ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
1. Analisa SWOT
Opportunity: Threatened:
Mempu meningkatkan pelayanan
kesehatan terhadap pasien
Strength: Weakness:
Melakukan timbang terima secara rutin Ronde keperawatan belum dilakukan
saat pergantian shift atau diterapkan dalam ruangan
Methods Pelaksanaan asuhan Planning pada catatan asuhan
keperawatan/kebidanan menggunakan keperawatan masih berfokus pada
metode tim planning medis (kolaborasi) dan belum
Penerimaan pasien baru sudah baik dan tercantum planning keperawatan
sesusai dengan SOP Discharge planning belum diisi secara
Timbang terima dilakukan secara lisan lengkap
dan keliling ke kamar pasien Belum adanya lembar check list asuhan
Pre-conference sudah dilakukan dalam keperawatan yang dapat mempermudah
ruangan dan meringankan beban kerja perawat
Pendokumentasian asuhan keperawatan Tidak ada pembukuan SOP dan
sudah lengkap mulai dari pengkajian sosialisasi bagi staf ruangan .
hingga evaluasi.
Opportunity: Threatened:
Tidak adanya sosialisasi SOP secara
baku dapat menimbulkan medical error.
Strength: Weakness:
Tersedianya nurse station Nurse station yang tidak nyaman
Sudah tersedianya tempat sampah non Rungan pasien yang bau dan pengap
Materials medis dan medis, (infeksius dan non- Penataan obat pasien yang belum rapih.
infeksius) Tidak terdapat ruang khusus untuk
Tersedianya safety box mengoplos obat
Tersedianya handsrub disetiap bed Ruang konsultasi dokter jadi satu
pasien dengan nurse station .
Tersedianya APAR di beberapa titik Ruang karu anggrek dan mawar masih
ruangan serta cara penggunaan APAR bersatu
Adanya jalur evakuasi yang jelas dan
sesuai
Opportunity: Threatened:
Dengan fasilitas yang lengkap Adanya tuntutan yang tinggi dari
diharapkan mampu meningkatkan masyarakat untuk melengkapi sarana
pelayanan yang maksimal dan pra sarana
Terdapatnya tuntutan professional dan
disiplin untuk tenaga kesehatan dalam
mendukung program RS ataupun
melayani pasien
Strength: Weakness:
Di ruang anggrek lantai 2 memiliki Jumlah alat nebu yang tidak memadai
kapasitas tempat tidur sebanyak 33 dan tidak sesuai dengan jumlah pasien.
Machine
bed. Bel ruangan yang tidak berfungsi
Ada standard tentang pengadaan,
penyimpanan dan pemeliharaan
alat
Ada prosedur tetap pemakaian alat
Opportunity: Threatened:
Dengan fasilitas yang lengkap Adanya tuntutan yang tinggi dari
diharapkan mampu meningkatkan masyarakat untuk melengkapi sarana
pelayanan kesehatan dan pra sarana
Terdapatnya tuntutan professional dan
disiplin untuk tenaga kesehatan dalam
mendukung program RS ataupun
melayani pasien
Strength: Weakness:
Operan jaga sudah dilakukan di Saat berlangsungnya operan jaga
ruangan dengan baik di nurse station perawat belum lengkap
Adanya penjadwalan shift yang dibuat
oleh kepala ruang
PROSES Planning
Opportunity: Threatened:
Adanya kesempatan dari kepala ruang Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
untuk mengadakan perbaikan system masyarakat untuk mendapatkan
manajemen khusunya perencanaan di pelayanan yang professional
dalam ruangan
Strength: Weakness:
Penjadwalan yang langsung dibuat oleh Belum tersedianya struktur organisasi
kepala ruang diruangan
Struktur organisasi hanya dibuat di
ruang manajemen saja
Belum adanya papan jadwal jaga
Organizing
perawat
Opportunity: Threatened:
Perawat dapat mengaplikasikan dan Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
melaksanakan semua tindakan masyarakat untuk mendapatkan
keperawatan pelayanan keperawatan yang
professional
Strength: Weakness:
Adanya pengawasan kepala ruang Belum adanya reward bagi perawat
terhadap jadwal dan kinerja perawat/
Actuacting Diadakan diskusi bersama untuk
menyelesaikan konflik/permasalahan
yang ada diruangan
Dilakukan supervisi dari kepala ruang
terhadap perawat
Dilakukannya pengarahan oleh karu
kepada perawat.
