DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SIMPANG PERIUK
Jl. Air temam, RT. 01 Kel.Simpang Periuk Kec. Lubuk Linggau Selatan II, 31626
Telp. (0733) 3280384 Email : puskesmass@yahoo.com
MEMUTUSKAN
TEMBUSAN :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota
Lubuk Linggau.
2. Yang bersangkutan
3. Arsip
Lampiran Keputusan pimppinan Puskesmas Simpang
Periuk
Nomor : 800/ 188 / PKM SP/I/2018
Tentang Peraturan Internal Puskesmas
Simpang periuk
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1.
4. Motto kami adalah “Kesehatan Anda Tujuan Kami, Kepuasan Anda Kebanggaan
Kami”.
5. Tata nilai
PRIMA
P PROFESIONAL MEMILIKI KOMPETENSI DAN KEMAMPUAN
DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN
KESEHATAN YANG TERBAIK
R RAMAH MEMILIKI SIKAP YANG SOPAN DAN SANTUN
KEPADA SELURUH MASYARAKAT DAN
REKAN KERJA
I INISIATIF DAN MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BEKERJA
INOVATIF MANDIRI DENGAN IDE –IDE KREATIF SERTA
MEMBERI TEROBOSAN BAGI PENINGKATAN
PELAYANAN KESEHATAN
M MALU MEMILIKI BUDAYA MALU BILA TIDAK
MELAKSANAKAN TUGAS DENGAN SEBAIK-
BAIKNYA
A AKUNTABEL MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN
SESUAI PEDOMAN DAN STANDAR
PELAYANAN YANG DITETAPKAN DAPAT
DIUKUR DAN DIPERTANGGUNG JAWABKAN
BAB IV
PEMILIK
Pasal 3
Pemilik UPTD Puskesmas Simpang Periuk adalah Pemerintah Kota Lubuklinggau.
Pasal 4
Pemerintah Kota Lubuklinggau, berdasarkan kewenangan yang dimilikinya,
bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup serta kemajuan dan perkembangan
Puskesmas sesuai yang diharapkan dan diinginkan masyarakat.
Pasal 5
Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau berwenang :
1. Menentukan kebijakan secara umum Puskesmas.
2. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Puskesmas.
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Puskesmas
Pasal 6
1. Pemerintah Kota Lubuklinggau bertanggungjawab kepada rakyat melalui Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Lubuklinggau atas kelangsungan hidup, kelancaran dan
perkembangan Puskesmas.
2. Pemerintah Kota Lubuklinggau ikut bertanggung gugat atas terjadinya kerugian akibat
kelalaian atas kesalahan dalam pengelolaan Puskesmas
3. Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau berkewajiban untuk melakukan pembinaan dalam
peningkatan mutu pelayanan Puskesmas
4. Puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya berhak mendapatkan dukungan
dana, sarana, dan prasarana untuk memperkuat pelayanan seperti pengadaan Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu dan Poskeskel.
BAB V
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
Pasal 7
1. Persyaratan administrasi dan manajemen Puskesmas terdiri dari Struktur Organisasi dan
Tata Kelola.
2. Struktur Organisasi Puskesmas minimal terdiri dari
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas.
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas.
3. Tata Kelola sebagaimana dimaksud ayat satu meliputi tata laksana organisasi, standar
pelayanan, Standar Prosedur Operasional, dan Informasi Manajemen Puskesmas.
4. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya
5. Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional pelayanan Puskesmas
Pasal 8
1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan primer yang memenuhi standar pelayanan Puskesmas.
2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana dimaksud ayat 1 merupakan pelayanan
Kesehatan Perorangan dan pelayanan Kesehatan Masyarakat secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan.
3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat ( Terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
dan Upaya Kesehatan masyarakat Pengembangan )
b. Upaya Kesehatan Perseorangan.
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Essensial sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf
a meliputi :
a. Upaya Promosi Kesehatan termasuk UKS
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
5. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
terdiri dari :
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa.
b. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat.
c. Pelayanan Kesehatan Olahraga.
d. Pelayanan Kesehatan Indera.
e. Pelayanan Kesehatan Lansia.
f. Pelayanan Kesehatan Kerja.
g. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
6. Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b, berupa :
a. Pelayanan pemeriksaan umum.
