(Detail : diadegan ini, nanti para artis melakukan gerakan seakan bercocok tanam
bagi yang cewek dan mencangkul bagi yang cowok)
Properti : Petani cewek = cukup pake kebaya biasa, jarik dan caping
Petani cowok = caping, kaos oblong biasa, cangkul.
Petani cewek 1 : Alahyung pak, awakdewe kerjo rekoso ngoyo ngene iki gur diwenehke
karo Belanda, awakdewe trus kon mangan opo iki pak?
Petani cowok 1 : iki kepepet, ra popo. Mugo2 wae Indonesia gek isoh merdeka yo. Wis ra
dijajah Belanda,
Petani cewek 1 : amiin, mugo2 para mudo mudi isoh bangkit lan nglawan Belanda.
Petani cewek 2 : Iyo di syukuri wae, ikimending awakdewe isih isoh nyambut gawe etuk
bayaran, keno dinggo mangan ra ketang sitik2.
Petani cowok 2 : wis rasah dibahas wae, mengko yen krungu Belanda kucing pie rog? Wis
pokok disyukuri wae rasah podo nggresulo, Gusti maha kuaos ki ora
dhahar ora sare. Dadi patut disyukuri. Mugo-mugo Indonesia isoh
merdeka.
(detail : usai dialog diatas selesai, prajurit belanda muncul tiba-tiba, dengan
membawa senjata, dan langsung berimprovisasi dengan suasana/berdialog langsung)
Prajurit Belanda 1 : Hey you you you pada ngapain? Ayo working-working, kerja-kerja
malah pada ngerumpi.
Prajurit Belanda 2 : you you you mau yanggak saya gaji? Mauu?
Petani cowok 1 : Ampun .. ampunboss. Biarkan gaji saya tetap, jangan didiskon nanti
anak bini saya mau makan apa? (Adegan seperti menyembah mohon
ampun)
Prajurit Belanda 2 : makan Batu aja tu, ayo-ayo buruan kerja...(Menunjuk sesuatu seperti
batu)
Prajurit Belanda 1 : enaknya jadi penjajah ya, Cuma tinggal ngawasi kerjaan mereka aja,
waktunya udud dulu-udud dulu (nyanyi udud dulu)
BABAK 2
(Detail : Disini ada beberapa meja yang tertata seperti ruang rapat tertutup,
disitulah para tokoh sedang duduk berunding, [soekarno, muh hatta, dan pemuda 3 duduk,
sedangkan pemimpin pemuda dan pemuda 2 berdiri])
Soekarno, moh hatta dan sayuti melik : Memakai kemeja biasa, berpeci,
Pemimpin Pemuda : Gimana ini Kawan ?Negara Indonesia tercinta ini sudah lama hidup
dalam kesengsaraan, penuh keprihatinan. Kita perlu melawan..
Pemimpin pemuda : Ir. Soekarno, Negaraini butuh kamu, butuh kekuatanmu untuk
memproklamirkan kemerdekaan dan menyelamatkan hak-hak
rakyat.
Soekarno : Tidak... sekarang belum waktunya. Semua bisa diatur, masih perlu gagasan.
Nanti kalo sudah waktunya, semuanya akan berjalan sesuai kodratnya.
Pemuda 2 : Diatur gimana lagi kawan? Sekarang kita sudah dijajah habis-habisan, mau
gimana lagi ini?
Pemimpin pemuda : Iya, bisa nggak bisa kita harus melawan. Sekalipun harus
bertumpah darah dimedan perang
Moh. Hatta : Kita tidak perlu terburu-buru, semua perlu diatur. Pelan-pelan yang penting
pasti. Cita-cita kita merebut kemerdekaan dengan damai jangan sampai
menimbulkan konflik.
(Tiba-tiba muncullah sosok sayuti melik yang memberi kabar tentang kekalahan Belanda
atas sekutu)
Sayuti melik : Belanda mengalami kekalahan fatal dalam perang, mereka berhasil
ditumbangkan oleh sekutu.
Soekarno : Tetap saja belum bisa, kita belum mempunyai perangkat untuk
membuat suatu negara sendiri. Kita masih perlu banyak perangkat.
Muh hatta : Iyo, secara du jure negara Indonesia ini belum bisa diakui oleh negara
lain.
Pemuda 2 : Belum bisa diakui gimana lagi maksudnya? Itu nggak jadi masalah buat
kami, yang penting penjajah bisa pergi dari negara Indonesia tercinta
ini.
Soekarno : Sudah saya bilang bahwa negara ini belum mempunyai undang-undang
dan perangkat lain. Dan untuk membuat itu semua tidak segampang
membalikan telapak tangan broo.
Pemuda 3 : Kalo gitu mari kita pikirkan untuk membuat undang-undang itu, biar
kita mendapat pengakuan dari duania, bahwa Indonesia telah merdeka.
Muh. Hatta : Sudah dibilang tidak semudah itu, untuk membuat itu kita juga perlu
proses.
Pemimpin pemuda : Yasudah, kalo memang kalian berdua tidak mau untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ini, kami semua
selaku pemimpin pemuda dengan terpaksa akan melakukan
perlawanan dengan cara kasar, bambu runcing kita genggam,
semangat untuk merdeka meresap dijiwa kami , hanya satu
Untuk TANAH AIRKU.
BABAK 3
Narator : Setelah Para tokoh pemuda gagal mendesak Soekarno dan Muh. Hatta
untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, Dengan terpaksa dalam
keadaan terburu-buru, para pemuda Indonesia melakukan perlawan
gerilya kepada pihak
Belanda , Para Indonesia melakukan perlawan dengan peralatan seadanya yaitu bambu
runcing melawan pasukan Belanda yang senjatanya lebih mutakhir.
(Detail : Disini nanti pemimpin pemuda berorasi seperti diatas panggung kecil,
para pemuda lainnya berbaris dibawah)
Pemimpin pemuda : Saudara-saudara, negara kita sudah dijajah lebih dari 3 abad.
Jumlah tahun yang tidak sedikit. Akibat penjajahan itu, banyak
rakyat yang menderita, banyak rakyat yang kelaparan, negara ini
sudah habis-habisan dijajah, kita selaku pemuda pastinya tidak
terima dengan keadaan ini. Apakah kita siap untuk melawan
penjajahan ini???
Pemimpin Pemuda : Terima Kasih. Kelompok Elang serang lewat barat, kelompok
Harimau serang lewat timur, kelompok singan lewat utara dan
kelompok Macan kumbang lewat selatan. Kita akan berjuang
bersama , Hidup mati untuk negeri ini.. MERDEKAAA
BABAK 4
Dimarkas Belanda.
Prajurit Belanda 2 : Iya bray, kita tinggal duduk-duduk mengawasi bala pekerja Indonesia.
Prajurit Pemuda y : (muncul tiba-tiba) Ini 2013 bro. Apapun bisa terjadi.... hhaaaa...
(Melihat anak buahnya kalah dan gugur terbengkalai, Pamimpin pemuda itu melapor kepada
Soekrano dan kawan-kawan golongan tua.)
BABAK 5
Narator : Melihat anak buahnya banyak yang Gugur dimedan Perang, Pemimpin
pemuda memutuskan untuk melaporkan kejadian ini kepada Bung Karno
dan Bung Hatta, untuk meminta bantuan dan upaya memerdekakan
Indonesia.
(Pemimpin pemuda lari terburu-buru sampai di tempat golongan tua itu berkumpul)
Properti : di stage nanti ada meja seperti tempat untuk rapat, disitu bung karno dan
bung Hatta sedang bercengkerama.
Muh Hatta : Iya, katakan pada kami, ceritakan apa yang telah terjadi?
Pemimpin pemuda : Kekuatan kami telah gugur, ratusan pahlawan generasi penerus bangsa
telah gugur dan ratusan lainnya terluka.
Soekarno : Aku salut pada keinginan kalian untuk lekas merdeka, dimana
lokasi peperangan itu?
BABAK 6
Narator : Soekarno, Muh hatta, pemimpin pemuda dan para golongan tua melihat
lokasi terjadinya peperangan yang terjadi antara kaum pemuda Indonesia
dan Penjajah Belanda di
(Detail : Para tokok melihat lokasi, berjalan dan menyambangi setiap jasad para
pahlawan, disitu juga nanti para peran pembantu seakan telah gugur)
Pemimpin Muda : disinilah kami melawan kekejaman Belanda pak. Para pejuang gugur
dimedan Laga.
Muh Hatta : Para pahlawan bangsa telah gugur, tapi negara ini adalah Indonesia mati
satu tumbuh seribu. Bangkitlah Indonesia, Bangkitlah Ibu pertiwi.
Soekarno : Para Pejuang ini gugur, namun gugur dengan penuh penghormatan dan
kewibawaan. Bagaikan Gugurnya bunga dalam Tangkai.
BABAK 7
(Diruang Rapat berkumpullah para golongan tua dan beberapa pemuda untuk membuat
naskah proklamasi)
Narator : Melihat keadaan para pejuang banyak yang gugur dimedan perang,
sukarno dan Muh hatta mulai tersentuh hatinya, mereka mulai berfikir
untuk memerdekakan Indonesia. Paras pejuang berkumpul di rumah salah
seorang pejuang untuk mengadakan rapat guna membahas kemerdekaan
Indonesia
Pemimpin Muda : Marilah bung kita buat naskah proklamasi, agar negara Tercinta ini tidak
semakin menderita.
Soekarno : Dengan melihat perjuangan para pahlawan muda, saya bertekad untuk
bisa memerdekakan negara Indonesia tercinta ini, saya akan
membatalkan semua perjanjian saya dengan Belanda.
Muh Hatta : Langkah hukum perlu kita tegakkan, keputusan ini harus dibawa ke jalur
hukum.
Pemimpin Muda : Tunggu apa lagi Bung, saat ini lah waktunya, kita sudah tidak punya
banyak waktu lagi, kita harus bergerak lebih cepat.
Soekarno : Baiklah, sore nanti saya akan menemui Terauchi dan Harrada untuk
membatalkan semua perjan jian Indonesia dan Belanda.
Muh Hatta : benar, selama ini Belanda mengaku sebagai saudara tua Indonesia hanya
untuk mendapatkan simpatisan dari kalangan rakyat dalam membantu
Belanda di perang pasifik saja.
Soekarno : Ya sudah nanti sore kita temui jenderal Belanda untuk membatalkan
semua perjanjian kita.
BABAK 8
Narator : disore hari para pemimpin Indonesia menemui jenderal Belanda untuk
membatalkan semua perjanjian yang dibuat oleh Indonesia dan belanda,
Indonesia berusaha membatalkan perjanjian itu karena perjanjian itu
dinilai justru menyengsarakan rakyat Indonesia
Jenderal Belanda : Hai, saudaraku orang Indonesia, ada apa sore-sore begini datang dimari?
Adakah hal penting yang kau perlukan?
Soekarno : Pastinya saya bersama kawan-kawan datang dimari untuk membahas hal
penting dan mendasar tentang nasib negara Indonesia tercinta ini.
Jenderal Belanda : Oooo :o , hal penting tentang apa yang dirimu maksud?
Pemimpin Muda : Iya, kami datang dimari untuk menagih janji kemerdekaan yang kamu
janjikan.
Jendral Belanda : Sabar, itu pasti saya beri. Tenang saja saudaraku
Muh Hatta : Kami ingin menempuh jalur hukum untuk permasalahan ini.
Jenderal belanda : Hloooo jangan munafik kalian, kita kan sudah sepakat untuk tidak
menempuh jalur hukum, karena kami sudah memberi janji kemerdekaan
kepada kalian semua. Tinggal nunggu waktu saja.
Soekarno : Kami ingin membatalkan semua perjanjian kami, kami melihat bahwa
dengan perjanjian itu rakyat kami semakin sengsara, semua menjadi
menderita.
Pemimpin muda : Kalo jalur hukum tidak di indahkan, terpaksa kami akan melakukan
gerakan gerilyawan.
Jenderal Belanda : Lancang kau anak muda, prajurit tangkap soekarno dan kelompoknya ini.
Pamimpin muda : sebelum kau tangkap kami, ku bunuh kau..(menancapkan bambu runcing
pada jendral Belanda , dan sebelum pasukan Belanda datang, soekarno,
muh hatta berhasil ditangkap tapi pemimpin muda tersebut berhasil
meloloskan diri.)
BABAK 9
Narator : Melihat Bung Karno dan bung Hatta ditangkap oleh belanda, pemimpin
muda itu gelisah, pasalnya hanya Bung Karno dan Bung Hatta lah yang
bisa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ini
(Dirumah)
Pemimpin Muda : (monolog) aduh aku harus gimana ini, para pemimpin besar Indonesia
macam bung Karno dan Bung Hatta telah ditangkap oleh Belanda. Apa
yang harus saya lakukan.
(Muncul Pemuda 2)
Pamimpin Muda : begini Bang, Bung Karno dan Bung Hatta telah ditangkap oleh Belanda,
kita harus menyelamatkannya. Karena merekalah yang akan
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ini.
Pemimpin Muda : Dulu pernah saya melakukan perlawanan, namun sayang semuanya
gagal. Banyak pejuang saya yang gagal dimedan perang.
Pemuda 2 : Kita tidak boleh egois, kita juga harus melakukan perlwanan tp dengan
memutar otak juga, kita juga menggunakan akal juga untuk melawan
penjajah.
BABAK 10
Narator : Para pejuang belanda melakukan serangan gerilyawan untuk yang kedua
kalinya, namun kali ini strategi gerilya ini berhasil memporak porandakan
pertahanan Belanda, sampai-sampai prajurit belanda harus memanggil
komandannya, dan komandan itu berhasil dibunuh oleh para pejuang
Indonesia.
Prajurit Belanda 1 : Enaknya ngopi sambil berjaga-jaga kayak gini (duduk-duduk sambil
ngopi)
Pemimpin Pemuda : Hey, belanda Tengik, Ijinkan kami masuk menemui komandanmu
untuk melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta.
Pemuda 2 : Cepat Belanda tengik, Ijinkan kami masuk, atau terpaksa kami obrak-
abrik markasmu ini.
Prajurit Belanda 1 : Kurang ajar, berani sekali kau orang sinting. Prajurit...prajurit.
BABAK 11
(diruang Jendral Belanda yang lagi berdiri biasa, prajurit belanda melapor ke komandannya
dan disusul masuk stage oleh pasukan indonesia)
Prajurit Belanda 1 : Komandan, Para Gerilyawan Indonesia berhasil meporak-
porandakan pertahanan kita. Mereka meminta Bung Karno dan
Bung Hatta Untuk dilepaskan.
Jend. Belanda 2 : Kurang Ajar, Mau apa kau anak muda. Kau sudah membunuh ko
patriotku, sekarang mau apa lagi kau.
Jend. Belanda 2 : Mudah sekali kau ngomong, sebelum kau membebaskan mereka
lebih baik kau pulang saja dari pada melihat para prajuritmu pada
mati tergeletak.
Pemimpin Pemuda : Kami pantang mundur, kami akan terus maju sampai titik darah
penghabisan.
(Terjadi peperangan dahsyat, dan pemimpin pemuda berhasil merobek bendera Biru pada
bendera belanda menjadi merah putih = PERANG 3)
BABAK 12
(Dirumah Laksamana Maeda, ada beberapa meja seperti ruang rapat, semuanya duduk)
Jend. Pemuda 2 : Iya Bung, sama-sama ini untuk kepantingan negara Indonesia Tercinta.
Pemimpin Muda : Sekarang saatnya kita rumuskan Naskah Proklamasi Bung, secepatnya.
Muh Hatta : Mari kita susun naskah proklamasinya, secara hati nurani saya juga tidak
tega melihat penderitaan rakyat.
Pemimpin Muda : Alangkah lebih baik jika atas nama bangsa Indonesia dengan tertera nama
Soekarno-Hatta selaku proklamator.
Muh Hatta : Hay kamu, melik. Bisakah kamu mengetik naskah Ini.
Muh Hatta : Ini nanti dikasih border page dan fontnya cukur 15 saja ya.
Soekarno : Saya minta naskah Autentiknya jangan dibuang, tetap harus disimpan.
Muh. Hatta : Iya kawan, lalu kapan kita memproklamasikan kemerdekaan ini? Dan
dimana lokasi yang tepat untuk memproklamasikannya, pasalnya Belanda
masih mengancam keamanan disemua tempat.
Soekarno : Kita harus memperhitungkan harinya dengan tepat, lebih baik besok
jumat saja tanggal 17 jam 10, lokasinya lebih baik dijalan pegangsaan
timur no 56 Jakarta atau depan rumah saya. Pasalnya disitulah pusat
pergerakan kita.
Pemimpin muda : Siap, saya akan menjamin tentang keamanan diarea proklamasi.
BABAK 13
Soekarno : Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang berbahagia, sudah lama
kita hidup dalam kesusahan karena penjajahan, semua rakyat menderita
dan hidup dalam kesusahan. Dan saat inilah saat yang tepat untuk
membebaskan diri dari cengkeraman macan, dari cengkeraman naga yang
selama ini menjerat kita, kita harus siap menghadapi masa-masa pasca
kemerdekaan, kita harus siap hidup berbangsa dan bernegara, untuk para
generasi muda tunjukan rasa patriotisme kalian untuk negeri Ini. Dan
Inilah
(Monolog)
(Lagu Hari Merdeka) dan kemudian muncullah sosok Wage Rudolf Supratman yang
menciptakan Indonesia Raya.
THE END