Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KANKER PAYUDARA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas II

Dosen pembimbing : Siti Haniyah, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh

kelompok 15

1. Nurmalita Ayu Savitri (170103069)


2. Putri Lutfiatul Ulum (170103070)

PRODI S1 KEPERAWATAN 4A

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatakan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berisikan tentang “KANKER PAYUDARA” tepat pada
waktunya.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliya menuju zaman
ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia cerdas dan berwawasan luas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan ilmu yang kami miliki. Namun berkat usaha dan bantuan dari
beberapa pihak, makalah ini dapat terselesaikan meski masih banyak terdapat
kekurangan.
Ucapan terima kasih kami kepada dosen pembimbing Ibu Siti Haniyah,
S.Kep., Ns., M.Kep yang telah memberikan motivasi dan dorongan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan kami adalah semoga
kritik dan saran dari pembaca tetap tersalurkan kepada kami dan semoga
makalah ini bermanfaat. Aamiin.

Purwokerto, 26 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................ 4

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................ 5

C. TUJUAN ................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dari kanker payudara ............................................. 6

B. Penyebab dari kanker payudara .............................................. 6

C. Patogenesis dari kanker payudara .......................................... 7

D. Patofisologi kanker payudara .................................................. 8

E. Tanda gejala dari kanker payudara ......................................... 9

F.Komplikasi dari kanker payudara ............................................. 11

G. Diagnosis dari kanker payudara ............................................. 11

H. Management dari kanker payudara ........................................ 14

I. Konsep Keperawatan ................................................................ 14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ...................................................................... 15

B. SARAN .................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99% terjadi
pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker payudara masih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada perempuan. Pada pria, usia
rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar kanker
payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki
tidak terlalu menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap
tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2
juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya.
Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara
kanker lainnya pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat
kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit
ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50%
pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30
bulan.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kanker payudara?

2. Apa penyebab dari kanker payudara?

3. Bagaimana patogenesis dari kanker payudara?

4. Bagaimana patofisologi kanker payudara?

5. Bagaimana tanda gejala dari kanker payudara?

6. Apa komplikasi dari kanker payudara?

7. Bagaimana diagnosis dari kanker payudara?

8. Bagaimana management dari kanker payudara?

9. Bagaimana konsep keperawatannya?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang kanker payudara.

2. Untuk mengetahui penyebab dari kanker payudara.

3. Untuk mengetahui patogenesis dari kanker payudara.

4. Untuk mengetahui patofisologi kanker payudara.

5. Untuk mengetahui tanda gejala dari kanker payudara.

6. Untuk mengetahui komplikasi dari kanker payudara.

7. Untuk mengetahui diagnosis dari kanker payudara.

8. Untuk mengetahui management dari kanker payudara.

9. Untuk mengetahui konsep keperawatan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dari kanker payudara

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara.
Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.

B. Penyebab dari kanker payudara

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor

resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena

pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur

genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

b. Masa reproduksi yang relatif panjang.

c. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.

d. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

e. Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita

yang sudah punya anak.

f. Kehamilan dan menyusui

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

g. Wanita gemuk
6
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

h. Preparat hormon estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

i. Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang

ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara

Kanker payudara yang paling umum terjadi, terbagi dalam beberapa jenis.

1) Ductal carcinoma in situ. Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke
jaringan sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium awal dan mudah
diobati. Namun demikian, kanker ini bisa menyebar ke jaringan sekitarnya jika
tidak segera ditangani.
2) Lobular carcinoma in situ. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus. Sama seperti
ductal carcinoma in situ, kanker ini tidak menyebar ke jaringan sekitarnya.
3) Invasive ductal carcinoma. Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke
jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. Jenis kanker
ini terjadi pada 70-80% kasus kanker payudara.
4) Invasive lobular carcinoma. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa
menyebar ke jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker
payudara.

C. Patogenesis dari kanker payudara

Patogenesis kanker payudara juga disebut karsinogenesis. Pada tahun 1950


diketahui bahwa hormon steroid memegang peranan penting untuk terjadinya kanker
payudara. Tahun 1980 mulai terbuka pengetahuan tentang adanya beberapa onkogen
dan gen suprespor, keduanya memegang peranan penting untuk progresi tumor, adesi
antar sel dan faktor pertumbuhan. Abad 20, mulailah diketahui tentang siklus sel serta
perbaikan DNA dan kematian sel (apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini
mulai berkembang pengetahuan yang menguak tentang kegagalan terapi kanker.
Tentang mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi dan

7
pengetahuan tentang proses invasi, angiogenesis dan metastasi.
Pada tahun 1971 Folkman mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor
tergantung pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial sel dalam
kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat kimia. Hipotesis
Folkman ini memperlihatkan bahwa tumor sangat memerlukan angiogenesis untuk
dapat tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter. Angiogenesis ini diatur secara ketat, melalui
proses tahapan yang rumit dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses
penyembuhan luka serta proliferasi sel kanker.
Penghambatan angiogenesis menjadi target terapi yang mempunyai harapan
dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang dipacu oleh angiogenic stimulatory peptides
akan menyebabkan tumor menjadi cepat tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan
sekitar, dan metastase. Sebaliknya, pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors
angiogenesis akan menghambat pertumbuhan tumnor, invasi dan mencegah metastase.
Beberapa penelitian melaporkan bahawa terdapat hubungan terbalik antara expresi gen
VEGF dan overall survival. Sel tumor dengan overexpresi VEGF akan mempunyai
prognose yang buruk, serta semakin pendek overall survivalnya. Expresi VEGF juga
berhubungan dengan respon yang kurang baik terhadap terapi hormonal maupun
kemoterapi (Darwito, 2009).