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
c. Pelayanan KIA – KB yang bersifat UKP.
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKP.
e. Pelayanan kefarmasian .
f. Pelayanan laboratorium.
Pasal 9
Sumber Daya Manusia
1. UPTD Puskesmas Simpang Periuk dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas,yang secara
teknis fungsional dan taktis operasional bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Lubuklinggau
2. Kepala Puskesmas sebagaimana pada ayat (1) merupakan seorang Tenaga Kesahatan
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dibidang kesehatan dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat;
b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas
2. Tersedianya tenaga medis, keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan
dipenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan kualifikasinya.
3. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha yang merupakan
Pejabat Struktural, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Puskesmas.
4. Upaya pelayanan teknis pengobatan dipimpin oleh seorang dokter yang merupakan Pejabat
Fungsional, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Puskesmas.
5. Upaya pelayanan teknis kesehatan lain dipimpin oleh seorang Perawat / Bidan atau
petugas kesehatan lain yang merupakan Pejabat fungsional, dalam melaksanakan tugas
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas
Pasal 10
Sumber Daya Manusia
1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan,
mengkoordinasikan, membina dan mengevaluasi pelaksana tugas-tugas Puskesmas agar
efektif, efisien dan berkualitas sesuai tujuan Puskesmas.
2. Menguasai, memelihara dan mengelola sumber daya Puskesmas.
3. Mewakili Puskesmas di dalam dan luar Puskesmas.
4. Melaksanakan kebijakan bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan Puskesmas
sebagaimana digariskan oleh Walikota Lubuklinggau atas nama Pemerintah Kota
Lubuklinggau
5. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas.
6. Menyusun Rencana Strategis dan Rencana AnggaranTahunan Puskesmas.
7. Membuat uraian tugas jabatan serta tata hubungan kerja sesuai struktur organisasi dan tata
kerja Puskesmas.
8. Menyiapkan laporan tahunan dan berkala.
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas dibantu Kordinator Upaya Kegiatan
dan Tim Mutu Puskesmas .
10. Kepala Puskesmas mengangkat dan memberhentikan Ketua dan anggota Tim Mutu, dan
Kordinator Upaya Kesehatan di lingkungan Puskesmas.
11. Tugas pokok dan fungsi tanggung jawab para karyawan ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.
Pasal 11
Prosedur Kerja
1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam Puskesmas maupun dengan organisasi dalam
lingkungan Pemerintah Kota Lubuklinggau sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Koordinator Upaya Kesehatan dalam lingkungan
Puskesmas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-
masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator Upaya
Kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Penanggung Jawab Upaya Kesehatan,
menyampaikan laporan kepada Kepala Puskesmas.
5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Penanggung Jawab Upaya Kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya saling berkoordinasi dengan Pejabat Non Struktural terkait, dan
Satuan Kerja terkait dengan lingkungan Pemerintah Kota Lubuklinggau
6. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Penanggung Jawab Pelayanan wajib mengadakan
evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil evalusi.
Pasal 12
LokakaryaMini Puskesmas
1. LokakaryaMini Puskesmas merupakan Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin di
Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas, merupakan proses penggalangan
kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem
2. LokakaryaMini Puskesmas diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
3. Dalam Rapat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan Puskesmas sesuai dengan tugas, kewenangan dan kewajibannya.
4. Keputusan LokakaryaMini Puskesmas diambil berdasarkan musyawarah mufakat, bila
tidak tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.
5. Hasil LokakaryaMini Puskesmas dituangkan dalam Plane of Action (POA) Puskesmas
6. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.
Pasal 13
Lokakarya Mini Lintas Sektor
1. Lokakarya Mini Lintas Sektor merupakan pertemuan yang diselenggarakan sebagai upaya
peningkatan kerja sama lintas sektoral, yang dihadiri oleh camat, Kepala Puskesmas dan
staff, lurah, PKK kecamatan, kepala sekolah dan pihak terkait lainnya, dalam rangka,
koordinasi kegiatan sektoral bidang kesehatan, untuk keberhasilan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
2. Lokakarya Mini Lintas Sektor diselenggarakan setiap 3 bulan sekali.
3. Dalam rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lokakarya mini untuk mengkaji hasil
kerja sama lintas sektoral, tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya, membahas
masalah dan hambatan serta merumuskan mekanisme/rencana kerja Lintas Sektoral yang
baru.