Opportunity: Threatened:
Mampu meningkatkan pelayanan Masyarakat menuntut untuk
kesehatan yang lebih baik meningkatkan kualitas pelayanan
Strength: Weakness:
Adanya pengawasan Kepala Ruang Belum terlihat jelas pembagian antara
setiap hari Katim, Kashif, dan perawat asociate
Opportunity: Threatened:
Dengan adanya pengawasan Kepala Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
Controlling
Ruang, perawat dapat melaksanakan masyarakat untuk mendapatkan
tugas secara optimal pelayanan keperawatan yang
Perawat dapat mengaplikasikan dan professional
melaksanakan semua tindakan
keperawatan
OUTPUT Strength: Weakness:
Belum optimalnya dalam
mengidentifikasi angka kejadian luka
akibat restrain karena tidak ada
pelaporan khusus tentang restrain.
Belum optimalnya Pendidikan
kesehatan terkait hand hygiene.
Opportunity: Threatened:
Perawat dapat mengaplikasikan dan Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
melaksanakan semua tindakan masyarakat untuk mendapatkan
keperawatan pelayanan keperawatan yang
Dapat meningkatkan pelayanan professional
kesehatan yang lebih baik
2. Analisa Data
Data Obyektif:
- Perawat tampak tidak melakukan cuci tangan saat ingin
melakukan tindakan keperawatan
- Kejadian infeksi nosocomial di ruang anggrek (anak)
…………..
Keterangan:
1. Magnitude (M)/ prevalensi masalah adalah apabila kecenderungan dan seringnya terjadinya masalah (prevalensinya tinggi)
2. Severity (S)/ akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu masalah lebih serius
3. Manageable (Mn)/ bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat terpecahkan (menemukan jalan keluar)
4. Nursing concern (Nc)/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu mengakibatkan dan memerlukan pertimbangan
perawat
5. Affordability (Af)/ ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup dana, sarana dan tenaga yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu masalah.
BAB IV
PERENCANAAN
A. Perencanaan
No Masalah Rencana Tindakan
1. Kurang optimalnya pelaksanaan hand 1. Motivasi dan edukasi tentang pentingnya cuci tangan 5 moment
hygine /cuci tangan 2. Buat poster tentang 5 momen cuci tangan yang di pasang di dekat nurse
station dan ruang perawatan
2. Tidak ada ronde keperawatan 1. Motivasi perawat dan mahasiswa praktik untuk melakukan ronde
keperawatan yaitu untuk mencari solusi terhadap masalah yang belum
teratasi
2. Sosialisasikan mengenai ronde keperawatan
3. Demonstrasikan tentang pelaksanaan ronde keperawatan
3. Ketidakefektifan pendokumentasian 1. Sarankan karu untuk mengajukan pembuatan form check list intervensi dan
dalam intervensi dan implementasi implementasi ke managemen rumah sakit
(Tidak ada form checklist intervensi dan 2. Berikan gambaran tentang discharge planning yang ideal
implementasi)
4. Belum optimalnya orientasi pasien baru 1. Orientasikan pasien dan keluarga pasien baru tentang ruang perawatan dan
di ruang rawat anggrek area rumah sakit yang akan dikunjungi keluarga pasien/ pasien selama
perawatan
2. Buat denah rumah sakit khususnya ruang anggrek (anak) agar keluarga,
pasien dan pengunjung dapat mengetahui lokasi yang ingin di tuju
5. Ketidaksesuaian jumlah perawat 1. Sarankan karu untuk mengajukan penambahan sumber daya manusia ke
managemen rumah sakit
6. Ketidakefektifan sarana dan pra sarana 1. Sarankan untuk pengadaan pewangi ruangan di setiap ruanagan
2. Lakukan pembersihan secara rutin pada alat-alat kesehatan
3. Buat kotak tentang kepuasaan dan kritik saran untuk pengunjung yang di
rawat di ruang anggrek
Keterangan:
Seleksi perencanaan penyelesaian masalah dengan membuat kriteri matrik dengan menggunakan pembobotan CARL yaitu:
1. C (Capability) : Kemampuan melaksanakan alternative
2. A (Accessability) : Kemudahan dalam melaksanakan alternative
3. R (Readiness) : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
4. L (Levergare) : Daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah
Tidak ada ronde 1. Memotivasi perawat dan 15-26 April 1. Tim ronde keperawatan 1. Tidak dapat mengumpulkan
keperawatan mahasiswa praktik 2019 belum dibentuk semua perawat ruang anggrek
2. Mensosialisasikan ronde 2. Kegiatan ronde saat sosialisasi dikarenakan
keperawatan keperawatan tetap tidak perbedaan jadwal shift.
