Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia
tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah
supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi kematian
pada tidak wajar pengawetan jenazah baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau
otopsi dilakukan. Perawatan jenazah dilakukan karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya
untuk menunggu kerabat yang tinggal jauh diluar kota/diluar negri.
Pada kematian yang terjadi jauh dari tempat asalnya terkadang perlu dilakukan
pengangkutan atau perpindahan jenazah dari suatu tempat ketempat lainnya. Pada keadaan ini,
diperlukan pengawetan jenazah untuk mencegah pembusukan dan penyebaran kuman dari
jenazah kelingkungannya.
Jenazah yang meninggal akibat penyakit menular akan cepat membusuk dan potensial
menular petugas kamar jenazah. Keluarga serta orang-orang disekitarnya. Pada kasus semacam
ini, kalau pun penguburan atau kremasinya akan segera dilakukan tetap dilakukan perawatan
jenazah untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit disekitarnya.
Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan
kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya.
Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasihati keluarga dan mengambil
tindakan yangs sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah resiko penularan penyakit
seperti halnya hepatitis B, AIDS, Kolera dan sebagainya. Tradisi yang berkaitan dengan
perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah
disebut diatas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai bagian dari upacara penguburan. Perlu
diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam manusia hidup, maka
beberapa waktu setelah penderita infeksi HIV meninggal, virus pun akan mati.