Anda di halaman 1dari 4

HBvaxPRO

Vaccine against hepatitis B


disease Type:subunit,recombinant protein vaccine
Ingredients Quantity/dose(0,5 ml) Function
Active subtances
Hepatitis B surface antigen 5 µg Antigen
Adjuvants
Aluminium as amorphous 0.25 mg Adjuvants
aluminium hydroxphosphate
sulphate
Excipient
Culture media including yeast Residual Grow hepatitis B viruses and
protein yeast
Formaldehyde Residual Purify yeast protein
Sodium chloride 4.5 mg Adjust tonicity
Sodium borate 35 µg Buffer
Water for injection Solvent

1.Logam Aluminium (Al)

Nama Aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa
garam rangkap. Kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit.

Aluminium dengan konfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 mempunyai tingkat

oksidasi +3 dalam senyawa. Aluminium berlimpah di alam, dan merupakan logam

terbanyak dikerak bumi (~8,3% berat kerak bumi) (Sugiyanto dan Suyanti, 2010).

Aluminium bukan hanya ditambahkan kedalam suplai air tetapi juga


kebanyak makanan dan obat yang diproses, misalnya dalam makanan (sebagai aditif),

dalam obat-obatan misalnya antacid, dalam produk-produk konsumen (alat-alat

masak dan aluminium foil, dan dalam pengujian air minum/sebagai koagulant (Singh,

2006).
Dampak paparan aluminium terhadap manusia dapat terjadi melalui minuman,
makanan, pernapasan, dan kontak dengan kulit. Dampak apabila terkena kulit adalah

tersumbatnya pori-pori kulit. Akibatnya kulit tidak bisa mengeluarkan racun secara

alami. Jangka panjang dan konsentrasi tinggi aluminium dapat mengakibatkan efek

kesehatan yang serius, seperti kerusakan pada sistem syaraf pusat, kehilangan

memori, kelesuan, gemetaran (Reynolds,1982).

2. Formaldehida

Formaldehida (CH2O) merupakan suatu campuran organik yang dikenal

dengan nama aldehida, membeku pada suhu <92 ºc dan mendidih pada suhu 300 ºc .

Formaldehida awalnya disintesa kimiawan asal Rusia Alexander Butlerov pada tahun

1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida dihasilkan dengan

membakar bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehida

dihasilkan dari reaksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon

lain yang ada di atmosfer. Formaldehida terdapat dalam bentuk gas, larutan dan

padatan. Formaldehida yang digunakan dalam proses pembuatan peralatan makan

melamin adalah formaldehida dalam bentuk larutan yang dikenal dengan nama

formalin (Windholz, 1976).

Menurut Ariwahjoedi dalam Harjono, melamin berpotensi menghasilkan

monomer beracun yang disebut formaldehida. Penggunaan formaldehida pada proses

pembuatan peralatan makan melamin berfungsi sebagai bahan baku dan pengawet.

Formaldehida di dalam senyawa melamin dapat muncul kembali dengan adanya

peristiwa yang dinamakan depolimerisasi (degradasi) dimana partikel-partikel

formaldehida kembali muncul sebagai monomer dan otomatis menghasilkan racun


yang berbahaya bagi kesehatan apabila masuk dalam tubuh manusia. Hal ini terjadi

apabila senyawa melamin terkena air panas, sinar ultraviolet, adanya gesekan-gesekan

dan abrasi terhadap permukaan melamin (Harjono, 2006).

Bahaya formaldehida terhadap kesehatan manusia dapat mengakibatkan

terjadinya iritasi pada membran mukosa, dermatitis, gangguan pada pencernaan,

hematemesis, hematuria, anuria, acidosis, vertigo, koma dan kematian (Windholz,

1976).

Formaldehida yang terhirup lewat pernafasan (inhalasi) akan segera diabsorbsi

ke paru dan menyebabkan paparan akut berupa pusing kepala, rhinitis, rasa terbakar

dan lakrimasi (keluar air mata dan pada dosis yang lebih tinggi bisa buta), bronchitis,

edema pulmonary atau pneumonia karena dapat mengecilkan bronchus dan

menyebabkan akumulasi cairan di paru. Pada orang yang sensitif dapat menyebabkan

alergi, asma, dan dermatitis. Jika masuk lewat penelanan (ingestion) sebanyak 30 ml

(2 sendok makan) dari larutan formaldehida dapat menyebabkan kematian, hal ini

disebabkan sifat korosif larutan formaldehida terhadap mukosa saluran cerna

lambung, disertai mual, muntah, nyeri, pendarahan dan perforasi. Jika terpapar secara

terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan pada hati, ginjal dan jantung

(Widyaningsih,2006)

Badan POM meminta masyarakat berhati-hati dalam menggunakan perangkat

makan berbahan dasar melamin. Pasalnya dalam kondisi tertentu perangkat tersebut

dapat melepaskan formaldehida yang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi

kesehatan. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

menjadi dasar pemerintah untuk mengawasi barang beredar di masyarakat. Badan


POM melakukan pengujian terhadap 62 peralatan makan melamin dan menemukan

30 diantaranya melepaskan formaldehida bila digunakan untuk mewadai makanan

yang berair atau berasam, terlebih dalam keadaan panas, (Badan POM, 2009).

3.Sodium borate

Borax adalah senyawa kimia, yang terbuat dari unsur kimia metalloid Boron (B),
oksigen (O), dan natrium (Na). Borax memiliki beberapa nama lain, antara lain ; sodium
borate, sodium borate, atau disodium tetraborate. Senyawa borax yang kering memiliki
warna putih bersih.

Borax digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari industry manufaktur hingga
pertanian. Borax digunakan sebagai bahan baku deterjen, kosmetik, enamel atau email
pada kawat konduktor, enamel untuk glasur keramik, bahan baku untuk fiber glass, flux
untuk metalurgi, pupuk, bahan tahan api, dan dibeberapa negara digunakan untuk
pembentuk tekstur pada makanan (saat ini penggunaan borax pada makanan sudah
dilarang).

Boraks atau natrium tetraborat decahydrate, menurut beberapa penelitian yang


dilakukan, tidak termasuk bahan kimia yang memiliki sifat racun berbahaya. Namun jika
dikonsumsi secara oral, senyawa ini bisa menyebabkan kanker pada tubuh manusia.

Debu sodium tetraborat decahydrate yang terhirup ke rongga penafasan bisa


menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Boraks tidak berbahaya untuk kulit, dan
tidak menyebabkan terjadinya iritasi pada kulit. Konsumsi boraks dalam makanan dapat
menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, muntah terus-menerus, sakit perut,
dan diare. Konsumsi boraks juga bisa ber-efek pada sistem pembuluh darah dan otak
termasuk sakit kepala dan lemah lesu. Pada kondisi konsumsi yang sangat tinggi dapat
menimbulkan keracunan, seperti ruam kulit, tak sadarkan diri, depresi, dan gagal
ginjal.(Bestekin.com,2016).

Anda mungkin juga menyukai