NPM : 140310140018
NPM : 140310140008
Asisten :
Asisten
( )
( )
BAB I
PENDAHULUAN
Sistematika penulisan laporan awal praktikum fisika energi pada percobaan kali ini
disusun dalam tiga bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan percobaan, sistematika
penulisan, alur penelitian, dan tempat serta waktu melaksanakan percobaan.
TUGAS PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
1.6 Waktu dan Tempat percobaan
Hari, tanggal : Selasa, 4 April 2017
Pukul : 08.00 - 10.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran
BAB II
TINAJAUN PUSTAKA
2.1.2. Kondensor
Kondensor akan melepaskan kalor ke lingkungan, dimana kalor ini berasal dari
kalor yang diserap atau diambil di evaporator (ruangan yang akan didinginkan) pada
temperatur dan tekanan rendah. Gas yang berasal dari kompresor memiliki suhu dan
tekanan tinggi, ketika mengalir di dalam pipa kondensor, gas mengalami penurunan suhu
hingga mencapai suhu kondensasi kemudian mengembun. Wujud gas berubah menjadi
cair dengan suhu rendah sedangkan tekanannya tetap tinggi. Cairan refrigeran ini
selanjutnya akan memasuki komponen ketiga yaitu katup ekspansi.
2.1.4. Evaporator
Perpindahan panas yang terjadi pada evaporator adalah konveksi paksa yang terjadi
di dalam dan di luar tabung serta konduksi pada tabungnya. Perpindahan panas total yang
terjadi merupakan kombinasi dari ketiganya. Harga koefisien perpindahan panas
menyeluruh dapat ditentukan dengan terlebihi dahulu menghitung koefisien perpindahan
kalor pada sisi refrigeran dan sisi udara yang telah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya
koefisien perpindahan panas total dihitung berdasarkan luas permukaan dalam pipa dan
berdasarkan luas permukaan luar pipa.
Berdasarkan Gambar 2.4 dijelaskan sebagai berikut[2]:
1 – 2 Proses Evaporasi
Pada tahap ini terjadi pertukaran kalor di evaporator, dimana kalor dari lingkungan
atau media yang didinginkan diserap oleh refrigerant cair dalam evaporator
sehingga refrigerant cair yang berasal dari katup ekspansi yang bertekanan dan
bertemperatur rendah berubah fasa dari fasa cair menjadi uap yang mempunyai
tekanan dan temperatur tinggi. Maka besar kalor yang diserap oleh refrigerant
adalah:
𝑸𝒄 = 𝒎̇ ( 𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 ) (2.1)
Dimana :
Qc = Banyaknya kalor yang diserap di evaporator per satuan waktu (kj/s).
𝒎̇ = Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 = kerja kompresi (kj/kg).
2 – 3 Proses Kompresi
Tahap ini terjadi di kompresor dimana refrigerant yang berfasa uap dengan
temperatur dan tekanan rendah dikompresi secara isentropic sehingga temperatur
dan tekanannya menjadi tinggi, besar kapasitas pemanasan dapat ditulis dengan
persamaan :
𝑸𝒄 = 𝒎̇ ( 𝒉𝟑 − 𝒉𝟐 ) (2.2)
Dimana :
𝑸𝒄 = Kapasitas panas Kcal ( kj/s).
𝒎̇ = Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
𝒉𝟑 − 𝒉𝟐 = Kerja kompresi (kj/kg).
3 – 4 Proses Kondensasi
Tahap ini terjadi di dalam kondensor, dimana panas dari refrigerant yang berfasa
uap dari kompresor dibuang ke lingkungan sehingga refrigerant tersebut mengalami
kondensasi. Pada tahap ini terjadi perubahan fasa dari dari fasa uap superheat
menjadi fasa cair jenuh, pada fasa cair jenuh ini tekanan dan temperaturnya masih
tinggi. Besarnya kalor yang dilepaskan di kondensor adalah
𝑸𝒄 = 𝒉𝟑 − 𝒉𝟒 (2.3)
Dimana :
𝑸𝒄 = Kalor yang dilepas di kondensor (kj/kg)
𝒉𝟑 = Entalpi refrigerant yang keluar dari kompresor (kj/kg)
𝒉𝟒 = Entalphi refrigerant cair jenuh (kj/kg)
4 – 1 Proses Ekspansi
Tahap ini terjadi di katup ekspansi dimana refrigerant diturunkan tekanannya yang
diikuti dengan turunnya temperatur entalphi.
Refrigeran adalah suatu media (fluida) perambat panas yang menyerap panas
dengan menguapkan pada temperatur dan tekanan rendah serta melepaskan panas dengan
jalan mengembunkannya pada temperatur yang dan tekanan yang tinggi. Jadi refrigeran
yang ada pada sistem (refrigeration cycle) mudah mengalami perubahan phase dari cair
menjadi gas maupun sebaliknya.
Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu benda/ruangan ke
lingkungan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur
lingkungannya. Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan
tetapi dapat dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses
aliran panas dan perpindahan panas.
Siklus refrigerasi memperlihatkan apa yang terjadi atas panas setelah dikeluarkan dari
udara oleh refrigeran di dalam koil (evaporator). Siklus ini didasari oleh dua prinsip,
yaitu:
1. Saat refrigeran cair berubah menjadi uap, maka refrigeran cair itu mengambil atau
menyerap sejumlah panas.
