Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan baik


kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Kebutuhan energi tersebut tentunya
harus diimbangi dengan tersedianya pasokan energi yang cukup. Akan tetapi
semakin berkembangnya proses kehidupan manusia, energi yang dibutuhkan
semakin banyak sementara ketersediaan energi makin berkurang. Energi panas
bumi merupakan salah satu diantara beberapa energi terbarukan yang bisa
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. [1]
Potensi panas bumi di Indonesia sangat melimpah, yaitu terdapat 256 prospek
dengan potensi daya sekitar 28.617MW. Sistim panas bumi di Indonesia
umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi
(>2250C)hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐2
250C). Sistem hydrothermal yang ada di Indonesia didominasi oleh jenis dominasi
air, dengan karakteristik fluida panas bumi sekitar 20% uap dan 80% air. Jenis
pembangkit listrik yang cocok digunakan untuk memanfaatkan potensi energi ini
adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi sistem flashing (single-flash ataupun
multi-flash). [2]

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana cara membuat model pembangkit listrik tenaga panas bumi
sistem flashing ?
2. Bagaimana cara menghitung daya turbin ?
3. Bagaimana cara Menghitung kualitas uap hasil flashing ?
4. Bagaimana cara Menghitung efesiensi thermal pembangkit ?

1.3 Tujuan percobaan


1. Membuat model pembangkit listrik tenaga panas bumi sistem flashing
2. Menghitung daya turbin
3. Menghitung kualitas uap hasil flashing
4. Menghitung efesiensi thermal pembangkit
1.4 Metode Percobaan

Membuat skema Menginput Menghitung daya, kualitas


Memandu pembangkit listrik parameter uap dan jumlah air pendingin
Single Flash awal tenaga panas bumi yang di yang di butuhkan di
HYSYS.
system single butuhkan. condenser menggunakan
flash. rumus yang telah di sediakan

Menghitung daya turbin 1, daya


Membuat skema Menginput turbin 2, kualitas uap hasil flashing
Memandu pembangkit listrik parameter 1, kualitas uap hasil flashing 2,
Double Flash awal tenaga panas bumi yang di pendingin di condenser 1 dan
HYSYS.
system double butuhkan. pendingin di condenser 2 dengan
flash. menggunakan rumus yang telah di
sediakan.

1.5 Sistematika Penulisan


Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Tujuan Percobaan
1.4. Metode Percobaan
1.5. Sistematika Penulisan
1.6. Waktu dan Tempat Percobaan
Bab II : Teori Dasar
Menjelaskan materitentangpembangkit listrik tenaga panas bumi sistem
flashing ( Prinsip kerja, Jenis, dan Komponennya )
Bab III : Metode Percobaan
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
3.2 Prosedur Percobaan
Tugas Pendahuluan
Daftar Pustaka

1.6 Waktu dan Tempat Percobaan


1. Hari, tanggal : Selasa, 25 April 2017
2. Pukul : 13.00 - 15.00 WIB
3. Tempat : Laboratorium Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi yang
cukup besar yaitu ± 29 GW atau setara dengan 40 % potensi panas bumi dunia,
namun demikian pemanfaatannya masih kecil yaitu sebesar 1.189 MW atau setara
4,2% dari potensi yang ada. Posisi tersebut menempatkan Indonesia diurutan
ketiga sebagai negara pemanfaat energi panas bumi setelah Philiphina dan
Amerika Serikat. [3]
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan suatu
pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga panas dari perut bumi dalam
bentuk uap air dan merupakan energi terbarukan bila penggunaannya
menggunakan prinsip siklus dengan pompa injeksi. Prinsip kerja PLTP sama saja
dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap panas bumi
yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu
PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya
operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak
perlu membeli bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup
besar untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Cara kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sendiri
sebenarnya bukan hal yang baru, prinsip kerja dari PLTP ini hampir sama seperti
cara kerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yaitu mengandalkan tekanan
dari uap, menggunakan air yang dipanaskan agar menjadi uap. Pada PLTU uap
dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP, uap berasal dari
reservoir panas bumi
Pertama dalam cara kerja dari PLTP, air yang ada di tangki diinjeksikan ke
dalam bumi hingga mencapai titik dimana terjangkau oleh sumber panas bumi.
Jika disemakan maka pipa injeksi hingga mencapai diatas sumber panas bumi.
Dengan begitu, setelah air memanas akan berubah menjadi uap,namun sebelum
menuju ke turbin, uap air dipisahkan terlebih dahulu dari air yang masih terbawa,
proses ini dilakukan di separator. Baru setelah itu uap kering menuju ke turbin dan
menggerakkan generator yang digunakan untuk pembangkit listrik. Selanjutnya
uap didinginkan di dalam mesin pendingin dan proses tersebut berulang
kembali.[4]

