Anda di halaman 1dari 5

Pemuaian Zat Cair dan Anomali Air

Komala Affiyanti Affandi (140310140016)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
29 Oktober 2015
Asisten : Albert Agung Yohanes H

Abstrak
. Anomali air merupakan sifat ketidakteraturan air dimana pada saat temperatur naik dari 0 0C 40 C volume
akan memuai namun air pada suhu ini akan menyusut dan saat temperatur turun pada 4 0C 00 C volume akan menyusut
akan tetapi pada volume ini akan memuai. Sedangkan pada zat lain volume akan menyusut jika volume diturunkan dan
memuai pada suhu di naikkan. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah mengetahui cara pengukuran volume zat cair
dan memahami sifat anomali air.
Untuk mencapai tujuan dilakukan praktikum sesuai prosedur yang ada diantaranya: mengisi tabung air hingga
penuh dan menutup kunci buret, kemudian mengisi kotak dengan es dan sedikit air hingga menutupi tabung gelas dan
menyalakan pengaduk magnetik prosedur ini dilakukan untuk penurunan suhu. Suhua awal dicatat sebesar 17 0C lalu
mencatat ketinggian pipa air setiap penurunan 0,2 0C . Setelah itu untuk penaikkan temperatur dicatat suhu awal (suhu
akhir penurunan suhu) dan dicatat ketinggian pipa untuk setiap penaikkan suhu 0,2 0C . Ketinggian air pada tabung
merupakan volume air.

(Kata kunci : anomali air,keofisien muai volume)

BAB 1 Apabila dua buah benda berada dalam


Pendahuluan kesetimbangan termal dengan benda ketiga
1.1 Latar Belakang maka keduanya berada dalam kesetimbangan
Pemuaian adalah bertambahnya termal.pernyataan ini dikenal sebagai hukum
ukuran suatu benda karena pengaruh ke nol termodinamika,yang sering mendasari
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran pengukuran temperatur. Alat yang biasa
suatu benda karena menerima kalor. Salah digunakan untuk mengukur temperatur adalah
satu pemuian yang ada adalah pemuaian pada termometer. Skala yang ada pada termometer
zat cair (air). Sifat dari partikel zat cair adalah diantaranya: skala
jarak antar partikel tetap dan agak berjauhan, celcius,fahrenheit,reamur,dan kelvin.
gaya tarik-menarik antar partikel lemah jika
dibanding dengan zat paat. Suatu zat apabila 2.2. Kerapat Zat
diberi kalor akan mengalami pemuaian dan Massa jenis atau kerapatan merupakan
melepaskan kalor akan mengalami karakteristik mendasar yang dimiliki zat.
penyusutan. Air memiliki sifat khusus yaitu Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan
anomali air. Hal ini terjadi pada sutu 00C - massa dan volume zat itu sehingga nilai
4oC. kerapatan dapat diukur melalui pengukuran
massa dan volumenya. Semakin tinggi massa
1.2 Tujuan Percobaan jenis suatu zat, semakin besar pula massa
Praktikum anomali air ini memiliki setiap volumnenya =m/v. Cara paling mudah
tujuan diantaranya: mengetahui cara menentukan kerapatan zat cair adalah dengan
pengukuran volume zat cair serta memahami mengukur massa dan volumennya dengan
sifat anomali air. gelas ukur. Selain itu, kerapatan zat cair juga
dapat ditentukan dengan neraca mohr.
BAB 2
Teori Dasar 2.3. Pemuaian Zat
2.1. Temperatur dan skala yang Pemuaian zat adalah peristiwa
digunakan perubahan geometri dari suatu benda karena
Temperatur dapat didefinisikan pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri
sebagai sifat fisik suatu benda untuk ini bisa meliputi bertambahnya panjang, lebar,
menentukan apakah keduanya berada dalam maupun volume.
kesetimbangan termal. Dua buah benda akan 2.3.1 Pemuaian Zat Padat
berada dalam kesetimbangan termal jika Hampir semua zat padat akan
keduanya memiliki temperatur yang sama. memuai jika dipanaskan. Setiap benda padat
yang dipanaskan akan mengalami pemuaian muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang
panjang, pemuaian luas dan pemuaian diberikan pada zat cair itu maka semakin
volume. Pemuaian itu dapat berupa bertambah besar muai volumenya. Pemuaian volume zat
panjang (linear), bertambah luas, atau cair terkait dengan pemuaian tekana karena
bertambah volumenya. Hal ini karena peningkatan suhu. Untuk perumusan
partikel-partikel benda akan bergerak lebih pemuaian zat cair dapat dilihat dari volum
cepat jika suhunya dinaikkan. Karena gerakan kubus, dimana V = r r r
inilah partikel membutuhkan ruang yang lebih V = L L L = L3
luas untuk bergerak. Akibatnya, volume zat Sehingga :
padat tersebut bertambah besar. dimana berdasarkan muai panjang ,
A. Pemuaian Panjang L = L0 ( 1 + T )
Pemuaian panjang adalah
pertambahan panjang benda akibat pengaruh Maka,
suhu (1 dimensi). Besarnya pemuaian zar V L3
tergantung pada konstanta muai panjang zat L0 1 T
3

dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-


L0 1 2T 2 T 2 1 T
3

beda untuk tiap zatnya. Konstanta muai
V0 1 3T 3 2 T 2 3 T 3
panjang dapat dihitu melalui perumusan :
L 1 Tetapi karena sangat kecil maka 3

Lo T T 2
2
3 T 3
dan diabaikan, maka koefisien
L L0 T L = L - L0 muai volum menjadi :
, dimana V = V0 ( 1 + 3T )
Maka,
L = L0 + L0 T L = L0 ( 1 + T )
2.4. Anomali Air
;
B. Pemuaian Luas
Kemampuan suatu benda untuk
mengalami pemuaian luas sangat ditentukan
oleh koefisien muai luas dilambangkan
dengan , Dengan nilai = 2. Rumus
Pemuaian Luas: Anomali air adalah sifat kekecualian
A = A0 ( 1 + 2T ) pada air. Pada umumnya,suatu zat akan
atau memauai jika dipanaskan dan akan menyusut
A = A0 ( 1 + T ) jika didinginkan,tetapi air memiliki sifat khas
yaitu pada suatu kondisi tertentu air tidak
mematuhi gejala tersebut, kondisi tersebut
C. Pemuaian Volume adalah air pada 0C dipanaskan, volumenya
Pemuaian volume sama juga dengan menyusut sampai mencapai 4C. Di atas 4C
pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 air berperilaku normal dan memuai
dimensi. Karena itu muai volume sama juga volumenya terhadap penambahan temperature
dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian hal tersebut dapat dilihat pada gambar diatas.
volume suatu zat tergantung pada koefisien Akibat anomali air maka air memiliki
muai volumenya (gamma) dimana = 3 volume paling kecil pada suhu 4C atau
V = V0 + V0 T V = V0 ( 1 + 3T ) massa jenis paling besar pada suhu 4C. Hal
ini disebabkan massa jenis berbanding
;
terbalik dengan volume (=m/v). Massa jenis
2.3.2 Pemuaian Zat Cair
Pemuaian zat cair terjadi pada saat zat air adalah 1000gr/cm3 .
cair tersebut dipanaskan. Pada zat cair tidak
melibatkan muai panjang maupun muai luas,
tetapi hanya dikenal sebagai muai ruang atau
Grafik perubahan volume penurunan dan penaikkan temperatur
penurunan temperatur
40
Linear (penurunan temperatur)
20
H (cm)
0 Penaikkan temperatur
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Linear (Penaikkan temperatur)
T (C)

BAB III
Percobaan Sampel data dan hasil pengolahan data
3.1. Alat dan fungsi perhitungan koefisien muai volume
Alat yang digunakan pada praktikum dengan menggunakan rumus :
V h
anomali air ini diantaranya : tabung peraga
V T h T
anomali air yang berfungsi sebagai tempat
yang akan digunakan percobaan anomali air, 1. Penurunan temperatur
pengaduk magnetik berfungsi sebagai
pengaduk, pengukur temperatur digital untuk
h
mengukur suhu, statip untuk penyangga T( (c T- H- massa
selang, selang untuk mengalirkan air kedalam C) m) T0 H0 air
tabung peraga, corong untuk meletakkan air 26,
kedalam tabung. Selain itu es berfungsi untuk 17 7 0 0 0
penurun temperatu air,air murni sebagai zat 16, 26, 0, 0,0377
yang digunakan untuk pembuktian anomali 8 5 2 0,2 36
air, kotak pendingin untuk menyimpan es. 16, 26, 0, 0,0380
6 3 4 0,4 23
3.2. Prosedur percobaan 16, 26, 0, 0,0383
Pada praktikum kali ini dilakukan dua 4 1 6 0,6 14
buah prosedur yakni untuk penurunan dan 16, 25, 0, 0,0436
kenaikan temperatur. Pertama-tama yang 2 8 8 0,9 05
dilakukan adalah menyusun peralatan anomali 25, 0,0429 25,573
air dan mengisi tabung peraga dengan air 16 6 1 1,1 69 69
melalui corong hingga penuh,kemudian tutup 2. Penaikkan temperatur
kunci buret. Prosedur pertama untuk
penurunan temperatur , pertama mengisi 12, 0,0389
kotak dengan es dan sedikit air hingga 4,6 18 4 8,7 78
menutupi tabung gelas kemudian meletakkan 12, 0,0383
4,4 18 6 8,7 6
diatas pengaduk magnetik lalu menyalakan
18, 12, 0,0364
pengaduk magnetik. Lalu menurunkan
4,2 2 8 8,5 87
temperatur sampai 170C , kemudian mencatat 18, 0,0353
ketinggian permukaan air setiap penurunan 4 3 13 8,4 09 18,3
0,20C hingga temperatur sukar mejadi dingin 3,8 18, 13, 8,3 0,0341
lagi. Untuk penaikan temperatur, pertama- 4 2 73
tama mengeluarkan es dalam kotak sampai 3,6 18, 13, 8,2 0,0330
habis. Lalu mencatat ketinggian air setiap 5 4 78
kenaikan suhu 0,20C. Sehingga didapat nilai
perubahan kenaikan atau ketinggian air dalam
tabung.

BAB IV
Data dan Analisa
4.1 Data
Penurunan Penaikan
Temperatur Temperatur
T( massa air T(
T( massa
h air H-
C) (gr) C)C) (gr)
(cm) T-T0 H0 Tabel massa air
25,5736857 4 20,8
3,6 19,5 0 0 0 untuk temperatur 170C
16 6
40C untuk penurunan
24,3787378 5 3,8 21,59982
20 0,2 0,5 0,125
15 4 504 0,1562 dan penaikkan suhu
23,3829928 64 20,8
22,79927 0,4 1,3 5 20,8 dengan menggunakan
14 8 724 0,1190 rumus :
22,2867515 7 4,2 21
23,59834 0,6 1,5 48 Massa air = x V
13 7 092 0,0947
21,2899059 8 4,4 21,1
24,29699 0,8 1,6 87
12 3 895 0,0845 4.2 Analisa
20,2925620 9 4,6 21,3
25,29517 1 1,8 07
Pada
11 8 276 0,0775
praktikum ini mengenai
19,6946435 104,8 21,5
26,39282 1,2 2 19
anomali air, anomali air
10 7 184 merupakan sifat pengecualian pada air. Pada
19,1963366 27,19003 praktikum ini kita mendapatkan hubungan
9 4 11 392 antara perubahan volume dengan suhu yang
28,08668
ada. Pada praktikum ini perubahan volume
8 17,997777 12 341
yang terjadi sangat kecil maka yang diamati
28,98277
7 17,9987346 13 11
adalah ketinggian pada kolom air pada
29,57848 tabung. Jadi grafik yang dibuat merupakan
6 17,9994294 14 672 ketinggian air dengan temperatur. Pada air
30,06906 terjadinya anomali pada suhu 0-40 C. pada
5 17,9998542 15 021 penurunan suhu pada praktikum ini dapat
4 18,3 dilihat terjadinya anomali air tetapi pada suhu
4,20 C seharusnya pada teori anomali terjadi
pada suhu 0-40 C hal ini salah disebabkan
salah satunya adalah faktor lingkungan yang
mempengaruhi penurunan suhu yang terjadi.
Pada praktikum penurunan suhu ini dicatat
suhu awal 170 C dengan ketinggian kolom air
(volume) 26,7 cm. dari setiap penurunan suhu
dicatat ketinggian dari kolom air setiap
penurunan 0,20 C . Dari perubahan suhu
didapat perubahan suhu dan perubahan
volume. Dari sini kita dapat menghitung
dan massa air.
Hal ini berlaku pula pada kenaikkan
suhu yang ada. Pada kenaikkan suhu ini
dihitung mulai dari suhu 3,60C yang
dikarenakan pada penurunan suhu, suhu yang
didapat terakhir adalah 3,60C . pada
penurunan suhu volume awal yang didapat
adalah 18,5 cm sedangkan pada penaikkan
suhu ini ketinggian mula mula 19,5 cm
sehingga anomali yang terjadi pada proses
penaikkan suhu tidk terlihat. Hal ini
disebabkan pada perubahan suhu pembacaan
termometer terjadi penurunan yang cukup
drastis. Jadi pada suhu 3,60C sudah terjadi
pemuaian volume pada kolom air dengan
ketinggian yang cukup berbeda jauh.
Sedangkan untuk perhitungan dan massa air perubahan suhu yang drastis pada termometer
menggunakan perumusan yang sama. dan faktor lingkungan yang ada.

BAB V Daftar Pustaka


[1] Anonim (2013). Temperatur,perpindahan
Kesimpulan kalor, pemuaian zat:Pengertian,pengukuran
dan perubahan.
Kesimpulan pada praktikum anomali perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/tem
air adalah telah mengetahui cara pengukuran peratur-perpindahan-kalor-pemuaian-zat-
volume zat cair (air) yaitu dengan mengukur pengukuran-pengertian-dan-perubahan.html
ketinggian air saat penaikkan maupun (akses 14 oktober 2015 pukul 06.00 WIB)
penurunan temperature. Ketinggian air pada [2] anonim (2015). Pemuian zat cair.
kolom air dianggap sebagai volume karena Fisikazone.com/pemuaian-zat-cair/ (akses 14
perubahan volume yang kecil. Pada teori oktober 201 pukul 06.15 WIB)
anomali air terjadi pada suhu 0-40C akan [3] Irawan,Dian.2012. Peristiwa anomali air.
tetapi pada penurunan suhu anomali yang diwanfisika.blogspot.co.id/2012/03/peristiwa-
terjadi pada suhu 4,20C tidak sesuai dengan anomali-air.html (akses 14 oktober 2015
teori, sedangkan pada penaikkan suhu tidak pukul 06.30 WIB)
dapat melihat terjadinya anomali karena

Anda mungkin juga menyukai