2. Titik didih suatu cairan dapat diubah dengan jalan mengubah tekanan yang bekerja
padanya. Hal ini sama artinya bahwa temperatur suatu cairan dapat ditingkatkan
dengan jalan menaikan tekanannya, begitu juga sebaliknya.
Prinsip mesin refrigerasi ini bekerja menggunakan siklus carnot.
Gambar 2.2[2].
(a)Daur Refrigrasi Carnot (b) Diagram T-S Refrigerasi Carnot
Fluida kerja yang dipakai pada sistem refrigerasi adalah fluida kerja dengan karakteristik
khusus yaitu mampu mengembun dengan baik, mampu menguap dengan baik dan
mempunyai daya serap kalor yang baik.
Secara umum gambaran mengenai prinsip kerja AC adalah:
a. Penyerapan panas oleh evaporator.
b. Pemompaan panas oleh kompresor.
c. Pelepasan panas oleh kondensor.
Evaporator menyerap panas dari lingkungan, tekanan diusahakan tetap rendah agar
refrigerant senantiasa berada dalam fasa gas dan bertemperatur rendah. Didalam
kompresor uap refrigerant ditekan sehingga tekanan dan temperature tinggi untuk
menghindarkan terjadinya kondensasi dengan membuang energi kelingkungan. Energi
yang diperlukan untuk proses komporesi diberikana oloh motor listrik atau penggerak
mula lainnya. Jadi dalam proses kompresi energi diberikan kepada uap refrigerant. Pada
waktu uap refrigerant diisap masuk kedalam kompresor temperature masih tetap rendah
akan tetapi ketika selama proses kompresi berlangsung temperatur dan tekanannya naik.
Setelah mengalami proses komopresi, uap refrigerant berkerja (fluida kerja )
mengalami proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigerant yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi pada akhirnya kompresi dapat dengan mudah dengan
mendinginkannya melalui fluida cair dan udara. Dengan kata lain uap refrigerant
memberikan panasnya kepada air pendingin atau udara pendingin melalui dinding
kondensor. Jadi dikarena air pendingin atau udara pendingin menyerap panas dari
refrigerant maka temperaturnya menjadi tinggi pada waktu keluar dari kondensor. Selama
refrigerant mengalami perubahan dari fasa uap ke fasa cair tekanan dan temperature
konstan.
Untuk menurunkan tekanan refrigaran cair dari kondensor kita gunakan katup
expansi atau pipa kapiler, alat tersebut dirancang untuk suatu penurunan tekanan tertentu.
Melalui katup expansi refrigerant mengalami evaporasi yaitu proses penguapan cairan
refrigerant pada tekanan dan temperature rendah, proses ini terjadi pada evaporator.
Selama proses evaporasi refrigerant memerlukan atau mengambil bentuk energi panas
dari lingkungan atau sekelilingnya sehingga temperatur sekeliling turun dan terjadi proses
pendinginan.
2.3. Prinsip Kerja Mesin AC
Secara garis besar prinsip kerja AC adalah penyerapan panas oleh evaporator,
pemompaan panas oleh kompresor, pelepasan panas oleh kondensor serta proses
ekspansi. Proses-proses ini berkaitan erat dengan temperatur didih dan temperatur
kondensasi refrigerant. Refrigerant adalah zat yang mudah berubah bentuk (menjadi
uap atau cair) sehingga cocok jika digunakan sebagai media pemindah panas dalam
mesin pendingin.
Gambar 2.2. Prinsip Kerja Mesin AC[3]
Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam compressor
AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase
uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan
yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh
kondenser adalah jumlahan dari energi compressor yang diperlukan dan energi kalor yang
diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa
evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap
ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini
refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase
uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan
berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena
tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup
ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada
kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk
merubahnya membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi
substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka
temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan
berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan
temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Secara alamiah semua proses alir terjadi karena ada beda tekan, yaitu dari tekanan
lebih tinggi ke tekanan lebih rendah. Jadi tidak mungkin selama refrigeran mengalir tanpa
ada penurunan tekanan (pressure drop), hal ini terjadi karena selama mengalir refrigeran
banyak kehilangan energi untuk mengatasi hambatan aliran.
1.3. Prinsip Kerja Sistem Pemanas Air Pada Mesin
Alat pemanas air yang dipasangkan secara seri terhadap kondesor pendingin
ruangan terlihat pada Gambar 2.3, maka memungkinkan sistem tersebut dapat bekerja
secara bersamaan sebagai mesin pendingin ruangan dan memanfaatkan panasnya untuk
memanaskan air. Adapun prinsip kerja dari istem ini adalah sebagai berikut :
METODE PERCOBAAN
[3] http://cvastro.com/cara-kerja-sistem-ac-ruangan.htm
(Diakses pada tanggal 30 Maret 2017 Pukul 20.00 WIB)
[4] anonim. Laporan Tugas Akir : Uji Performansi Sistem Refrigerasi Kompresi
Uap Pada Seed Storage. Politeknik Bandung.
(Diakses pada tanggal 30 Maret 2017 Pukul 20.07 WIB)