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi[4]


Hingga saat ini terdapat empat jenis sumber panas bumi berdasarkan kedalaman
letak reservoirnya yaitu:

(a) Hydrothermal
Sumber panas bumi jenis ini memiliki kedalaman rata-rata 2000-3000 m
dengan temperatur fluidanya dapat mencapai 3150C dan tekanan 8-20 bar
tergantung kualitas reservoir. Fluida pada jenis hydrothermal ini dapat
berupa uap maupun cairan.

(b) Geopressured
Geopressuredmerupakan sumber panas bumi yang kedalaman sumur
produksinya sekitar 2000-10.000 m dengan kondisi fluida bertemperatur lebih
rendah (1600C) namun bertekanan sangat tinggi (sekitar 1000 bar) dan
memiliki kadar garam yang sangat tinggi. Biasanya berbentuk jenuh dengan
gas alam umumnya CH4 atau gas metan.

(c) Petrothermal
Kedalaman pada jenis sumber panas bumi ini hampir sama dengan jenis
Geopressured, akan tetapi pada Petrothermal tidak ada fluida yang diambil
dari reservoir. Sumber panas ini hanya memanfaatkan batuan panas dekat
magma bumi untuk memanaskan air yang diinjeksikan dari permukaan bumi
dan hasil permanasan (berupa uap kering) diambil kembali untuk memutar
turbin . Reservoir yang berupa rongga di dalam bumi pun dibuat dengan
menggunakan bom bukan terbentuk secara alamiah.

(d) Magma Energy


Untuk energi magma sampai saat ini masih dalam proses pengembangan dan
belum ada yang beroperasi. Jenis sumber panas bumi ini kedalamannya lebih
dalam dari Geopressured dan menggunakan cara yang sama dengan
Petrothermal[5]

2.2 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

2.2.1 Sumur dan Separator


Separator merupakan alat yang digunakan untuk memisah kanfluida cair
dan padat dengan fluida gas. Pemanfaatan sumber panas bumi memerlukan
peralatan separator. Karena terdapat kasus panas bumiyang hendak dimanfaatkan
masih memiliki kadar air walaupun hanya sedikit.Oleh sebab itu separator gas-
cairdigunakan agar uap yang masuk keturbin dalam keadaan uap jenuh serta untuk
menghindari terjadinya korosi dan timbulnya kerak padaperalatan pembangkit.

Gambar 2.2. Model sederhana dari sumur dan separator[6]

Parameter panas utama untuk reservoir dalam hal desian pembangkit


listrik adalah enthalpy. Stasiun 1 merupakan sebuah sumur, stasiun 2 adalah jalur
masuk dari campuran uap danair sebelum masuk ke separator. Stasion 3 adalah
keluaran yang berupa uap,dan stasiun 4 ada keluaran yang berupa brine.
Pemilihan tekanan pada separator merupakan hal yang sangat kritisuntuk
pembangkit listrik. Semakin tinggi tekanan separator maka semakin baik uap
yangtersedia untuk turbin, namun jumlah uapnya akan semakin sedikit
tergantungdari kesetimbangan energi antara separator dan juga produktivitas
tekananwellheadyang semakin tinggi. [6]

2.2.2 Turbin
Turbin memiliki fungsi mengubah energi mekanik (gerak) menjadi
energiputaran pada poros turbin. Turbin mengubah enthalpy uap menjadi kerja
pada poros danmenghasilkan listrik pada generator. Stasiun 1 merupakan input
uap ke turbin,sedangkan stasiun 2 adalah uap yang keluar dari turbin.

