Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR ASMA


1. Pengertian
Asma adalah suatu penyakit saluran pernafasandengan cirri meningkatnya
respon trakea dan penyempitan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
tanda terjadinya penyempitan jalan nafas dengan perubahan luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah secara spontan yang ditandai dengan wheezing, batuk dan
sesak didada (Henneberges dkk, 2011)

2. Klasifikasi
Klasifikasi asma dibedakan menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut :
a. Asma bronchial
Penderita asma bronchial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari
luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab alergi.
Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang
secara tiba-tiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko
kematian bisa datang. Gangguan asma bronchial juga bisa muncul lantaran
adanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan bagian
bawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernapan,
pembengkakan selaput lender, dan pembetukan timbunan lender yang
berlebihan.
b. Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial biasanya
terjadi pada malam hari, disertai sesak nafas yang hebat. Kejadian ini disebut
nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur.

Pembagian derajat asma menurut GINA (Global initiative for asthma) :


1. Intermiten
Gejala kurang dari 1kali/minggu dan serangan singkat
2. Persisten ringan
Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/ hari
3. Persisten sedang
Gejala terjadi setiap hari
4. Persisten berat
Gejala terjadi setiap hari dan serangan sering terjadi

Pembagian derajat asma menurut Phelan dkk sebagai berikut :


1. Asma episodic jarang
Ditandai oleh adanya episode <1X tiap 4-6 minggu, mengi setelah
aktivitas berat
2. Asma episodic sering
Ditandai oleh frekuensi serangan yang lebih sering dan timbul mengi
pada aktivitas sedang. Gejala kurang dari 1x/minggu
3. Asma persisten
Ditandai oleh seringnya episode akut, mengi pada aktivitas ringan terjadi
lebih dari 3x/minggu.

3. Etiologi
Menurut berbagai penelitian patologi dan etilogi asma belum diketahui dengan pastil
penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan
respon saluran napas yang berlebihan ditandai dengan adanya kalor (panas dan
karena vasodilatasi), tumor

4. Patofisiologi

Zat oksigen masuk dalam tubuh melalui pernafasan, mulut dan kontak kulit.
Dari jenis allergen yang masuk dalam tubuh, bila pada orang yang tidak atopik tidak
akan menyebabkan apa-apa. Bila jenis allergen masuk dalam tubuh orang yang
mempunyai factor keturunan untuk bereaksi terhadap bahan allergen akan
menyebabkan alergik.

Akibat reaksi dari tubuh untuk melepaskan zat histamine menyebabkan


reaksi kontraksi otot-otot polos saluran pernafasan sehingga terjadi broncospasme.
Broncospasme akan timbul kerusakan dinding bronkus yang akan mengakibatkan
kualitas otot polos bronkus dapat ditembus oleh cairan atau zat dalam larutan yang
dapat meningkatkan permeabilitas kapiler yang berperan terjadinya edema mukosa.

Dari edema mukosa akan menimbulkan peningkatan sekresi kelenjar mukosa


dan peningkatan produksi sputum sebagai akibatnya akan terjadi penyempitan
saluran pernafasan kemudian menghambat saluran pernafasan. Hambatan aliran
pernafasan ini menyebabkan distribusi ventilasi yang tidak rata dengan sirkulasi
darah paru sehingga mengganggu difusi gas di tingkat alveoli. Bila hal ini berlanjut
akan terjadi hipoksemia. Proses tersebut pada penderita asma bronkhiale sering
akan terjadi ketidakmampuan tentang penyakitnya.

Karena hambatan aliran nafas yang menyebabkan gangguan aliran udara


terjadi hipoventilasi karena hipersekresi sputum yang tertahan sehingga
menyebabkan jalan nafas tidak efektif di mana gejala dan tanda yang muncul pada
penderita asma bronkhiale terjadi sesak nafas, bunyi nafas tidak normal (wheezing),
batuk yang menerus dan semakin lama terjadinya serangan akan mengakibatkan
kurangnya tenaga atau kelemahan, serta tidak nafsu makan, dalam kondisi demikian
akan menyebabkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan
pemenuhan istirahat tidur, intoleransi aktivitas dan mengalami penurunan perawatan
diri sendiri. Dari proses seringnya kekambuhan atau serangan asma bronchial
didukung ketidaktahuan tentang proses penyakitnya akan berpotensial infeksi
5. WOC/PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai