Anda di halaman 1dari 24

JPPI Vol 6 No 2 (2016) 113 - 136

Jurnal Penelitian Pos dan Informatika


578/AKRED/P2MI-LIPI/07/2014

e-ISSN 2476-9266
p-ISSN: 2088-9402
DOI: 10.17933/jppi.2016.060201

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIG DATA DI LEMBAGA


PEMERINTAHAN INDONESIA

IMPLEMENTATION OF BIG DATA TECHNOLOGY


IN GOVERNMENT INSTITUTIONS IN INDONESIA
Emyana Ruth Eritha Sirait
Puslitbang APTIKA dan IKP – Kementerian Komunikasi dan Informatika
Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta 10110 - Indonesia
emya001@kominfo.go.id

Naskah Diterima: 07 September 2016; Direvisi : 29 Oktober 2016; Disetujui : 23 November 2016

Abstrak
Peranan data sangat penting terutama memasuki era ledakan data atau "Big Data". Oleh karenanya, pihak yang mampu
mengolah dan memanfaatkan data-data yang bervolume besar, cepat berubah, variatif, dan kompleks, dapat mengambil
keuntungan yang besar. Mengacu pada manfaat besar yang dapat ditawarkan oleh teknologi Big Data, menarik untuk
melihat sejauh mana teknologi Big Data sudah dimanfaatkan di Indonesia, khususnya di lembaga pemerintahan, dan
tantangan apa saja yang muncul dalam penerapannya. Diharapkan hasilnya dapat memberikan informasi dan inspirasi
sehingga implementasi teknologi Big Data di Indonesia dapat semakin luas. Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan melalui teknik wawancara mendalam kepada pengelola teknologi informasi di empat instansi: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Pemerintah Kota Bandung, Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan, dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Deskripsi kualitatif yang didapat kemudian dianalisis
dengan TDWI Big Data Maturity Model. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa tiga instansi dapat dikategorikan berada
pada tahap pre-adoption, hanya Pemerintah Kota Bandung yang telah berada pada tahap corporate adoption.

Kata kunci: Big Data, Lembaga Pemerintahan, Tantangan, Implementasi, Big Data Maturity Model.

Abstract
The role of data is very important, especially in the era of data explosion or "Big Data". Therefore, the parties which
are able to process and utilize huge volume, rapidly changed, varied, and complex data can take large advantages.
Considering big potential offered by Big Data technology, it is exciting to research how Big Data has been implemented
in Indonesia, especially in several government agencies, and find the raising challenges in its application. It is expected
that this paper can provide information and inspiration to widespread the implementation of Big Data technology in
Indonesia.This research uses depth interview technique in data collecting to the administrators of information technology
in four institutions: National Public Procurement Agency (LKPP), Government of Bandung City, Directorate General
of Taxes Ministry of Finance, and Geospatial Information Agency. The qualitative description is then analyzed according
to TDWI Big Data Maturity Model. It can be concluded that the three institutions are on pre-adoption step, while
Government of Bandung City is already in corporate adoption level.

Keywords: Big Data, Government Agencies, Challenges, Implementation, Big Data Maturity Model

113
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

PENDAHULUAN Beberapa manfaat Big Data yang sudah


dirasakan khususnya bagi dunia usaha diantaranya
Melalui teknologi informasi, triliunan byte
untuk mengetahui respons masyarakat terhadap
data diciptakan setiap hari dari berbagai sumber,
produk-produk yang dikeluarkan melalui analisis
seperti dari media sosial, sensor, video
sentimen di media sosial; membantu perusahaan
surveillance, dan smart grids. Lautan data ini
mengambil keputusan secara lebih tepat dan akurat
mengarah pada satu terminologi Big Data. Data
berdasarkan data; membantu meningkatkan citra
memiliki peran penting dalam pengambilan
perusahaan di mata pelanggan; untuk perencanaan
keputusan strategis. Oleh karenanya, pihak yang
usaha dengan mengetahui perilaku pelanggan,
mampu mengolah dan memanfaatkan data-data
seperti pada perusahaan telekomunikasi dan
yang tersedia dalam volume besar, keragaman
perbankan; serta mengetahui tren pasar dan
variatif, kompleksitas tinggi dan kecepatan
keinginan konsumen.
penambahan data yang tinggi, dapat mengambil
Selain bermanfat untuk analisis bisnis,
keuntungan yang besar. Namun sayangnya,
teknologi Big Data juga dapat dimanfaatkan secara
penerapan Big Data analitik masih belum begitu
luas di pemerintahan. Beberapa peluang
populer di Indonesia 1. Sejauh ini tiga bidang usaha
pemanfaatan Big Data di sektor publik antara lain
pengguna utama Big Data di Indonesia yaitu
untuk mendapatkan feedback dan respon
perusahaan telekomunikasi, perbankan, dan
masyarakat dari sistem informasi layanan
produsen barang-barang konsumsi ringan dan
pemerintah maupun dari media sosial, sebagai
murah seperti minuman dan makanan kemasan
dasar penyusunan kebijakan dan perbaikan
(consumer goods).
pelayanan publik; menemukan solusi atas
Teknologi Big Data sebenarnya dapat
permasalahan yang ada berdasarkan data,
dimanfaatkan oleh banyak pihak, baik perusahaan
contohnya dengan menganalisa informasi cuaca
besar, usaha kecil dan menengah, maupun
dan tingkat kesuburan tanah, pemerintah dapat
pemerintah. Meski pemanfaatan Big Data terbilang
menetapkan atau menghimbau jenis varietas
rumit dan mahal, namun UKM bermodal kecil pun
tanaman yang ditanam oleh petani pada daerah dan
bisa memanfaatkannya asal tahu persis tujuan
waktu tertentu; serta membantu dalam manajemen
bisnisnya sehingga memudahkan proses
dan pengawasan keuangan negara.
identifikasi data yang dibutuhkan, untuk
Mengacu pada besarnya manfaat yang dapat
mendapatkan manfaat yang lebih besar dari
ditawarkan oleh tren teknologi Big Data,
investasi yang dikeluarkan.
khususnya di sektor publik, menarik untuk diteliti
sejauh mana teknologi Big Data sudah

1
dimanfaatkan di beberapa lembaga pemerintahan
http://www.antaranews.com/berita/477310/tiga-bidang-
usaha-pengguna-utama-big-data-di-indonesia, tanggal 30 di Indonesia, dan tantangan apa saja yang muncul
Januari 2015, diakses tanggal 29 Agustus 2016.

114
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

dalam penerapannya. Penerapan teknologi Big Selanjutnya, data dianalisis dengan


Data pada suatu lembaga dapat dilihat dari fungsi- menggunakan TDWI (The Data Warehousing
fungsi yang sudah tersedia pada IT Institute) Big Data Maturity Model, untuk
infrastrukturnya, sehingga dapat menjalankan kerja mengevaluasi kematangan penerapan teknologi Big
yang berhubungan dengan aplikasi mobile, social, Data pada keempat instansi tersebut. Model
dan Big Data-Analytic. Diharapkan hasil kajian kematangan TDWI dipilih dibandingkan dengan
dapat memberikan informasi dan inspirasi skala kematangan Big Data lainnya, seperti model
sehingga implementasi teknologi Big Data di Gartner atau Predictive Analytics Maturity
Indonesia dapat semakin luas, khususnya di Framework Assessment (PAMFA) dari Capgemini,
lembaga pemerintahan. dengan pertimbangan lebih mudah dipahami dan
mengakomodir implementasi Big Data dari tahap
METODE persiapan hingga tahap matang/visioner.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Terdahulu


kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui Di level internasional, beberapa penelitian
wawancara mendalam kepada beberapa pernah dilakukan untuk mengukur status
penanggungjawab atau pengelola teknologi implementasi Big Data di beberapa organisasi.
informasi di 4 (empat) objek penelitian, yaitu Salah satunya penelitian ‘Big Data Survey’, yang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan oleh Capgemini Consulting pada tahun
Pemerintah (LKPP), Pemerintah Kota Bandung, 2014 kepada 226 pimpinan perusahaan/organisasi
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, global di kawasan Eropa, Amerika Utara dan Asia-
dan Badan Informasi Geospasial (BIG), guna Pasifik. Hasil penelitian menemukan bahwa paling
mendapatkan gambaran tentang pemanfaatan banyak (35%) dari organisasi yang diteliti berada
teknologi Big Data di instansi masing-masing, pada tahap partial production, dimana teknologi
serta tantangan yang dihadapi dalam predictive analytics sudah diintegrasikan pada
penerapannya. Namun demikian, implementasi Big sebagian proses bisnis. Sementara lainnya berada
Data di lembaga pemerintahan Indonesia tidak pada tahap perencanaan konsep (29%), belum
terbatas pada 4 (empat) lembaga yang disebutkan. diimplementasikan (24%), dan hanya 13% yang
Beberapa lembaga pemerintahan diluar objek sudah mencapai tahap pemanfaatan secara matang
penelitian, juga sudah menerapkan Big Data pada (Colas, 2014)
berbagai peruntukkan, seperti Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dan Badan Pusat Statistik (BPS).

