Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya,sehingga makalah Sistem Endokrin I “HIPERTIROIDISME” ini dapat kami
selesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca, khususnya keluarga STIKES
PERTAMEDIKA.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan
dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai
pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
dengan layak sebagaimana mestinya.

JAKARTA, MARET 2014

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................1

B. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................................2

A. DEFINISI..............................................................................................................................2

B. KLASIFIKASI......................................................................................................................2

C. ETIOLOGI............................................................................................................................2

D. PATOFISIOLOGI.................................................................................................................2

E. MANIFESTASI KLINIS......................................................................................................3

F. KOMPLIKASI......................................................................................................................3

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG.........................................................................................4

H. PENATALAKSANAAN......................................................................................................4

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................................6

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN........................................................................................6

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................................7

C. INTERVENSI KEPERAWATAN.........................................................................................8

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................13

A. KESIMPULAN...................................................................................................................13
ii
B. SARAN...............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................14

LAMPIRAN..................................................................................................................................15

REFERENSI..................................................................................................................................16

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum :
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan hipertiroidisme.

Tujuan khusus :

Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menjelaskan definisi hipertiroidisme.
2. Menjelaskan klasifikasi hipertiroidisme..
3. Menyebutkan etiologi hipertiroidisme.
4. Menyebutkan tanda dan gejala hipertiroidisme.
5. Menjelaskan patofisiologi hipertiroidisme.
6. Menyebutkan komplikasi hipertiroidisme.
7. Menjelaskan penatalaksanaan hipertiroidisme
8. Menjelaskan pemeriksaan penunjang.
9. Menjelaskan diagnosis hipertiroidisme.
10. Melaksanakan asuhan keperawatan hipertiroidisme.

BAB II TINJAUAN TEORI


A. DEFINISI
Kelenjar tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan
leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon kalsitonin.

Hormon tiroid adalah

1
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi
hormone tiroid oleh kelenjar tiroid. (Mary, 2009).

B. KLASIFIKASI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:

1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme.

2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme.

C. ETIOLOGI
1. Penyebab Utama

a. Penyakit Grave

b. Toxic multinodular goiter

c. Solitary toxic adenoma

2. Penyebab Lain

a. Tiroiditis

b. Penyakit troboblastis

c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

d. Pemakaian yodium yang berlebihan

e. Kanker pituitari

f. Obat-obatan seperti Amiodarone

D. PATOFISIOLOGI
Pathway : (Terlampir)

E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis menurut … adalah:

1. Peningkatan frekuensi denyut jantung

2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap


katekolamin

3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran


terhadap panas, keringat berlebihan

2
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)

5. Peningkatan frekuensi buang air besar

6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid

7. Gangguan reproduksi

8. Tidak tahan panas

9. Cepat letih

10. Tanda bruit

11. Haid sedikit dan tidak tetap

12. Pembesaran kelenjar tiroid

13. Mata melotot (exoptalmus)

F. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroidstorm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid
yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar
yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati akan
terjadi kematian.

Penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati, graves, dermopati graves, infeksi karena


agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tiroksin serum (T4) yang meningkat pada hipertiroidisme.

2. T3 serum.

3. TSH, rendah pada hipertiroidisme

4. Ambilan radioaktif iodine (absorpsi) meningkat pada semua macam penyebab


hipertiroidisme, kecuali tiroiditis. Pemeriksaan ini tidak akurat apabila pasien
menerima iodine dalam beberapa hari sebelum pemeriksaan.

H. PENATALAKSANAAN
1. Konservartif
3
a. Obat Anti-Tiroid

- Thioamide

- Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari

- Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari

- Potassium Iodide

- Sodium Ipodate

- Anion Inhibitor

b. Beta-adrenergic reseptor antagonist.


Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme.
- Propanolol
Indikasi :
- Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
- Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah
pengobatan yodium radioaktif
- Persiapan tiroidektomi
- Pasien hamil, usia lanjut
- Krisis tiroid
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif.
b. Tiroidektomi
Tindakan pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.

4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan menurut Doengoes,2000 adalah:
1. Aktivitas atau istirahat
a. Gejala: Insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan
berat.
b. Tanda: Atrofi otot
2. Sirkulasi
a. Gejala: Palpitasi, nyeri dada
b. Tanda: Disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat, takikardi saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis).
3. Eliminasi
a. Gejala: urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam feses (diare).
4. Integritas/Ego
a. Gejala: stress yang berat baik emosional maupun fisik.
b. Tanda: emosi labil , depresi, ansietas.
5. Makanan/Cairan
a. Gejala: Kehilangan berat badan, Hilang napsu makan, kehausan, mual, muntah.
b. Tanda: pembesaran tiroid , goiter, edema non-pitting terutama daerah pretibial.
6. Neurosensori
a. Tanda: bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku,seperti : bingung,
Disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, koma, tremor halus pada tangan,
tanpa tujuan, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
7. Nyeri / Kenyamanan
a. Gejala: nyeri orbital, foto fobia
8. Pernapasan
a. Tanda: frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis)
9. Keamanan
a. Gejala: Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, kulit kering, gatal,
ulkus kulit.

5
b. Tanda: Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika
kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
10. Seksualitas
a. Gejala: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan).
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
Tujuan: klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
Kriteria Hasil:
- Nadi perifer dapat teraba normal
- Vital sign dalam batas normal.
- Pengisian kapiler normal
- Status mental baik
- Tidak ada disritmia
Intervensi :
- Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi.
R/:Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi
perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
- Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
R/: Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung
atau iskemia.
- Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
6
Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung
meningkat pada keadaan hipermetabolik
- Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah,penurunan produksi urine dan hipotensi
R/:Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi
dan menurunkan curah jantung
- Catat masukan dan haluaran
R/:Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
Tujuan: Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi.
Intervensi:
- Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
R/: Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan.
- Ciptakan lingkungan yang tenang
R/:Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi,hiperaktif, dan insomnia.
- Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
R/:Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme
- Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
R/:Meningkatkan relaksasi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan).
Tujuan: Klien akan menunjukkan berat badan stabil.
Kriteria Hail:
- Nafsu makan baik
- Berat badan normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
- Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
- R/:Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi
insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
- Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
- R/:Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
- Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.
R/:Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang
adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
Tujuan: klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa, terbebas dari ulkus.
Intervensi:
- Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
- Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita.
7
- Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : Melindungi kerusakan kornea.
- Bagian kepala tempat tidur ditinggikan.
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
Tujuan: klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi.
Kriteria Hasil:
- Pasien tampak rileks
Intervensi:
- Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
- Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
imsomnia
- Bicara singkat dengan kata yang sederhana
- Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi.
- Jelaskan prosedur tindakan
- Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi.
- Kurangi stimulasi dari luar.
- Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan: Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil:
- Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya.
Intervensi:
- Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
- Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan
pilihan berdasarkana informasi
- Berikan informasi yang tepat
- Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang
muncul akan menentukan tindakan pengobatan.
- Identifikasi sumber stress.
- Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam
memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini.
- Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat.
- Rasional : Mencegah munculnya kelelahan.
- Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid.
- Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.
Kriteria Hasil:
- Mempertahankan orientasi realitas umumnya
- mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
8
Intervensi:
- Kaji proses pola pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang.
- Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
- Catat adanya perubahan tingkah laku
- Rasional :Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang
sesungguhnya.
- kaji tingkat ansietas
- Rasional :Ansietas dapat merubah proses pikir.
- Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan.
- Rasional :Penurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan
hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso pendengara.
- Orientasikan pasien pada tempat dan waktu.
- Rasional :Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada
realita/lingkungan.
- Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
- Rasional :Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau obat
anti psikotik.
- Rasional :Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir.

9
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN

10
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2009. Klien gangguan Endokrin.Jakarta: EGC.

Bare & Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8). Jakarta:
EGC.

Carpenito. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: EGC.

Corwin,. J. Elizabeth. 2001. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Doenges, E. Marilynn dan MF. 2001.Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III. Jakarta : EGC.

FKUI. 1979. Patologi,Jakarta: FKUI.

Ganong. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Gibson, John. 2003. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran, Edisi. Jakarta : EGC.

Hinchliff. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC.

Price, S. A dan Wilson, L. M. 1995. Patofisiologi. Jakarta:EGC.

Sherwood. 2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, edisi 21.Jakarta: EGC.

Sobotta. 2003. Atlas Anatomi, Edisi 21. Jakarta: EGC.

11
LAMPIRAN

12
13

Anda mungkin juga menyukai