Anda di halaman 1dari 2

Nama : Widiya Nusantari

Nim : P0315134079
Kelas : 3B Gizi
MK : Hukum Kesehatan

Inspeksi Mendadak (Sidak) Makanan Yang Mengandung Boraks

Narasi Kasus :

Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan melakukan
inspeksi mendadak (Sidak) di Ramadhan Fair Medan dan menemukan makanan mengandung
boraks, dari 27 hasil uji coba sampel makanan yang dijual pedagang di pasar ada beberapa
diantaranya, mie kuning, takjil, sosis, serta minuman es lainnya. Namun, ternyata ada
makanan yang positif mengandung boraks, yakni makanan bakso dan hal ini kalau dibiarkan
beredar secara luas sangat membahayakan.

Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat (NaB4O7.10H2O),


berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium
hidroksida(NaOH) serta asam borat(H3BO3). Umumnya boraks digunakan dalam berbagai
industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, bahan solder, bahan
pembersih, pengontrol kecoak dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal pun dibuat dengan
campuran boraks. Boraks disalahgunakan untuk pangan dengan tujuan memperbaiki warna,
tekstur dan flavor. Padahal sifatnya sangat beracun, sehingga peraturan pangan tidak
membolehkan boraks untuk digunakan dalam pangan.

Pembahasan Kajian Hukum :

Namun, kenyataannya sejumlah pedagang yang dianggap membandel itu, masih saja
menggunakannya, dan hal ini seolah-olah mereka anggap tidak ada masalah. Padahal dengan
menggunakan zat kimiawi itu, bisa menimbulkan penyakit kanker, mengganggu fungsi otak,
merusak metabolisme tubuh, depresi dan penyakit lainnya yang dapat mempercepat proses
kematian bagi manusia. Hal ini harus dicegah oleh petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan
Makanan (BBPOM) agar para pedagang tidak lagi mencampur bahan makanan/minuman
dengan zat kimiawi yang berbahaya. Sanksi hukuman kurungan badan terhadap pedagang
makanan yang menggunakan borak/formalin dan Rhodamin B tersebut, sesuai dengan
ketentuan UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan . Ketentuan hukum akan diberlakukan
yang tegas harus diterapkan agar masyarakat tidak lagi melakukan pelanggaran dan mereka
semakin jera.

Para pedagang yang melakukan kecurangan itu harus diproses secara hukum,
sehingga dapat membuat efek jera, serta tidak mengulangi lagi perbuatan salah. Sebenarnya
warga yang berjualan makanan itu, juga mengetahui bahwa mencampur makanan dengan
boraks atau formalin (pengawet makanan) dan "Rhodamin B" (zat pewarna sintesis) adalah
melanggar hukum, serta tidak dibenarkan. Sejumlah pedagang yang mencampur jualan
makanan, seperti bakso, mie kuning, takjil, sosis dan berbagai pasar tradisional tersebut
terbukti menggunakan bahan kimiawi boraks pada jualannya dapat dipidana dengan ancaman
kurungan lima tahun penjara karena perbuatannya dapat mengganggu kesehatan masyarakat
yang mengonsumsinya. Pedagang yang dianggap nakal dan melanggar ketentuan Undang-
undang (UU).

Anda mungkin juga menyukai