115
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

Gambar 1. Status implementasi teknologi Big Data di beberapa organisasi dunia


(Sumber: ‘Big Data Survey’, Capgemini Consulting, 2014)

Pada level nasional, potensi penggunaan Big sedikit2. Padahal, di masa depan kebijakan publik
Data untuk layanan pemerintah di Indonesia akan dibentuk oleh Big Data dan aplikasinya pada
pernah dikaji sebelumnya (Taufan, 2015). Dalam berbagai macam aspek kehidupan masyarakat
tulisan tersebut dikatakan bahwa pemerintah seperti di sektor pendidikan, kesehatan, dan
sebagai penyelenggara layanan publik memiliki layanan publik lainnya.
peluang untuk menggunakan Big Data dalam
beberapa proses layanan e-Government. Konsep Big Data
Pengintegrasian data dan layanan adalah salah satu Istilah Big Data mulai muncul setelah Tahun
cara untuk memanfaatkan Big Data. Banyak sektor 2005 diperkenalkan oleh O’Reilly Media. Namun
yang bisa disinergikan antara lain transportasi, sebenarnya penggunaan data dan kebutuhan untuk
pertanian, ketenaga-kerjaan, perkebunan, kelautan memahami data tersebut sebenarnya sudah ada
dan masih banyak lagi. Kajian tersebut juga sejak jaman dulu (Aryasa, 2015) Banyak pihak
memberikan benchmarking pemerintahan yang yang mencoba memberikan definisi terhadap Big
sudah menggunakan Big Data dalam beberapa Data (Chandarana, Parth, & Vijayalakshmi, 2014)
layanan publik, seperti Jepang, Inggris, Taiwan, Dapat disimpulkan bahwa Big Data mengacu pada
Thailand, dan Korea, namun sayangnya belum 3V: volume, variety, velocity, dan ada yang
menggambarkan penggunaan Big Data pada menambahkan unsur V lainnya seperti veracity dan
pemerintahan di Indonesia. value. Volume (kapasitas data) berkaitan dengan
Pembicaraan soal tantangan yang dihadapi
dalam menerapkan Big Data dan kaitannya dengan 2
https://m.tempo.co/read/news/2016/04/21/078764748/big-
data-akan-mewarnai-kebijakan-publik-di-indonesia, tanggal
kebijakan pembangunan di Indonesia pun masih 21 April 2016, diakses tanggal 29 Agustus 2016.

116
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

ukuran media penyimpanan data yang sangat besar dan value (nilai) terkait dengan ketidakpastian data
atau mungkin tak terbatas hingga satuan petabytes dan nilai manfaat dari informasi yang dihasilkan.
atau zettabytes; variety (keragaman data) terkait Pada Big Data, data terlalu besar dan terlalu
tipe atau jenis data yang dapat diolah mulai dari cepat atau tidak sesuai dengan struktur arsitektur
data terstruktur hingga data tidak terstruktur; database konvensional. Sehingga untuk
sedangkan velocity (kecepatan) terkait dengan mendapatkan nilai dari data, harus digunakan
kecepatan memroses data yang dihasilkan dari teknologi untuk mengekstrak dan memperoleh
berbagai sumber, mulai dari data batch hingga real informasi yang lebih spesifik.
time, sementara karakteristik veracity (kebenaran)

Gambar 2. 4V pada Big Data


(Sumber: http://www.ibmbigdatahub.com/infographic/four-vs-big-data)

Terminologi Big Data sering dikaitkan dengan tidak terorganisasi untuk dapat memberikan suatu
data science, data mining, maupun data arti yang spesifik. Data yang telah terorganisir
processing. Namun, Big Data melibatkan sehingga dapat memberikan arti dan nilai kepada
infrastruktur dan teknik data mining atau data penerima, disebut informasi. (Rainer, Kelly, &
processing yang lebih canggih dari sebelumnya. Cegielski., 2009). Ketersediaan data menjadi kunci
Dalam mengimplementasikan teknologi Big Data awal bagi teknologi Big Data. Ada beberapa
di suatu organisasi, ada 4 elemen penting yang organisasi yang memiliki banyak data dari proses
menjadi tantangan, yaitu data, teknologi, proses, bisnisnya yang dilakukan, baik data terstruktur
dan SDM (Aryasa, 2015) maupun tidak terstruktur, seperti industri
 Data telekomunikasi maupun perbankan. Namun, ada
Deskripsi dasar dari data menunjuk pada pula organisasi yang perlu membeli atau
benda, event, aktivitas, dan transaksi yang bekerjasama dengan pihak lain untuk mendapatkan
terdokumentasi, terklasifikasi, dan tersimpan tetapi data.

117
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

pelanggan yang akan menghentikan layanannya


 Teknologi atau churn, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan
Hal ini terkait dengan infrastruktur dan mendengarkan kebutuhan pelanggan serta
tools dalam pengoperasian Big Data, seperti teknik melakukan pencegahan di awal.
komputasi dan analitik, serta media penyimpanan  SDM
(storage). Biasanya, organisasi tidak akan Dalam mengaplikasikan teknologi Big Data
mengalami kendala yang berarti dalam hal dibutuhkan SDM dengan keahlian analitik dan
teknologi karena teknologi bisa didapatkan dengan kreativitas yaitu kemampuan/keterampilan untuk
membeli atau kerjasama dengan pihak ketiga. menentukan metode baru yang dapat dilakukan
 Proses untuk mengumpulkan, menginterpretasi dan
Dalam proses mengadopsi teknologi Big menganalisis data, keahlian pemrograman
Data dibutuhkan perubahan budaya organisasi. komputer, dan ketrampilan bisnis yaitu
Misalnya, sebelum adanya Big Data, seorang pemahaman tentang tujuan bisnis.
pimpinan dalam menjalankan organisasi, Sumber data dalam teknologi Big Data dapat
melakukan pengambilan keputusan hanya berupa data terstruktur dan tidak terstruktur. Data
berdasarkan ‘intuisi’ berdasarkan nilai, keyakinan terstruktur memiliki tipe data, format, dan struktur
atau asumsinya. Namun setelah adanya teknologi yang telah terdefinisi. Data dapat berupa data
Big Data, pimpinan mampu bertindak “data-driven transaksional, OLAP data, tradisional RDBMS, file
decision making” artinya mengambil keputusan CSV, spread-sheets sederhana. Sementara data
berdasarkan data yang akurat dan informasi yang tidak terstruktur merupakan data tekstual dengan
relevan. Contoh lain, sebuah perusahan format tidak menentu atau tidak memiliki struktur
telekomunikasi sejak menggunakan sistem melekat, sehingga untuk menjadikannya data
monitoring informasi digital yang berasal dari web, terstruktur membutuhkan usaha, tools, dan waktu
twitter, dan lain-lain, dapat dengan lebih mudah yang lebih. Data ini dihasilkan oleh aplikasi-
mengetahui masalah pelanggan terkait produk dan aplikasi internet, seperti data URL log, media
membangun komitmen untuk menindaklanjuti sosial, e-mail, blog, video, audio serta data
masalah tersebut dalam paling lama 6 jam. Dalam semantik.
hal ini terbangun budaya organisasi baru tentang Sejak dikenalnya Big Data dalam
brand tracking, untuk menyikapi kecenderungan pengumpulan dan analisis data, teknik ini mulai
pelanggan yang dewasa ini lebih memilih diperbandingkan dengan metode konvensional
membicarakan suatu masalah di twitter yang sebelumnya dilakukan, seperti survei.
dibandingkan mengajukan komplain langsung ke Masing-masing metode memiliki kekurangan dan
customer service. Big Data dapat membantu untuk kelebihan masing-masing, dengan perbandingan
melakukan analisis dan prediksi terhadap seperti terlihat pada Tabel 1.

118
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

Tabel 1. Perbandingan metode konvensional vs data analitik dalam pengumpulan dan analisis data.
LEGACY DATA ANALYTICS
Confirmative Explorative (predictive)
Small data set Large data set
Small number of variable Large number of variable
Deductive (no predictions) Inductive
Numeric data Numeric and non-numeric data
Clean data Data cleaning
Sumber: (Friedman, 1997)

Tools Big Data (merekomendasikan pilihan dan implikasi dari


Beberapa tools yang tersedia untuk penerapan setiap opsi). Beberapa analytics tools yang
Big Data dapat dikategorikan menjadi 2, berbayar digunakan seperti: MLPACK, Mahout, R.
(personalized software) dan tidak berbayar Perangkat lunak (software) R paling banyak
(berbasis open source software). Tools tersebut digunakan karena berbasis open source dan
berkaitan dengan 4 (empat) tahapan aktivitas dan memiliki keunggulan pada pendekatan analisis
dukungan teknologi pada Big Data yang mencakup data menggunakan visualisasi untuk
(Alamsyah, 2015): menemukan karakteristik yang penting dari
 Acquired, berhubungan dengan sumber dan suatu dataset.
cara mendapatkan data.  Application terkait visualisasi dan reporting
 Accessed, berhubungan dengan daya akses hasil dari analitik. Contoh application tool
data. Data yang sudah dikumpulkan yang digunakan pada tahap ini yaitu RStudio.
memerlukan tata kelola, integrasi, storage dan Untuk perangkat lunak berbayar (proprietary
computing agar dapat dikelola untuk tahap software) yang mendukung Big Data analytics, hal
berikutnya. Beberapa processing/computing ini menjadi model bisnis baru bagi beberapa
tools yang digunakan seperti: Hadoop, Nvidia vendor/perusahaan dengan menawarkan Big Data
CUDA, twitter storm, GraphLab, sementara untuk menunjang pertumbuhan di industri lain.
beberapa tools terkait storage antara lain: Seperti pada sebuah perusahaan telekomunikasi,
neo4J, Titan, HDFS. yang menjadi penyedia jasa data analitik bagi
 Analytic, berhubungan dengan informasi yang beberapa instansi/lembaga pemerintah pusat dan
akan didapatkan, atau hasil pengelolaan data daerah, industri penerbangan, dan kesehatan.
yang telah diproses. Analitik yang dilakukan Kelebihan operator telekomunikasi terletak pada
dapat berupa descriptive (penggambaran data), memiliki dan mengelola data pelanggan yang
diagnostic (mencari sebab akibat berdasar sangat banyak seperti data transaksi, data lokasi
data), predictive (memprediksi kejadian serta data kunjungan ke website, sehingga melalui
dimasa depan) maupun prescriptive analytics data tersebut, dilengkapi dengan sumber data

119
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

lainnya, dapat dilakukan data analitik. Sebagai media sosial untuk menganalisis opini publik,
contoh, dengan jumlah pelanggan 156 juta orang, tetapi sebuah proses yang melibatkan
diketahui bahwa dalam satu menit terjadi kicauan pembangunan ekosistem yang mencakup
di Twitter sebanyak 98 ribu, update status di teknologi, manajemen data, analisis, pengaturan,
Facebook sebanyak 695 ribu, serta pembicaaan di dan komponen organisasi (Halper, Fern, &
instant messaging sebanyak 11 juta. Data ini dapat Krishnan, 2013).
bercerita banyak hal jika diolah. Selain itu, ada Model kematangan Big Data versi TDWI
pula vendor/perusahaan yang secara spesifik terdiri dari 5 tahapan: nascent, pre-adoption, early
bergerak di bidang IT solution yang menyediakan adoption, corporate adoption, dan mature/
solusi berbasis teknologi Big Data sesuai dengan visionary (Gambar 3), dan melihat pada 5 dimensi,
kebutuhan klien (personilized). Ada vendor yang yaitu: Organisasi, Infrastruktur, Manajemen Data,
membuat tool analytic secara parsial, misalnya tool Analitik, dan Governance. Penjelasan untuk tiap
untuk integrasi data saja, penyimpanan data, tahapan yaitu sebagai berikut:
analitis data, dan presentasi data hasil analisis. Tahap 1: nascent, pada tahap ini, umumnya
Tetapi ada pula vendor yang menyediakan tool organisasi memiliki awareness yang rendah
secara lengkap, mulai dari integrasi data sampai terhadap teknologi Big Data dan nilai manfaatnya
analitis dan presentasi data. Vendor-vendor bagi organisasi.
tersebut ada yang merupakan perusahaan besar di Tahap 2: pre-adoption, pada tahap ini
bidang TI, namun banyak pula yang merupakan organisasi mulai mempersiapkan langkah terkait
perusahaan pemula milik anak bangsa. Big Data analitik dan akan
mengimplementasikannya dalam waktu dekat.
TDWI Big Data Maturity Model Beberapa SDM sudah mulai mempelajari tentang
Kematangan penerapan Big Data Big Data dan organisasi sudah menginvestasikan
dimaksudkan untuk menunjukkan proses evolusi tools pendukung Big Data, seperti Hadoop, namun
yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam ruang lingkupnya masih parsial.
mengintegrasikan, mengelola, dan memanfaatkan Tahap 3: early-adoption, tahap ini ditandai
semua sumber data yang relevan baik internal dan dengan adanya beberapa konsep-konsep (Proof of
eksternal. Hal ini mencakup menciptakan Concept/POC) implementasi yang mulai/sudah
ekosistem yang inovatif, memberikan nilai bisnis diujicoba. Organisasi biasanya menghabiskan
yang bermanfaat, dan memungkinkan transformasi waktu yang lebih lama pada tahap ini, karena
yang berdampak. Dengan kata lain, kematangan terdapat gap yang cukup jauh untuk mencapai level
penerapan Big Data tidak hanya tentang memiliki selanjutnya, corporate adoption.
beberapa teknologi untuk menangani data Tahap 4: corporate adoption, pada tahap ini
bervolume tinggi atau hanya tentang menggunakan end users telah dilibatkan, mendapatkan wawasan

120
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

dan mentransformasi proses kerjanya. Keputusan sebagai suatu mesin yang ditunjang dengan
dalam organisasi diambil menggunakan Big Data infrastruktur yang memadai, perencanaan dan
analitik. strategi yang matang dan pembiayaan yang cukup.
Tahap 5: mature/visionary, pada tahap ini
organisasi melaksanakan program Big Data

Gambar 3. Tahapan kematangan pada TDWI Big Data Maturity Model


Sumber: (Halper et al., 2013)

Tabel 2. Ringkasan indikator dimensi pada tiap level kematangan TDWI Big Data Maturity Model
Dimensi\Tahap Nascent Pre-adoption Early-adoption Corporate Mature/visionary
adoption
Organization Has not yet The mindset is Gets excited Realize that Executives view
started to generally about the analytics is a big data
explore around prospects of big competitive analytics as
advanced experimentation. data, more differentiator, critical and
analytics or The team is people start to Innovation in standard for how
begun its big trying to come on board. data and data to do business,
data journey. determine the analysis is a continuously
top business core value, and determining new
problems to an analytics ways to use and
solve. culture prevails. create value from
analytics,
collaboration
becomes culture.
Infrastructure No specific May be trying There may be Typically a tier Deployed
infrastructure to out Hadoop or various kinds of 1 production- coherent
support critical some other big data class cluster. analytics
big data big data technology in The information infrastructure,
components. technologies as place, typical ly architecture is able to integrate
part of the a tier 2 unified that new sources of
experimentation. production-class underpins the data for
cluster that is analytics, can analytics, there is
installed and perform multiple security, disaster
maintained in workloads on a recovery, backup
the company’s cluster, comply and recovery,
data center or with backup and performance
even in the recovery or management, and
cloud. disaster proactive
recovery infrastructure
procedures. monitoring.
Data Having some May have Have data Make use many Can manage
management sort of data started to collected as files forms of data, complexity, data
warehouse. But identify and of different well managed is shared across
its data strategy collect some big formats, data sharing, the organization.
and data life data sources. potentially with has metadata

121
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

Dimensi\Tahap Nascent Pre-adoption Early-adoption Corporate Mature/visionary


adoption
cycle division or and defined end
management enterprise state data
strategy are not standards for architecture,
strong. naming and defined data life
storage cycle
management. management
and data
auditability.
Analytics Typically, if the Has explored May be utilizing New data Makes use of all
organization has some kind of descriptive or coming can be kinds of data,
utilizing advanced even predictive analyzed quickly including real-
advanced analytics. analytics, and made part time data, and
analytics such depend on the of the logical uses this as part
as predictive problem to infrastructure, of its decision
analytics, it is solve. analytics making and
working with supports the incorporates into
structured data organization., business
only. has center of processes.
excellence
(COE) that
serves diff erent
parts of the
organization.
Governance Governance Have a steering Have corporate Have program The program is
strategy is more committee sponsorship and governance with treated as
IT centric than overseeing the infrastructure, PMO and mission critical
business-and-IT program from a but yet settle steering and given the
centric. governance governance committee, right amount of
perspective. team. executed staffing and
program as skills.
budgeted and
planned
enterprise
initiative.
Sumber: (Halper et al., 2013)

Adapun kondisi untuk kelima dimensi pada dimensi dijelaskan oleh 10 pertanyaan indikator.
masing-masing tahap kematangan Big Data seperti Namun, karena pengumpulan data yang dilakukan
dijelaskan pada Tabel 2 diatas, dimana untuk dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
menilai kematangan Big Data pada suatu bukan kuantitatif melalui survei, maka penilaian
organisasi, TDWI telah mengembangkan kematangan Big Data versi TDWI tidak dapat
instrument pengukuran berdasarkan faktor-faktor diaplikasikan secara rigid, hanya mengacu pada
seperti ditunjukkan pada Gambar 4, yang terdiri tahapan kematangannya saja.
dari 50 pertanyaan indikator, masing-masing

122
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

Gambar 4. TDWI Big Data Maturity Assessment Criteria


Sumber: (Halper et al., 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN peruntukkan, seperti Pemerintah Provinsi DKI


Jakarta dan Badan Pusat Statistik (BPS). Namun
Deskripsi Penerapan Teknologi Big Data di
Lembaga Pemerintahan karena keterbatasan pengumpulan data yang

Sejak meluasnya penggunaan teknologi Big dilakukan, hanya empat lembaga yang termasuk

Data di Indonesia di sekitar tahun 2013, banyak dalam objek penelitian ini.

sektor private yang telah memanfaatkan teknologi 1. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

tersebut untuk mengembangkan bisnisnya. Pemerintah (LKPP)

Sementara penerapannya di sektor Sebagai lembaga yang bertugas melaksanakan

publik/pemerintahan, tampaknya masih terbatas. pengembangan, perumusan, dan penetapan

Berdasarkan hasil pengumpulan data di kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,

lapangan, akan dipaparkan dan dianalisis LKPP telah melakukan inovasi berbasis teknologi

implementasi teknologi Big Data di 4 (empat) informasi untuk dapat memfasilitasi sistem

instansi/kementerian/lembaga yang telah Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di

menginisiasi dan memanfaatkan Big Data pada semua Kementerian/Lembaga/Daerah. Dari 630

proses bisnisnya. Namun demikian, tidak berarti LPSE yang ada di seluruh Indonesia, 90% sudah

implementasi Big Data di Indonesia baru sebatas terintegrasi dengan teknologi cloud LKPP

pada empat lembaga yang disebutkan. Penulis sehingga seluruh database, file, dan aplikasi di

yakin banyak lembaga pemerintahan lainnya yang LPSE dapat di-backup.

juga sudah menerapkan Big Data dalam berbagai Selain itu, sejak tahun 2014 LKPP telah
merencanakan penggunaan teknologi Big Data dan

123
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

akan siap diimplemetasikan di tahun 2016. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan 30
Aplikasi perdana yang dibangun bertujuan kecamatan untuk menampilkan laporan kinerja
memantau availability dan capacity dari LPSE- masing-masing instansi atau transparansi proses
LPSE di Kementerian/Lembaga /Daerah, dengan pengadaan barang/jasa yang dilakukan. Selain itu,
software bernama SPLUNK. Software ini dibuat monitoring CCTV yang tersebar di beberapa titik
oleh pihak ketiga (PT. Global Innovation) dengan di kota Bandung untuk memantau dan mengatasi
budget sebesar 6 Miliar untuk kapasitas 125 GB dengan cepat kejadian di lapangan semisal
dan prinsip perpetual, artinya software tersebut kemacetan/kebakaran. Selanjutnya Integrated
menjadi milik pembeli dan dapat digunakan Operation Center yaitu sistem notifikasi otomatis
seterusnya tanpa perpanjangan atau update. sesuai Standard Operating System (SOP) misalnya
Disamping menggunakan jasa pihak ketiga, LKPP SOP penanganan kebakaran atau SOP pengamanan
juga telah mengalokasikan biaya untuk demonstrasil; serta GPS tracking terhadap
membangun sendiri software tambahan berbasis kendaraan dinas seperti mobil pemadam kebakaran
Big Data. Harapannya, dengan teknologi Big Data, dan ambulans. Adapula aplikasi panic button yang
LKPP dapat memonitor LPSE di seluruh Indonesia merupakan pertolongan kondisi darurat
dengan system alert untuk warning, security, atau (emergency) bagi penduduk Bandung. Command
capacity overload, serta menyediakan data center milik Pemkot Bandung ini beroperasi 24
informasi tentang perkembangan (progress) jam,dengan dukungan 5 orang pegawai dan 8
pengadaan disetiap LPSE. Namun demikian, orang tenaga honorer.
pengembangan software tambahan tersebut Diantara aplikasi-aplikasi tersebut, yang
menghadapi kendala bahwa jika menggunakan berbasis teknologi Big Data yaitu social media
open source diperlukan riset pendahuluan yang analytics. Social media analytic menyajikan data
cukup memakan waktu sehingga dikhawatirkan trending topic dan analisis tentang Kota Bandung
tidak cukup untuk mengejar pertumbuhan LPSE. yang diperoleh dari sosial media (facebook dan
2. Pemerintah Kota Bandung twitter). Layanan ini akan mendukung Pemkot
Pemerintah Kota Bandung, dibawah pimpinan Bandung untuk mengetahui topik terhangat yang
Walikota Ridwan Kamil, melakukan terobosan dibahas oleh masyarakat Bandung saat ini dan
baru berbasis teknologi informasi dengan membantu memetakan masalah di setiap
membangun Digital Command Center di tahun kecamatan. Dengan demikian, pemerintah dapat
2015. Fasilitas ini terletak dikawasan Balai Kota melakukan evaluasi terhadap program dan
Bandung dan beroperasi dibawah wewenang Dinas kebijakannya berdasarkan respon masyarakat dan
Komunikasi dan Informatika. memudahkan pengambilan keputusan. Aplikasi ini
Beragam aplikasi tersedia di command center merupakan hibah dari Norwegia, yang
tersebut, seperti akses data/informasi kunci dari 34 dikembangkan lebih lanjut oleh vendor lokal.

124
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

Gambar 5. Tweet map untuk memonitor isu publik terkini di kota Bandung
Sumber: (Aryasa, 2015)

Gambar 6. Tweet map berdasarkan kategori isu di kota Bandung


Sumber: (Aryasa, 2015)
3. Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian rekening tabungan3. Hal tersebut membutuhkan
Keuangan dukungan teknologi Big Data.
Ditjen Pajak mencoba mengoptimalkan Berdasarkan pengalaman Ditjen Pajak menuju
pemanfaatan teknologi informasi untuk implementasi Big Data, Direktur Transformasi
meningkatkan penerimaan negara dan memerangi TIK Ditjen Pajak, Ir. Iwan Djuniardi, MM.
kecurangan terkait pajak. Salah satunya rencana
3
menggali data lewat media sosial untuk http://nasional.kontan.co.id/news/ditjen-pajak-menggali-
data-lewat-media-sosial, tanggal 12 Oktober 2015, diakses
dicocokkan dengan laporan pajak dan data 15 November 2015.

125
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

menjelaskan bahwa terobosan dimulai dengan  Penerbitan faktur pajak ganda: dengan
menyediakan 10 PC, menjalin kerjasama dengan menggunakan Hadoop cluster 10 pc, dapat
komunitas, menggunakan aplikasi open source, selesai dalam 9 jam, lebih cepat dibanding
serta pengadaan satu cluster enterprise menggunakan RDBMS yang memakan waktu
datawarehouse, satu cluster Hadoop untuk 3 hari lebih, terhadap 1,77 milyar data faktur.
integrasi data, dan satu cluster Hadoop untuk Ditjen Pajak akan terus mengeksplorasi
platform data. Contoh hasil sementara use case penggunaan teknologi Big Data karena sudah
yang didapat yaitu: menjadi kebutuhan. Di saat bersamaan diperlukan
 Analisa Central Tax Analysis: ditemukan perbaikan aturan dan pengadopsian proses bisnis
3.563 kasus senilai 32, 7 Trilyun “out-of-box” untuk membuatnya berhasil
 Penerbitan faktur tidak berdasarkan transaksi (Djuniardi, 2015)
sebenarnya: ditemukan 21.123 kasus senilai
6,2 Trilyun

Gambar 7. Tampilan Mesin Pencari Data Ditjen Pajak untuk mencari informasi mengenai wajib pajak di Indonesia
(Sumber: Djuniardi, 2015)

4. Badan Informasi Geospasial (BIG) ruang kebumian yang berukuran sangat besar. Data
Dengan adanya Undang-Undang No. 4/2011 ruang kebumian mengacu pada lokasi, letak, dan
tentang Informasi Geospasial dan Perpres No. posisi suatu objek atau kejadian yang berada
27/2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial dibawah, pada, atau diatas permukaan bumi dalam
Nasional (JIGN) yang mengamanatkan kebijakan sistem koordinat tertentu.
satu peta (one map policy), Badan Informasi Elemen geospasial (lokasi) dari sebuah
Geospasial diharapkan menjadi referensi tunggal informasi digunakan sebagai identifier utama (core
untuk informasi geospasial. Dengan demikian, identifier) untuk mengintegrasikan berbagai jenis
lembaga ini menjadi basis dan pengelola data informasi, sehingga data tersebut akan dibuat

126
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

terbuka untuk memungkinkan berbagi pakai data pengambilan keputusan yang efisien dan
dan informasi geospasial bagi kepentingan semua efektif, maka dibangunlah geoSpatial Data
sektor. Sembilan puluh persen aktifitas Infrastructure (SDI).
kepemerintahan memiliki elemen spasial, sehingga Adapun manfaat dari ‘sharing’ Informasi
diperlukan kesamaan gerak antar instansi. GeoSpasial, yaitu:
Implikasi yang diharapkan adalah seluruh data dan  Menghindari duplikasi dalam penyediaan data
informasi dapat dengan mudah diintegrasikan dan informasi geospasial
untuk memecahkan masalah secara komprehensif,  Meningkatkan kualitas dan meredusir harga
lebih cepat dan lebih baik, serta menghasilkan data dan informasi spasial
berbagai macam analisis yang lebih tajam dan  Menjadikan data dan informasi geospasial
komprehensif. mudah diakses oleh pihak yang memerlukan
Peran Data dan Informasi Geospasial sangat  Membangun kemitraan antar berbagai institusi
signifikan (Khafid, 2015) yaitu: untuk meningkatkan ketersediaan data dan
 Pengambilan keputusan yang efisien dan informasi.
efektif memerlukan informasi spasial maupun
Badan Informasi Geospasial telah
non-spasial yang up-to-date dan akurat, yang
mengantisipasi penggunaan Big Data dalam
menjelaskan situasi terkini yg terjadi.
mengelola data melalui penyediaan kapasitas
 Tidak satupun institusi yang memiliki data
storage hingga 2 petabytes, menggunakan high
dan informasi lengkap untuk keperluan
performance computing (HPC) dan geoprocessing,
pengambilan keputusan di berbagai sektor,
serta memanfaatkan cloud computing. Data yang
sehingga data sharing merupakan sebuah
harus diolah mencakup data citra, GPS, foto udara,
keharusan.
peta tematik, pasut, yang sebagian diterima secara
 Diperlukan pengaturan dan penggunaan
real time melalui sistem TEWS (tsunami early
teknologi yang tepat untuk mengatasi
warning system), aplikasi pemetaan partisipatif,
permasalahan akses terhadap informasi
maupun Geoportal, yaitu jaringan data spasial
geospasial untuk mendukung proses
digital berbasis web (Khafid, 2015).

127
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

Gambar 8. Pengelolaan Informasi Geospasial untuk pembangunan berkelanjutan


Sumber: (Khafid, 2015)

Analisis Penerapan Teknologi Big Data di dimensi yang mencakup: organisasi, infrastruktur,
Empat Lembaga manajemen data, analitik, dan tata kelola, sehingga
Selanjutnya, deskripsi kualitatif diatas nantinya dapat disimpulkan apakah penerapan
akan dianalisis dengan kerangka analisis TDWI teknologi Big Data di keempat instansi tersebut
Big Data Maturity Model untuk mengetahui level berada pada tahap nascent, pre-adoption, early
kematangan penerapan teknologi Big Data di adoption, corporate adoption, atau
keempat instansi tersebut. Status kematangan dapat mature/visionary.
dicirikan dari indikator-indikator pada lima

Tabel 3. Identifikasi indikator pendukung implementasi big data di empat objek penelitian
Dimensi Indikator LKPP Pemkot Ditjen BIG
Bandung Pajak
Organisasi Kepemimpinan v v v
Pembiayaan v v v
Strategi v
Budaya
Nilai (value) v v v
Infrastruktur Pengembangan
Teknologi v v v v
Arsitektur
Integrasi v v
Lingkup (scope) v v v

128
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

Manajemen data Keragaman, volume, v v


kecepatan
Pemrosesan v
Penyimpanan v v v
Kualitas v
Akses v v v
Analitik Kemampuan SDM
Pola pikir (mindset) v v v v
Teknik v
Aplikasi v v v v
Metode penyampaian
Tata Kelola Kebijakan v v v v
(governance) Struktur v
Penyesuaian (compliance)
Tata layanan
Keamanan
dan privasi
(Sumber: Interpretasi hasil penelitian, 2015)

