Anda di halaman 1dari 6

.

STANDART OPERASIONAL PERAWATAN


PERAWATAN JENAZAH ODHA DI RUMAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan HIV/AIDS


Dosen Pembimbing :

Disusun oleh :
Kelompok 9
Siti Halimatus Sa’diyah NIM 162310101118
Ayu parahita NIM 162310101128
Liyah Elsa N.C NIM 162310101141
Animas Debby S.A NIM 162310101168
Marda Aditya S. NIM 162310101184

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
SOP

FKEP PERAWATAN JENAZAH DI RUMAH

UNIVERSITAS JEMBER

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN NO HALAMAN :


: REVISI :

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT :

1. PENGERTIAN Tata cara perawatan jenazah dengan HIV AIDS di


luar sarana kesehatan oleh petugas kesehatan
ataupun kelompok masyarakat yang sudah terlatih
dengan tetap memperlihatkan factor – factor
penularan penyakit yang mungkin ditularkan oleh
jenazah.
2. TUJUAN 1. Mencegah resiko penularan penyakit dari
jenazah, misalnya : HIV AIDS, Hepatitis,
Tuberculosis, dan Kolera
2. Penghormatan terhadap jenazah
3. Untuk mencegah terjadinya pembusukan
pada jenazah
4. Jenazah dalam keadaan bersih
3. INDIKASI 1. Perawatan jenazah dimulai setelah ODHA
dinyatakan telah meninggal dunia
2. Untuk jenazah yang terkena penyakit AIDS
dan infeksi yang dibawa.

4. KONTAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN

1. Memastikan ada atau tidaknya luka terbuka pada tubuh jenazah


2. Membuka tali pengikat dan semua yang melekat pada tubuh jenazah
seperti; gigi palsu, cincin, kalung, dan perhiasan lainnya. Jika ada luka
tertutup kasa (kain perban) atau bahan lain, lepaskan dan masukkan
kedalam kantong plastik. Kemudian menutup aurat jenazah dengan kain
panjang.
3. Atur posisi jenazah dengan posisi terlentang
6. PERSIAPAN ALAT

1. Tempat
a. Berdekatan dengan saluran pembuangan air/parit
b. Bila tidak ada parit, galilah lubang serapan untuk pembuangan air
c. Tersedia meja pemandian jenazah

2. Alat & Bahan


a. Kapas digulung kecil se-ibu jari
b. Sarung tangan karet rumah tangga sepanjang siku
c. Jubah/celemek kedap air/jas hujan
d. Kantong kresek besar
e. Masker/sapu tangan untuk menutupi hidung dan mulut petugas
f. Sepatu boot/kantong plastik yang tidak bocor untuk membungkus kaki
tanpa melepas alas kaki
g. Ember
h. Gayung
i. Waslap
j. Sabun mandi
k. Shampoo
l. Handuk
m. Kain basahan jenazah

7. CARA KERJA

1. Persiapan Petugas
a. Memastikan tidak ada luka yang terbuka
b. Jika terdapat luka kecil atau lecet dibalut dengan plaster kedap air
c. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir (6 langkah)
d. Memakai alat pelindung diri (APD)

2. Proses Memandikan Jenazah


a. Tutup kelopak mata dengan kapas lembab (dibasahi), tutup telinga
dan mulut dengan kapas dan kasa, tutup lubang anus/dubur dengan
kasa, rekatkan dengan plaster tahan air
b. Letakkan handuk kecil di bawah kepala
c. Menyiram seluruh tubuh jenazah dari arah kepala sampai kaki
d. Menggosok tubuh jenazah memakai waslap dan sabun dilanjutkan
dengan mencuci rambut menggunakan shampoo
e. Memiringkan jenazah ke kiri dan ke kanan sambil membersihkan
bagian belakang dengan sabun dan air
f. Menyiram seluruh badan dengan air hingga bersih
g. Mengeringkan jenazah dengan handuk, selanjutnya diganti dan
ditutup auratnya dengan kain kering
h. Mengkafani jenazah dengan kain sesuai agama dan kepercayaan
masing - masing
3. Kegiatan Setelah Memandikan Jenazah
a. Cuci tamgan dengan sabun dan air mengalir sesuai dengan 6 langkah
cuci tangan
b. Masukkan alat pelindung petugas yang sekali pakai kedalam plastic
sampah infeksius
c. Alat pelindung diri yang dapat digunakan kembali dicuci bersih
melalui proses dekontaminasi yang telah disarankan
d. Bakarlah peralatan sekali pakai yang sudah digunakan
e. Lantau tempat pemandian dipel dengan larutan detergen dan dapat
dilanjutkan dengan menggunakan klorin 0,5%

8. HASIL Jenazah siap untuk di kebumikan dengan minim


resiko penularan penyakit infeksi

9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :


1. Perhatikan adanya perdarahan, seperti adanya luka
2. Jangan sampai kontak atau terpercik darah atau cairan tubuh jenazah ke kulit
yang tidak utuh, seperti luka
3. Jangan sampai kontak atau terpercik darah ataupun cairan tubuh jenazah ke
mukosa (selaput lendir) seperti rongga hidung, mata dan mulut
4. Lakukan pembungkusan jenazah dengan plastik pada kondisi tertentu,
seperti: dekubitus, ulkus diabetikum, kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan
lainnya yang menyebabkan tubuh jenazah hancur dan mengeluarkan cairan
tubuh, jenazah yang membusuk, kondisi lainnya yang mnenybabkan cairan
tubuh jenazah keluar terus menerus.

Referensi :
Kemenkes RI. 2017. Buku 1 Jenazah ODHA. Diakses pada selasa 16 april 2019 di
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/BUKU_1_JENAZAH_ODHA
_A6_11x16cm.pdf
Kemenkes RI. 2017. Panduan Perawatan Orang dengan HIV AIDS untuk Keluarga
dan Masyarakat. Jakarta: GERMAS Hidup Sehat.

Anda mungkin juga menyukai