalah
klinik dari sistem ini pun juga sangat luas, mulai dari masalah nyeri, disabilitas, hingga dapat
mengakibatkan kecacatan. Oleh karenanya, dalam fase 1 ini, akan dilakukan pembelajaran
tentang struktur dan fungsi normal dari sistem lokomotor dan neurovaskular tepi, disertai
dengan keterampilan klinik dasar dalam bidang muskuloskelatal dan neurovaskular tepi
(dalam modul keterampilan klinik 1), sebagai dasar penting dalam mempelajari lebih lanjut
mengenai patofisiologi dan penatalaksanaan kasus-kasus sistem lokomotor dan
neurovaskular tepi pada tingkat pelayanan primer.
Modul Sistem Lokomotor dan Neurovaskular Tepi ini merupakan implementasi
Standar Kompetensi Dokter Indonesia pada area kompetensi 1-5 di mana level kompetensi
yang diharapkan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa kedokteran semester
1. Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa semester 1 diharapkan dapat menjelaskan
tentang sistem lokomotor, vaskularisasi dan persarafannya (neurovaskular tepi) ditinjau dari
struktur (makroskopis dan mikroskopis) dan fungsi (fisiologis, biokimiawi) normal.
Pembelajaran dilaksanakan dengan kuliah tatap muka, PBL (Problem-Based Learning),
Task based learning (Penugasan) dan praktikum untuk pendalaman pengetahuan.
Permasalahan yang digunakan sebagai trigger diambil dari keluhan yang tercantum
pada buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia dengan mengutamakan kasus-kasus yang
prevalen. Dalam modul ini juga akan membahas 4 masalah/kasus dengan tipe problem
untuk dibahas dan dijelaskan.
Pembelajaran akan dilaksanakan dalam waktu 5 minggu, dengan ujian paruh modul 1
pada minggu III, ujian paruh modul 2 dan ujian praktikum pada minggu VI.
2. Daftar dosen pemateri ceramah/ narasumber
No Bahan Kajian/ Nama Dosen Nomor telepon
Disiplin Ilmu
1. Anatomi Prof. Dr. dr. Hardhono Susanto, PAK 0811272242
Prof. dr. Amin Husni, PAK, Sp.S (K) 08122931600
dr. Soerjo Adji, PA, Sp.B 081390615886
Drs. Med. M. Wadjdi, PAK 081325698434
2. Fisiologi dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si. Med. 087832521733
dr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PD 085726970445
Dr. dr. Hardian 081215810105
dr. Endang Ambarwati, Sp. KFR (K) 08122505040
dr. Budi Laksono 08122919529
dr. Darmawati Ayu Indraswari 08562789249
3. Histologi Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhD 08164882066
dr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kes 08164246813
dr. Neni Susilaningsih, M.Si 08122826590
dr. Ratna Damma P, M.Kes 08122920393
dr. Akhmad Ismail, M.Si.Med 081325871989
dr. Desy Armalina, M.Si. Med 085226139028
dr. Fanti Saktini, MSi.Med. 08122942077
dr. Farmaditya EPM., M. Si. Med., Ph. D. 0811288665
4. Biokimia dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp KJ 085870179817
dr. Kusmiyati DK, M.Kes. 0816668042
dr. Pudjadi, SU 08156630427
dr. Setya Rahardja, M.Si. Med 081575124756
dr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med 081326294457
dr. Diana Nurhayati 0811296225
Dr. dr. Andrew Johan, M. Si. 08179523380
dr. Dwi Ngestiningsih, M. Kes., Sp. PD 08157702672
5. Fisika Kedokteran dr. Edwin Basyar, M.Kes, Sp B, SpBA 0818453518
dr. A. Ari Adrianto, Sp B, Sp BD 08122824838
6. Kimia Kedokteran dr. YL Aryoko, M.Si.Med. 081225366402
Indah Saraswati, S.Si, M.Sc. 087831151822
3. Daftar Tutor
No Bahan Kajian/ Nama Dosen Nomor telepon
Disiplin Ilmu
1. Anatomi Prof. DR. Dr. Hardhono Susanto, PAK 0811272242
Prof. dr. Amin Husni, PAK, Sp.S (K) 08122931600
dr. Soerjo Adji, PA, Sp.B 081390615886
Drs. Med. M. Wadjdi, PAK 081325698434
dr. Erie BPS Andar, Sp. BS., PAK (K) 081325092111
Dr. dr. Tri Indah Winarni, M. Si. Med., PAK 08156501965
dr. Agung Aji Prasetyo, M. Si. Med., Sp. BA 081228222456
dr. M. Thohar Arifin, Ph. D., PA., Sp. BS 081325861628