Gambar 2.3. Skema Turbin[6]

Turbin yang ideal adalah turbin yang isentropik. Dalam kasus ini, entropy
dari uap yang masuk sama dengan entropy uap yang keluar. Enthalpy keluaran
pada proses isentropik adalah enthalpy yang sama dengan entropy pada tekanan
masuk dan keluar yang juga berlaku sama pada condenser. Efisiensi adalah rasio
dari perubahan enthalpy yang melewati turbin menuju ke perubahan enthalpy
yang terbesar (isentropi).

𝑊̇ 𝑡 = 𝑚̇(ℎ𝑜𝑢𝑡.𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛𝑒 − ℎ𝑖𝑛.𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛𝑒 ) (2.1)

Ekspansi pada turbin dapat menghasilkan uap keluaran yang masihdalam


cair atau fraksi aliran massanya adalah liquid. Ini sangat berbahaya padaturbin
yang dapat menyebabkan erosi dan kerusakan pada sudu. [6]
2.2.3 Kondensor

Kondensator merupakan alat untuk mengubah fasa uap menjadi fasa air
atau embun. Kondensor dapat berupawateratauair-cooled.Stasiun 1 adalah
fluidakerja yang berasal dari turbin dan stasiun 2 merupakan keluaran yang berupa
fluida yang sudah terkondensasi. Stasiun c1 merupakan saluran masuk darifluida
pendingin dan stasiun c2 merupakan keluarannya.

Gambar 2.4 Skema Kondensor[6]

Kondensor adalah sebuah penukar panasantara uap panas dari turbin dan
fluida pendingin yang bisa berupa air ataupunudara. Harus diperhatikan bahwa
temperatur fluida panas harus lebih tinggidibanding fluida pendingin yang keluar
dari kondensor.

ℎ𝑖𝑛.𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑒𝑟 −ℎ𝑜𝑢𝑡.𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑒𝑟
𝑚̇𝑐𝑤 = 𝑥(𝑚̇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ) [ ] (2.2) [6]
𝑐(𝑇𝑜𝑢𝑡.𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑒𝑟 −𝑇𝑖𝑛.𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑒𝑟 )

2.2.4 Generator

Generator merupakan mesin pembangkit tenaga listrik. Generator


memanfaatkan energi putaran poros menjadi energi listrik.[7]

2.2.5 Menara Pendingin

Menara pendingin merupakan alat yang berfungsi untuk


mendinginkantemperatur fluida cair yang berasal dari kondensator serta pompa
sebagai pemasokair dengan temperatur rendah menuju kondensator. [7]
2.3.System Dry Steam

Untuk uap air yang berdominasi uap, system pembangkitnya lebih


sederhana. Hal ini dikarenakan sumber energi di dalam reservoir sudah berupa
uap air (berfase gas) dan cenderung lebih bersih daripada jenis lainnya. Walaupun
lapangannya sangat jarang akan tetapi sumber energi panas jenis ini paling cocok
untuk dijadikan pembangkit listrik Karena memiliki efisiensi pemanfaatan yang
tinggi serta paling murah pembuatannya daripada jenis lainnya seperti tertera pada
tabel dibawah ini.

Tabel 2.1. Perbandingan dari dasar system konversi energi panas bumi[5]

Dari tabel diatas, kita dapat melihat bahwa untuk PLTP jenis dry system
merupakan jenis PLTP yang sangat baik, dimana efisiensi pemanfaatannya
merupakan yang paling baik dan paling murah biaya pembuatannya daripada jenis
yang lainnya.[5]

