Anda di halaman 1dari 20

Laporan Awal

Praktikum Fisika Energi II

PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA


MESIN AC
( M-3 )

Nama Praktikan : Feby Yuliana Putri

NPM : 140310140018

Nama Partner : Bunga Farida

NPM : 140310140008

Hari/Tanggal : Selasa, 4 April 2017

Waktu : 08.00 – 10.00 WIB

Asisten :

LABORATORIUM FISIKA ENERGI


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN

PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA


MESIN AC
( M-3 )

Nama Praktikan : Feby Yuliana Putri


NPM : 140310140018
Nama Partner : Bunga Farida
NPM : 140310140008
Hari/Tanggal : Selasa, 4 April 2014
Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Asisten :

Laporan Awal Presentasi Laporan Akhir

Jatinangor, 4 April 2017

Asisten

( )

( )
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi mesin pendingin saat ini sangat mempengaruhi kehidupan dunia


modern, salah satunya untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup. Terleih untuk
negara beriklim tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim panas, pada saat musim
panas suhu ruangan tinggi sehingga penghuni tidak nyaman. Di lingkungan tempat kerja, AC
juga dimanfaatkan sebagai salah satu cara dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.
Karena dalam beberapa hal manusia membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk
dapat bekerja secara optimal. Mesin pendingin merupakan sebuah mekanisme berupa
siklus yang mengambil energi (termal) dari daerah bertemperatur rendah dan dibuang ke
daerah bertemperatur tinggi (lingkungan). Oleh karena itu dibutuhkan energi untuk
menjalankan siklus refrigerasi. Mesin Refrigerasi adalah salah satu jenis mesin konversi
energi, dimana sejumlah energi dibutuhkan untuk menghasilkan efek pendingin. Disisi
lain, panas dibuang oleh sistem ke lingkungan untuk memenuhi prinsip-prinsip
termodinamika agar mesin dapat berfungsi. Panas yang terlepas ke lingkungan biasanya
terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
memanfaatkan panas yang terbuang ke lingkungan tersebut. Untuk mengefisiensikan
pemakaian AC, maka dilakukan pengelolaan pada limbah AC dengan memanfaatkan
energi panas yang terbuang pada mesin AC tersebut. Dalam praktikum ini energi panas
tersebut akan dimanfaatkan untuk memanaskan air.

1.2. Identifikasi Percobaan


Dalam percobaan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apa itu mesin AC?
2. Bagaimana prinsip kerja dari mesin AC?
3. Bagaimana konversi energi yang terjadi pada mesin AC?
4. Apa manfaat dari energi panas terbuang pada mesin AC?
1.3. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu sebagi berikut.
1. Memahami prinsip kerja mesin AC
2. Memahami cara kerja mesin AC
3. Memahami konversi energy
4. Menentukan temperature air didalam tangki pemanas

1.4. Metode Percobaan

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan awal praktikum fisika energi pada percobaan kali ini
disusun dalam tiga bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan percobaan, sistematika
penulisan, alur penelitian, dan tempat serta waktu melaksanakan percobaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Menjelaskan tentang materi mengenai Pembangkit listrik tenaga panas bumi

BAB III METODE PERCOBAAN


Berisi alat-alat yang digunakan pada percobaan dan prosedur percobaan

TUGAS PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA
1.6 Waktu dan Tempat percobaan
Hari, tanggal : Selasa, 4 April 2017
Pukul : 08.00 - 10.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran
BAB II

TINAJAUN PUSTAKA

2.1. AC atau Air Conditioner

Air conditioner atau AC merupakan salah satu peralatan pendingin (refrigeration).