2. Fisiologi dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si. Med. 087832521733
dr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PD 085726970445
Dr. dr. Hardian 081215810105
dr. Endang Ambarwati, Sp. KFR (K) 08122505040
dr. Budi Laksono 08122919529
dr. Darmawati Ayu Indraswari 08562789249
3. Histologi dr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kes 08164246813
dr. Neni Susilaningsih, M.Si 08122826590
dr. Ratna Damma P, M.Kes 08122920393
dr. Akhmad Ismail, M.Si.Med 081325871989
dr. Desy Armalina, M.Si. Med 085226139028
dr. Fanti Saktini, MSi.Med. 08122942077
dr. Farmaditya EPM, M.Si.Med.PhD 0811288665
4. Biokimia dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp KJ 085870179817
dr. Kusmiyati DK, M.Kes. 0816668042
dr. Pudjadi, SU 08156630427
dr. Setya Rahardja, M.Si. Med 081575124756
dr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med 081326294457
Dr. dr. Andrew Johan, M. Si. 08179523380
dr. Dwi Ngestiningsih, M. Kes., Sp. PD 08157702672
5. Fisika Kedokteran dr. A. Ari Adrianto, Sp B, Sp BD 08122824838
dr. Buwono Puruhito, Sp. KK 085716358950
dr. Sefri Noventi Sofia, Sp. JP 08135338889
6. Kimia Kedokteran Dra. Murnah, M.Si. Med, Apt 08164243589
dr. YL Aryoko, M.Si.Med 081225366402
Indah Saraswati, S.Si, MSc 087831151822
7. Biologi dr. Puspita Kusuma Dewi, M. Si. Med 08174151092
dr. Mahayu Dewi Ariani, M. Si. Med 08122808261
dr. Donna Hermawati, M. Si. Med 081809865510
dr. Dhega Anindita Wibowo, Sp. KK 08156529584
6. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Umum Pembelajaran:
Aspek Pengetahuan:
Pada akhir pembelajaran modul ini mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan
fungsi sistem lokomotor dan neurovaskular tepi.
7. Revisi
Sebelum memulai belajar modul ini, disarankan untuk merevisi kembali pengetahuan
yang berhubungan dengan modul ini, misalnya:
Biologi (modul 1.2)
Biologi molekular (modul 1.2)
8. Penilaian
Penilaian didesain untuk memberikan umpan balik tentang kompetensi yang telah
dicapai, agar dapat mengidentifikasi kelemahan sehingga dapat segera meningkatkan
kemampuan.
Penilaian terdiri dari berbagai metode, yaitu:
- Ujian tulis
- Ujian praktikum
- Penugasan dan Presentasi
- OSCE (pada modul keterampilan klinik 1)
Nilai Akhir Modul = {50% x (UP1+UP2)} + (30% x P) + (10% x TP) + (10% x BBDM)
2
Keterangan :
UP1 : Nilai Ujian Paruh Modul 1
UP2 : Nilai Ujian Paruh Modul 2
BBDM : Rata–rata nilai diskusi BBDM skenario 1-3
P : Nilai akhir Praktikum
UPa : Nilai Ujian akhir Praktikum Anatomi
UPb : Nilai Ujian akhir Praktikum Biokimia
UPf : Nilai Ujian akhir Praktikum Fisiologi
UPh : Nilai Ujian akhir Praktikum Histologi
UPk : Nilai Ujian akhir Praktikum Kimia
TP : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan penugasan
TPa : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Anatomi
TPb : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Biokimia
TPf : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Fisiologi
TPh : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Histologi
TPk : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Kimia
TPfk : Nilai tes (pretest/ posttest) praktikum dan/atau penugasan Fisika
DAFTAR MASALAH
1. Gangguan gerak
2. Gerakan terbatas
3. Kesemutan
4. Gangguan otot ( nyeri otot, kaku otot, otot mengecil)
5. Nyeri punggung
6. Gangguan sendi
7. Bengkak pada kaki dan tangan
8. Patah tulang*
9. Terkilir
DAFTAR PENYAKIT
1. Nyeri nosiseptif
2. Nyeri neuropatik
3. Osteoarthritis
4. Fraktur
5. Dislokasi pada sendi ekstremitas
6. Osteoporosis
7. Trauma sendi
8. Varices
9. Sindroma kompartement
Jaringan otot ini tersusun dari sel-sel dengan nukleus yang jelas
batasnya, sitoplasmanya berwarna merah dengan pengecatan eosin
dan fibril-fibrilnya (miofibril) yang terdapat di dalam sitoplasma.
