Anda di halaman 1dari 4

Pasal-Pasal Terkait Pangan Lokal

Bab IV
Pasal 41
Penganekaragaman Pangan merupakan upaya meningkatkan Ketersediaan Pangan yang beragam
dan yang berbasis potensi sumber daya lokal untuk :
a. Memenuhi pola konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman;
b. Mengembangkan usaha Pangan, dan / atau;
c. Meningkatkan kesejahteraan masayarakat

Pasal 42
Penganekaragaman Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dilakukan dengan :
a. Penetapan kaidah Penganekaragaman Pangan;
b. Pengoptimalan Pangan Lokal;
c. Pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi usaha pengolahan Pangan Lokal;
d. Pengenalan jenis Pangan baru, termasuk Pangan Lokal yang belum dimanfaatkan;
e. Pengembangan diversifikasi usaha tani dan perikanan;
f. Peningkatan ketersediaan dan akses benih dan bibit tanaman, ternak, dan ikan;
g. Pengoptimalan pemanfaatan lahan, termasuk lahan pekarangan;
h. Penguatan usaha mikri, kecil, dan menengah di bidang Pangan; dan
i. Pengembangan industri Pangan yang berbasis Pangan Lokal

Bab VI

Pasal 60
1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi
Pangan untuk memenuhi kebutuhan Gizi masyarakat dan mendukung hidup sehat, aktif, dan
produktif.
2) Penganekaragaman konsumsi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dan membudayakan pola konsumsi Pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman serta sesuai dengan potensi kearifan lokal.

Penganekaragaman konsumsi Pangan dilakukan dengan :

a. Mempromosikan penganekaragaman konsumsi Pangan;


b. Menigkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam
Pangan dengan prinsip Gizi seimbang;
c. Meningkatkan keterampilan dalam pengembangan olahan Pangan lokal;
d. Mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi tepat guna untuk pengolahan Pangan
Lokal

Pembahasan diagram

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa salah satu kebijakan pemerintah yang terdapat
dalam UU No. 18 Tahun 2012 mengenai keanekaragaman pangan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dan membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam,
bergizi seimbang, dan aman serta sesuai dengan potensi kearifan lokal. Salah satu cara untuk
meningkatkan keanekaragaman pangan adalah dengan optimalisasi pangan lokal yang terdapat di
suatu daerah. Pangan lokal merupakan produk yang telah lama diproduksi, berkembang dan
dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu. Pangan lokal
biasanya dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen lokal pula. Biasanya produk pangan
lokal ini berkaitan erat dengan budaya setempat.

Pangan lokal ini sendiri memiliki berbagai macam manfaat bagi orang yang
mengkonsuminya. Manfaat yang terdapat pada pangan lokal ini meliputi manfaat zat gizi yang
terkandung didalamnya. Pangan lokal biasanya juga mampu untuk mensubstitusi bahan pangan
lain yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya. Akan tetapi masih banyak produk
pangan lokal yang belum diolah dan dikonsumsi secara optimal. Hal ini disebabkan karena
masyarakat sudah terbiasa dengan mengkonsumsi jenis pangan tertentu saja. Oleh karena itu,
dengan adanya kebijakan pemerintah terkait optimalisasi konsumsi pangan lokal diharapkan agar
pangan lokal lebih diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat.

Meningkatnya permintaan masyarakat terkait kebutuhan pangan lokal akan berdampak pada
setiap sektor dalam rantai pangan meliputi sektor produsen (petani, nelayan, peternak, industri),
distributor (penjual) sampai konsumen (masyarakat). Pengaruh kebijakan pemerintah terkait
dengan penganekaragaman konsumsi pangan dan pengoptimalan konsumsi pangan lokal
terhadap berbagai sektor adalah sebagai berikut :
1. Produsen (Petani, Nelayan dan Peternak)
Dengan adanya kebijakan pemerintah terkait pengoptimalan konsumsi pangan lokal maka
pihak produsen, seperti petani, peternak, dan nelayan di suatu daerah dapat mengoptimalkan
hasil dari produksinya yang bersifat lokal baik itu berupa hasil pertanian, peternakan maupun
perikanan. Jika sebelumnya produksi pangan lokal kurang diminati, maka dengan adanya
kebijakan ini diharapkan terjadi perubahan pola pokir dari masyrarakat sehingga pangan lokal
dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal. Dengan demikian tingkat permintaan masyarakat
terhadap pangan lokal meningkat. Sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat
terhadap pangan lokal tertentu, maka ekonomi dari produsen lokal juga akan meningkat.
2. Produsen (Industri)
Dengan adanya kebijakan pemerintah terkait pengoptimalan konsumsi pangan lokal maka
pihak produsen dalam hal ini adalah industri memiliki kesempatan yang lebih besar dalam
mengembangkan usahanya untuk menghasilkan produk-produk makanan berbahan baku
pangan lokal yang ada di daerahnya. Setelah diolah mejadi berbagai macam produk makanan,
pangan lokal yang awalnya kurang diminati masyarakat menjadi lebih diminati oleh
masyarakat. Industri yang memanfaatkan pangan lokal sebagai bahan baku untuk produk
makanan dapat berupa IRT (Industri Rumah Tangga) atau UKM (Usaha Kecil Menengah).
Masyarakat lokal suatu daerah dapat diberikan pelatihan terkait pengolahan pangan lokal oleh
pihak pemerintah untuk mendirikan IRT atau UKM tersebut sehingga dapat menjadi salah
satu cara untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
3. Distributor (Pemasaran)
Dengan adanya kebijakan pemerintah terkait pengoptimalan konsumsi pangan lokal maka
pihak penjual (distributor) akan memiliki peluang lebih untuk mejual pangan lokal di suatu
daerah baik berupa hasil pertanian, peternakan, perikanan maupun hasil olahannya.
Peningkatan daya beli masyarakat juga mengakibatkan peningkatan penjualan terhadap
pangan lokal tersebut.
4. Konsumen
Dengan adanya kebijakan pemerintah terkait pengoptimalan konsumsi pangan lokal maka
konsumen dalam hal ini masyarakat akan lebih tertarik untuk mengkonsumsi pangan lokal
yang ada di daerahnya terlebih apabila pangan lokal tersebut telah diolah mejadi berbagai
macam produk olahan makanan yang lebih bervariasi baik dari segi bentuk, rasa, aroma
maupun kandungan zat gizi. Masyarakat juga bisa mendapatkan makanan yang dibutuhkan
dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu dengan adanya pemanfaatan pangan lokal,
akses pangan juga menjadi lebih mudah dibandingkan dengan akses untuk pangan yang
berasal dari luar daerah. Pemanfaatan pangan lokal juga akan mampu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan zat gizi tertentu, misalnya kebutuhan masyarakat akan protein
dapat dipenuhi dengan memanfaatkan daun kelor dan produk olahannya sebagai pengganti
dari sumber protein yang lain. Dengan terpenuhinya kebutuhan zat gizi masyarakat maka
diharapkan status gizinya juga akan baik.

Anda mungkin juga menyukai