Mesin pendingin merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat
memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan didinginkan) ke
area bertemperatur tinggi (temperatur sekitar atau temperatur lingkungan) dengan
bantuan energi masukan berupa kerja kompresor. Kebanyakan mesin refrigerasi untuk
keperluan penyejuk ruangan beroperasi menggunakan siklus refrigerasi kompesi uap
(SKU). AC merupakan salah satu refrigrator yang mengambil energi dari temperatur
rendah dan membuang ke daerah yang memiliki temperatur tinggi (lingkungan).
Fungsi utama dari AC ada 4 yaitu:
1. Memperoleh suhu yang diinginkan dan konstan sepanjang hari.
2. Memperoleh kelembaban udara yang konstan sepanjang hari.
3. Memperoleh sirkuit/aliran udara yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Membersihkan/menyaring debu dan asap dari udara.
Penggunaan mesin refrigerasi sebagai pengkondisian udara ruangan untuk gedung
atau bangunan yang berukuran kecil sampai sedang umumnya menggunakan mesin
refrigerasi jenis terpisah (AC split) dengan kapasitas pendinginan yang tidak terlalu besar.
Sedangkan penggunaan mesin refrigerasi sebagai pengkondisian udara untuk gedung atau
bangunan berukuran sedang dan besar biasanya menggunakan mesin refrigerasi jenis
terpusat (AC central) yang memiliki kapasitas pendinginan yang cukup besar. Pada
umumnya baik mesin refrigerasi dengan kapasitas pendinginan kecil, sedang maupun
besar kalor yang dibuang di sisi kondensor yang bertemperatur tinggi, biasanya dibiarkan
terbuang percuma. Kalor ini bisa dimanfaatkan untuk pemanas air secara bersamaan pada
saat proses penyerapan kalor untuk menciptakan kenyaman ruangan yang dihuni,
sehingga didapat air panas secara gratis tanpa perlu lagi menggunakan elemen pemanas
listrik untuk memanaskan air. Pemanfaatan kalor buang di kondensor ini akan menghemat
penggunaan energi listrik untuk keperluan air panas[1].
Ditinjau dari konstruksi, AC bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi
dalam. Sisi luar terdiri dari pipa kapiler dan kondensor, tangki penampung air, daun kipas
yang bisa bergerak, dan filter udara sebagai penyaring kotoran. Sedangkan bagian dalam
terdiri dari daun kipas pendorong (blower) udara segar, pipa penguapan (evaporator),
katup ekspansi, dan lain sebagainya.
Adapun sistem mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem
kompresi uap. Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri
dari:

Gambar 2.1. Pendingin Kompresi[2]


2.1.1. Kompresor
Kompresor atau pompa isap mempunyai fungsi yang vital. Dengan adanya
kompresor, refrigerant bisa mengalir ke seluruh sistem pendingin. Sistem kerjanya adalah
dengan mengubah tekanan, sehingga terjadi perbedaan tekanan yang memungkinkan
refrigeran mengalir (berpindah) dari sisi bertekanan rendah ke sisi bertekanan tinggi.
Ketika bekerja, refrigerant yang dihisap dari evaporator dengan suhu dan tekanan rendah
dimampatkan sehingga suhu dan tekanannya naik. Gas yang dimampatkan ini ditekan
keluar dari kompresor lalu dialirkan ke kondensor, tinggi rendahnya suhu dikontrol
dengan thermostat.

2.1.2. Kondensor

Kondensor akan melepaskan kalor ke lingkungan, dimana kalor ini berasal dari
kalor yang diserap atau diambil di evaporator (ruangan yang akan didinginkan) pada
temperatur dan tekanan rendah. Gas yang berasal dari kompresor memiliki suhu dan
tekanan tinggi, ketika mengalir di dalam pipa kondensor, gas mengalami penurunan suhu
hingga mencapai suhu kondensasi kemudian mengembun. Wujud gas berubah menjadi
cair dengan suhu rendah sedangkan tekanannya tetap tinggi. Cairan refrigeran ini
selanjutnya akan memasuki komponen ketiga yaitu katup ekspansi.

2.1.3. Katup Ekspansi

Katup ekspansi ini dipergunakan untuk menurunkan tekanan dan untuk


mengekspansikan secara adiabatik cairan yang bertekanan dan bertemperatur tinggi
sampai mencapai tingkat tekanan dan temperatur rendah, atau mengekspansikan
refrigeran cair dari tekanan kondensasi ke tekanan evaporasi, refrigerant cair diinjeksikan
keluar melalui oriffice, refrigerant segera berubah menjadi kabut yang tekanan dan
temperaturnya rendah.
Selain itu, katup ekspansi juga sebagai alat kontrol refrigerasi yang berfungsi :
1. Mengatur jumlah refrigeran yang mengalir dari pipa cair menuju evaporator sesuai
dengan laju penguapan pada evaporator.

2. Mempertahankan perbedaan tekanan antara kondensor dan evaporator agar


penguapan pada evaporator berlangsung pada tekanan kerjanya.

2.1.4. Evaporator

Evaporator adalah komponen pada sistem pendingin yang berfungsi sebagai


penukar kalor, serta bertugas menguapkan refrigeran dalam sistem, sebelum dihisap oleh
kompresor. Panas udara sekeliling diserap evaporator yang menyebabkan suhu udara
disekeliling evaporator turun. Suhu udara yang rendah ini dipindahkan ketempat lain
dengan jalan dihembus oleh kipas, yang menyebabkan terjadinya aliran udara.

Perpindahan panas yang terjadi pada evaporator adalah konveksi paksa yang terjadi
di dalam dan di luar tabung serta konduksi pada tabungnya. Perpindahan panas total yang
terjadi merupakan kombinasi dari ketiganya. Harga koefisien perpindahan panas
menyeluruh dapat ditentukan dengan terlebihi dahulu menghitung koefisien perpindahan
kalor pada sisi refrigeran dan sisi udara yang telah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya
koefisien perpindahan panas total dihitung berdasarkan luas permukaan dalam pipa dan
berdasarkan luas permukaan luar pipa.
Berdasarkan Gambar 2.4 dijelaskan sebagai berikut[2]:

1 – 2 Proses Evaporasi
Pada tahap ini terjadi pertukaran kalor di evaporator, dimana kalor dari lingkungan
atau media yang didinginkan diserap oleh refrigerant cair dalam evaporator
sehingga refrigerant cair yang berasal dari katup ekspansi yang bertekanan dan
bertemperatur rendah berubah fasa dari fasa cair menjadi uap yang mempunyai
tekanan dan temperatur tinggi. Maka besar kalor yang diserap oleh refrigerant
adalah:
𝑸𝒄 = 𝒎̇ ( 𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 ) (2.1)
Dimana :
Qc = Banyaknya kalor yang diserap di evaporator per satuan waktu (kj/s).
𝒎̇ = Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 = kerja kompresi (kj/kg).

2 – 3 Proses Kompresi
Tahap ini terjadi di kompresor dimana refrigerant yang berfasa uap dengan
temperatur dan tekanan rendah dikompresi secara isentropic sehingga temperatur
dan tekanannya menjadi tinggi, besar kapasitas pemanasan dapat ditulis dengan
persamaan :
𝑸𝒄 = 𝒎̇ ( 𝒉𝟑 − 𝒉𝟐 ) (2.2)
Dimana :
𝑸𝒄 = Kapasitas panas Kcal ( kj/s).
𝒎̇ = Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
𝒉𝟑 − 𝒉𝟐 = Kerja kompresi (kj/kg).

3 – 4 Proses Kondensasi
Tahap ini terjadi di dalam kondensor, dimana panas dari refrigerant yang berfasa
uap dari kompresor dibuang ke lingkungan sehingga refrigerant tersebut mengalami
kondensasi. Pada tahap ini terjadi perubahan fasa dari dari fasa uap superheat
menjadi fasa cair jenuh, pada fasa cair jenuh ini tekanan dan temperaturnya masih
tinggi. Besarnya kalor yang dilepaskan di kondensor adalah
𝑸𝒄 = 𝒉𝟑 − 𝒉𝟒 (2.3)
Dimana :
𝑸𝒄 = Kalor yang dilepas di kondensor (kj/kg)
𝒉𝟑 = Entalpi refrigerant yang keluar dari kompresor (kj/kg)
𝒉𝟒 = Entalphi refrigerant cair jenuh (kj/kg)

4 – 1 Proses Ekspansi
Tahap ini terjadi di katup ekspansi dimana refrigerant diturunkan tekanannya yang
diikuti dengan turunnya temperatur entalphi.

2.2. Sistem Refrigerasi

Refrigeran adalah suatu media (fluida) perambat panas yang menyerap panas
dengan menguapkan pada temperatur dan tekanan rendah serta melepaskan panas dengan
jalan mengembunkannya pada temperatur yang dan tekanan yang tinggi. Jadi refrigeran
yang ada pada sistem (refrigeration cycle) mudah mengalami perubahan phase dari cair
menjadi gas maupun sebaliknya.
Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu benda/ruangan ke
lingkungan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur
lingkungannya. Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan
tetapi dapat dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses
aliran panas dan perpindahan panas.
Siklus refrigerasi memperlihatkan apa yang terjadi atas panas setelah dikeluarkan dari
udara oleh refrigeran di dalam koil (evaporator). Siklus ini didasari oleh dua prinsip,
yaitu:
1. Saat refrigeran cair berubah menjadi uap, maka refrigeran cair itu mengambil atau
menyerap sejumlah panas.
2. Titik didih suatu cairan dapat diubah dengan jalan mengubah tekanan yang bekerja
padanya. Hal ini sama artinya bahwa temperatur suatu cairan dapat ditingkatkan
dengan jalan menaikan tekanannya, begitu juga sebaliknya.
Prinsip mesin refrigerasi ini bekerja menggunakan siklus carnot.

Gambar 2.2[2].
(a)Daur Refrigrasi Carnot (b) Diagram T-S Refrigerasi Carnot

Proses kerjanya adalah sebagai berikut :


1-2 : Proses kompresi adiabatis pada kompresor
2-3 : Proses pengeluaran kalor isobarik pada kondensor
3-4 : Proses trotling pada katup ekspansi
4-1 : Proses penyerapan kalor refriger pada evaporator

Fluida kerja yang dipakai pada sistem refrigerasi adalah fluida kerja dengan karakteristik
khusus yaitu mampu mengembun dengan baik, mampu menguap dengan baik dan
mempunyai daya serap kalor yang baik.
Secara umum gambaran mengenai prinsip kerja AC adalah:
a. Penyerapan panas oleh evaporator.
b. Pemompaan panas oleh kompresor.
c. Pelepasan panas oleh kondensor.
Evaporator menyerap panas dari lingkungan, tekanan diusahakan tetap rendah agar
refrigerant senantiasa berada dalam fasa gas dan bertemperatur rendah. Didalam
kompresor uap refrigerant ditekan sehingga tekanan dan temperature tinggi untuk
menghindarkan terjadinya kondensasi dengan membuang energi kelingkungan. Energi
yang diperlukan untuk proses komporesi diberikana oloh motor listrik atau penggerak
mula lainnya. Jadi dalam proses kompresi energi diberikan kepada uap refrigerant. Pada
waktu uap refrigerant diisap masuk kedalam kompresor temperature masih tetap rendah
akan tetapi ketika selama proses kompresi berlangsung temperatur dan tekanannya naik.
Setelah mengalami proses komopresi, uap refrigerant berkerja (fluida kerja )
mengalami proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigerant yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi pada akhirnya kompresi dapat dengan mudah dengan
mendinginkannya melalui fluida cair dan udara. Dengan kata lain uap refrigerant
memberikan panasnya kepada air pendingin atau udara pendingin melalui dinding
kondensor. Jadi dikarena air pendingin atau udara pendingin menyerap panas dari
refrigerant maka temperaturnya menjadi tinggi pada waktu keluar dari kondensor. Selama
refrigerant mengalami perubahan dari fasa uap ke fasa cair tekanan dan temperature
konstan.
Untuk menurunkan tekanan refrigaran cair dari kondensor kita gunakan katup
expansi atau pipa kapiler, alat tersebut dirancang untuk suatu penurunan tekanan tertentu.
Melalui katup expansi refrigerant mengalami evaporasi yaitu proses penguapan cairan
refrigerant pada tekanan dan temperature rendah, proses ini terjadi pada evaporator.
Selama proses evaporasi refrigerant memerlukan atau mengambil bentuk energi panas
dari lingkungan atau sekelilingnya sehingga temperatur sekeliling turun dan terjadi proses
pendinginan.
2.3. Prinsip Kerja Mesin AC

Secara garis besar prinsip kerja AC adalah penyerapan panas oleh evaporator,
pemompaan panas oleh kompresor, pelepasan panas oleh kondensor serta proses
ekspansi. Proses-proses ini berkaitan erat dengan temperatur didih dan temperatur
kondensasi refrigerant. Refrigerant adalah zat yang mudah berubah bentuk (menjadi
uap atau cair) sehingga cocok jika digunakan sebagai media pemindah panas dalam
mesin pendingin.
Gambar 2.2. Prinsip Kerja Mesin AC[3]

Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam compressor
AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase
uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan
yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh
kondenser adalah jumlahan dari energi compressor yang diperlukan dan energi kalor yang
diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa
evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap
ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini
refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase
uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan
berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena
tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup
ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada
kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk
merubahnya membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi
substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka
temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan
berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan
temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Secara alamiah semua proses alir terjadi karena ada beda tekan, yaitu dari tekanan
lebih tinggi ke tekanan lebih rendah. Jadi tidak mungkin selama refrigeran mengalir tanpa
ada penurunan tekanan (pressure drop), hal ini terjadi karena selama mengalir refrigeran
banyak kehilangan energi untuk mengatasi hambatan aliran.
1.3. Prinsip Kerja Sistem Pemanas Air Pada Mesin

Alat pemanas air yang dipasangkan secara seri terhadap kondesor pendingin
ruangan terlihat pada Gambar 2.3, maka memungkinkan sistem tersebut dapat bekerja
secara bersamaan sebagai mesin pendingin ruangan dan memanfaatkan panasnya untuk
memanaskan air. Adapun prinsip kerja dari istem ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pemanas Air Pada Mesin AC


a. Proses kompresi dimana uap refrigeran dikompresikan dari tekanan ketekanan
tinggi sehingga refrigeran mempunyai tepmperatur yang cukup tinggi.
b. Proses kondensasi dimana uap refrigeran yang cukup panas dialirkan kedalam alat
pemanas air, sehingga terjadi proses pelepasan panas dari refrigeran ke air yang ada
didalam tangki.
c. Refrigeran yang sudah mengalami penurunan temperatur kemudian
dikondensasikan melalui kondensor. Disini peran kondensor pada awal pemanasan
tidak begitu besar karena panas dari refrigeran banyak diserap oleh air selama
melewati tangki air, kemudian setelah temperatur didalam tangki sudah mulai
meningkat maka kondensor sudah mulai berfungsi.
d. Proses ekspansi dimana refrigeran yang sudah terkondensasikan diekspansikan
melaui pipa kapiler sehinngga mengalami penurunan tekanan dan fasa dari
refrigeran mulai berubah menjadi campuran.
e. Proses evaporasi dimana campuran refrigeran menerima panas dari ruangan yang
didinginkan sehingga berubah fasa menjadi uap dan udara yang melepas panas
mengalami penurunan temperatur menyebabkan temperatur udara di ruangan
menjadi sejuk.
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan yang digunakan

Alat yang digunakan dalan percobaan ini yaitu :

1. Seperangkat peralatan mes in air conditioner (AC)


Mesin AC yang digunakan adalah tipe split dengan kapasitas I hp, adapun
data spesifikasi dari mesin ini adalah sebagai berikut:
• Model DG-09Gz
• Kapasitas l hp (9000 Btu/h )= 2636,98 \V
• Daya I istrik 980 watt
• Jenis refrigerant R-22
• Tekanan kondensor = 2, 7 MPa
• Tekanan evaporator= 0,65 Mpa
• Ams listrik = 4,5 - 5,5 Ampere
• Tegangan listrik = 220 - 240 V
2. Alat ukur temperature ruang berfungsi untuk mengukur temperatur ruang
3. Alat ukur kelembaban berfungsi untuk mengukur kelembaban
4. Alat ukur tegangan dan alat ukur arus berfungsi unuk mengukur arus dan
tegangan
5. Alat ukur waktu berfungsi untuk mengukurwaktu
6. Alat ukur penukar panas. Alat penukar panas yang digunakan dari bahan
tembaga dan mempunyai konfigurasi koil tipe heliks dengan diameter pipa
1 / 4 inchi dan panjang 12 m
7. Tangki air berfungsi untuk menampung air

3.2. Prosedur Percobaan

1. Menyusun alat-alat seperti pada gambar 1


2. Mengukur debit aliran dibeberapa titik pengukuran
3. Mengamati kenaikan teperatur air dalam tangki terhadap waktu
4. Mengukur COP ( coefisien of performance) sebelum dihubungkan dengan
pernanas. (COP) mesin /AC menunjukkan perbandingan antara besarnya
kapasitas pendinginan dengan daya
5. Mengukur COP setelah dihubungkan dengan pemanas.

Gambar 3 . 1. Blok diagram mesin AC beserta alat pemanasnya. Dari 1 ke 2 proses


kompresi, dari 2 ke 3 proses kondensasi, dari 3 ke 4 proses ekspansi.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan prinsip dan cara kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap


Sistem refrigerasi kommpresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan
kompresor sebagai alat kompresi refigeran, yang dalam keadaan bertekanan rendah
akan menyaerap kalor drai tempat yang didinginkan, kemudian masuk pada sisi
penghidap dimana uap refrigeran tersebut ditekan didalam kompresor sehingga
berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang dikeluarkan pada sisi keluaran[4]. Pada
Gambar 3.1 merupakan cara kerja mesin tersebut :

Gambar 4. 1 prinsip kerja mesin refrigrasi kompresi uap


a. Refrigerator atau mesin pendingin bekerja dengan menyerap kalor pada suhu
rendah ( di dalam ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi ( di
luar ruangan).
b. Untuk refrigerator, kalor harus dibuang ke lingkungan.
2. Jelaskan siklus Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

Gambar 4.2. Siklus Refrigerasi Kompresi Uap


Proses kerjanya adalah sebagai berikut :
1 – 2 : kompresi adiabatik dan temperatur menjadi T2
2 – 3 : pelepasan panas isothermal oleh refrigeran pada suhu tinggi
2 – 4 : ekspansi adiabatik sehingga temperatur turun menjadi T4
3 - 1: penyerapan kalor isothermal oleh refrigeran dan terjadi perubahan fasa

3. Jelaskan energi termal pada siklus Mesin Refrigerasi Kompresi Uap


Terdapat energi termal yang keluar dari kondensor. Terdapat energi termal yang
masuk ke evaporator, energi termal ini digunakan untuk menguapkan refrigeran
(mengubah fasanya dari fasa liquid ke fasa uap).
DAFTAR PUSTAKA

[1] Aziz. 2015.Potensi Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor AC


Sentral Untuk Pemanas Air Hemat Energi.Jurnal MekanikaI,Vol.6 No. 2.
(Diakses pada tanggal 30 Maret 2017 Pukul 14.23 WIB)

[2] Universitas Sumatera Utara


(Diakses pada tanggal 30 Maret 2017 Pukul 19.57 WIB)

[3] http://cvastro.com/cara-kerja-sistem-ac-ruangan.htm
(Diakses pada tanggal 30 Maret 2017 Pukul 20.00 WIB)

[4] anonim. Laporan Tugas Akir : Uji Performansi Sistem Refrigerasi Kompresi
Uap Pada Seed Storage. Politeknik Bandung.
(Diakses pada tanggal 30 Maret 2017 Pukul 20.07 WIB)

Anda mungkin juga menyukai