4. Keputusan Lokakarya Mini Lintas Sektor diambil berdasarkan musyawarah mufakat, bila
tidak tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.
5. Hasil Lokakarya Mini Lintas Sektor dituangkan dalam Plane Of Action(POA) Puskesmas.
6. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.
7. Lokakarya Mini Lintas Sektor dipimpin oleh Camat.
BAB VI
DISIPLIN PEGAWAI
Pasal 14
Ketentuan Jam Kerja
1. Senin – Kamis : Pukul 07:30 Wib s/d 14:00 Wib.
2. Ishoma : Pukul 12:00 Wib s/d 13:00 Wib.
3. Jumat : Pukul 07:30 Wib s/d 11:30 Wib.
4. Sabtu : Pukul 07:30 Wib s/d 12:30 Wib.
Pasal 15
Ketentuan Pakaian Kerja
1. Senin : Atasan kemeja warna putih, rok/celana warna Hitam
2. Selasa : Atasan kemeja warna putih, rok/celana warna Hitam
Kecuali yang senam Prolanis Baju Olahraga Hijau
3. Rabu : Atasan kemeja warna putih, rok/celana warna biru
4. Kamis Minggu Pertama : Seragam Puskesmas
5. Jumat : Pakaian Olahraga warna Merah
6. Sabtu : Pakaian Batik Puskesmas
Pasal 16
Ketentuan Tidak Masuk Kerja
1. Ketentuan Izin maksimal 2 hari perbulan, harus membuat izin secara tertulis.
2. Jika tidak masuk karena sakit harus ada surat sakit dari dokter.
3. Jika tidak ada surat izin maupun surat sakit dianggap tidak hadir atau tanpa keterangan.
4. Tidak meninggalkan ruangan secara bersamaan atau ruangan tidak boleh dalam keadaan
kosong.
5. Jika ingin meninggalkan tempat kerja baik urusan dinas maupun urusan pribadi herus
meminta izin dengan atasan, pergi dan kembali ke Puskesmas harus mengisi buku catatan
meninggalkan tempat.
BAB VII
KETENTUAN PELAPORAN
Pasal 17
Laporan Bulanan
1. Laporan bulanan ditutup pada tanggal 25 setiap bulannya.
2. Setiap tanggal 1 laporan harus sudah diterima oleh petugas SP2TP.
3. Setiap tanggal 3 laporan sudah ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.
4. Setiap tanggal 5 laporan sudah dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau dengan
membawa buku Ekspedisi.
Pasal 18
Laporan Tahunan
1. Data laporan program Puskesmas dalam 1 tahun dikumpul pada bulan Januari tahun
berikutnya.
2. Petugas SP2TP mengola data capaian program untuk pembuatan Data Dasar, Profil
Puskesmas, Penilaian Kinerja Puskesmas dan Perencanaan Tingkat Puskesmas.
3. Data Dasar, Profil Puskesmas Penilaian Kinerja Puskesmas, Perencanaan Tingkat
Puskesmas dikumpul paling lambat bulan Juni tahun berikutnya.
BAB VIII
PEMELIHARAAN LINGKUNGAN KERJA
Pasal 19
1. Kebersihan dan kerapihan Puskesmas menjadi tanggungjawab bersama.
2. Setiap pegawai menjalankan kegiatan pra dan pasca pelayanan di masing – masing unit
dan poli.
3. Pegawai tidak diperkenankan makan dan minum di ruang pelayanan tetapi pegawai
diperbolehkan makan dan minum di Kantin.
4. Sampah dari masing – masing ruangan harus dibuang setiap hari ditempat pembuangan
sampah sementara.
BAB IX
AUDIT INTERNAL
Pasal 20
1. Audit Internal adalah merupakan kegiatan mengumpulkan informasi aktual dan signifikan
secara sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan penilaian
secara objektif.
2. Audit Internal dipimpin oleh seorang koordinator yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada wakil manajemen mutu.