2.3.1 Single Flash

Sistem penguapan tunggal (single-Flash Plants) digunakan untuk


memanfaatkan energi panas dari fluida karena fluida muncul di permukaan bumi
sebagai cairan terkompresi (compressed liquid) atau fluida jenuh (saturated
fluid).Campuran fluida panas bumi dari sumur produksi mengalir untuk
dipisahkan dengan separator bertekanan tinggi dengan harga entalpi yang
konstan.Liquid dari hasil pemisahan di separator dan hasil steam akan mengalir
menuju ke turbin. Dalam sebuah turbin ideal, ekspansi steam adalah kondisi
isentropik. Namun dalam kenyataannya, akan terjadi ekspansi dengan dipengaruhi
oleh efisiensi turbin. Hasil keluaran turbin berupa expanded steam akan
dikondensasi menjadi sebuah liquid dengan tekanan yang konstan pada sebuah
kondensor. Secaraideal, energi maksimum yang dapat dihasilkan dari steam
tersebut bilatemperatur alat penguap berada di antara temperatur air panas dan
temperature kondensator yang dipakai. Setelah dikondensasikan menjadi liquid,
akan dipompa menuju menara pendingin untuk menurunkan temperatur dan di
reinjeksikan kembali kedalam perut bumi[8]

(a)` (b)

Gambar 2.5 (a) Skema PLTP system single-flash (b) Diagram T-s PLTP system single-
flash [2]

Pada gambar diatas menunjukkan diagram alir dan diagram Temperatur-


entropi (T-s) dari pembangkit listrik sistem single-flash. Fluida panas bumi pada
titik 1 berasal dari reservoir, memiliki tekanan dan temperatur tinggi, dialirkan
menuju titik 2 melewati sumur produksi dan mengalami proses flashing yang
menyebabkan sebagian fluida panas bumi tersebut berubah fase menjadi fase uap.
Separator digunakan untuk memisahkan fase uap dan fase cair dari fluida tersebut.
Fluida cair (brine) hasil flashing akan mengalir melalui titik 3, sedangkan fluida
uap (steam) akan dialirkan melalui titik 5 menuju turbin untuk memutar turbin
yang kemudian menghasilkan daya listrik. Steam yang keluar dari turbin (titik 6)
mengalami penurunan tekanan dan dialirkan menuju kondenser untuk
dikondensasi menjadi fase cair (titik 7). Brine dari titik 7 dan titik 3 diinjeksikan
kembali ke sumur injeksi menggunakan pompa injeksi.[2]
2.3.2 Double Flash

Double-Flash Plants (Sistem pembangkit penguapan ganda) pada system ini


dilakukan dua kali proses penguapan. Hal ini dikarenakan kandungan air sisa
penguapan pertama masih dapat dimanfaatkan. Sehingga menghasilkan high-
pressure steam untuk penguapan pertama dan low-pressure
steam untukpenguapan kedua.[7] Pembangkit jenis double-flash merupakan
pengembangan atau modifikasi dari sistem single-flash untuk sumber panas bumi
dominasi air. Brine hasil flashing pada sistem single-flash (titik 3), yang biasanya
diinjeksikan kembali menuju sumur injeksi, diflash ulang menggunakan throttle
valve untuk mendapatkan uap lebih banyak (titik 8) dan dialirkan menuju turbin
untuk dapat menghasilkan daya listrik yang lebih besar. Separator yang digunakan
setelah proses flashing kedua merupakan low pressure separator karena tekanan
hasil flashing tersebut jauh lebih kecil dibandingkan flashing pertama. Brine hasil
kondensasi (titik 7) dan yang keluar dari separator kedua (titik 10) dialirkan
menuju sumur injeksi menggunakan pompa injeksi.[2]

(a) (b)

Gambar 2.6 (a) Skema PLTP system bouble-flash (b) Diagram T-s PLTP system
double-flash [2]
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan

1. Software HYSYS 7.3 sebagai software penunjang model pembangkit listrik


tenaga panas bumi system flashing.
2. PC sebagai alat penunjang untuk menjalankan software.

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Sistem Single-Flash
(a) Panduan awal HYSYS.
(b) Membuat skema pembangkit listrik tenaga panas bumi system single-flash.
(c) Meng-input parameter yang dibutuhkan.
(d) Menghitung daya, kualitas uap, dan jumlah air pendingin yang dibutuhkan di
condenser menggunakan rumus yang tersedia.
3.2.2 Sistem Double-Flash

(a) Panduan HYSYS.