3. Mendemonstrasikan tentang terlaksana di ruang 2. Perawat yang mendapatkan
pelaksanaan ronde keperawatan anggrek. sosialisasi tidak
3. Kegiatan sosialisasi mendelegasikan ke perawat
ronde telah dilakukakn lain.
sesuai dengan rencana 3. Ronde keperawatan masih
belum dilakukan karena
belum adanya perubahan
perilaku perawat dalam
kegiatan ronde.
Ketidakefektifan 1. Menyarankan karu untuk 15-26 April 1. Sudah dilakukan diskusi Tidak ada
pendokumentasi mengajukan pembuatan form 2019 terkait format askep
an dalam check list intervensi dan check list.
intervensi dan implementasi ke manajemen 2. Sudah dilakukan
implementasi rumah sakit penyaranan dalam
(Tidak ada form 2. Membuat saran form discharge pembuatan format
checklist planning checklist.
intervensi dan 3. Membuat form discharge
implementas) planning
Belum 1. Mengorientasikan pasien dan 15-26 April 1. Poster denah ruanga Tidak ada
optimalnya keluarga pasien baru tentang 2019 sudah terpsang di ruang
orientasi pasien ruang perawatan dan area rumah anggrek.
baru di ruang sakit yang akan dikunjungi 2. Keluarga pasien dapat
rawat anggrek pasien atau keluarga pasien mengakses tata letak
selama perawatan. ruangan anggrek dengan
2. Membuat denah rumah sakit melihat pada denah.
khususnya ruang anggrek agar
keluarga pasien dan pengunjung
dapat mengetahui lokasi yang
ingin dituju.
Ketidakse suaian 1. Menyarankan karu untuk 15-26 April 1. Sudah dilakukan diskusi Tidak ada
jumlah perawat mengajukan penambahan SDM 2019 dengan kepala ruangan
ke manajemen Rumah Sakit terkait kurangnya jumlah
perawat di ruangan
anggrek.
2. Penyaranan terkait
penambahan jumlah
perawat sudah dilkukan
namun dalam proses
penambahan SDM
diperlukan waktu dan
proses yang panjang
melalui managerial RS.
3. Ketidakefektif 1. Menyarankan untuk pengadaan 15-26 April 1. Sudah tersedianya box Tidak ada
an sarana dan pewangi ruangan disetiap 2019 saran dan kepuasan pasien
pra sarana ruangan dan keluarga pasien
2. Membuat kotak tentang kepuaan tentang pelayanan
dan kritik saran untuk perawatan.
pengujung yang dirawat di 2. Belum tersedianya
ruang anggrek. pewangi ruangan di setiap
3. Melakukan pembersihan alat ruangan
kesehatan secara rutin 3. Sudah dilakukan
pembersihan alat namun
tidak dilakukan secara
teratur.
Pembahasan
1. M1 (Manusia)
a. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah tenaga perawat
didapatkan bahwa jumlah perawat di ruang anggrek kurang dan
tidak sesuai. Seharusnya perawat yang dibutuhkan ruang anggrek
sebanyak 24 orang, namun di ruang anggrek hanya ada 19 perawat.
Dalam pemecahan masalah SDM ini, kelompok hanya bisa
memberikan saran atau masukan kepada kepala ruangan untuk
pengajuan penambahan perawat pada pihak management Rumah
sakit. Namun terdapat beberapa kendala dalam pengajuan
penambahan SDM, karena proses yang dilakukan panjang dan
membutuhkan waktu yang lama sehingga masalah tidak dapat
terselesaikan secara cepat.
b. Manajemen Pneumonia
Penyakit terbanyak di ruang Anggrek adalah pneumonia
dengan angka kejadian 38 pasien sejak 30 Maret – 30 April 2019.
Penanganan pneumonia tidak mengacu pada SOP pneumonia
karena RS tidak memiliki SOP khusus tentang pneumonia. Tetapi
RS menggunakan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) yang
berorientasi pada setiap masalah keperawatan berdasarkan SDKI
yang dibuat pada tahun 2018. RS hanya memiliki CP pada
penyakit DHF saja tetapi sudah diusulkan untuk pembuatan CP
pada 3 penyakit terbanyak dan salah satunya adalah pneumonia.
Di ruang Anggrek, penanganan setiap masalah keperawatan
sudah dilakukan sesuai PAK, tetapi beberapa intervensi belum
dilakukan dengan benar. Contohnya untuk penyakit Pneumonia,
salah satu masalah keperawatan yang sering terjadi adalah
hipertermi. Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
kompres hangat. Di ruang Anggrek, perawat hanya memberitahu
ke keluarga pasien untuk mengompres pasien bila demam.
Seharusnya perawat mencontohkan terlebih dahulu ke keluarga
pasien bagaimana cara mengompres hangat yang benar. Hal ini
terjadi karena beban tugas berat sehingga tidak cukup waktu dan
berhubungan dengan jumlah tenaga keperawatan yang kurang.
Selain itu untuk tindakan fisioterapi dada, perawat di ruang
Anggrek berkolaborasi dengan petugas fisioterapi dan selalu
menunggu advice dari dokter terlebih dahulu. Seharusnya tindakan
fisioterapi dada tidak perlu menunggu advice dari dokter karena
fisioterapi dada merupakan salah satu tindakan keperawatan. Hal
tersebut sesuai dengan buku SDKI tahun 2018.
2. M2 (Material/Sarana dan Prasana)
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan oleh kelompok
didapatkan beberapa masalah sarana pra sarana. Masalah sarana
prasarana yang muncul telah di sebutkan dan disusun sesuai dengan
perhitungan prioritas masalah dalam tabel analisa dan implementasi.
Intervensi dilakukan sesuai dengan prioritas masalah yang dilakukan
pada permasalahan material, adapun intervensi yang telah disusun
untuk permaalahan sarana dan prasarana diantaranya adalah:
Sarankan untuk pengadaan pewangi ruangan disetiap ruangan
Lakukan pembersihan secara rutin pada alat-alat kesehatan.
Buat kotak tentang kepuaan dan kritik saran untuk pengujung
yang dirawat di ruang anggrek.
3. MAKP (Metode)
Metode keperawatan yang digunakan di ruang anggrek adalah metode
keperawatan TIM, dalam pelaksanaan metode tersebut perawat di
ruang anggrek dibagi ke dalam 2 tim. Dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan ruangan anggrek menggunakan lembar CPPT
(catatan perkembangan pasien terintegrasi). Pada lembar intervensi dan
implementasi ruang anggrek masih menggunakan form yang di tulis
tangan, hal ini mengakibatkan waktu yang dibutuhkan dalam
pendokumentasian lebih lama. Perawat megatakan bahwa akan terasa
lebih cepat dan efektif jika lembar implementasi dan intervensi
menggunakan lembar checklist. Dalam hal ini kelompok mengangkat
masalah Ketidakefektifan pendokumentasian dalam intervensi dan
implementasi. Penyelesaian masalah yang di rencanakan oleh
kelompok adalah melakukan diskusi dengan karu serta menyarankan
untuk mengajukan terkait pengadaan fomat ceklist dalam dokumentasi
intervensi dan implementasi ke manajemen rumah sakit. Namun dalam
penyelesaian masalah ini membutuhkan waktu serta proses yang cukup
panjang.
4. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan diruang
anggrek didapatkan bahwa rode keperawatan belum berjalan
dikarenakan tidak ada kesadaran dari perawat yang ada di ruangan.
