Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

A. Definisi Gangguan Pola Tidur


Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apapun yang membosankan,menyulitkan dan
menjengkelkan, dengan demikian, apat dikatakan bahwa istirahat merupakan
ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari
kecemasasn, (Ansietas).
Terdapat beberapa karakteristik yang berhubungan dengan istirahat
diantaranya :
1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi
2. Merasa di terima
3. Mengetahui apa yang terjadi
4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan
5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang mempunyai
tujuan.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali
dengan stimulus dan sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang
bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar.
Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda
sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.
Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis,
antara lain :
1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
2. Diatasi pembuluh darah perifer
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.
4. Relaksasi otot-oto rangka
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%

Terdapat dua jenis tidur yaitu :


1. Tidur NREM (Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat
Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini
gelombanng otak lebih lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar
atau tidak tidur. Dengan tanda : mimpi berkurang, keadaan istirahat,
tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan
gerakan bola mata lambat.
a. Tahap I
Merupakan tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri:
Rileks, masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata
bergerak dari samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit
menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama
lima menit.
b. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
berciri : Mata umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas
menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme menurun,
berlangsung pendek dan berakhir 5-10 menit
c. Tahap III
Merupakan tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas
dan proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system
saraf parasimpatis dan sulit banngun.
d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan
pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola
mata cepat, sekresi lambunng turun, tonus otot turun.
2. Tidur REM (Rapid Eye Movemen)
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90
menit. Periode pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi
oranng sangt lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini
tidak ada.Bercirikan :
a. Biasanya di sertai dengan mimpi aktif
b. Lebih sulit di bangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang
lambat.
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertentu.
d. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
e. Pada oto perifer terjadi bebrapa gerakan otot yang tidak teratur.
f. Mata cepat tertutup dan cepat terbuka, nadi cepat dan inregular,
tekanan darah meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster meningkat,
metabolisme meningkat.
g. Pada tidur ini sanngat penting untuk keseimbangan mental, emosi dan
berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

B. Etiologi
Kebanyakan orang dewasa memiliki utang tidur yang signifikan karena
ketidakadekuatan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya. Selain
itu juga dapat disebabkan oleh stres emosional. Gangguan fisik, kecemasan
ketakutan, depresi dan perubahan suhu tubuh.
C. Manifestasi Klinik
Gejala klini ditandai dengan perasaan lelah. Gelisah emosi apatis
adanya kehitaman didaerah sekitar mata bengkak konjungtiva merah, mata
perih, perhatian tidak fokus dan sakit kepala.

D. Patofisiologi
Tidur merupakan peangaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan
menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas
yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer Endokrin kardiosvakuler,
respirasi muskuloskeletal (Robinson 1993,dalam potter). Tiap kejadian
tersebut dapat di identifikasi atau di rekam dengan electreoencephalogram
(EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukran tonus otot dengan meggunakan
elektromiogram(EMG) dan elektroculogram (EOG) untuk mengukur
pergeraka mata.
Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua
mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat
oak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) di bagian
batang otak atas di yakini mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan
kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri
dan ensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri.
(emosi,proses,pikir).
Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS
melepakan katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di
sebabkan oleh pelpasa serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang
otak tengah yaitu Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya
seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang di terima dari pusst
otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system
limbiks seperti emosi.Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup
matanya dan berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang
aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Khusus
3. ENG
4. Audiometridan BAEP
5. Psikiatrik

F. Penatalaksanaan
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur faktor yang
menyebabkan gangguan tidur bermacam – macam biasanya pasien dapat
mengidentifikasi penyebab masalah gangguan tidur seperti nyeri akut,
kecemasan, dll.
2. Mengurangi distraksi lingkungan
Distrkasi lingkungan adalah masalah utama pasien rawat inap cara
untuk mengatasinya antara lain :
a. Tutup pintu kamar pasien
b. Pasang kelambu
c. Matikan pesawat telepon
d. Redupkan atau matikan lampu
3. Membuat pasien untuk memacu tidur
a. Anjurkan pasien untuk mandi
b. Anjurkan pasien untuk minum susu hangat
c. Anjurkan pasien untuk baca buku

G. Pengkajian Fokus
1. Pengkajian
Dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
a. Identitas (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik, meliputi : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskustasi dan
TTV
e. Perilaku
f. Data Fokus
1) Data subjektif
a) Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
b) Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
c) Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
d) Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
e) Kepala pusing, berat
f) Mengeluh sering terbangun
2) Data objektif
a) Wajah nampak kurang bergairah (letih, lesu, lemah)
b) Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
c) Gelisah, sering menguap
d) Mudah tersinggung
e) Ada bayangan hitam di bawah mata

H. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Gangguan Pola Tidur
2. Kecemasan/Ansietas
3. Insomnia

I. Intervensi
Kriteria Hasil:
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal ( 6 – 8 jam / hari
2. Mampu mengidentifikasi hal – hal yang meningkatkan tidur
3. Pola tidur kualitas dalam batas normal
4. Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
Intervensi :
1. Monitor waktu makan dan minum dengam waktu tidur
2. Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Pentingnya tidur yang adekuat
5. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien
6. Instruksikan untuk monitor tidur pasien
7. Kolaborasi pemberian obat tidur.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria, dkk. 2016. Nursing Intervention Classification. Singapore:


Elsevier Global Right
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. Nursing Diagnoses:
Definitions & Classifications 2015-2017, Ed. 10. Jakarta: EGC
Moorhead, Sue, dkk. 2016. Nursing Outcome Classification. Singapore: Elseiver
Global Right
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan II edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai