Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Evaluasi.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam mata Kuliah Evaluasi
Pembelajaran di SD, pada semester I jurusan PGSD BI Universitas Terbuka tahun ajaran
2019/2020. Makalah ini membahas mengenai (1) konsep dasar penilaian dalam pembelajaran,
(2) Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran.
Tentu saja didalam makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, termasuk pihak yang telah memberikan referensi bagi kami dalam
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
pendidikan kita semua, Aamiin
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.. ii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
1.3 Tujuan. 1
BAB II PEMBAHASAN.. 2
2.1.1 Tes. 2
2.1.2 Pengukuran. 2
2.1.3 Penilaian. 3
2.1.4 Evaluasi 5
2.2.1 Tes. 6
2.2.2 Pengukuran. 8
2.2.3 Penilaian. 9
2.2.4 Evaluasi 10
2.3 Hubungan dan Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi 10
2.3.1 Hubungan. 10
2.3.2 Perbedaan. 11
DAFTAR PUSTAKA.. 13
BAB I PENDAHULUAN
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, tentu saja akan ada penilaian yang bertujuan menilai
apakah hasil belajar telah di rasa cukup bagi peserta didik. Untuk mengukur keberhasilan
proses pembelajaran, ada beberapa rangkaian proses yang diperlukan yaitu tes, pengukuran,
penilaian dan evaluasi yang bertujuan agar guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
atas materi yang diberikan dalam proses belajar atau pembelajaran. Hal ini juga sangat penting
bagi guru untuk mengolah cara mengajar agar sebagian besar siswa memahami mata pelajaran
yang diberikan.
Tes dilakukan bertujuan untuk melatih siswa agar terbiasa melakukan suatu hal dengan atau
tanpa memahami materi sebelum tes dilakukan. Bagi pendidik, hal ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa berhasilnya cara mengajar pendidik dalam mendidik siswanya.
Selanjutnya adalah pengukuran, pengukuran dilakukan berdasarkan standar kompetensi yang
telah ditetapkan pemerintah. Pada penilaian, guru mengetahui sejauh mana siswa memahami
apa yang telah dipelajarinya. Yang terakhir adalah evaluasi yang bertujuan memajukan
lembaga dan proses pendidikan di sekolahan itu.
1.3 Tujuan
Memahami hubungan dan perbedaan antara tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi.
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Tes
TES adalah pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan
bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang
telah ditentukan (James S Cangelosi, 1995 : 21)
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-nak lain atau standar yang ditetapkan
(Wayan Nurkencana:25)
2.1.2 Pengukuran
1. Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
2. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
4. Menurut Akhmat Susrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif tersebut. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian
dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan
belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan
kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu
sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan
peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
5.http://fip.uny.ac.id/pjj/wp
Penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah sesuatu yang telah kita kerjakan (program
pengajaran) telah berhasil atau belum melalui suatu alat pengukuran yang dapat berupa tes
ataupun nontes.. Adapun tujuan penilaian adalah 1) untuk memberikan informasi kemajuan
hasil belajar siswa secara individu dalam mencapai tujuan sesuai dengan kegiatan belajar yang
dilakukan; 2). informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar mengajar lebih
lanjut; informasi yang dapat digunakan guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa; 3)
memberikan motivasi belajar siswa, menginformasikan kemauannya agar terangsang untuk
melakukan usaha perbaikan; 4) memberi informasi tentang semua aspek kemajuan siswa; dan
5) memberi bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan sesuai dengan
keterampilan, minat, dan kemampuannya.
Dalam pengertian pendidikan terdapat dua arti untuk penilaian, yaitu penilaian dalam arti
evaluasi (evaluation) dan penilaian dalam arti asesmen (assessment). Penilaian pendidikan
dalam arti evaluasi merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Dalam
pengertian ini, evaluasi pendidikan menelaah komponen-komponen dan saling keterkaitannya
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.Sedangkan asesmen merupakan bagian
dari evaluasi karena merupakan penilaian sebagian komponen yang menyangkut penilaian
hasil belajar yang berhubungan dengan komponen kompetensi lulusan dan penguasaan
substansi serta penggunaannya.
Kesimpulan :
Penilaian Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru. penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik dengan memiliki bebrapa tujuan
2.1.4 Evaluasi
Evaluasi pendidikan menurut Bloom et.al adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sajauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
Dua langkah yang dilalui sebelum mengambil sebuah keputusan, itulah yang disebut
pengadaan evaluasi, yakni pengukuran dan penilaian.kita dapat
mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran.
Disini mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran (bersifat
kuantitatif).Sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik buruknya (penilaian bersifat kualitatif). Maka dari itu dapat di simpulkan bahwa Evaluasi
itu adalah kegiatan yang terdiri dari pengukuran dalam penilaian.
Dalam evaluasi pendidikan atau pembelajaran di sekolahan dapat digambarkan adanya input
(bahan mentah yaitu calon siswa yang akan masuk sekolah), transformasi (mesin yang bertugas
mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi dalam istilah pendidikan sekolahlah yang di sebut
transformasi), dan output (bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi) ada pula yang di sebut
dengan umpan balik (segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi).
Oleh karena itu Evaluasi di sekolahan meliputi: Calon siswa, lulusan, dan proses secara
menyeluruh.
Sudiono, Anas (2005) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang
artinya nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.
Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic process of
collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are
achieving instructional objectives. (Artinya: Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan,
analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan
instruksional).
Mardapi, Djemari (2003), penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil
pengukuran.
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Ada berbagai macam jenis tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Dari macam-macam
jenisnya, akan dibahas lebih detail dibawah ini :
2.2.1 Tes
Berdasarkan jumlah peserta tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Tes individual
Tes individual adalah tes yang pada saat diberikannya, kita hanya menghadapi satu pebelajar.
2. Tes kelompok
Tes kelompok adalah tes yang jika pada saat diberikannya, kita menghadapi sekelompok
pebelajar.
Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
Tes buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan menggunakan tes tersebut.
Tes ini biasa diberikan untuk ulangan harian ( formatif ), umum ( sumatif ), atau tes akhir ( US
). Tes buatan guru ini dimaksudkan untuk mengukur hingga dimana penguasaan pebelajar
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
Dalam membuat soal, guru perlu memberikan secara logis dan rasional hal – hal atau pokok –
pokok apa saja yang patut ditanyatakan sebagai bahan pengetahuan penting yang sebaik –
baiknya dipahami oleh pebelajar. Kualitas tes atau tingkat validitas tesnya masih belum
menjamin keobjektifannya karena hanya diberikan kepada sekelompok pebelajar, kelas atau
sekolah tertentu saja. Jadi masih bersifat sektoral karena belum dicobakan kepada kelompok
besar sehingga pengukurannya belum meyakinkan.
Begitu juga tingkat kesukaran tesnya tidak didasarkan atas sifat – sifat spesifik para pebelajar.
Mereka dianggap memiliki taraf berpikir kurang wajar, sebaiknya harus dibuat secara cermat
berdasarkan tingkat kecerdasan individual yang heterogen walaupun penjelasannya bersifat
umum.
Tes buatan guru bersifat temporer, artinya hanya berlaku pada saat tertentu dan situasi tertentu
pula, yang pada kesempatan lain mungkin berubah, baik bentuk soalnya maupun kapasitas
pebelajar. Adapula tes buatan guru yang bersifat hafalan semata – mata, dan ada pula yang
bersifat pemikiran.
Seorang guru profesional dan ideal akan menyusun soal yang berimbang dari kedua sifat
tersebut di atas. Akibat lain, dari pihak pebelajar akan tampak siapa yang mempunyai
kemampuan mantap dalam mengingat atau menghafal sesuatu, dan siapa yang mempunyai
daya pikir luas dan assosiatif. Situasi yang terakhir inilah yang sebaiknya diciptakan guru.
2. Tes standar
Tes standar adalah tes yang sudah sahih ( valid ) dan andal ( reliable ) berdasarkan percobaan
– percobaan terhadap sampel dan cukup luas dan representatif. Tes standar merupakan tes yang
sudah dikaji berulang – ulang kepada kelompok besar testi. Selain sudah diteliti dan diukur,
soal – soal mana yang relevan dan mempunyai daya pembeda yang tinggi, juga telah
diklasifikasikan jenis – jenis untuk tingkatan umur maupun kelasnya. Tes ini telah dianalisis
secara statistik oleh para ahli, dan kemudian dapat dinyatakan sahih atau valid untuk digunakan
secara umum. Pengelolaan secara statistik adalah dimaksudkan untuk mencari validitas daya
pembeda yang tinggi dari butir soal yang lainnya, sehingga soal itu memang tepat diberikan
dan dapat dijadikan alat pengukur kecerdasan setiap orang secara umum.
Tes standar bertujuan untuk mengukur pebelajar dalam tiga aspek, yaitu:
1. Kedudukan belajar. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kedudukan belajar pebelajar
dibandingkan dengan teman – teman sekelasnya, setingkat dan sesekolah atau setingkat
dari beberapa sekolah. Tes ini dilakukan pada tingkat tertentu dan waktu tertentu.
2. Kemajuan belajar. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemajuan yang dicapai dalam
mata pelajaran tertentu. Jika telah selesai membahas sesuatu atau beberapa pokok
bahasan dari suatu mata pelajaran tertentu, guru biasanya memberikan ulangan harian
atau ulangan umum pada setiap semester. Adakalanya tes itu diberikan beberapa kali
sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran belajar pebelajar melalui penilaian
tertentu.
3. Diagnostik. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kelemahan dan kelebihan pebelajar
dalam menguasai bahan pelajaran tertentu secara luas. Isinya materi – materi yang
disusun dari yang termudah sampai yang tersukar dan mencakup bidang yang luas. Tes
diagnostik biasanya dilakukan serempak pada beberapa sekolah dalam waktu yang
sama, bahan tes yang sama. Hasil tes ini akan menunjukkan kelemahan atau kelebihan
dari suatu sekolah.
.
2.2.2 Pengukuran
Sebelum Anda mempelajari pengertian pengukuran sebaiknya anda terlebih dahulu kuasai
konsep besaran dan satuan, karena kedua konsep tersebut saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Silahkan anda baca postingan Mafia Online yang berjudul hubungan antara
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran panjang
meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan panjang meja
dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kamu gunakan adalah sebagai satuan.
Berdasarkan satuan yang digunakan, pengukuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pengukuran dengan satuan baku dan pengukuran dengan satuan non baku. Pengukuran dengan
satuan baku adalah pengukuran dengan satuan yang apabila digunakan oleh siapa pun akan
menghasilkan hasil pengukuran yang sama. Misalnya mengukur buku tulis yang panjangnya
18 cm menggunakan meteran. Siapa pun yang mengukur akan memperoleh hasil pengukuran
panjang 18 cm.
Pengukuran dengan satuan tidak baku adalah pengukuran dengan satuan yang apabila
digunakan oleh orang yang berbeda dapat menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda.
Misalnya mengukur panjang meja menggunakan kilan (panjang /jarak antara ujung ibu jari
dengan kelingking). Hasil pengukuran orang dewasa akan lain dibandingkan dengan hasil
Pengukuran langsung merupakan pengukuran yang langsung dilakukan dengan alat ukurnya
tanpa mencari variabel-variabel yang lainnya terlebih dahulu. Misalnya mengukur panjang
meja dengan meteran, mengukur massa buah jeruk dengan neraca dan mengukur suhu tubuh
pengukuran yang dilakukan dengan cara mencari variabel-variabel lain terlebih dahulu
Misalnya mengukur massa air dengan cara mengukur volume air terlebih dahulu, lalu volume
air yang diperoleh dikalikan dengan massa jenis air sehingga diperoleh massa ir tersebut.
Contoh yang lain lagi tentang pengukuran tidak langsung yaitu mengukur volume balok dengan
mencari panjangnya, lebarnya dan tingginya dengan menggunakan meteran kemudian ketiga
2.2.3 Penilaian
Jenis-jenis penilaian :
Dilihat dari fungsinya, penilaian terdiri atas beberapa macam yakni penilaian formatif,
penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif dan penilaian penempatan.
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Penilaian formatif
berorientasi pada proses, yang akan memberikan informasi kepada guru apakah program atau
proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program misalnya
penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan
penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh
siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi
pada produk/hasil.
Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan dalam rangka menyeleksi atau
menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu termasuk jenis
penilaian selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi
penerimaan mahasiswa baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.
2.2.4 Evaluasi
Evaluasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan dengan maksud memantau sejauh manakah suatu proses pendidikan telah
berjalan sebagaimana yang direncanakan. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pengajaran ke unit
berikutnya.
2.3 Hubungan dan Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
2.3.1 Hubungan
Untuk Hubungan Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi dapat digambarkan seperti gambar
dibawah ini.
Tes merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan seorang individu, kemudian dilakukan
proses untuk mengukur kemampuan individu tersebut yang disebut dengan Testing. Setelah
dilakukan testing maka menghasilkan Hasil tes atau lembar kerja. Kemudian dilakukan
pengukuran, pengukuran merupakan proses membandingkan hasil tes dengan standart ukuran
tertentu. Pengukuran bersifat kuantitatif karena hasil dari perbandingan menghasilkan angka
atau skor. Langkah selanjutnya adalah penilaian, penilaian merupakan proses untuk
memberikan atribut atau deskripsi tinggi atau rendah, baik atau buruk dari hasil pengukuran
yang berupa angka tersebut. Penilaian bersifat kualitatif dikarenakan hasil dari penilaian berupa
deskripsi. Kemudian evaluasi, evaluasi adalah justifikasi atau pengambilan keputusan atas hasil
penilaian, apakah individu tersebut lulus atau tidak, naik atau tidak.
2.3.2 Perbedaan
Bersifat kuantitatif
Penilaian Mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. Pemberian
atribut terhadap hasil pengukuran Deskripsi
Bersifat kualitatif
Evaluasi Kegiatan yang meliputi dua unsur yaitu pengukuran dan penilaian. Pengambilan
keputusan terhadap hasil penilaian lulus/tidak
Kesimpulan
Setelah membaca dan memahami isi makalah diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
tes dilakukan bertujuan untuk melatih siswa agar terbiasa melakukan suatu hal dengan atau
tanpa memahami materi sebelum tes dilakukan. Bagi pendidik, hal ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa berhasilnya cara mengajar pendidik dalam mendidik siswanya.
Selanjutnya adalah pengukuran, pengukuran dilakukan berdasarkan standar kompetensi yang
telah ditetapkan pemerintah. Pada penilaian, guru mengetahui sejauh mana siswa memahami
apa yang telah dipelajarinya. Yang terakhir adalah evaluasi pembelajaran yaitu merupakan
suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan
penilaian dan atau pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
http://chamimampel.blogspot.com/2014/03/pengertian-tujuan-dan-fungsi-evaluasi.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/pengertian-evaluasi-pengertian-penilaian-
pengertian-pengukuran.html
https://zonependidikan.blogspot.com/2010/06/pengertian-penilaian-menurut-para-ahli.html
https://www.duniapelajar.com/2013/04/03/pengertian-tes-menurut-para-ahli/
https://mafia.mafiaol.com/2013/08/pengertian-pengukuran.html
https://nasuprawoto.wordpress.com/2011/01/26/jenis-jenis-penilaian/
Zakria,Z. 2015. Hubungan dan Perbedaan Tes, Pengukuran,Penilaian dan Evaluasi. (online).
http://zaldizakaria.blogspot.co.id/2015/02/hubungan-dan-perbedaan-tes-pengukuran.html. (diakses
pada 15 januari 2018)