Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah “
KBA ( Keluarga Berencana Alami )” ini dapat tersusun hingga selesai. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk
pembelajaran kita bersama.

Purwokerto, 20 Maret 2019

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I

DAFTAR ISI......................................................................................................................................II

BAB I.................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG............................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................2

C. TUJUAN................................................................................................................................2

BAB II................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................................3

A. PENGERTIAN METODE KONTRASEPSI ALAMI............................................................3

B. JENIS METODE KONTRASEPSI ALAMI..........................................................................3

1. Metode Irama Tubuh.......................................................................................................3

2. SENGGAMA TERPUTUS (COITUS INTERUPTUS).................................................19

BAB III............................................................................................................................................21

PENUTUP........................................................................................................................................21

A. KESIMPULAN...................................................................................................................21

B. SARAN...............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................23

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Metode keluarga berencana alami telah banyak digunakan di masa lalu oleh
berbagai kelompok agama seperti penganut Katolik Roma. Metode ini dilakukan
dengan mengamati perubahan tubuh tertentu yang menandai ovulasi. Dari informasi
ini, pasangan dapat memilih pantang koitus dan menggunakannya sebagai metode
keluarga berencana mereka, atau menggunakan masa subur ini untuk melakukan koitus
sehingga meningkatkan kehamilan, yang disebut sebagai kesadaran terhadap
kesuburan. (Suzanne Everett, 2007 : 37).

Adapun dasar para fuqoha membolehkan kontrasepsi yang bersifat sementara


diantaranya mengacu pada sumber hukum Islam sebagaimana dijelaskan dalam Kitab
Suci al Qur’an Surat al Baqoroh ayat 233 yang mengajarkan tentang metode
kontrasepsi secara alami dengan cara pemberian ASI exklusif bagi seorang ibu pada
bayinya selama 2 tahun sebagai usaha untuk mencegah atau memperlambat terjadinya
kehamilan berikutnya, dan juga berdasar pada hadits Nabi yang diriwayatkan Imam
Bukhori dan Imam Muslim mengenai al azl / ‫ العزل‬sebagai berikut :

‫ رواه البخارى و مسلم‬- ‫ كنانعزل على عهد رسول ا ص م و القران ينزل‬: ‫عن جابر رضىال عنه قال‬

Artinya : Dari Jabir ra ia berkata : “ Kami pernah melakukan azl pada zaman Nabi
Muhammad SAW

“Para uskup Indonesia mendukung ajaran Paus dengan memberi anjuran


hendaknya metode alamiah (KB Alamiah-pantang berkala) beserta segala perbaikannya
lebih diperkenalkan dan dianjurkan,” ujar Romo Jeremias mengutip pedoman Pastoral
keluarga tahun 1975 No.26. Sejauh ini Agama Katolik menganjurkan umat
melaksanakan program KB dengan cara pantang berkala (tidak melakukan
persetubuhan saat masa subur).

1
Metode keluarga berencana alami sebelumnya disebut pantang berkala, masa
aman dan metode irama. Baru belakangan ini metode tersebut dipromosikan kepada
wanita sebagai suatu metode kesadaran terhadap kesuburan, dan seiring makin banyak
wanita menunda kehamilan, metode ini menjadi pilihan yang semakin popular. Pada
tahun 1930, Ogino di Jepang dan pada tahun 1933, Knaus di Australia, menemukan
bahwa konsepsi berlangsung di antara siklus menstruasi, dan masa dari ovulasi ke
masa menstruasi berikutnya selalu sama tanpa mempertimbangkan siklus tersebut.

Dengan menggunakan informasi ini mereka mengembangkan metode kalender.


Pada masa ini metode perubahan lender serviks diperhatikan oleh Seguy dan Vimeux.
Pada tahun 1947 Ferin mula-mula memperhatikan bahwa suhu tubuh seorang wanita
berubah pada saat ovulasi. Namun, temuan ini tidak digunakan sampai tahun 1964.
Drs. John dan Evelyn Billings menggunakan temuan ini untuk merumuskan metode
Billings, saat ini dikenal dengan metode serviks.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pandangan agama terhadap penerapan metode kontraspsi alami ?