Miofibril tersusun dari protein kontraktil dan terlihat jelas pada otot
seran lintang dan otot jantung dengan mikroskop cahaya. Batas-
batas selnya jelas terlihat karena terbungkus sarkolemma (suatu
lapisan yang menyerupai membran yang merupakan bahan dasar
amorf dan menempel pada membran plasma).
Pertumbuhan dan regenerasi: Embrional berasal dari myoblast.
Paska lahir dapat menjadi lebih panjang dan lebih lebar untuk
mengimbangi pertumbuhan kerangka. Ukuran yang dicapai
bergantung pada jumlah latihan yang dilakukan. Sesudah tahun
pertama kehidupan, seluruh pertumbuhan otot rangka disebabkan
pembesaran serat otot yang telah ada (hipertrofi) jadi tidak
disebabkan bertambahnya serat otot (hiperplasia).
Ciri-ciri otot seran lintang: Intinya banyak; bentuknya oval terletak di
perifer sarkoplasma, pada penampang melintang pada
sitoplasmanya tampak granula kasar (miofibril) yang merupakan
bagian sel yang kontraktil, penampang memanjang terlihat garis
melintang gelap dan terang secara bergantian.
Ciri - ciri otot polos: Sel otot polos bentuk fusiformis, Inti satu, bentuk
pipih terletak di tengah terdapat kromatin granuler dan berwarna
pucat. Pada penampang lintang tampak diameternya tidak sama
ukurannya dan intinya tidak selalu tampak. Sel-sel ini tersusun
berlapis-lapis, serat ototnya terbungkus membran plasma yang
penuh dengan gelembung-gelembung yang diduga berkaitan dengan
aktivitas pinositosis. Di luar membran terdapat lapisan homogen
yang serupa membran basal dan di luarnya lagi terdapat serat
retikuler dan serat kolagen. Sedangkan pada otot lainnya jarang
terdapat jaringan penyambungnya. Kontraksi otot polos relatif lambat
dan kontraksinya lama tanpa merasa lelah. Otot polos dapat
berkontraksi partial/seperti gelombang.
Sel-sel otot jantung bercabang dan saling beranastomose sehingga
berkas selnya bersatu dengan erat dan terjalin sedemikian rupa agar
dapat menghasilkan gelombang kontraksi ritmis khas yang
menyebabkan "pemerasan keluar" isi jantung oleh otot ventrikel
jantung. Ciri-ciri otot jantung: Serat-seratnya bercabang dan
bersinambungan secara luas sehingga batas sel tak jelas dan
terdapat celah-celah sempit di antaranya. Terdapat garis melintang,
identik OSL. Inti satu atau dua terletak di tengah dan lebih besar dari
OSL.Sel otot dikelilingi endomisium dimana di sekitarnya terdapat
banyak jala-jala kapiler, pembuluh limfe dan hanya sedikit jaringan
ikatnya.Miofibrilnya saling beranastomose, diameternya bervariasi
dan bentuknya silindris
Terdapat garis tranversal yang berwarna gelap yang melintasi
rangkaian sel jantung berupa garis lurus/seperti tangga pada interval
yang tak teratur disebut: Diskus interkalatus/diskus interkalaris.
Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991:
32-51.
J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology
8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.
Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed
Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51
Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan
Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.
BBDM
Pembentukan kalus
Defisiensi kalsium
Hiperparatiroid
Osteoporosis
Miosit
Epimysium, Perimysium, endomysium, sarcoplasma, sarcolemma
BBDM
Lipoma (jaringan ikat lemak)
Aneurisma (jaringan ikat elastis) Marfan syndrome
Tendinitis (jaringan ikat kolagen)
Urtikaria/eosinofilia (jaringan ikat longgar)
4. Jaringan ikat :
a. Sedikit jaringan ikat dan banyak sel
b. Sel dan jaringan ikat sama banyak
c. Sedikit sel dan banyak jaringan ikat
d. Jaringan ikat dan sel tergantung organnya.
e. Sel dan jaringan ikat tak jelas banyaknya.
5. Termasuk jaringan ikat khusus:
a. Jaringan ikat mesenkim
b. Jaringan ikat gelatinosa
c. Jaringan ikat elastis
d. Jaringan ikat retikuler
e. Jaringan ikat lemak
Jaringan ikat
Jaringan ikat embrional
Jaringan ikat kolagen
Jaringan ikat elastis
Jaringan ikat retikuler
Jaringan ikat khusus
Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991:
32-51.
J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology
8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.
Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed
Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51
Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan
Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.
BBDM
Pembentukan kalus
Defisiensi kalsium
Hiperparatiroid
Osteoporosis
Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang
diampu
Tulang
Periosteum, endosteum
Osteoblas, osteosit, osteoklas
Sistema Haversi
Kalus
Osifikasi intramembranosa
Osifikasi endokondral
Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991:
32-51.
J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology
8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.
Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed
Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51
Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan
Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.
BBDM
Fraktur costa
Dislokasi sendi
HNP
Simfisiolisis
Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang
diampu
Tulang Rawan
Tulang Rawan hyalin
Tulang Rawan elastis
Tulang Rawan fibrosa
Perikondrium
Osteoblas, osteosit
Isogen group
Jaringan saraf
Neuron, neuroglia
Nervus, ganglion, akhiran saraf
Eferen
Aferen
Kuliah Mimbar (Ke-...) : Neurotransmiter Saraf Tepi
Bagian : Biokimia
Dosen : dr. Innawati Jusup, M. Kes., Sp. KJ
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa
berkompetensi untuk :
1. Menjelaskan definisi neurotransmiter beserta fungsinya
2. Menjelaskan mekanisme biosíntesis asetilkolin
3. Menjelaskan mekanisme sekresi asetilkolin
4. Menjelaskan interaksi asetilkolin dengan reseptornya pada
membran post sinaps.
5. Menjelaskan degradasi asetilkolin
6. Mengintegrasikan peran asetilkolin dengan kelainan klinik yang
disajikan dalam kasus kelumpuhan otot
Neurotransmiter adalah zat yang dilepaskan dari akson
terminal neuron pre sinaptik saat eksitasi dan berpindah melewati
celah sinaps baik pada saat eksitasi maupun inhibisi sel target.
Sebuah zat dapat disebut sebagai neurotransmiter apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Senyawa disintesis dalam sel presinaptik
2. Senyawa dilepaskan oleh sel presinaptik saat stimulasi
3. Jika senyawa tersebut dilepaskan secara eksogen ke membran
postsinaptik, respon dari sel postsinaptik harus bersifat in vivo
Neurotransmiter dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kategori berdasarkan struktur kimiawinya yaitu berupa amina, asam
amino dan polipeptida.
Asetilkolin merupakan salah satu neurotransmiter yang
bertanggungjawab dalam proses kontraksi otot serán lintang.
Neurotransmiter ini dibentuk melalui proses pemindahan gugus asetil
dari asetil KoA ke kolin yang dikatalisis oleh enzim kolin
asetiltransferase sehingga dihasilkan asetilkolin dan KoA.
Dalam menjalankan fungsinya, asetilkolin akan berikatan
dengan reseptornya pada membran postsinaptik.
Setelah menjalankan fungsinya, kelebihan asetilkolin akan
dihancurkan atau degradasi oleh enzim esetilkolin esterase menjadi
kolin dan asetat.
Kelainan dalam biosíntesis, receptor maupun degradasi
asetilkolin berakibat menimbulkan kelainan seperti miastenia gravis
dan sebagainya.
1. Kandel ER., Schwartz JH., Jessell TM., Principles of Neural
Science 4th Ed. McGraw-Hill: 2000
- Lapisan ganda lipid
- Protein
- Hubungan interselular
- Difusi sederhana
- Transpor aktif primer dan sekunder
- Saluran ion
Sasaranpembelajaran:
1. Karakteristik alkohol
2. Senyawa organik yang memiliki gugus fungsi alkohol
3. Pengaruh alkohol dalam tubuh manusia
1. Di dalam tubuh, asam sitrat terbentuk dengan adanya mekanisme
reaksi :
(A) Kondensasi dan hidrolisis
(B) Kondensasi dan adisi
(C) Adisi dan hidrolisis
(D) Adisi dan eliminasi
(E) Kondensasi dan eliminasi
Mekanisme reaksi
Struktur senyawa kimia
Reaksi yang menghasilkan energi bagi tubuh
Gugus fungsi yang terlibat
Reaksi yang melibatkan gugus fungsi
Enzim
Mineral
Sasaran Pembelajaran:
1. Fungsi zat besi
2. Klasifikasi zat besi dalam sistem biomineral
3. Definisi biomineral dan fungsinya secara umum bagi tubuh
manusia
Sasaran Pembelajaran:
1. Definisi dan penyusun enzim
2. Jenis-jenis enzim pencernaan dan cara kerja dalam sistem
pencernaan
Matriks ekstrasel
Kolagen, elastin, fibrilin, laminin.
Glukosaminoglikan, proteoglikan
Enzim yang bersangkutan dengan sintesis kolagen