Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah “
KBA ( Keluarga Berencana Alami )” ini dapat tersusun hingga selesai. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk
pembelajaran kita bersama.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................................II
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................2
C. TUJUAN................................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................................21
PENUTUP........................................................................................................................................21
A. KESIMPULAN...................................................................................................................21
B. SARAN...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................23
II
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Metode keluarga berencana alami telah banyak digunakan di masa lalu oleh
berbagai kelompok agama seperti penganut Katolik Roma. Metode ini dilakukan
dengan mengamati perubahan tubuh tertentu yang menandai ovulasi. Dari informasi
ini, pasangan dapat memilih pantang koitus dan menggunakannya sebagai metode
keluarga berencana mereka, atau menggunakan masa subur ini untuk melakukan koitus
sehingga meningkatkan kehamilan, yang disebut sebagai kesadaran terhadap
kesuburan. (Suzanne Everett, 2007 : 37).
رواه البخارى و مسلم- كنانعزل على عهد رسول ا ص م و القران ينزل: عن جابر رضىال عنه قال
Artinya : Dari Jabir ra ia berkata : “ Kami pernah melakukan azl pada zaman Nabi
Muhammad SAW
1
Metode keluarga berencana alami sebelumnya disebut pantang berkala, masa
aman dan metode irama. Baru belakangan ini metode tersebut dipromosikan kepada
wanita sebagai suatu metode kesadaran terhadap kesuburan, dan seiring makin banyak
wanita menunda kehamilan, metode ini menjadi pilihan yang semakin popular. Pada
tahun 1930, Ogino di Jepang dan pada tahun 1933, Knaus di Australia, menemukan
bahwa konsepsi berlangsung di antara siklus menstruasi, dan masa dari ovulasi ke
masa menstruasi berikutnya selalu sama tanpa mempertimbangkan siklus tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
3. Apa keuntungan, kerugian, manfaat dan efek samping metode kontrasepsi alami
(suhu basal, metode kelender, senggama terputus, metode amenorea laktasi, metode
lendir serviks, dan metode simtothermal ?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti
menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang
dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan
demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel
mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan
(Farrer, 2001).
Ada dua jenis metode kontrasepsi alami yang banyak digunakan yaitu:
3
dan metode laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah
dengan cara mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila
menginginkan kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa
subur dan apabila tidak menginginkan kehamilan maka jangan melakukan
hubungan seksual saat terjadinya masa subur.
a. Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur
dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk
mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan
alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara
oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan
turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal
sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus
berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena,
bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi
hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
4
2) Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus
luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan suhu:
Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit
dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh
instruktur KBA.
Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus
haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah.
Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari
tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di
atas garis pelindung tersebut
Catatan :
Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama
perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di atas
garis pelindung sebelum memulai senggama.
Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat
berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama
haid berikutnya.
5
3) Kerugian
Membutuhkan motivasi
Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan
obat-obatan, misalnya aspirin
Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca
ovulasi.
4) Keuntungan
Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi.
5) Kontraindikasi
6
Kurve suhu badan yang tidak teratur.
Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui
secara tepat.
6) Indikasi
7) Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal
ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.
8) Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat
spermisida di samping pantang berkala.
1) Pengertian
7
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas
lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer,
dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama
menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan
sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu
berhenti.
2) Cara kerja
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga
mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat. Jika
lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini
menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan
menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan
keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti
putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah
puncak masa subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.
Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada saat sedang terangsang dan
beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan
lendir yang akan memalsukan lendir servik.
8
3) Manfaat
4) Kelebihan
Mudah digunakan.
Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.
5) Kekurangan
Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
6) Indikasi
Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
9
Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam,
atau emboli paru.
Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode
lain.
Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus
haid
7) Kontraindikasi
Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
8) Efek samping
10
c.Metode Amenorea Laktasi
1) Pengertian
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon
laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini
bekerja dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval
menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4
jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan
timbul
Metode amenorea laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:
Menyusui secara penuh, lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari
Belum mendapat haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
2) Cara kerja
Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4
jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya
diberikan 5-10% dari total.
3) Manfaat
Metode amenorea laktrasi (MAL) memberikan manfaat kontrasepsi maupun non
kontrasepsi
11
Efektifitas tinggi (98%) apabila digunakan selama 6bulan pertama setelah
melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif
Tidak memperlukan prosedur khusus alat maupun obat
Mudah digunakan dan ekonomis
Tidak bertentangan dengan agama maupun budaya
Manfaat non kontrasepsi untuk bayi :
Mendapat kekebalan pasif
Peningkatan gizi
Mengurangi resiko penyakit menular
Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat
minum yang dipakai
Untuk ibu:
Mengurangi perdarahan postpartum atau setelah melahirkan
Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal)
Mengurangi resiko anemia
Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi
4) Indikasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin
menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
12
Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
6) Efek samping
Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
d. Sistem Kalender
1) Pengertian
13
2) Cara kerja
4) Keuntungan
14
Tidak memerlukan biaya.
5) Keterbatasan/kekurangan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala
ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
6) Indikasi
Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
15
kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena
dalam, atau emboli paru.
Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode
lain.
Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.
7) Kontraindikasi
c. Metode Siptothermal
1) Pengertian
16
kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan
perhitungan masa subur melalui metode kalender.
2) Manfaat
3) Kontraindikasi
Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.
Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri
atau alasan lain.
Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa
alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode
kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
17
4) Keuntungan
Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.
Aman.
Ekonomis.
Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
5) Keterbatasan
Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca
perjalanan maupun konsumsi alkohol.
6) Efek samping
18
2. SENGGAMA TERPUTUS (COITUS INTERUPTUS)
Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan
sampai sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah
penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam
waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis
keluar dari vagina.
b. Manfaat Kontrasepsi
19
EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol
waktu ejakulasi.
c. Indikasi
d. Kontraindikasi
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran dan kritik (masukan) sangat dibutuhkan untuk membantu penulis dalam
memperbaiki suatu rangkaian tersebut, dan itu semua sangat berharga dalam suatu hal
21
dan yang bersifat membangun dan upaya untuk mewujudkan keberhasilan serta sebagai
pengayaan nilai yang maksima
22
DAFTAR PUSTAKA
Everett, Suzanne, 2004. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reprodukstif
Jakarta : EGC.
Sifudin, Abdul bari, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Prawirohardjo wikni josatro, Hanifa, 2006 . Ilmu Kebidanan . jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono
23