2. Apa saja jenis-jenis metode kontrasepsi alami ?

3. Apa keuntungan, kerugian, manfaat dan efek samping metode kontrasepsi alami
(suhu basal, metode kelender, senggama terputus, metode amenorea laktasi, metode
lendir serviks, dan metode simtothermal ?

4. Apa indikasi dan kontraindikasi dari metode kontrasepsi alami ?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan pandangan agama terhadap penerapan metode kontrasepsi alami.

2. Memaparkan berbagai jenis metode kontrasepsi alami.

3. Menjelaskan setiap jenis metode kontrasepsi alami.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN METODE KONTRASEPSI ALAMI

Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti
menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang
dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan
demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel
mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan
(Farrer, 2001).

Sedangkan yang dimaksud dengan istilah ‘alamiah’ di sini adalah metoda-


metoda yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas
metode perintang) juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metoda
hormonal).

Jadi, yang dimaksud Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah


/mengahalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan
menggunakan metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia
(yang menjadi cirri khas metode perintang ) juga tidak memerlukan obat-obatan.

B. JENIS METODE KONTRASEPSI ALAMI

Ada dua jenis metode kontrasepsi alami yang banyak digunakan yaitu:

1. Metode Irama Tubuh

Penentuan waktu ovulasi dapat diketahui melalui pemeriksaan tubuh dengan


menggunakan metode kalender, suhu tubuh, lendir vagina, metode simptohtermal,

3
dan metode laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah
dengan cara mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila
menginginkan kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa
subur dan apabila tidak menginginkan kehamilan maka jangan melakukan
hubungan seksual saat terjadinya masa subur.

a. Suhu Basal

1) Pengertian dan Tujuan Suhu Basal

Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur
dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk
mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan
alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara
oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit.

Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.

Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan
turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal
sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.

Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus
berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena,
bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi
hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

4
2) Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi

Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya


setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal
( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4
° C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya.

Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus
luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan suhu:

 Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit
dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh
instruktur KBA.

 Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus
haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah.
Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.

 Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari
tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.

 Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di
atas garis pelindung tersebut

Catatan :

 Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama
perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di atas
garis pelindung sebelum memulai senggama.

 Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat
berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama
haid berikutnya.

5
3) Kerugian

 Membutuhkan motivasi

 Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami

 Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan
obat-obatan, misalnya aspirin

 Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal

 Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai


kehamilan

 Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca
ovulasi.

4) Keuntungan

 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.

 Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi.

 Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.

 Berada dalam kendali wanita.

 Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan

5) Kontraindikasi

 Sikluls haid yang tidak teratur.

 Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.

6
 Kurve suhu badan yang tidak teratur.

 Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui
secara tepat.

6) Indikasi

 Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan

 Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur

 Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain

 Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

7) Efek Samping

Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal
ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.

8) Efektifitas

Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat
spermisida di samping pantang berkala.

b. Metode Lendir Serviks/ Metode Ovulasi Billings (MOB)

1) Pengertian

Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga


berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-
hari ovulasi.

7
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas
lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer,
dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama
menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan
sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu
berhenti.

2) Cara kerja

Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks.


Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:

 Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.

 Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga
mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat. Jika
lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini
menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan
menggunakan alat kontrasepsi.

Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan
keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti
putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah
puncak masa subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.

Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada saat sedang terangsang dan
beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan
lendir yang akan memalsukan lendir servik.

8
3) Manfaat

Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu


dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga
bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

4) Kelebihan

 Mudah digunakan.

 Tidak memerlukan biaya.

 Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.

5) Kekurangan

 Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode


kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).

 Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.

 Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda


kesuburan.

 Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

6) Indikasi

 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.

 Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.

 Perempuan kurus atau gemuk.

 Perempuan yang merokok.

9
 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam,
atau emboli paru.

 Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode
lain.

 Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

 Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus
haid

 Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan


menilai tanda dan gejala kesuburan.

7) Kontraindikasi

 Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.

 Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali


MOB.

 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB

 Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu


tertentu dalam siklus haid.

 Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.

8) Efek samping

 Komplikasi yang langsung tidak ada

 Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.

10
c.Metode Amenorea Laktasi

1) Pengertian

Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method


(LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan
makanan dan minuman lainnya.

Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon
laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini
bekerja dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval
menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4
jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan
timbul

Metode amenorea laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:

 Menyusui secara penuh, lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari
 Belum mendapat haid
 Umur bayi kurang dari 6 bulan
2) Cara kerja

Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan


hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran
hormone LH dan menghambat ovulasi.

Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4
jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya
diberikan 5-10% dari total.

3) Manfaat
Metode amenorea laktrasi (MAL) memberikan manfaat kontrasepsi maupun non
kontrasepsi

11
 Efektifitas tinggi (98%) apabila digunakan selama 6bulan pertama setelah
melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif
 Tidak memperlukan prosedur khusus alat maupun obat
 Mudah digunakan dan ekonomis
 Tidak bertentangan dengan agama maupun budaya
Manfaat non kontrasepsi untuk bayi :
 Mendapat kekebalan pasif
 Peningkatan gizi
 Mengurangi resiko penyakit menular
 Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat
minum yang dipakai
Untuk ibu:
 Mengurangi perdarahan postpartum atau setelah melahirkan
 Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal)
 Mengurangi resiko anemia
 Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi
4) Indikasi

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin
menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Wanita yang menyusui secara eksklusif.

 Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.

 Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

5) Kontraindikasi Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL

 Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.

 Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.

12
 Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.

 Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.

 Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.

 Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme,


cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.

 Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.

 Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.

6) Efek samping

 Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan

 Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS

 Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

d. Sistem Kalender

1) Pengertian

Metode kalender / pantang berkala adalah metode Keluarga Berencana


Alamiyah (KBA) yang paling tua. Pencetusnya adalah dr. Knaus (Ahli Kebidanan
dari Vienna) dan dr.Ogino (Ahli ginekologi dari jepang ) metode ini berdasarkan
pada siklus haid.

Menurut Knaus ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.


Sedangkan menurut ogino bahwa ovulasi tidak selalu tepat 14 hari sebelum
menstruasi, tapi terjadi antara 12/16 hari sebelum mestruasi berikutnya. Metode ini
adalah metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri
dengan tidak melakukan sengama pada masa subur/ovulasi.

13
2) Cara kerja

Metode kalender menggunakan prinsip tdakmelakukan persetubuhan pada


masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri di gunakan 3 patokan yaitu:

 ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang


 sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah ejakulasi
 ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi

Cara ini mudah di laksanakan, tetapi dalampraktiknya sukar untuk


menentukan saat ovulasi dengan tepat, karena hanya sedikit wanita yang
mempunyai siklus haid yang teratur, dan juga dapat terjadi variasi terutama pasca
persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopause.
3) Manfaat

Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi


maupun konsepsi. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan
hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa
hamil.

4) Keuntungan

Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:

 Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

 Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

 Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

 Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

 Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko


kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

14
 Tidak memerlukan biaya.

 Tidak ada efek samping.

 Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

5) Keterbatasan/kekurangan

Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala
ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:

 Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

 Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

 Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

 Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

 Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

 Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

 Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

6) Indikasi

 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.

 Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara

 Perempuan kurus ataupun gemuk

 Perempuan yang merokok

 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang,


varises, disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis,

15
kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena
dalam, atau emboli paru.

 Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode
lain.

 Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

 Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.

 Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan


menilai tanda dan gejala kesuburan

7) Kontraindikasi

 Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat


kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi.

 Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus)

 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.

 Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama


waktu tertentu dalam siklus haid

 Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.

c. Metode Siptothermal

1) Pengertian

Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah


(KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode
simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks.
Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator

16
kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan
perhitungan masa subur melalui metode kalender.

2) Manfaat

 Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari


kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur
(pantang saat masa subur).

 Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan


kehamilan

3) Kontraindikasi

 Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.

 Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri
atau alasan lain.

 Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa
alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode
kontrasepsi lain di hari tidak amannya.

 Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan


jika dia hamil.

 Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu


basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.

17
4) Keuntungan

 Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.

 Aman.

 Ekonomis.

 Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.

 Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.

 Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.

5) Keterbatasan

 Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca
perjalanan maupun konsumsi alkohol.

 Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan


mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.

 Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.

 Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

6) Efek samping

 Komplikasi yang langsung tidak ada.

 Persoalan timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang


menunjukan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya
fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.

18
2. SENGGAMA TERPUTUS (COITUS INTERUPTUS)

a. Pengertian dan cara kerja senggama terputus

Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan
sampai sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah
penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam
waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis
keluar dari vagina.

Cara Kerja Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga


sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah.
Keuntungan dari cara ini adalah tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan.
kekurangannya adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria dan
penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.

b. Manfaat Kontrasepsi

 Efektif bila digunakan dengan benar

 Tidak mengganggu produksi ASI ·

 Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya

 Tidak Ada efek samping

 Dapat digunakan setiap waktu

 Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi

 Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana

 Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang


sangat dalam.

19
 EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol
waktu ejakulasi.

c. Indikasi

 Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana

 Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya

 Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

 Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang


lainnya

 Pasangan yang memerlukan metode pendukung

 Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

d. Kontraindikasi

 Pria dengan pengalaman ejakulasi dini

 Pria yang sulit melakukan sanggama terputus

 Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·

 Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama

 Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi

 Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sejauh ini Agama Katolik menganjurkan umat melaksanakan program KB


dengan cara pantang berkala (tidak melakukan persetubuhan saat masa subur). Namun,
cara melaksanakannya harus diserahkan sepenuhnya kepada tanggung jawab suami-istri,
dengan mengindahkan kesejahteraan keluarga.

Faktor pendorong masyarakat memilih metode kontrasepsi sederhana tanpa alat


adalah metode ini tidak memerlukan biaya sehingga dapat menghemat pengeluaran,
terhindar dari efek merugikan bahan kimia yang terkandung di dalam alat kontrasepsi,
menghindari kemungkinan alergi yang ditimbulkan oleh karena pemakaian alat
kontrasepsi, tidak merubah siklus menstruasi pada wanita, tidak bertambahnya berat
badan bagi penggguna, tidak mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang, dan tidak
menyakitkan.

B. SARAN

Apabila hendak melakukan KB sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu.


segala aspek yang menyangkut tentang KB.Semoga dengan penyusunan makalah yang
kami buat ini, dapat memberikan pedoman, inspirasi dan kreatifitas bagi teman – teman.
Dan sebuah kreatifitas yang bisa terilhami dari apa saja yang kemudian diaplikasikan
dalam proses belajar yang baik meskipun bentuk makalah ini sangat sederhana dan
masih banyak yang perlu disempurnakan karena masih ada kesalahan – kesalahan dalam
penyusunan makalah kami ini.

Saran dan kritik (masukan) sangat dibutuhkan untuk membantu penulis dalam
memperbaiki suatu rangkaian tersebut, dan itu semua sangat berharga dalam suatu hal

21
dan yang bersifat membangun dan upaya untuk mewujudkan keberhasilan serta sebagai
pengayaan nilai yang maksima

22
DAFTAR PUSTAKA

Everett, Suzanne, 2004. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reprodukstif
Jakarta : EGC.

Sifudin, Abdul bari, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Prawirohardjo wikni josatro, Hanifa, 2006 . Ilmu Kebidanan . jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono

23

Anda mungkin juga menyukai