a) Stadium1
Pada stadium ini, benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak menyebar
keluar dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini,
tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan. Pada
stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 70%.
b) Stadium2
Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 hingga 5 cm dan tingkat
penyebarannya pun sudah sampai daerah kelenjar getah bening ketiak. Atau juga
belum menyebar kemana-mana. Dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel
kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan
penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada
stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 30-40%
c) Stadium3A
Berdasarkan data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium
ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke

8
kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur
lainya.
d) Stadium3B
Kanker sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke kulit, dinding
dada, tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang dilakukan pada stadium ini
adalah pengangkatan payudara.
e) Stadium4
Sel-sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang,
paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan
yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara (Ronald, 2008).

D. Patofisologi kanker payudara

Patofisiologi kanker payudara berbeda-beda untuk setiap penderita. Proses


terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas, radiasi,
hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga
merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara .
Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem
duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-
sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi
massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran
itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase.

Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira 1-
2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara
akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi
kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru,

pleura,dan tulang ( Price, 2006 ).

Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan


sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan
stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang.
Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga

9
tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor
kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf
simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap
sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari
tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai bisa
saja dapat menimbulkan terjadinya suatu syock.
Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk
memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang
di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi
kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan

Untuk fungsi yang optima

Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket


maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan
terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ
pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal

E. Tanda gejala dari kanker payudara


1) Benjolan Di Payudara
Umumnya benjolan terdapat di bagian bawah kulit payudara, dan ukurannya kurang
lebih sebesar kacang polong. Bila benjolan tersebut ditekan dan dapat bergeser,
berarti kanker payudara masih masuk ke dalam gejala awal yang ringan dan bisa
langsung ditangani. Tetapi jika benjolan sudah tidak digeser dan terasa keras,
artinya kanker sudah memasuki stadium lanjut. Benjolan ini juga bisa ditemukan di
permukaan ketiak.
2) Pembengkakan dan nyeri di bagian puting
Payudara yang membengkak dan terasa berat atau nyeri perlu diwaspadai. Tidak
seperti pembengkakan payudara pada wanita yang sedang hamil, pembengkakan
akibat kanker akan terlihat tidak sama besarnya antara payudara kanan dan kiri.
Untuk membedakan dengan kista, lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan sinar
ultrasonik.
3) Perubahan ukuran dan bentuk payudara

10
Jika anda melihat ada keanehan dalam salah satu bentuk payudara anda maka anda
harus khawatir karena ini merupakan tanda umum kedua yang paling sering terjadi.
Tidak hanya bentuk, ukuran payudara juga menjadi tanda yang umum.
Perubahan Ukuran dari yang sebelumnya besar, 34 hanya menjadi 32 (Contoh
Dalam ukuran bh )Perubahan Bentuk dari yang sebelumnya mancung, sekarang
Menjadi tengkulai ke bawah. perubahan ukuran dan bentuk ini dapat terjadi pada
salah satu payudara, atau kedua-duanya.
4) Terdapat kerutan disekitar payudara
Kerutan biasanya dialami oleh orang yang sudah tua, namun tidak halnya jika anda
mengalami atau terkena gejala awal kanker payudara, kerutan mungkin saja
terdapat di bagian tertentu di payudara anda.Kulit payudara normal
Kulit payudara normal tidak memiliki kerutan, cenderung halus dan permukaan
yang rata (kecuali di daerah puting)Kerutan Tanda Kanker Payudara
Kerutan tanda kanker payudara ini dapat anda rasakan dengan tangan
perbedaannya, permukan kasar dan spesifik di daerah tertentu pada kulit payudara.
Biasanya kerutan ini akan berwarna sedikit hitam dan tidak terlalu besar
lingkupnya.
5) Keluarnya darah atau cairan aneh
Cairan yang keluar dari puting susu biasanya berbentuk darah atau nanah yang
berwarna kuning kehijauan. Umumnya tidak keluar terlalu banyak, tetapi cukup
mengganggu dan biasanya diikuti dengan rasa nyeri pada permukaan payudara dan
rasa gatal pada daerah sekitar puting.
6) Perubahan warna dan tekstur kulit
Biasanya warna kulit payudara akan memerah dan terdapat permukaan yang
bersisik seperti kulit jeruk. Kulit akan terasa kasar dan kaku, disertai dengan
timbulnya luka yang bengkak dan terasa panas
7) Puting tenggelam
Meskipun jarang terjadi, pertumbuhan sel kanker payudara di sekitar areola
(lingkaran cokelat di sekitar puting) juga bisa menyebabkan puting tenggelam atau
menjorok ke dalam.

F. Komplikasi dari kanker payudara

Tindakan pengobatan juga bisa menyebabkan efek samping atau komplikasi

11
yang merugikan, termasuk:

1) Infeksi luka pasca operasi.


2) Pasien yang kelenjar getah beningnya di ketiak diangkat mungkin akan merasakan
pembengkakan lengan, rasa nyeri, rasa tidak nyaman, dan kekakuan di bahu.
3) Pasien mastektomi yang otot-otot dinding di dadanya diangkat mungkin akan
mengalami keterbatasan gerak pada lengan mereka.
4) Radioterapi bisa menyebabkan kemerahan dan rasa sakit di kulit, rasa tidak nyaman
dan pembengkakan pada payudara, atau kelelahan. Gejala-gejala ini bisa
berlangsung selama beberapa minggu pasca radioterapi
5) Selama tindakan kemoterapi, pasien lebih rentan terhadap infeksi bakteri karena
adanya pelemahan pada sistem kekebalan tubuh. Tindakan pengobatan ini juga
akan menyebabkan kerontokan rambut, muntah dan kelelahan, dll. dalam jangka
waktu yang singkat.
6) Terapi yang Ditargetkan biasanya memiliki efek samping yang ringan, namun bisa
memengaruhi fungsi jantung pada kasus-kasus tertentu yang sangat jarang terjadi.

G. Diagnosis dari kanker payudara

Beberapa tes mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker


payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini:

1) IMAGING TEST :
a. Diagnostic mammography
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak
gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-
tanda, diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada banjo;an baru.
Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang
mencurigakan ditemukan pada saat screening mammogram.
b. Ultrasound (USG)
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi
dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara.
Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu masa yang padat,
yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya
bukan kanker.

12
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi gambaran
detail dari tubuh. Apabila seorang wanita telah didiagnosa mempunyai kanker
maka untuk memeriksa payudara lainnya dapat digunakan MRI. Tetapi ini
tidaklah mutlak karena dapat digunakan untuk screening saja.
2) TES DENGAN BEDAH :
 Biopsi
Suatu tes bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker tapi hanya
biopsi yang bisa memberikan diagnosis secara pasti.
- Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigkan
tidak teraba.
- Core Biopsy dapat menentukkan jaringan FNAB dapat menentukkan sel
dari suatu masa yang berada dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk
menentukkan adanya sel kanker.
- Surgical Biopsy (biopsi dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar
jaringan. Biopsy ini biasa incisional (mengambil sebagain dari benjolan)
atau excisional (mengambil seluruh benjolan)

H. Management dari kanker payudara

a. Pembedahan
. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung
pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara
umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian
payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara
(mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti
dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
a. Non pembedahan
1) Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
2) Terapi Hormon

13
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon
dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium akhir.
3) Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awa lataupun tahap lanjut penyakit
(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan
secara tunggal atau dikombinasikan.
4) Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu
pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,
trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2
dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi.

I. KONSEP KEPERAWATAN
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain :

1) Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan

cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosiokultural dan spiritual yang

bisa mempengaruhi status kesehatannya.

2) Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini

bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu

database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat – klien selama

berinteraksi dan sumber yang lain.

3) Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.

4) Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan

penting dan catatan kesehatan klien.

Metode pengumpulan data meliputi :

1) Melakukan wawancara (anamnesa)

2) Riwayat kesehatan sekarang

3) Pemeriksaan fisik

14
4) Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta

catatan kesehatan (rekam medik).

2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

2) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

3) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

4) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

5) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

6) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak

adekuat.

3. Intervensi Keperawatan

1) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. Rasional : Relaksasi napas dalam

dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh

jaringan.

2) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional : Proses

kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat

membuat rencana untuk masa depannya.

3) Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat

membantu pasien memulai proses adaptasi.

4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat

perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

5) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang

akan datang. Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat

15
membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam

program terapi.

6) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : dapat

mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi

sedikit.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemic
pada wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam factor,
diantaranya faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara, walaupun wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Oleh
karena itu, sangat diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri dengan
SADARI, memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurut
penelitian World Cancer Research Fund (WCRF), memperbaiki gizi dan lifestyle dapat
mencegah kanker payudara hingga 42%.

B. Saran
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis memberi saran agar setiap
wanita dan laki-laki hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi
factor resiko yang bisa menyebabkan kanker payudara dan menjaga/memperbaiki pola
makan/gizi serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini, sebab
kebanyakan kanker payudara berkembang dalam jangka waktu yang lama, dan sering
kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala pada stadium awal. Dalam
proses promotif, preventif dan protektif ini hendaknya ada kerjasama antara individu,
keluarga, masyarakat, dan pemerintah serta komponen lainnya demi menurunkan
prevalensi di Indonesia mengingat kemungkinan kecil untuk sembuh total jika sudah
terkena penyakit ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Corwin,Elizabeth,J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Refisi 3.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kowalak.J.P.Wiliiam W,Brema M.2011. Buku Ajar Patofisiologi.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai