Anda di halaman 1dari 121

ATIKAH ADAWIYAH (3183122030)

 Membuat cover buku dan cover per-bab


dalam buku.
 Membuat langkah-langkah pembelajaran
dalam setiap bab di dalam buku (bab I sampai
bab III).
 Mencari sebagian materi di bab I.

DENY COY SIDABUTAR (3183122023)

 Mencari materi di bab II.


 Meminjamkan fasilitas berupa laptop.
 Membuat sebagian daftar isi.

DESI MAHARA (3182122002)

 Mencari sebagian materi di bab I.


 Membuat kata pengantar.
 Membuat daftar pustaka.

INDAH SARI PRTIWI MARBUN (3182122003)

 Mencari materi di bab III.


 Membuat sebagian daftar isi.
 Membuat daftar gambar.
UNTUK
EDISI
SMP/MTs KURIKULUM
2013
KELAS VIII

ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL

Daniel Harapan P.
Simanjuntak,
S.Sos.M.Si

1
Atikah Adawiyah
Desi Mahara
Deny Coy Sidabutar
Indah Sari P.
Marbun
IDENTITAS BUKU
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran tuhan yang maha Esa atas terselesaikannya buku Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs edisi revisi. Tidak lupa penulis sampaikan penghargaan dan rasa
terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah memberikan masukkan dan koreksi hingga pada
akhirnya buku Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs ini dapat terwujud dan diterbitkan.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik di harapkan untuk dapat menjadi warga negara
indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga negara sosial yang cinta
damai. Di masa yang akan datang, peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan
masyarakat global yang selalu mengalami perubahan dengan cepat. Oleh karena itu, kata pelajaran IPS
di rancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik
terhadap kondisi sosial masyrakat yang dinamis.
Pada jenjang SMP/MTS, buku ips ini memuat sub bidang studi geografi,sosiologi,sejarah, dan
ekonomi yang telah disesuaikan dengan kurikulum 2013 (peraturan menteri pendidikan nasional no 22
tahun 2013) selain itu, buku ini terbagi menjadi 3 jilid, yaitu jilid 1 untuk kelas VII, jilid 2 untuk kelas
VIII dan jilid 3 untuk kelas IX.
Buku IPS SMP/MTs ini disusun secara sistematis dan komprehensif sehingga mendukung
proses pembelajaran. Dengan pendekatan tersebut, di harapkan peserta didik memperoleh pemahaman
yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran ips bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan
2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, menumbuhkan rasa ingin tahu, mampu
memecahkan masalah, dan memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetesi dalam masyarakt yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Akhirnya, beranjak dari komitmen penulis untuk menyusun buku yang bermanfaat bagi peserta
didik maupun guru serta untuk peningkatan mutu pendidikan di indonesia, penulis harapkan kritik dan
saran perbaikan. Dari semua pihak demi penyempurnaan buku IPS untuk SMP/MTs ini.

Medan, November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................


Daftar Gambar.................................................................................................
BAB I KONDISI WILAYAH DAN PENDUDUK DI INDONESIA
A. Kondisi fisik wilayah di Indonesia..........................................................................
B. Kondisi fisik penduduk sosial budaya di Indonesia. ...............................................
C. Situs-situs sejarah berbagai wilayah di Indonesia ...........................................
D. Situs-situs budaya berbagai wilayah di Indonesia ...........................................
E. Letak geografis dan astronomis Indonesia .....................................................
F. Pembagian wilayah di Indonesia. .................................................................

BAB II PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP


PEMBANGUNAN

A. Kependudukan ........................................................................................................
B. Kuantitas dan kualitas penduduk .................................................................
C. Hubungan permasalahan kependudukan terhadap pembangunan ekonomi ..........
D. Dampak permasalahan kependudukan terhadap pembangunan masyarakat Indonesia
E. Permasalahan kependudukan di masa kolonial .......................................................
F. Kebudayaan sebagai faktor pendorong suatu pembangunan nasional ................

BAB III PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN UPAYA


PENANGGULANGANNYA

A. Penduduk Indonesia...................................................................................
B. Permasalahan kependudukan ......................................................................
C. Masalah utama kependudukan Indonesia ...............................................................
D. Masalah kependudukan sosial budaya ....................................................................
E. Situs-situs sejarah dalam permasalahan kependudukan di Indonesia .....................
F. Upaya penanggulangan permasalahan kependudukan di Indonesia ...................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


DAFTAR GAMBAR

1. Peta letak geografis indonesia ..............................................................


2. Peta globe geografis indonesia .............................................................
3. Peta letak astronomis ............................................................................
4. Peta iklim cuaca ....................................................................................
5. Peredaran semu matahari tahunan ........................................................
6. Angin musom barat...............................................................................
7. Angin musom timur ..............................................................................
8. Persebaran flora di indonesia ................................................................
9. Persebaran fauna di indonesia ..............................................................
10.Peta persebaran tanah............................................................................
11.Peta penduduk indonesia ......................................................................
12.Peta letak indonesia ..............................................................................
13.Peta letak geoliogis indonesia ...............................................................
14.Gerak semu matahari ............................................................................
15.Garis wallace dan weber .......................................................................
BAB I KONDISI
WILAYAH PENDUDUK
DI INDONESIA
BAB I
Kondisi wilayah dan penduduk di indonesia

Kompetensi Dasar

1.1 Siswa mampu mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan kondisi fisik wilayah di Indonesia


2. Siswa mampu mendeskripsikan kondisi sosial budaya, ekonomi, sejarah penduduk
berbagai wilayah di Indonesia
3. Siswa mampu mendeskripsikan situs-situs sejarah dan budaya berbagai wilayah di
Indonesia.

Indikator Pembelajaran

1. Siswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan kondisi fisik.


2. Siswa mampu menjelaskan kondisi sosial budaya di Indonesia
3. Siswa mampu menjelaskan situs-situs sejarah berbagai wilayah di Indonesia
4. Siswa mampu menjelaskan situs-situs budaya berbagai wilayah di Indonesia
5. Siswa mampu menjelaskan pembagian. wilayah Indonesia berdasarkan letak geografis
garis wallace dan garis weber.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Mengamati
2. Menanya
3. Menalar
4. Mencoba
5. Membentuk Jejaring

Bab ini akan kita bahas dalam 5JP ( 5 x 40 menit)


AMATILAH GAMBAR
BERIKUT INI !

SEBUTKANLAH KONDISI FISIK

WILAYAH YANG ADA PADA

GAMBAR DIATAS!

Jawaban:
A. PENGERTIAN KONDISI FISIK WILAYAH DAN
KONDISI FISIK PENDUDUK

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi,
baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga
diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh
terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun
penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan
segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak
akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah
mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.

Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi
lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan
memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

Kata Kunci: kondisi geografis, letak geografis, letak astronomis, kondisi musim, persebaran
jenis tanah, persebaran flora dan fauna, kondisi penduduk.

A. Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Alam dan Penduduk


Pengertian letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di
permukaan bumi. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya
ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai,
lautan, benua dan samudra.[1] Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua
benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Agar semakin jelas dimana letak geografis Indonesia perhatikan gambar peta
dan globe di bawah ini:
1) Letak Geografis Indonesia pada peta:
2) Letak Geografis Indonesia pada Globe
Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan berada di antara dua samudra
berpengaruh besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk. Letak ini juga
disebut/dikenal sebagai posisi silang (crossposition), seperti gambar di bawah ini:

Letak geografis ini sangat strategis untuk negara Indonesia, sebab tidak hanya kondisi
alam yang mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan
samudera ini berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan
asing, yakni dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-
bangsa yang kita miliki. Selain kebudayaan, Indonesia juga mendapatkan keuntungan
ekonomis, seperti: pertama, kerjasama antar negara-negara berkembang sehingga memiliki
mitra kerjasama yang terjalin dalam organisasi, seperti ASEAN (AssociationofSoutheast Asian
Nations/Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara)[2]; kedua, seperti terlihat pada gambar
di atas dapat diketahui Indonesia sebagai inti jalur perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia,
jalur transportasi negara-negara lain, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia cukup
ramai dan sebagai sumber devisa negara.[3]
Diketahui secara geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal
sebagai Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari
Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000 buah pulau
dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.[4] Dengan wilayah
Indonesia yang begitu luasnya, maka memiliki keuntungan-keuntungan, sebagai berikut: a)
mempermudah hubungan dengan negara lain, ikatan dagang; b) saling menjalin kerja sama; b)
lalu lintas perdagangan damai dan lancar; c) persaingan yang menguntungkan[5]; dan d)
sumber daya kelautan yang berlimpah.
Keuntungan lainnya, seperti pada keanekaragaman budaya. Ini menjadi daya tarik bagi
masyarakat dunia, sehingga Indonesia menjadi suatu wilayah salah satu tujuan utama untuk
berwisata. Dengan kecantikan alam dan keanekaragaman budaya bangsa kita, maka sektor
pariwisata menjadi salah satu sumber devisa negara.