Kami melakukan pre test kepada perawat di ruang anggrek hasil yang
didapatkan tidak semua perawat paham mengenai ronde keperawatan,
dan selain itu kami melakukan demonstrasi ronde keperawatan di
depan kepala ruangan dan ketua tim. Karena hal itu kami melakukan
sosialisasi mengenai ronde keperawatan terutama tentang pentingnya
ronde keperawatan. Setelah tiga minggu melakukan observasi, kami
melakukan post test tentang ronde keperawatan, dan didapatkan tidak
ada peningkatan yang signifikan. Menurut kami, hal ini terjadi karena
sosialisasi mengenai ronde keperawatan belum bisa dilakukan secara
merata. Selain itu, ronde keperawatan hanya di demonstrasikan oleh
mahasiswa di depan Karu saja. Ronde keperawatan tidak
didemonstrasikan di depan perawat ruangan karena tidak ada waktu
dan kesempatan untuk mengumpulkan perawat dalam satu waktu.
5. M5 (Market)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan anggrek, dalam
pemenuhan kebutuhan hand hygien, masih ada beberapa perawat yang
melupakan five moment dan 6 langkah. Sehingga kelompok
mengangkat masalah kurang optimalnya pelaksanaan hand hygine
/cuci tangan. Untuk meningkatkan kesadaran perawat dalam
pelaksanaan cuci tangan sesuai dengan 5 moment dan 6 langkah
kelompok melakukan implementasi pemasangan poster 5 moment cuci
tangan. Dalam pelaksanaan pemasangan poster 5 moment tidak
terdapat kendala yang berartinamun untuk merubah perilaku untuk
patuh 5 moment 6 langkah dibutuhkan kesadaran serta waktu yang
lama dalam melihat perubahannya.
BAB VI
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Setelah mengikuti praktek klinik manajemen selama 4 minggu di
ruang Anggrek, mahasiswa mampu menerapkan aspek-aspek manajemen
asuhan keperawatan, mampu menyusun perencanaan dalam rangka
mengelola sebuah ruangan perawatan serta mampu melakukan
implementasi keperawatan dan mampu melaksanakan evaluasi manajemen
keperawatan di ruang Anggrek RSUD Kota Surakarta.
Dari masalah yang muncul didapatkan prioritas masalah yaitu
kurang optimalnya pelaksanaan hand hygiene/cuci tangan, tidak ada ronde
keperawatan, ketidakefektifan pendokumentasian dalam intervensi dan
implementasi (Tidak ada form checklist intervensi dan implementasi, serta
kurang idealnya discharge planning), belum optimalnya orientasi pasien
baru di ruang rawat anggrek, ketidaksesuaian jumlah perawat, dan
ketidakefektifan sarana dan pra sarana. Rencana kegiatan masalah sudah
tersusun dan telah dilaksanakan sesuai dengan program. Implementasi
kegiatan kami mulai dari tanggal 14 – 26 April 2019. Setelah itu, kami
melakukan evaluasi pada tanggal 28 April – 4 Mei 2019.
Proses ronde keperawatan belum terlaksana dengan maksimal,
hasil post test tidak terdapat peningkatan yang signifikan mengingat tidak
adanya waktu yang cukup efisien membuat ronde keperawatan belum
dapat dilaksanakan diruangan. terkait dengan handhygiene, perawat
diruangan telah melakukan namun terkadang belum sesuai dengan 5
momen. Untuk masalah ketidakefektifan pendokumentasian, kelompok
sudah menyarankan perubahan format dan juga membuat contoh form
discharge planning. Masalah ketidaksesuaian jumlah perawat sudah
diusulkan agar Karu mengusulkan penambahan ke pihak manajemen
rumah sakit. Untuk masalah belum optimalnya orientasi pasien di ruang
anggrek sudah terselesaikan dengan adanya penambahan denah ruang
yang lebih sederhana. Masalah ketidakefektifan sarana dan pra sarana,
kelompok sudah melakukan semua intervensi yang direncanakan. Akan
tetapi tidak seluruhnya dapat dilakukan dengan maksimal, mengingat
dengan keterbatasan yang ada kelompok hanya mengusulkan atau
menyarankan kepada pihak manajemen untuk dapat dipertimbangkan.
B. SARAN
Dari makalah yang telah kelompok buat, diharapkan dapat menjadi
gambaran manajemen keperawatan di ruang Anggrek RSUD Kota
Surakarta.