Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH


Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia semata-
mata karena ia manusia. Hak ini dimilikinya bukan karena diberikan oleh
masyarakat atau berdasarkan hukum positif.artinya dengan adanya ketentuan
mengenai hak asasi manusia tersebut, negara wajib hadir untuk melindungi
setiap hak individu warga negaranya, sehingga dapat secara bebas untuk
memperoleh kehidupan yang layak, mengembangkan diri, mengekspresikan
gagasan dan kreativitasnya.
Dalam hak dipilih secara tersurat diatur dalam UUD 1945 mulai Pasal 27
ayat (1) dan (2); Pasal 28, Pasal 28D ayat (3), Pasal 28E ayat (3).
Pengaturan ini menegaskan bahwa negara harus memenuhi hak asasi setiap
warga negaranya, khusunya dalam keterlibatan pemerintahan untuk dipilih.
Pemilu sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat sekaligus merupakan
arena kompetisi yang paling adil bagi partai politik sejauh mana telah
melaksanakan fungsi dan perannya serta pertanggungjawaban atas
kinerjanya selama ini kepada rakyat yang telah memilihnya.
Rakyat berdaulat untuk menentukan dan memilih sesuai aspirasinya
kepada partai politik mana yang dianggap paling dipercaya dan mampu
melaksakanan aspirasinya. Partai politik sebagai peserta pemilu dinilai
akuntabilitasnya setiap 5 (lima) tahun oleh rakyat secara jujur dan adil,
sehingga eksistensi nya setiap 5 (lima) tahun diuji melalui pemilu.
Undang-undang dasar 1945 mensyaratkan Indonesia sebagai Negara
yang mempunyai sistem kekuasaan yang terdiri dari eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat
menyatakan bahwa “kemerdekaan kebangsaan Indonesia disusun dalam
suatu Undang-Undang Dasar yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”. Perubahan Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 2 ayat(1) menyatakan bahwa “kedaulatan berada di
tanagan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.

Selain mengacu pada Undang-Undang Dasar, ketentuan lain juga diatur


melalui peraturan perundang-undangan dibawah Undang-undang Dasar.
Pada ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, menunjukkan adanya bentuk pelanggaran hukum
terhadap jaminan hak memilih yang melekat pada warga negara Indonesia.
Menurut ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
dinyatakan bahwa “Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai
keyakinan politiknya”. Lebih lanjut menurut ketentuan Pasal 43 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, dinyatakan bahwa :
“Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan
umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan”.
Kedua ketentuan pasal di atas jelas menunjukkan adanya jaminan yuridis
yang melekat bagi setiap warga Negara Indonesia itu sendiri untuk
melaksanakan hak memilihnya.Penyelenggaraan pemilihan umum secara
berkala merupakan suatu kebutuhan mutlak sebagai sarana demokrasi yang
menjadikan kedaulatan rakyat sebagai sumber kehidupan bernegara proses
kedaulatan rakyat yang diawali dengan pemilihan umum akan memberikan
legitimasi, legalitas, dan kredibilitas pemerintahan yang didukung oleh rakyat.
Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat akan melahirkan
pemerintahan yang demokratis.
Pelaksanaan hak asasi manusia harus didasarkan atas prinsipprinsip
yang telah disepakati oleh masyarakat internasional. Hal ini untuk menekan
terjadinya pelanggaran hak asasi manusia. Prinsip-prinsip hak asasi manusia
dalam hukum hak asasi manusia internasional adalah:
a. Prinsip kesetaraan, yang meletakkan semua orang terlahir bebas dan
memiliki kesetaraan dalam hak asasi manusia. Kesetaraan
mensyaratkanadanya perlakuan yang setara, dimana pada situasi yang
sama harus diperlakukan dengan sama, dan pada situasi yang berbeda
diperlakukan berbeda pula;
b. Prinsip diskriminasi, merupakan salah satu bagian penting prinsip
kesetaraan. Jika semua orang setara, maka seharusnya tidak ada
perlakuan yang diskriminatif. Diskriminasi adalah kesenjangan
perbedaan perlakuan dari perlakuan yang seharusnya sama/setara;
c. Kewajiban positif untuk melindungi hak-hak tertentu. Suatu negara
tidak boleh secara sengaja mengabaikan hak-hak dan kebebasankebebasan
serta memiliki kewajiban positif untuk melindungi secara
aktif dan memastikan terpenuhinya hak-hak dan kebebasan.
Penerapan prinsip-prinsip di atas dalam penyelenggaraan
pemerintahan, dimaksudkan untuk menekan terjadinya diskriminasi
terutama bagi golongan masyarakat kecil yang kurang diperhatikan oleh
27
pemerintah. Oleh karena itu, dalam rangka menghindari pelanggaran hak
asasi manusia negara harus menegakkan prinsip-prinsip hak asasi manusia
di atas.
Dalam rangka menekan perilaku diskrimintatif, salah satu alternatif
yang dapat diterapkan adalah kerangka politik kewarganegaraan
(Muhammad A.S Hikam, 1999: 11), yaitu struktur dan format politik harus
berlandaskan pada hak-hak dasar warga negara, khususnya hak berbicara,
berkumpul dan berorganisasi. Politik kewarganegaraan juga
memperjuangkan hak-hak dasar lainnya, termasuk hak ekonomi, sosial dan
hak budaya yang menitikberatkan pada kemandirian serta partisipasi
warga negara, sehingga segala bentuk diskriminasi tidak mendapat tempat.

Anda mungkin juga menyukai