Dari proses identifikasi yang dilakukan pada sudah mulai bereksperimen dengan beberapa tools
Tabel 3, dapat dikatakan bahwa penerapan Big pendukung Big Data, namun sistem analitik belum
Data di LKPP berada pada tahap pre-adoption. Hal berjalan dan dipakai untuk memecahkan masalah.
ini dicirikan dari lembaga telah mulai Hal yang tidak jauh berbeda terjadi di Badan
mempersiapkan dan menginvestasikan Informasi Geospasial (BIG), implementasi Big
infrastruktur dan mengujicoba beberapa aplikasi Data pada lembaga tersebut berada pada tahap pre-
untuk Big Data analitik, telah mempunyai adoption. Lembaga telah mengantisipasi
kebijakan, perencanaan proses bisnis dan cakupan penggunaan Big Data dalam proses bisnisnya, dan
yang akan dilakukan dengan Big Data. Namun, telah menginvestasikan infrastruktur pendukung,
strategi dan budaya implementasi, serta mekanisme namun mekanisme kerja dan budaya analitik belum
kerja belum terbangun dan dilaksanakan. Selain terlaksana. Kekuatan BIG menuju Big Data
itu, arsitektur dari infrastruktur yang dibangun terletak pada ketersediaan beragam data yang
serta tata kelolanya belum dapat ditunjukkan. update, real time, terintegrasi dan terbuka,
Demikian pula dengan penerapan Big Data di sehingga memungkinkan pemanfaatannya untuk
Ditjen Pajak, dapat dikategorikan berada pada kepentingan berbagai sektor. Sementara penerapan
tahap pre-adoption. Ciri yang terlihat adalah sudah teknologi Big Data di Pemkot Bandung sudah jauh
ada kesadaran dari lembaga dan pimpinan untuk lebih matang, sehingga dapat dikategorikan berada
melakukan perbaikan proses bisnis dengan pada tahap corporate adoption. Hal ini dicirikan
melibatkan teknologi Big Data. Lembaga juga dari infrastruktur penunjang Big Data yang telah

129
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

terintegrasi, dimana end users (masyarakat, SKPD, terbuka sehingga dapat dipakai untuk kebutuhan
kecamatan) telah dilibatkan dalam sistem dan riset, pembuatan kebijakan, dan penulisan berita 4.
mendapatkan manfaat. Dengan sistem Big Data Beberapa pakar dan praktisi mengutarakan
analitik yang ada, dapat diketahui kondisi real peluang penerapan Big Data lainnya. Pakar
dilapangan sehingga membantu pimpinan Teknologi Informasi Rudi Rusdiah mengatakan
mengambil keputusan dan meningkatkan kualitas Big Data analitik bisa dimanfaatkan untuk
layanan serta fasilitas pemerintah kepada mengantisipasi berbagai dampak bencana alam di
masyarakat. Untuk dapat mencapai kategori Tanah Air, misalnya untuk mengantisipasi dampak
mature/visionary, beberapa hal yang perlu El Nino, dengan sintesis data dari citra satelit
ditingkatkan dalam sistem Big Data analitik cuaca, GPS dan penginderaan jauh, sensor-sensor
Pemkot Bandung yaitu menambah infrastruktur cuaca BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi
cloud, meningkatkan aspek keamanan data, serta Geofisika) serta stok pangan BULOG dan
meningkatkan budaya kerja dan awareness dari Kementerian Pertanian hingga BPS, Kementerian
pegawai dan masyarakat setempat untuk Pertahanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan
memanfaatkan teknologi Big Data yang telah Hutan, Kementerian Kelautan, hingga Kementerian
dibangun. Kominfo. Jika data yang dihasilkan oleh BPS
sesuai dengan kondisi kekinian, lanjutnya,
Peluang Penerapan Big Data Lainnya Indonesia tidak perlu tergantung pada data analisis
Selain pemanfaatan di keempat lembaga global seperti IDC, Google, Bank Dunia bahkan
diatas, bentuk-bentuk penerapan teknologi Big data global CIA, hingga internet 5.
Data di lembaga pemerintahan masih sangat luas, Selain itu, ada pula rencana Pemerintah untuk
baik yang sudah diimplementasikan maupun yang menyusun Big Data yang merangkum data dari
masih dalam perencanaan. Pemerintah Provinsi berbagai instansi terkait dengan pariwisata. Hal ini
DKI Jakarta sudah menerapkan Jakarta Smart City, dimaksudkan agar data pariwisata di Indonesia bisa
yaitu suatu aplikasi untuk memberikan informasi terintegrasi6. Pada Big Data analitik akan terdapat
kepada masyarakat informasi terkait kondisi
Jakarta. Sementara pemerintah Kota Banda Aceh
menerapkan open data melalui sebuah portal yang 4https://m.tempo.co/read/news/2016/04/21/078764748/big-
data-akan-mewarnai-kebijakan-publik-di-indonesia, tanggal
telah menyediakan 86 dataset dari sektor 21 April 2016, diakses tanggal 29 Agustus 2016.

pendidikan, kesehatan, transportasi, dan sektor 5


http://www.antaranews.com/berita/511290/analisis-data-bisa-
lainnya, dalam format CSV. Data ini bersifat dimanfaatkan-untuk-antisipasi-dampak-
bencana?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campai
gn=news, tanggal 8 Agustus 2015, diakses tanggal 29 Agustus
2016.
6
http://mediaindonesia.com/news/read/34950/pemerintah-
susun-big-data-pariwisata/2016-03-18, tanggal 18 Maret 2016,
diakses tanggal 29 Agustus 2016.

130
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

data jumlah wisatawan, agenda acara daerah, kesadaran akan pentingnya pemanfaatan analytics
lokasi, dan keterangannya, melalui pengolahan di berbagai bisnis dan institusi8.
seluruh data dari berbagai sumber seperti BPS, Tetapi dibalik penggunaan Big Data tersebut,
imigrasi, hingga pos lintas batas. Diharapkan yang terpenting adalah perencanaan yang matang
langkah tersebut dapat membantu menentukan dalam memutuskan pemanfaatanya agar sesuai
strategi promosi wisata dengan lebih tepat dan dengan kebutuhan organisasi. Jangan sampai
maksimal di tiap daerah, sehingga mampu pemerintah seperti latah dengan beramai-ramai
mendongkrak target kunjungan wisatawan pada menggunakan Big Data dan mengalokasikan
tahun 2019. anggaran yang fantastis untuk implementasinya,
Pemanfaatan teknologi Big Data di tanpa tujuan dan perencanaan yang jelas. Sebab
pemerintah kota dapat dikembangkan dari sekedar data besar menimbulkan peluang besar dan
memantau kepadatan lalu lintas di beberapa titik tantangan besar pada saat yang sama, namun
melalui CCTV untuk perencanaan transportasi kekuatannya tidak bergantung pada teknik
umum, dengan mengetahui berapa banyak orang pengolahan data yang digunakan, tetapi lebih pada
yang berpindah (comute) dari satu daerah ke bagaimana hasilnya dapat menjadi pengetahuan
daerah lain, sehingga pemerintah dapat yang dapat digunakan untuk membuat keputusan
menyediakan solusi transportasi yang lebih baik. cerdas (Charles, Vincent, & Tatiana, 2013).
Lembaga BPJS juga dapat bekerjasama dengan
Ditjen Pajak untuk menghindari fraud atau Tantangan Penerapan Big Data di
penipuan/kecurangan yang dilakukan sebuah Pemerintahan
perusahaan dalam membayar BPJS di bawah Banyak pihak sepakat bahwa penerapan
nominal seharusnya. teknologi Big Data membawa keuntungan-
Menurut Peter Sugiapranata, Sales Director keuntungan bagi tujuan dan performa organisasi.
SAS Indonesia, saat ini sudah ada 14 institusi Namun, implementasinya bukan tanpa kendala.
pemerintahan Indonesia yang bekerja sama dengan Dari hasil wawancara dengan pengelola teknologi
perusahaan SAS dalam penggunaan Big Data informasi di empat lembaga yang diteliti, dapat
7
analytic . Lembaga riset Gartner memperkirakan disimpulkan beberapa tantangan dalam adopsi
penggunaan big data analytics akan meningkat teknologi Big Data di pemerintahan Indonesia,
70% pada tahun 2020, seiring dengan tumbuhnya yaitu:
1. Ketersediaan Data
Salah satu kunci untuk melakukan analisis Big
Data tentu ketersediaan data. Akses terhadap data,
7http://www.sas.com/en_id/news/press-
8
releases/2015/october/sas-indonesia-dorong-solusi-big-data- http://inet.detik.com/read/2015/03/06/071809/2851164/319/s
untuk-layanan-publik.html, tanggal 20 Oktober 2015, diakses etelah-big-data-tren-apa-yang-bakal-booming, tanggal 6 Maret
tanggal 29 Agustus 2016. 2015, diakses tanggal 29 Agustus 2016.

131
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

baik data lama maupun data baru dapat menjadi Kementerian, lembaga pemerintahan,
hambatan untuk Big Data, terlebih pada data lama pemerintahan daerah, dan semua instansi lain yang
yang tersimpan dalam bentuk yang berbeda-beda terkait yang menghasilkan data yang berhubungan
dan beragam bahkan seringkali dalam bentuk fisik. dengan Indonesia. Disana juga disediakan data
Akses terhadap data baru juga membutuhkan usaha dalam format yang mudah dicari, diakses serta
yang lebih karena diperlukannya izin dan lisensi digunakan dengan harapan pengguna situs dapat
untuk mengakses data-data non-publik secara memanfaatkan data yang tersedia seluas-luasnya
legal. Terlebih jika terjadi ego sektoral antar dan seinovatif mungkin demi terwujudnya
instansi sebagai pemilik data. Hal ini yang Indonesia yang lebih baik. Seluruh kumpulan data
dirasakan oleh para penyedia jasa dan informasi yang ada di dalam portal ini dikategorikan sebagai
yang menerapkan Big Data analitik di Indonesia, domain publik sehingga tidak diperkenankan
bahwa fase pengumpulan data menjadi tantangan mengandung informasi yang mengandung rahasia
utama. Sebetulnya di Indonesia, data untuk negara, rahasia pribadi atau hal-hal lainnya yang
berbagai jenis kebutuhan sudah tersedia dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun
banyak, namun sumbernya tersebar, sehingga 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik9.
dibutuhkan usaha lebih untuk mendapatkan data Walaupun istilah open data berkembang
terpadu secara nasional. Maka prinsip Sharing menjadi bahasan tersendiri, keterkaitan antara
Data bahkan Open Data diperlukan. konsep Big Data, open data dan open government
Dengan semakin meluasnya penggunaan Big dapat ditunjukkan dalam Diagram Venn berikut.
Data, semangat open data semakin kencang
disuarakan khususnya terkait public sector
information (PSI). Maksud dari open data disini
mencakup dua fitur dasar, yaitu bahwa data harus
tersedia untuk umum bagi siapa saja yang ingin
menggunakannya, dan secara legal memungkinkan
untuk digunakan kembali. Data yang terbuka juga
harus relatif mudah digunakan, meskipun ada
klasifikasi "keterbukaan" tersebut, dan tersedia
secara gratis atau dengan biaya minimal. Gerakan
Gambar 9. Keterkaitan Big Data, open data dan open
open data di Indonesia telah terwujud dalam government
berbagai inisiatif, salah satunya pembentukan (Sumber : komangaryasa.com/wp-
data.go.id. Dikatakan dalam situsnya bahwa content/uploads/2014/12/gambar-3.jpg)

data.go.id adalah portal resmi data terbuka


Indonesia yang terdiri atas dan tidak terbatas hanya 9
http://data.go.id/, diakses tanggal 29 Agustus 2016

132
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

2. Standarisasi Data Pemerintah diperoleh langsung dari konsumen, banyak yang


Sejalan dengan prinsip open data, data yang merupakan data pribadi dan sangat rawan untuk
tersedia di Kementerian, lembaga pemerintahan, disalahgunakan oleh pihak lain. Penggunaan data
dan pemerintahan daerah, perlu disajikan dalam pribadi seseorang harus atas persetujuan yang
bentuk standar/platform tertentu yaitu format yang bersangkutan jika akan digunakan pihak lain. Oleh
dapat dengan mudah digunakan kembali, dapat karena itu, pemerintah saat ini sedang menyusun
dibaca dengan mesin dan bersifat interoperabilitas, RUU tentang Perlindungan Data dan Informasi
misalnya dalam format .xls atau .csv dan bukan Pribadi untuk melindungi data-data pribadi warga
dalam bentuk scan dokumen atau scan pdf. Dengan negara. Penggunaan teknologi Big Data yang tidak
demikian, dapat meningkatkan pemanfaatan data bijak rawan akan isu privasi data. Keamanan warga
pemerintah, meningkatkan transparansi dan negara harus diperhatikan, dimana tindakan
akuntabilitas pemerintah, serta meningkatkan kriminal yang mungkin muncul akibat terbukanya
partisipasi masyarakat dalam mengawal informasi harus diantisipasi, terlebih yang
pembangunan. berpengaruh terhadap kestabilan negara.
Selain itu, adanya standarisasi data Sejauh ini, penerapan Big Data di Indonesia
pemerintah dapat dilanjutkan dengan integrasi data wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan
antar instansi untuk efisiensi dan mencegah yang telah mengatur perlindungan data atau
redundansi. Misalnya, ketika seseorang ingin informasi dan pembatasan penggunaannya, di
mengurus Surat Ijin Mengemudi (SIM), data antaranya UU Informasi dan Transaksi Elektronik,
kependudukan yang harus diisikan pada form SIM UU Keterbukaan Informasi Publik, UU Perbankan,
dapat ditarik dari data Kartu Tanda Penduduk dan UU Perlindungan Konsumen.
(KTP) yang sudah tersedia di Bagian 4. Kompetensi SDM
Kependudukan Kementerian Dalam Negeri. Atau Dalam memanfaatkan Big Data di
ketika tenaga kerja mengajukan perijinan kerja pemerintahan idealnya dibutuhkan SDM yang ahli
pada Dinas Ketenagakerjaan dapat dilakukan dibidang analisis data (data scientist), memiliki
proses pengecekan data dari data kependudukan. kemampuan analitik, keahlian pemrograman
3. Privasi Data komputer, dan kreativitas untuk menentukan
Di satu sisi dibutuhkan keterbukaan data, metode baru yang dapat dilakukan untuk
namun disisi lain privasi merupakan isu yang mengumpulkan, menginterpretasi dan menganalisis
sensitif dan sering tercidera melalui kemajuan data. Walaupun mungkin data scientist tidak
teknologi. Privasi berhubungan dengan data-data mengembangkan analytic tools sendiri, namun
pribadi seseorang yang harus dilindungi. Data-data harus mampu memilah aneka tools yang akan
yang digunakan sebagai Big Data oleh misalnya dipakai, serta menyeleksi dan mengorganisasi data
industri telekomunikasi maupun perbankan, yang yang akan dianalisis.

133
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

5. Infrastruktur Penunjang Big Data di beberapa organisasi global di beberapa


Semua perangkat analisis Big Data yang negara (Tabel 4), maka ditemukan kesamaan
beredar di pasar dapat dipakai oleh pemerintah. bahwa isu terkait data menjadi tantangan utama,
Pemerintah dapat menggunakan tools Big Data baik dalam hal menyediakan dan mengintegrasikan
dari pihak ketiga yang telah disesuaikan dengan data yang diperlukan untuk menghasilkan analisis
kebutuhan, maupun membangun dan memelihara bisnis yang tepat, maupun isu keamanan data dan
sendiri sistem Big Data yang dibutuhkan. privasi data. Selain itu, diketahui pula bahwa
Perhitungan cost benefit analysis terhadap kedua tantangan implementasi Big Data di lembaga
pilihan tersebut perlu dilakukan sesuai dengan pemerintahan, tidak jauh berbeda dengan
tujuan penggunaannya. Untuk beberapa kasus implementasinya di organisasi lain seperti
tertentu dibutuhkan analisis Big Data dengan perusahaan, dimana faktor ketrampilan SDM dan
Natural Language Processing (NLP) yang dapat infrastruktur penunjang menjadi tantangan yang
mengolah percakapan digital Bahasa Indonesia, hal harus diperhatikan. Hal ini terkait kehadiran
ini yang menjadi keterbatasan beberapa sistem teknologi Big Data yang masih tergolong baru
yang tersedia open source. untuk diimplementasikan dalam organisasi. Maka
Jika temuan diatas dibandingkan dengan hasil tidak heran jika diprediksi bahwa data scientist
penelitian yang dilakukan oleh Capgemini menjadi pekerjaan yang paling menjanjikan di
Consulting (2014) dan TDWI (2013) yang abad 21(Davenport, Thomas, & D.J, 2012)
mengidentifikasi berbagai tantangan implementasi
Tabel 4. Berbagai tantangan implementasi Big Data di organisasi
Big Data Survey-Capgemini Consulting (2014) Predictive Analytics Study-TDWI (2013)
Tantangan f Tantangan f
Kompleksitas integrasi data 35% Data yang tersebar di berbagai tempat 46%
Memulai dengan proyek yang tepat 30% Tidak adanya business case yang jelas terkait 39%
pembiayaan dan implementasi
Merancang sistem big data 29% Tidak efektifnya koordinasi tim implementasi 35%
Big Data analitik dalam organisasi
Kurangnya ketrampilan SDM 28% Ketergantungan pada legalitas untuk 31%
pemrosesan dan manajemen data
Kepemilikan data dan isu politis lainnya 21% Model pengaturan Big Data analitik yang tidak 27%
efektif
Kurangnya pembiayaan 20% Kurangnya dukungan dari pimpinan 27%

Keamanan data, privasi, dan tata kelola 20% Kurangnya ketrampilan SDM bidang Big Data 25%
analitik
Berurusan dengan real-time data 16% Kurangnya kejelasan perangkat dan teknologi 22%
untuk Big Data
Tidak dapat membangun business case yang 16% Biaya pengadaan perangkat dan infrastruktur 18%
menarik tertentu untuk Big Data
Kualitas data yang buruk 14% Keamanan data dan privasi 15%

134
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

Arsitektur data warehouse yang ada 12% Keengganan untuk berubah dari dalam 12%
organisasi
Tipe dan sumber data yang tidak matang 11%
Infrastruktur yang tidak memadai 9%
Kurangnya metadata dan skema untuk big 9%
data
Biayanya terlalu tinggi 6%
Isu budaya lainnya 4%
Sumber: (Colas, 2014)

PENUTUP Untuk itu, instansi-instansi pemerintah perlu secara

Peranan data sangat penting terutama cermat merencanakan dan mengimplementasikan

memasuki era ledakan data atau "Big Data". teknologi Big Data, dimulai dari koordinasi antar

Ketersediaan data skala besar dan murah dewasa lembaga pemerintah serta berbagi data dan

ini seharusnya mendorong berbagai pihak untuk integrasi data untuk lebih meningkatkan pelayanan

memanfaatkannnya melalui implementasi Big Data publik.

analitik. Peluang dan manfaat penerapan Big Data Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan

sangat potensial termasuk di pemerintahan. survei/pengukuran kuantitatif terhadap tingkat

Dengan menggunakan data, kebijakan publik bisa kematangan implementasi teknologi Big Data

didesain dan diimplentasikan lebih efektif dan menggunakan instrumen penilaian yang telah

tepat untuk mencapai sasaran. dikembangkan oleh TDWI, pada lebih banyak

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan instansi pemerintah. Dengan demikian, didapatkan

secara kualitatif, dapat disimpulkan bahwa dari gambaran yang lebih komprehensif tentang

empat lembaga yang diteliti, tiga diantaranya yaitu implementasi teknologi Big Data di lembaga

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa pemerintahan Indonesia.

Pemerintah (LKPP), Direktorat Jenderal Pajak


Kementerian Keuangan, dan Badan Informasi UCAPAN TERIMA KASIH
Geospasial (BIG) berada pada tahap pre-adoption, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-
mengacu pada TDWI Big Data Maturity Model. pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Sementara Pemerintah Kota Bandung dapat penelitian ini.
dikategorikan berada pada tahap corporate
adoption. Terkait tantangan dalam adopsi
DAFTAR PUSTAKA
teknologi Big Data di pemerintahan Indonesia Alamsyah, A. (2015). (Big) Data Analytics for
Economics, Business and Management: A
dapat disimpulkan 5 hal, mencakup ketersediaan Social Network Approach. In Workshop Big
data, standarisasi data pemerintah, privasi data, Data Puslitbang Aptika dan IKP,tanggal 19
Mei 2015. Puslitbang Aptika dan IKP.
kompetensi SDM, serta infrastruktur penunjang.

135
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

Aryasa, K. (2015). Big Data: Challenges and http://www.antaranews.com/berita/477310/tiga-


Opportunities. In Workshop Big Data bidang-usaha-pengguna-utama-big-data-di-
Puslitbang Aptika dan IKP, tanggal 19 Mei indonesia, tanggal 30 Januari 2015, diakses
2015. Puslitbang Aptika dan IKP.
tanggal 29 Agustus 2016.
Chandarana, Parth, & Vijayalakshmi, M. (2014).
Big Data analytics frameworks: Circuits, https://m.tempo.co/read/news/2016/04/21/0787647
Systems, Communication and Information 48/big-data-akan-mewarnai-kebijakan-
Technology Applications (CSCITA). In publik-di-indonesia, tanggal 21 April 2016,
International Conference on IEEE 2014. diakses tanggal 29 Agustus 2016.
IEEE.
http://www.ibmbigdatahub.com/infographic/four-
Charles, Vincent, & Tatiana, G. (2013). Achieving vs-big-data, diakses tanggal 15 November
Competitive Advantage through Big Data:
2015.
Strategic Implications. Middle-East Journal
of Scientific Research, 16(8), ISSN 1990- http://nasional.kontan.co.id/news/ditjen-pajak-
9233. menggali-data-lewat-media-sosial, tanggal
Colas, M. (2014). Cracking the Data Conundrum: 12 Oktober 2015, diakses tanggal 15
How Successful Companies Make Big Data November 2015.
Operational. Capgemini Consulting.
http://www.antaranews.com/berita/511290/analisis
Davenport, Thomas, H., & D.J, P. (2012). Data -data-bisa-dimanfaatkan-untuk-antisipasi-
Scientist: The Sexiest Job of the 21st
dampak-
Century. Harvard Business Review.
bencana?utm_source=fly&utm_medium=rel
Djuniardi, I. (2015). Perjalanan Menuju ated&utm_campaign=news, tanggal 8
Implementasi Big Data: Pengalaman
Agustus 2015, diakses tanggal 29 Agustus
Direktorat Jenderal Pajak. In Konferensi Big
Data Indonesia 2015, tanggal 1 Desember 2016.
2015. Direktorat Jenderal Pajak. http://mediaindonesia.com/news/read/34950/pemer
Friedman, J. (1997). Data Mining and Statistics: intah-susun-big-data-pariwisata/2016-03-18,
What are the Connections? tanggal 18 Maret 2016, diakses tanggal 29
Halper, Fern, & Krishnan, K. (2013). TDWI Big Agustus 2016.
Data Maturity Model Guide: Interpreting
http://www.sas.com/en_id/news/press-
Your Assessment Score. Retrieved from
tdwi.org releases/2015/october/sas-indonesia-dorong-
solusi-big-data-untuk-layanan-publik.html,
Khafid. (2015). Pengelolaan Data dan Informasi tanggal 20 Oktober 2015, diakses tanggal 29
Geospasial. In Konferensi Big Data
Agustus 2016.
Indonesia, tanggal 1 Desember 2015.
Rainer, Kelly, R., & Cegielski., C. G. (2009). http://inet.detik.com/read/2015/03/06/071809/2851
Introduction to Information Systems. John 164/319/setelah-big-data-tren-apa-yang-
Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd. bakal-booming, tanggal 6 Maret 2015,
diakses tanggal 29 Agustus 2016.
http://data.go.id/, diakses tanggal 29 Agustus 2016.

136

Anda mungkin juga menyukai