Letak geografis Indonesia ternyata tidak selalu membawa keuntungan, tetapi juga dapat
mengakibatkan kerugian, misalnya: pada tatanan kehidupan sosial, masyarakat Indonesia dapat
terpengaruh oleh budaya luar yang diserap tanpa adanya proses penyaringan (selektif) terhadap
budaya yang negatif, sehingga akan menumbuhkan dampak sosial yang kurang baik. Budaya
negatif yang diserap tanpa proses selektif dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, seperti:
gaya hidup kebarat-baratan, sifat individualisme, dan cara pandang yang terlampau luas.
Budaya negatif ini dapat mengakibatkan rasa hormat menghormati dan sopan santun antar
sesama luntur, budaya lokal kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan.[6]
Letak geografis Indonesia juga berpengaruh terhadap keadaan/kondisi alam. Pertama,
Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan sehingga banyak memperoleh
pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan. Kedua, Indonesia memiliki iklim
musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali
berganti arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.

B. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia


Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya
terhadap garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan
khatulistiwa yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Sementara, garis bujur
merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan. Garis-
garis tersebut merupakan garis khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk
menunjukkan posisi suatu daerah di muka bumi.[8]
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan antara 95°
BT – 141° BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam
yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara
Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau
Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang
berada pada 141° BT.[9]
Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

1) Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah
lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46° (sama
dengan 118 kelilibumi) dan lebar lintang 17°.[10] Garis lintang dipergunakan untuk
membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak lintang,
Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:
 Memiliki curah hujan tinggi.
 Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
 Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
 Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.
2) Wilayah Indonesia dibagi dalam tiga daerah waktu, dengan selisih waktu masing-masing
1 jam. Ketiga daerah waktu tersebut antara lain:

 Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya
adalah 105° BT dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GreenwichMeanTime (GMT).
 Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia
Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
 Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Kepualuan Maluku, Papua, dan pulau-pulau
kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal
dari GMT.[11]
Pengaruh Letak Astronomis di Dunia:
Letak astronomis di dunia berpengaruh terhadap perbedaan iklim disetiap wilayah.
Perbedaan iklim ini dibatasi oleh garis lintang. Seperti gambar di bawah ini, Indonesia berada
di antara 6° LU – 11° LS dan dilalui oleh garis khatulistiwa, maka Indonesia memiliki iklim
tropis. Perhatikan gambar berikut ini:

Keterangan:

1. Daerah beriklim dingin utara terletak diantara 60½° LU – 90° KU (Kutub Utara)
2. Daerah beriklim sedang utara terletak diantara 40° LU – 60½° LU
3. Daerah beriklim subtropis utara terletak diantara 23½° LU – 40° LU
4. Daerah beriklim tropis terletak diantara 23½° LU – 23½° LS (Daerah Khatulistiwa)
5. Daerah beriklim subtropis selatan 23½° LS – 40° LS
6. Daerah beriklim sedang selatan terletak diantara 40° LS – 60½° LS
7. Daerah beriklim dingin selatan terletak diantara 60½° LS – 90° KS (Kutub Selatan)

C. Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia


Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis dengan dua
musim, yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali.
Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:

1. Peredaran semu matahari tahunan

Peredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada bidang ekliptika
dalam jangka waktu satu tahun.[12] Bidang ekliptika adalah lingkaran yang ditempuh oleh
matahari dalam waktu satu tahun. Pergerakan matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang
balik utara 23½° LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang bali selatan
23½° LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak
terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena
proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang
berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi
matahari tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya
matahari. Berikut ini bagan yang menunjukkan pergeseran semu letak terbit/terbenamnya
matahari dalam satu tahun. Perhatikan bagan berikut ini:

2. Terbentuknya angin muson

Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua
besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan
bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan
perbedaan tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin
yang setiap setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim,
yaitu: musim penghujan dan musim kemarau.[13] Di Indonesia terdapat dua angin muson,
yaitu:
a) Angin muson barat

Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat kedudukan semu
matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia
lebih tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini menyebabkan udara di Benua Australia
bertekanan minimum (-) dan di Benua asia bertekanan maksimu (+), sehingga angin yang
bertiup dari Asia menuju ke Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan,
karena angin melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air.[14]
b) Angin muson timur

Angin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat kedudukan semu
matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah (-) dan tekanan
udara di Australia tinggi (+), sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur
melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat
itu mengalami musim kemarau.[15]
D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis
tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan
saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru
dunia.

1. Persebaran flora di Indonesia

Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang
sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara terhadap habitat
tumbuhan di Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi Junghuhn, seorang ahli botani asal
Jerman yang membagi jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat.[16]
2. Persebaran fauna di Indonesia

Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis Kepulauan Indonesia.


Menurut Alfred Russel Wallace, terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi
persebaran fauna di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace. Menurut
klasifikasi ini Indonesia memiliki dua sebaran hewan, yaitu: a) di bagian barat merupakan
daerah dengan jenis hewan berasal dari Benua Asia; dan b) bagian timur adalah daerah dengan
jenis hewan dari Benua Australia. Namun dalam klasifikasi ini dibagi lagi oleh Wallace
menjadi tiga tipe fauna, yaitu: tipe Asiatis, Asiatis-Australis (Peralihan), dan Australis. Pada
perkembangannya Garis Wallace disempurnakan lagi oleh Weber menjadi lebih detil. Ahli
binatang lain ialah Lydekker, yang menentukan batas barat fauna Australia dengan
menggunakan garis kontur kedalaman laut antara 180-200 meter sekitar Paparan Sahul dan
Paparan Sunda.[17]

E. Persebaran Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia


Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil
pelapukan dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam
bahan organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah
mati, baik flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda
mati berupa batuan dan mineral.[18] Berikut ini adalah peta persebaran jenis tanah di
Indonesia:

(Perbedaan warna pada Peta ini hanya menggunakan teknik Photoshop)


Keterangan Warna:

1. Merah: Tanah Vulkanis. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung berapi.
Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis
tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin,
dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah
erosi. Jenis tanah ini sangat subur. Pemanfaatannya biasanya dipergunakan untuk
pertanian dan perkebunan.
2. Biru: Tanah Aluvial. Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur
dan pasir halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah
dan sekungan sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai
kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur haranya
tergantung pada tanah induknya. Pemanfaatannya sebagai pertanian (persawahan)
karena kondisi keasamannya yang sesuai dan letaknya berada di daerah rendah.
3. Merah muda: Tanah Laterit. Tanah ini biasanya berwarna merah atau kekuning-
kuningan. Tanah laterit miskin akan unsur hara sehingga tidak subur. Tanah ini banyak
dijumpai di daerah pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya
telah habis karena adanya erosi (tererosi). Jenis tanah ini tidak boleh dibiarkan begitu
saja, harus segera diadakan penghijauan atau reboisasi, yaitu dengan cara mengusahakan
menanami kembali supaya tanah tersebut dapat subur kembali. Tanah ini dipergunakan
sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).
4. Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini
terbentuk karena pelapukan batuan yang sempurna sehingga sukar ditanami atau
kandungan unsur haranya sangat rendah. Sebagian besar jenis tanah ini tidak bisa
dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang produktif dimanfaatkan untuk tanaman keras,
tegalan, palawija, dan padang rumput.
5. Biru Muda: Tanah Organosol atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan
organik yang terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya
sangat kurang dan proses penghancurannya menjadi tidak sempurna karena kekurangan
unsur hara.[19]
Selain keterangan dan peta di atas, masih banyak lagi jenis tanah yang tersebar di
Indonesia, seperti: Tanah mergel yang tersebar di daerah dataran rendah seperti di Solo,
Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara; Tanah Terasora tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatera; Tanah Humus terdapat di Kalimantan Sumatera,
Sulawesi dan Papua; dan sebagainya. Selengkapnya tentang Persebaran Jenis-Jenis Tanah di
Indonesia Baca Disini
F. Kondisi Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi, kepulauan Indonesia yang merupakan suatu gugusan
yang terpanjang dan terbesar di dunia.[20] Ini terbukti bahwa Indonesia merupakan negara
kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar
dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung Papua).[21] Keanekaragaman
suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan di awal pembahasan ini, bahwa
Indonesia terletak di crossposition (posisi silang). Bukan saja suku-bangsa atau ras yang
beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama), misalnya seperti
Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan Islam. Bahasa juga merupakan
suatu kekayaan bangsa kita, ada bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan bahasa-bahasa
daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya,
bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti
persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar ke arah


barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah timur
menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
2. Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang
Mikopsi di Kepulauan Andaman.
3. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera
Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan
orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
4. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: a) Ras
Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja, dan Dayak; dan b) Ras
Deutro Melayu (Melayu Muda), antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali. Berikut
ini adalah peta persebaran kelompok ras Melayu:
G. Penutup
Dengan mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita dapat
mengetahui bahwa Indonesia memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, baik dari segi
keadaan alamnya, maupun keadaan sosialnya. Kondisi alam Indonesia yang bervariasi
mengakibatkan kondisi penduduk yang bervariasi keadaan sosialnya.

Di mana berbagai varian keadaan sosial juga mengandung potensi konflik yang besar.
Namun, yang patut disyukuri betapa pun majemuknya bangsa Indonesia, kehidupan di
dalamnya tetap bisa berjalan harmonis (Bhineka Tunggal Ika) dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Setelah mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita juga
diharapkan dapat: Menunjukkan pada peta dengan tepat letak Astronomis Indonesia;
Menjelaskan hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia agar dapat
bersikap yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan
(manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; Mendeskripsikan wilayah daratan Indonesia
agar dapat bersikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsanya;
Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan
berlangsungnya musim hujan dan kemarau di wilayah Indonesia sehingga memiliki tindakan
yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat dan didengar; Mengemukakan informasi persebaran flora dan fauna di
Indonesia agar dapat bertindak mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan
(manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan
pemanfaatannya di Indonesia agar dapat bertindak yang selalu berupaya mencegah dan
memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; dan
Menjelaskan budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia agar dapat bersikap saat memberikan
respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku
dan agama.

A. KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA


1. Letak Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia
Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570
km2 dan luas perairan 3.257.483 km2 Berdasarkan posisi geografisnya, negara Indonesia
memiliki batas-batas: Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan. Selatan
: Negara Australia, Samudera Hindia. Barat : Samudera Hindia. Timur : Negara Papua Nugini,
Timor Leste, Samudera Pasifik.

Gambar 1. Letak Indonesia

a. Letak Astronomis
Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis
bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal,
sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub
Selatan. Letak astronomis Indonesia di antara 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT.
Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator, yaitu garis khayal pada
peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equator atau
garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0o.
Berdasarkan letak lintangnya, wilayah Indonesia berada di antara 6oLU – 11oLS. Hal ini
menyebabkan Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri:
1. memiliki curah hujan yang tinggi,
2. memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi,
3. menerima penyinaran matahari sepanjang tahun,
4. banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.
Letak astronomi Indonesia yang berada di antara 95o BT – 141o BT menjadikan Indonesia
memiliki tiga daerah waktu. Hal ini terjadi yaitu:
1. Daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), meliputi seluruh Sumatra, Jawa, Madura,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia
Barat memiliki selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).
2. Daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tengara,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur , Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
Waktu Indonesia Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
3. Daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan
pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam
lebih awal dari GMT.
b. Letak geografis
Letak geografis adalah letak suatu wilayah sesuai dengan kondisi wilayah yang sebenarnya
di permukaan bumi. Biasanya letak geografis dilihat dari permukaan bumi yang ada di
sekitarnya. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua besar, yaitu Benua Asia di
sebelah Barat Laut dan Benua Australia di sebelah Tenggara. Indonesia juga diapit oleh dua
samudra, yaitu Samudra Hindia di sebelah Barat dan Selatan dan Samudra Pasifik di sebelah
Timur Laut. Itulah letak dan posisi Negara kita. Letak negara Indonesia pada posisi silang,
menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang strategis. Dilalui oleh jalur perdagangan
internasional baik melalui laut maupun udara. Keadaan ini tentu saja dapat memberikan
keuntungan bagi negara kita pada masa damai tetapi memiliki posisi yang rawan pada saat
terjadi konflik.
c. Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu wilayah berdasarkan susunan batuan yang ada pada bumi.
Letak geologis wilayah Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Indonesia merupakan bagian dari dua buah rangkaian pegunungan besar di dunia, yaitu
rangkaian Pengunungan Mediteran dan rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik.
2. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng Indonesia – Australia
yang bertumbukan dengan lempeng Asia.
3. Indonesia terletak pada tiga daerah dangkalan, yaitu Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahul
dan Daerah Laut pertengahan Australia Asiatis.
Letak geologis inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia banyak dijumpai gunung berapi,
sehingga banyak wilayah di Indonesia yang kesuburannya cukup tinggi. Namun perlu disadari
pula bahwa letak geologis yang demikian itu menyebabkan wilayah Indonesia rawan dengan
bencana alam seperti gunung meletus dan gempa bumi.

Gambar 2. Letak geologis Indonesia

2. Hubungan Posisi Geografis Dengan Perubahan Musim di Indonesia


Jika dilihat dari letak astronomis, maka wilayah Indonesia terletak pada daerah tropis. Daerah
tropis terletak di antara 00 LU – 23½0 LU dan 00 LS – 23½0 LS. Di daerah tropis, kita hanya
mengenal dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan
terutama terjadi pada waktu bertiup angin muson barat, sedangkan musim kemarau terjadi
ketika bertiup angin muson timur.
Indonesia terletak di wilayah ekuator, berada antara benua Asia dan Australia, serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra India. Besar kecil tekanan udara sangat dipengaruhi oleh posisi
matahari terhadap bumi. Pada tanggal 22 Juni posisi matahari beredar di 23½° LU. Pada
tanggal 23 September, posisi matahari beredar di atas katulistiwa. Pada tanggal 22 Desember
posisi matahari beredar di 23½° LS. Pada tanggal 21 Maret posisi matahari beredar di
katulistiwa.

Gambar 3.Gerak semu matahari

Perubahan letak terbitnya matahari berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari pada
wilayah yang berkaitan langsung dengan tempat lintasan peredaran semu matahari tersebut.
Salah satu akibat dari peredaran semu tahunan matahari adalah terjadinya perubahan gerakan
angin yang dikenal dengan nama angin muson. Angin muson adalah angin yang bertiup setiap
6 bulan sekali dan selalu berganti arah. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:
a. Angin muson barat
Bertiup setiap bulan Oktober sampai Maret, saat kedudukan semu matahari di belahan bumi
selatan. Hal ini menyebabkan tekanan udara maksimum di Asia dan tekanan udara minimum
di Australia, maka bertiuplah angin dari Asia ke Australia (tekanan tinggi ke rendah). Karena
angin melalui Samudra Hindia, maka angin tersebut mengandung uap air yang banyak,
sehingga pada bulan Oktober sampai Maret di Indonesia terjadi musim penghujan.
b. Angin muson timur
Bertiup mulai bulan April sampai September, di mana kedudukan semu matahari di belahan
bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah dan tekanan udara di Australia tinggi,
sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin tersebut melewati gurun yang luas di
Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim
kemarau.
Gambar 4. Angin muson barat dan angin muson timur

3. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia


Jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia sangat terkait dengan sejarah terbentuknya
daratan di Indonesia yang berawal pada zaman es. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian
Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan
Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia.
Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan
selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat
seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan
flora di Benua Asia.
Begitu pula dengan flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-
pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua
Australia. Jadi, Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari
Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut
naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia,
kemudian Kalimantan dan terakhir Sumatera.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai
penyebaran hewan bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai
dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu, garis batasnya dinamakan
garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari
Asia ke Indonesia.
Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan
penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan
dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.
Sedangkan daerah di antara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut
daerah Peralihan.
a. Flora di Indonesia
1. Flora di Indonesia Bagian Barat
Flora di wilayah Indonesia bagian Barat didominasi oleh vegetasi hutan hujan tropis yang
selalu basah. Hal ini dikarenakan pada kawasan ini mempunyai curah hujan dan kelembapan
yang cukup tinggi. Jenis-jenis flora di kawasan ini memiliki kesamaan ciri dengan flora di
Benua Asia pada umumnya. Adapun flora tipe Asia (Asiatis) memiliki ciri-ciri, berikut ini.
1) Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu yang berharga, misalnya jati, meranti, kruing,
mahoni, dan sejenisnya.
2) Selalu hijau sepanjang tahun.
3) Bersifat heterogen.
Selain itu, di wilayah Indonesia bagian Barat juga terdapat tumbuhan endemik (hanya ada
di daerah tersebut), yaitu Raflesia arnoldi di Sumatra. Wilayah Indonesia bagian Barat juga
banyak dijumpai kawasan hutan mangrove (hutan bakau), antara lain di pantai Timur Sumatra,
pantai Barat dan Selatan Kalimantan, serta pantai Barat dan Utara Jawa.
2. Flora di Indonesia Bagian Tengah
Daerah peralihan meliputi wilayah Pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya serta
Kepulauan Nusa Tenggara. Di kawasan ini tidak kita jumpai adanya hutan yang lebat. Jenis
hutan yang ada hanyalah hutan semusim atau hutan homogen yang tidak begitu lebat, bahkan
di kawasan Nusa Tenggara kita hanya akan menjumpai adanya sabana dan stepa. Sabana
adalah padang rumput yang luas dengan tumbuhan kayu di sana-sini, sedangkan stepa adalah
tanah kering yang hanya ditumbuhi semak belukar. Kondisi ini terjadi karena di wilayah Nusa
Tenggara memiliki curah hujan yang relatif lebih sedikit bila dibandingkan pulau-pulau lain di
Indonesia. Jenis tumbuhan yang mendominasi di wilayah Indonesi bagian tengah, antara lain,
jenis palma, cemara, dan pinus.
3. Flora di Indonesia Bagian Timur
Flora di wilayah Indonesia bagian Timur didominasi oleh hutan hujan tropis. Akan tetapi,
jenis tumbuhannya berbeda dengan jenis tumbuhan di wilayah Indonesia bagian Barat.
Jenis flora di wilayah hutan hujan tropis bagian Timur memiliki kesamaan dengan flora di
kawasan Benua Australia, sehingga jenis floranya bersifat Australis. Salah satu flora ciri khas
di kawasan Indonesia Timur adalah anggrek.
b. Dunia Hewan (Fauna) di Indonesia
Keanekaragaman fauna di Indonesia secara langsung atau tidaklangsung dipengaruhi oleh
keadaan floranya. Luasnya wilayah dan sejarah geologi yang panjang menempatkan Indonesia
sebagai negara yang memiliki kekayaan fauna yang patut dibanggakan. Berdasarkan penelitian,
17% jenis burung dunia, 16% jenis reptil dunia, dan 12% jenis mamalia dunia dapat dijumpai
di Indonesia. Angka-angka tersebut belum termasuk fauna endemik, diperkirakan 200 dari 515
jenis mamalia di Indonesia adalah jenis mamalia endemik, demikian pula 430 dari 1.519 jenis
burung yang ada. Kepulauan Indonesia memiliki sejarah geologis yang menarik. Hal ini
berpengaruh terhadap persebaran faunanya. Laut yang memisahkan antarpulau membatasi
hubungan antarfauna sejenis, sehingga mereka secara berangsur-angsur berkembang dengan
cara mereka masing-masing sesuai dengan adaptasi mereka terhadap lingkungan setempat. Hal
inilah salah satu faktor yang memunculkan keanekaragaman fauna di Indonesia. Secara garis
besar, per sebaran fauna di Indonesia dapat dibedakan menjadi fauna Indonesia bagian Barat,
fauna Indonesia bagian tengah, dan fauna Indonesia bagian Timur.
1. Fauna Indonesia Bagian Barat
Fauna Indonesia bagian Barat adalah fauna-fauna yang terdapat di Pulau Sumatra,
Kalimantan, Jawa, dan pulau- pulau kecil di sekitarnya. Dahulu pulau-pulau tersebut
merupakan satu daratan dengan Semenanjung Malaka (Benua Asia), sehingga flora dan
faunanya dapat berkembang dan berpencar secara bebas. Ketika Sumatera, Kalimantan, dan
Jawa terpisah dari Benua Asia, maka masing-masing daerah tersebut membawa perwakilan
jenis flora dan fauna yang sama. Oleh karena itu, jenis fauna di wilayah Indonesia bagianBarat
disebut juga dengan jenis fauna Asiatis. Beberapa ciri fauna Asiatis, antara lain, banyak
dijumpai mamalia ukuran besar, berbagai jenis kera dan jenis ikan air tawar, akan tetapi sedikit
jenis burung berwarna. Beberapa jenis fauna endemik di wilayah Indonesia bagian Barat,
antara lain, badak bercula satu, burung merak, jalak bali, dan orang utan, tapir dan babon
2. Fauna Indonesia Bagian Tengah
Jenis fauna Indonesia tengah terdapat di Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan
beberapa pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia bagian tengah ini merupakan fauna peralihan,
karena mempunyai ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan fauna Indonesia bagian Barat
ataupun fauna Indonesia bagian Timur. Perbedaan karakteristik fauna antara Indonesia bagian
Barat dengan Indonesia bagian tengah dibatasi dengan garis khayal yang dikenal dengan
sebutan Garis Wallacea. Hewan khas yang terdapat di wilayahIndonesia bagian tengah, antara
lain, burung maleo, anoa, komodo, dan babirusa.
3. Fauna Indonesia bagian Timur
Fauna Indonesia Bagian Timur adalah jenis fauna yang terdapat di Pulau Papua, Kepulauan
Aru, danbeberapa pulau kecil di sekitarnya. Dahulu pulau-pulau tersebut merupakan satu
kesatuan dengan Benua Australia sehingga flora dan faunanya dapat berkembang dan
berpencar secara bebas. Ketika Papua dan beberapa pulau lainnya terpisah dariBenua Australia,
maka daerah-daerah tersebut membawa perwakilan jenis flora dan fauna yang sama.
Olehkarena itu, jenis fauna di wilayah Indonesia bagian Timur disebut juga dengan jenis fauna
Australis.
Karakteristik fauna di wilayah Indonesia Timur berbeda dengan karakteristik fauna di
Indonesia bagian tengah. Perbedaan wilayah ini dibatasi oleh garis khayal yang dikenal dengan
sebutan garis Webber. Beberapa ciri fauna Australis, antara lain, memiliki jenis mamalia
berukuran kecil, hanya memiliki satu jenis kera, terdapat jenis hewan berkantung, banyak
terdapat jenis burung berbulu indah, akan tetapi sedikit jenis ikan air tawar. Beberapa jenis
fauna endemik di wilayah Indonesia bagian Timur, antara lain, burung cendrawasih, dan
burung kasuari. Pembagian wilayah flora dan fauna oleh garis Wallacea dan Webber tersebut
didasarkan pada kesamaan sifat makhluk hidup dan sejarah geologi yang memengaruhi
persebarannya. Apabila dipetakan, maka lintasan garis Wallacea dan Webber akan tampak
seperti berikut ini.
Gambar 6. Garis Wallacea dan Garis Weber

