B. Etiologi
Kebanyakan orang dewasa memiliki utang tidur yang signifikan karena
ketidakadekuatan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya. Selain
itu juga dapat disebabkan oleh stres emosional. Gangguan fisik, kecemasan
ketakutan, depresi dan perubahan suhu tubuh.
C. Manifestasi Klinik
Gejala klini ditandai dengan perasaan lelah. Gelisah emosi apatis
adanya kehitaman didaerah sekitar mata bengkak konjungtiva merah, mata
perih, perhatian tidak fokus dan sakit kepala.
D. Patofisiologi
Tidur merupakan peangaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan
menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas
yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer Endokrin kardiosvakuler,
respirasi muskuloskeletal (Robinson 1993,dalam potter). Tiap kejadian
tersebut dapat di identifikasi atau di rekam dengan electreoencephalogram
(EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukran tonus otot dengan meggunakan
elektromiogram(EMG) dan elektroculogram (EOG) untuk mengukur
pergeraka mata.
Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua
mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat
oak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) di bagian
batang otak atas di yakini mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan
kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri
dan ensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri.
(emosi,proses,pikir).
Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS
melepakan katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di
sebabkan oleh pelpasa serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang
otak tengah yaitu Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya
seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang di terima dari pusst
otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system
limbiks seperti emosi.Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup
matanya dan berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang
aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Khusus
3. ENG
4. Audiometridan BAEP
5. Psikiatrik
F. Penatalaksanaan
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur faktor yang
menyebabkan gangguan tidur bermacam – macam biasanya pasien dapat
mengidentifikasi penyebab masalah gangguan tidur seperti nyeri akut,
kecemasan, dll.
2. Mengurangi distraksi lingkungan
Distrkasi lingkungan adalah masalah utama pasien rawat inap cara
untuk mengatasinya antara lain :
a. Tutup pintu kamar pasien
b. Pasang kelambu
c. Matikan pesawat telepon
d. Redupkan atau matikan lampu
3. Membuat pasien untuk memacu tidur
a. Anjurkan pasien untuk mandi
b. Anjurkan pasien untuk minum susu hangat
c. Anjurkan pasien untuk baca buku
G. Pengkajian Fokus
1. Pengkajian
Dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
a. Identitas (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik, meliputi : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskustasi dan
TTV
e. Perilaku
f. Data Fokus
1) Data subjektif
a) Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
b) Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
c) Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
d) Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
e) Kepala pusing, berat
f) Mengeluh sering terbangun
2) Data objektif
a) Wajah nampak kurang bergairah (letih, lesu, lemah)
b) Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
c) Gelisah, sering menguap
d) Mudah tersinggung
e) Ada bayangan hitam di bawah mata
I. Intervensi
Kriteria Hasil:
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal ( 6 – 8 jam / hari
2. Mampu mengidentifikasi hal – hal yang meningkatkan tidur
3. Pola tidur kualitas dalam batas normal
4. Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
Intervensi :
1. Monitor waktu makan dan minum dengam waktu tidur
2. Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Pentingnya tidur yang adekuat
5. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien
6. Instruksikan untuk monitor tidur pasien
7. Kolaborasi pemberian obat tidur.
DAFTAR PUSTAKA