Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi matahari merupakan salah satu sumber energi alternatif yang
potensial karena energinya yang berlimpah dan ramah lingkungan. Salah satu
contoh pemanfaatan energi matahari adalah penggunaan solar cell, untuk
mengkonversi secara langsung cahaya matahari menjadi listrik. Dalam
pemakaiannya untuk menghasilkan energi listrik yang besar diperlukan lahan
yang luas dan biaya yang cukup tinggi. Inovasi terbaru untuk mengkonversi
energi matahari menjadi energi listrik adalah dengan memanfaatkan mesin
stirling.

1.2.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang dapat didefinisikan identifikasi masalah adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana faktor yang berperan dalam unjuk kerja mesin stirling
2. Bagaimana efisiensi termal mesin stirlin.

1.3.Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menganalisa faktor yang berperan dalam unjuk kerja mesin stirling
2. Menentukan efisiensi termal mesin stirling

1.4.Metode Percobaan
Metode percobaan yang dilakukan yaitu mencari teori tentang pembahasan
Mesin Stirling, mengambil data percobaan, dan data tersebut dihitung sehingga
didapat data hasil percobaan dan hasil percobaannya dapat dibandingan dengan
teori.
1.5.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari Laporan Pendahuluan ini adalah
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan
Percobaan, Metode percobaan, Sistematika Penulisan, dan Waktu dan Tempat
Percobaan
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori dasar yang berhubungan dengan praktikum dan
dapat menunjang kaidah-kaidah pelaksanaan praktikum.
3. BAB III METODA PERCOBAAN
Bab ini berisi tentang penjelasan fungsi dari alat percobaan dan prosedur dari
percobaan.

1.6. Waktu dan tempat percobaan


Waktu : Selasa, 14 Maret 2017
Tempat : Laboraturium Fisika Energi, Program Studi Fisika FMIPA Unpad
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Stirling


Mesin stirling ditemukan tahun 1816 oleh Robert Stirling (1790-1878).
Mesin stirling adalah mesin pembakaran eksternal yang sumber panasnya terletak
di luar mesin. Salah satu dari banyak sumber panas yang dapat digunakan sebagai
sumber panas dalam mesin stirling adalah matahari. Cahaya matahari yang
dipantulkan oleh kolektor parabolic ke permukaan luar silinder mesin stirling
memanaskan udara di dalam silinder.[1]
Mesin Stirling didefinisikan sebagai mesin regenerasi udara panas siklus
tertutup. Dalam konteks ini, siklus tertutup berarti bahwa fluida kerjanya secara
permanen terkurung di dalam sistem, di mana mesin siklus terbuka seperti mesin
pembakaran internal dan beberapa mesin uap, menukarkan fluida kerjanya dengan
lingkungan sekitar sebagai bagiaan dari siklus kerja. Regenerasi berarti bahwa
adanya penggunaan alat penukar panas internal, yang dapat meningkatkan
efisiensi mesin.[2]

2.2 Prinsip Kerja Mesin Stirling


Prinsip Kerja Mesin stirling adalah mesin kalor yang unik karena efisiensi
teoretisnya mendekati efisiensi teoretis maksimum, yang lebih dikenal dengan
efisiensi mesin carnot. Mesin stirling digerakkan ekspansi gas ketika dipanaskan
dan diikuti kompresi gas ketika didinginkan. Mesin itu berisi sejumlah gas yang
dipindahkan antara sisi dingin dan panas terus-menerus. Piston displacer
memindahkan gas antara dua sisi dan piston power mengubah volume internal
karena ekspansi dan kontraksi gas.
Robert Stirling menyebut piston yang berpindah sebagai regenerator.
Renegerator itu dapat membangkitkan kembali udara. Jika piston bergerak ke atas,
regenerator dialirkan melalui udara hangat dan mengambil sebagian energi dari
udara dan menyimpannya. Jika piston bergerak ke bawah, dialirkan melalui udara
dingin dan mengeluarkan energi yang disimpan. Dengan regenerator, mesin
stirling mencapai efisiensi sangat baik.
Sebuah regenerator memungkinkan panas yang dihasilkan disimpan di
dalam, sebagian menggantikan energi panas karena sedikitnya alih panas yang
dimungkinkan melalui dinding heat-exchanger. Energi panas disimpan di dalam
regenerator sementara gas penggerak menyusup ke ruangan yang dingin, dan
kemudian dilepaskan sewaktu kembali ke ruangan ekspansi panas. Tenaga terjadi
pada temperatur yang tinggi dan konstan, sangat ideal untuk setiap mesin.
Kompresi terjadi pada temperatur rendah, dan hampir tidak ada energi panas yang
hilang. Tenaga bersih yang dihasilkan adalah akibat perbedaan antara
pengembangan gas bertemperatur tinggi dan mengkompresi gas bertemperatur
rendah.[3]

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Mesin Stirling [2]

2.3 Siklus Mesin Stirling


Siklus ini ditemukan oleh Stirling, dimana terdiri dari dua proses isotermal
dan dua proses volume konstan. Dua proses terakhir terjadi dengan bantuan
sebuah regenerator untuk membuat siklus ini reversibel.[4]
Gambar 2.2 Siklus Mesin Stirling [2]
 Proses 1-2 : Perluasan Isotermal
Udara berekspansi secara isotermal, pada temperatur konstan T1 dari v1 ke
v2. Kalor yang diberikan sumber eksternal diserap selama proses.
 Proses 2-3 : Isokhorik
Udara lewat melalui regenerator dan didinginkan pada volume konstan ke
temperatur T3. Pada proses ini kalor dibuang ke generator.
 Proses 3-4 : Kompresi Isotermal
Udara dikompresi secara isotermal di dalam tabung dari V3 ke V4. Lagi
kalor dibuang oleh udara.
 Proses 4-1 : Isokhorik
Udara dipanaskan pada volume konstan ke temperatur T1 dengan
melewatkan udara ke regenerator dalam arah yang berlawanan dengan
proses 2-3. Pada proses ini kalor diserap oleh udara dari regenerator.

2.4 Jenis-jenis Mesin Stirling


Mesin Stirling memiliki dua jenis yang dibedakan oleh cara mereka
memindahkan udara antara sisi panas dan dingin dari silinder: [3]

1. Dua piston “alpha” desain jenis memiliki piston dalam silinder terpisah, dan
gas didorong antara ruang panas dan dingin.
2. Jenis mesin Stirling yang dikenal sebagai tipe “beta dan gamma”,
menggunakan displacer (pemindah panas) mekanis yang telah terisolasi untuk
mendorong gas kerja antara sisi panas dan dingin dari silinder. Displacer,
cukup besar untuk mengisolasi sisi panas dan dingin dari silinder untuk
menggantikan sejumlah besar gas. Jenis Ini harus memiliki jarak yang cukup
antara displacer dan dinding silinder, untuk memungkinkan gas mengalir di
sekitar displacer dengan mudah.

1. Alpha Stirling
Mesin Stirling alfa berisi kekuatan dua piston dalam silinder yang
terpisah, satu berada didingin dan satunya berada dipanas. Silinder panas
terletak di dalam suhu tinggi penghantar panas (silinder yang dibakar) dan
silinder dingin terletak di dalam displacer suhu rendah. Jenis mesin ini
memiliki rasio power-to-volume tinggi, namun memiliki masalah teknis
karena apabila suhu piston tinggi biasanya panas akan merambat ke pipa
pemisah silinder . Dalam prakteknya, piston ini biasanya membawa isolasi
yang cukup besar untuk bergerak jauh dari zona panas dengan mengorbankan
beberapa ruang mati tambahan.
Contoh Kerja Mesin Striling Alpha :
1. Sebagian besar gas berkerja dalam silinder panas,
yang telah dipanaskan melalui diding silinder panas
dan mendorong piston panas ke bagian bawah
(menarik udara). Dengan menarik udara dari bagian
piston dingin. Pada titik 90 ° adalah titik balik
dimana piston panas akan menjadi sebuah siklus
mesin striling.

2. Gas sekarang pada volume maksimal. Piston di


dalam silinder panas mulai bergerak, dan sebagian
besar gas panas masuk ke dalam silinder dingin, di
mana mendingin dan terjadi penurunan tekanan.
3. Hampir semua gas sekarang berada di silinder dingin
dan pendinginan berlanjut. Piston dingin, didukung oleh
momentum roda gila ( pasangan piston lain pada poros
yang sama) kompresi bagian gas yang tersisa.

4. Gas pada silinder dingin mencapai volume minimum,


dan sekarang akan masuk kedalam silinder panas di
mana ia akan dipanaskan sekali lagi, dan memberikan
lagi kekuatan pada piston untuk mendorong piston
panas.

Gambar 2.3 Prinsip kerja mesin stirling Alpha

2. Beta Stirling
Mesin Stirling beta memiliki piston daya tunggal yang diatur dalam
silinder yang sama pada poros yang sama sebagai displacer piston. Silinder
Piston displacer yang cukup longgar hanya berfungsi untuk antar jemput gas
panas dari silinder panas ke silinder dingin. Ketika silinder dipanaskan gas
mendorong dan memberikan piston kekuatan. Ketika piston terdorong ke
dingin (titik bawah) silinder mendapat momentum dari mesin, dan
ditingkatkan dengan roda gila. Tidak seperti jenis alfa, jenis beta tidak akan
menyebabkan isolator (pipa pemisah jika dalam bentuk alfa) menjadi panas.
1. Piston tenaga (abu-abu atas) telah mengkompresi gas,
piston displacer ( abu-abu bawah) telah bergerak
sehingga sebagian besar gas panas masuk kedalam silinder
panas.
2. Gas yang dipanaskan meningkatkan tekanan dan
mendorong piston tenaga ke batas terjauh (titik bawah).
3. Piston displacer sekarang bergerak ke titik puncak dan
mengirim gas panas ke silinder dingin.
4. Gas didinginkan dan sekarang dikompresi oleh pinton

Gambar 2.4
Beta Stirling
tenaga dengan momentum dari roda gila. Langkah ini membutuhkan energi
yang lebih sedikit, karena tekanannya turun ketika didinginkan.

3. Gamma Stirling
Mesin Stirling gamma hanyalah sebuah mesin
Stirling beta, di mana piston tenaga sudah terpasang di
dalam silinder yang terpisah samping silinder piston
displacer, tapi masih terhubung ke roda gila sama. Gas
dalam dua silinder dapat mengalir bebas karena mereka
berada dalam satu tubuh. Konfigurasi ini menghasilkan
rasio kompresi lebih rendah, tetapi mekanis ini cukup
sederhana dan sering digunakan didalam mesin Stirling
multi-silinder.

Gambar 2.5 Gamma Stirling

2.5 Kelebihan Mesin Stirling


1. Frekuensinya stabil/ konstan
2. Mesin Stirling dapat bekerja pada sembarang sumber energi panas,
termasuk bahan kimia, sinar surya (solar), limbah pertanian (sekam,
tempurung kelapa dsb), kayu bakar, berbagai produk minyak bakar
(biomassa, biofuel dsb),. panas bumi dan nuklir.
3. Kemungkinan implementasi mesin Stirling banyak sekali, namun sebagian
besar masuk pada kategori mesin piston resiprokal.
4. Perbedaan yang menyolok dengan mesin pembakaran internal adalah
potensi untuk menggunakan sumber panas terbarukan pada mesin Stirling
lebih mudah, suara mesin lebih lembut (tenang), tidak berisik / bising dan
biaya perawatannya lebih rendah.
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan Percobaan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Termometer laser
Untuk mengukur suhu sisi panas dan silinder daya mesin
2. Luxmeter
Untuk mengukur intensitas datang matahari
3. Stopwatch
Mengukur waktu putaran mesin

3.2. Prosedur Percobaan


A. Menghitung volume maksimum dan minimum silinder displacer dan silinder
daya.
1. Mengukur dimensi mesin stirling .
a. Diameter silinder displacer (Dd)
b. Panjang maksimum ruang silinder displacer (hd maks)
c. Panjang minimum ruang silinder displacer (hd min)
d. Diameter silinder daya (Dc)
e. Panjang ruang minimum silinder daya (hc min)
f. Panjang ruang maksimal silinder daya (hc maks)
2. Menghitung massa molar fluida kerja ditentukan dengan membandingkan
volume fluida kerja maksimal yang berada di silinder daya dengan volume
udara dalam keadaan suhu dan tekanan standar.
𝑉𝑐 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑉𝑐 𝑚𝑎𝑘𝑠
n= =
𝑉𝑆𝑇𝑃 0,02214 𝑚3
B. Prosedur Pengukuran
1. Menkondisikan Mesin stirling mendapat fokus berkas matahari yang
maksimal dengan memposisikan kolektor tegak lurus dengan arah datang
sinar matahari.
2. Mengukur intensitas datang matahari dengan menggunakan luxmeter yang
diletakkan di permukaan kolektor surya.
3. Mengukur putaran flywheel dengan menggunakan stopwatch .
4. Mengukur suhu displacer dan suhu silinder daya menggunakan termometer
laser seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Prosedur Pengujian Dengan Menggunakan Kolektor Surya


5. Mengambil dan mencata data waktu, suhu (T displacer dan T silinder
daya), RPM, dan Intensitas (kLux) terhadap mesin stirling.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Safriyudin. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari Berbasis Mesin


Stirling untuk Skala Rumah Tangga. Vol. 6 no 2 (2013), hal : 187-192.
[2] Kusuma, Julius. 2014. Prinsip Kerja Mesin Stirling.
http://juliusspot.blog.uns.ac.id/?p=345. (diakses pada 12 Maret 2017).
[3] Roffvgan. 2012. Mesin Stirling I.
https://roffvghan.files.wordpress.com/2012/10/mesin-stirling1.docx. (diakses
pada 12 Maret 2017).
[4] Daryus, Asyari. Termodinamika Teknik I. Universitas Darma Persada. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai