Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
B. Biodata Pengaju
Bu yatini adalah ibu saya, umur 49 th, awal mula ibu saya sakit habis jatuh dari sepeda motor,
posisi jatuhnya tengkurep dan bagian payudara ibu sebelah kanan terbentur batu, sampai bunyi
kratak dibagian payudaranya, ibu sebelumnya tidak pernah cerita kepada saya dan juga kepada
bapak saya, kalau habis jatuh, dan lukanya dibiarkan saja, sampai selang waktu ada 1 tahun
lebih ibu baru cerita kepada saya kalau merasakan sakit dibagian payudara kanan, setelah
makan kacang tanah, hingga akhirnya tepat pada tanggal 6 maret 2019 ibu dibawa ke dokter
RS. Aisiyah Bojonegoro, dan diperiksa, dokter mengatakan bahwa luka ibu sudah didiagnosa
kanker ganas, dan jalan satu"nya adalah operasi agar tidak makin menyebar. Pada waktu itu
semua keluarga dibuat bingung karena tidak adanya biaya sama sekali dan ibu terpacu dengan
waktu, jika selama 3 bulan ibu saya tidak di operasi maka nyawa ibu saya tidak bisa
diselamatkan. Jika memakai fasilitas BPJS waktu untuk menunggu panggilan operasi sangatlah
lama bisa sampai berbulan-bulan, ibu saya pada waktu itu sudah tidak tahan dan kondisinya
kritis Akhirnya tanggal 08 maret 2019 keluarga menyetujui ibu saya dioperasi dengan segala
keterbatasan biaya yang ada tanpa memakai BPJS.
Pasca Operasi
Saat ini ibu saya sedang berjuang melawan kanker payudara, dari hasil operasi kanker ibu
sudah stadium 3 B, dan hasil PA menyebutkan bahwa kanker ibu sudah Ganas, ibu saya sudah
melakukan operasi di Rumah sakit Aisiyah Bojonegoro, dimana rumah sakit tidak menerima
fasilitas BPJS, sehingga harus menanggung semua biaya sendiri, Biaya Operasi, rawat inap di
rumah sakit, biaya obat, dan lain lain mencapai 20 Juta.an, bahkan bisa lebih belum ditambah
lagi setiap 2 minggu ibu harus melakukan kontrol, rawat luka setiap 2 hari ganti perban.
Inti cerita
Saya berasal dari keluarga kurang mampu, saat ini keluarga saya membutuhkan pertolongan
untuk melunasi biaya yang dipakai operasi kanker orang tua saya,biaya rawat jalan. Semua
biaya pengobatan ibu saya tidak dicover dengan BPJS, dan skrng luka operasi di tubuh ibu
masih belum kering, seharusnya ibu kontrol tiap 2 minggu sekali, tetapi karena keterbatasan
biaya ibu terpaksa tidak melakukan kontrol, sehingga luka operasi sampai skrng belum kering,
padahal ibu saya harus melakukan kemoterapi dikarenakan hasil PA penyakit ibu dinyatakan
Ganas, kemoterapi dilakukan agar sel sel kanker tidak makin menyebar. untuk kemoterapinya
ibu saya dirujuk di rumah sakit surabaya yang bertipe kelas A, untuk sekali kemoterapi harus
mengeluarkan uang sebesar 5 jt, ibu saya diwajibkan kemoterapi sebanyak 6 kali. tetapi semua
kendala karena tidak adanya biaya, sekarang keluarga saya benar benar merasakan
kebingungan dan pontang panting tidak tahu harus bagaimana untuk mendapatkan biaya buat
kesembuhan ibu saya, hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Melalui ikhtiar ini, saya dan
sekeluarga berharap banyak orang baik yang mau bantu keluarga kami agar dana buat
pengobatan ibu saya segera terkumpul. Kalau kami berjuang sendiri tentu butuh waktu lama
untuk mengumpulkan uang sebanyak itu, sedangkan kami berpacu dengan waktu. Semakin
cepat pengobatannya ibu saya, semakin besar kemungkinan untuk ibu sembuh.
Riwayat Kesehatan Ibu Yatini
6 Maret 2019
19 Maret 2019
Ibu melakukan Kontrol yang pertama kali setelah 1 minggu dari operasi, untuk awal-awal
ibu harus melakukan control setiap 1 minggu sekali, di control yang pertama ini dokter
mengambil benang jahit yang ada di badan ibu dan memberikan resep obat yang harus di
tebus, semua biaya ditanggung sendiri dan tidak dicover dengan BPJS, untuk setiap 1 kali
control harus mengeluarkan uang sebanyak Rp. 2 Juta Rupiah.Kondisi Luka masih belum
kering dan harus diganti perban setiap 2 hari sekali.
Ibu melakukan Kontrol yang kedua, untuk kondisi luka sudah membaik dan dilakukan
pengambilan benang jahit
09 April 2019
Ibu melakukan Kontrol yang ketiga, untuk kondisi luka sudah makin membaik dan
dilakukan pengambilan benang jahit lagi, pada saat hari ini luka ibu hanya kecil yang
belum kering untuk yang lainnya sudah kering membaik dan pergantian perban bisa
dilakukan setiap 3 hari sekali, Dokter spesialis bedah mengatakan ibu harus melakukan
kemoterapi, dan kemoterapi direkomendasikan ke Surabaya dengan rumah sakit yang
bertipe kelas A. Karena ibu saya takut akan kemoterapi dokter menyarankan agar membeli
obat yang mempunyai efek yang sama dengan obat kemoterapi, akhirnya ibu saya memilih
jalan itu, nama obatnya XELODA, yang hanya bisa dibeli di Apotek Kimia Farma.
Karena Sudah tidak ada uang yang dipakai untuk control, ibu memutuskan untuk tidak
melakukan control, dan memilih untuk meminum obat yang direkomendasikan dokter
tersebut. Sampai sekarang ibu saya masih meminum obat tersebut