3. Kegiatan audit meliputi, telaah dokumen, observasi, meminta penjelasan auditee, meminta
peragaan dilakukan oleh auditee membandingkan kenyataan dengan SOP, meminta bukti
atas suatu kegiatan, pemeriksaan secara fisik terhadap fasilitas, pemeriksaan silang,
mengakses catatan yang disampaikan auditee, mewawancara auditee dan menganalisa
data.
4. Audit Internal dilaksanakan 6 bulan sekali dan sewaktu – waktu sesuai kebutuhan
BAB X
SURVEY KEPUASAN PELANGGAN
Pasal 21
Pasal 22
1. Untuk mewujudkan tata kelola bisnis (clinical governance) yang baik, semua pelayanan
medis yang dilakukan oleh setiap staff medis di Puskesmas dilakukan atas penugasan
klinis (clinical appointment) dari Kepala Puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian kewenangan
klinis (clinical privilege) oleh Kepala Puskesmas melalui penerbitan surat tugas kepada
Pegawai Medis yang bersangkutan.
3. Surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh Kepala Puskesmas.
4. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat pendelegasian
wewanang.
BAB XII
PENUGASAN KLINIK (CLINICAL APPOINTMENT)
Pasal 23
Setiap staff Medis, Perawat dan Bidan yang melakukan asuhan medis harus memiliki surat
penugasan klinis dari Kepala Puskesmas sesuai kewenangan klinis setiap staff medis yang
direkomendasikan.
BAB XIII
TIM MUTU PUSKESMAS
Pasal 24
1. Tim Mutu Puskesmas adalah kelompok jabatan fungsional yang bertanggungjawab
melaksanakan Puskesmas.
2. Penanggung Jawab dipimpin oleh Ketua, yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Penanggung Jawab ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
BAB XIV
Penugasan Klinik (Clinical Appointment)
Pasal 25
1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik, semua
pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di Puskesmas dilakukan atas
penugasan klinis (Clinical Appointment) dari Kepala Puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian kewenangan,
klinis (clinical privilege) oleh Kepala Puskesmas melalui penerbitan surat penugasan
klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh kepala
Puskesmas setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik.
4. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat penugasan klinis
(clinical appointment) tanpa rekomendasi Komite Medik.
Pasal 26
Tim Peningkatan Mutu Klinis
1. Tim Peningkatan Mutu Klinis adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata kelola
klinis
(clinical governance) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi
medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
2. Tim Peningkatan Mutu Klinis dipimpin oleh seorang dokter, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Tim Peningkatan Mutu Klinis ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Fungsi Tim Peningkatan Mutu Klinis:
Memberikan saran kepada kepala Puskesmas
Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran
Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan.
5. Tugas Tim Peningkatan Mutu Klinis :
a. Membantu Kepala Puskesmas menyusun :
Daftar Pelayanan Medis
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico – legal.
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko – legal.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
c. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non medis.
d. Melaksanakan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas kelompok staff medis
e. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
f. Monitoring dan evalusi mutu pelayanan.
g. Membuat laporan kegiatan
Pasal 27
Tata Urutan Peraturan
1. Peraturan Internal Puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman semua peraturan
dan kebijakan Puskesmas yang dibuat dengan Keputusan Kepala Puskesmas.
2. Setiap satuan kerja/seksi harus membuat standart prosedur operasional yang mengacu
pada Peraturan Internal Puskesmas.
3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap administrasi dan manajemen Puskesmas
tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Internal Puskesmas.
Tata urutan peraturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Peraturan Internal Puskesmas.
b. Keputusan Kepala Puskesmas
c. Keputusan Koordinator Upaya Kegiatan dalam hirarki struktural, Kepala
kelompok Non Struktural/ Fungsional untuk hal – hal yang teknis operasional di
bidangnya dan dipertanggung jawabkan kepada atasan langsung.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat Peraturan ini disahkan, masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan ketentuan yang tercantum
di dalam Peraturan ini.
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas.
3. Jika di dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ditemukan hal-hal yang
sudah tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan penyempurnaan, yang
selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas.
Pasal 29
1. Keputusan Kepala Puskesmas ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
2. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahuinya, mentaati dan melaksanakan dengan
penuh tanggung jawab.