(b) Membuat skema pembangkit listrik tenaga panas bumi system double-flash.
(c) Meng-input parameter yang dibutuhkan.
(d) Menghitung daya turbin 1, daya turbin 2, kualitas uap hasil flashing 1,
kualitas uap hasil flashing 2, air pendingin di condenser 1 dan condenser 2
menggunakan rumus yang tersedia.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Tuliskan lima Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Sistem Dry Steam
dan/atau Sistem Flashing) yang ada di Indonesia, beserta jumlah Unit dan
daya totalnya!

Jawab:

a) PLTP Lahendong Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong terletak


di Sulawesi Utara. Beroperasi pertama kali pada tahun 2004. Dioperasikan oleh
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan mampu memproduksi listrik
hingga 80 MW. Terdiri atas empat unit yaituPLTP Lahendong I, PLTP
Lahendong II, PLTP Lahendong III, dan PLTP Lahendong IV.
b) PLTP Ulubelu terletak di Kecamatan Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung.
Pembangkit listrik yang mulai beroperasi pada tahun 2012 ini mampu
menghasilkan listrik sebesar 11o MW. PLTP Ulubelu terdiri atas dua unit
yakni PLTP Ulubelu Unit 1 dan PLTP Ulubelu Unit 2.
c) PLTP Sibayak terletak di Gunung Sibayak – Gunung Sinabung, Provinsi
Sumatera Utara. Pembangkit yang mampu menghasilkan listrik sebesar 12 MW
ini terdiri atas tiga unit yaitu PLTP Sibayak Unit 1, PLTP Sibayak Unit 2, dan
PLTP Sibayak Unit 3.
d) PLTP Darajat terletak di Gunung Papandayan Kab. Garut, Jawa Barat.
Pembangkit yang dioperasikan oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT
Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 259 MW dan terdiri
atas 3 unit.
e) PLTP Kamojang terletak di Kab. Garut, Jawa Barat. Merupakan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi tertua di Indonesia yang pertama kali dibuat pada
tahun 1982. PLTP ini dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy
(PGE) yang mampu memproduksi hingga 235 MW listrik. PLTP Kamojang
terdiri atas lima unit yaitu PLTP Kamojang I, PLTP Kamojang II, PLTP
Kamojang III, PLTP Kamojang IV, dan PLTP Kamojang V.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Prayuda, M Munandar. 2016. Makalah Energi Panas Bumi.
“http://www.bangmuvet.com/2016/03/makalah-energi-panas-bumi.html”
(Diakses 24 April 2017 Pukul 08.45 WIB)

[2] Hamdani, Muhamad Ridwan, Cukup Mulyana , Renie Adinda Pitalokha, Fajar
Muhammad. 2016. Model Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sistem
Hybrid Flash- Binary Dengan Memanfaatkan Panas Terbuang Dari
Brine Hasil Flashing. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, 1(2), 109-116.

[3] Fandari, Andiesta E, Arief Daryanto, Gendut Suprayitno. 2014.


Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah
Semesta Teknika, 17 (1), 68-82.

[4]Benny. 2017. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.


“http://tech.dbagus.com/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi”
(Diakses 24 April 2017 Pukul 12.30 WIB)

[5] Helmie, Fuad. 2015. Analisa Efisisensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) Tipe Single Flash Sistem Yang Dirubah Menjadi Binary
Cycle Sistem Di Gunung Salak. Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Industri: Universitas Mercu Buana

[6] Fathoni, rachmat. 2013. Analisis Thermal Sikulus Rankine Organik pada
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Skripsi Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara: Institut Teknologi

[7] D. Halim. Desain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.


“https://www.academia.edu/11933973/Desain_Pembangkit_Listrik_Tenag
a_Panas_Bumi_bab_2” (Diakses 24 April 2017 Pukul 14.10 WIB)

[8] Zuchrillah, Daril Ridho, Renanto Handogo, Juwari. 2016. Optimisasi


Teknologi Proses Geothermal Sistem Flash Steam pada Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi di Indonesia. Jurnal ISSN: 2058-421

Anda mungkin juga menyukai