4. Persebaran Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia


Perbedaan kondisi tanah disebabkan karena susunan mineral di dalamnya yang berbeda-beda.
Karena tanah berasal dari hasil pelapukan batuan induk (anorganik) yang terbentuk dari bahan-
bahan organik tumbuhan dan hewan yang telah membusuk. Jenis-jenis tanah di Indonesia
antara lain:

a. Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahanorganik yang selalu tergenang air
(rawa) dan kekurangan unsur hara, sirkulasi udara tidak lancar, proses penghancuran tidak
sempurna, kurang baik untuk pertanian. Banyak terdapat di Kalimantan, Sumatra Timur, dan
Papua.
b. Tanah mergel adalah tanah campuran dari batuan kapur, pasir, dan tanah liat yang
dikarenakan hujan yang tidak merata. Banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran
rendah seperti di Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.

c. Tanah kapur (renzina) adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk kapur yang
mengalami laterisasi lemah. Banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Sumatra.

d. Tanah endapan atau tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk karena pengendapan
batuan induk dan telah mengalami proses pelarutan air. Jenis tanah ini merupakan tanah subur
dan banyak terdapat di Jawa bagian utara, Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian barat dan
selatan.
e. Tanah terrarosa adalah tanah hasil pelapukan batuan kapur. Jenis tanah ini banyak terdapat
di daerah dolina dan merupakan daerah pertanian yang subur. Daerah persebarannya meliputi
Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
f.. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuhan(bahan organik), berwarna hitam
sangat subur, cocok untuk pertanian. Banyak terdapat di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan
Papua.
g. Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan
gunung berapi. Jenis tanah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian. Jenis tanah ini banyak
terdapat di daerah Jawa, Sumatra, Bali, Lombok, Halmahera, dan Sulawesi.
h. Tanah padzol adalah tanah yang terjadi karena temperaturdan curah hujan yang tinggi,
sifatnya mudah basah, dan subur jika terkena air. Jenis tanah ini berwarna kuning keab abuan
dan cocok untuk perkebunan. Banyak terdapat di pegunungan tinggi.
i. Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk karenatemperatur dan curah hujan yang tinggi.
Namun jenis tanah ini kurang subur dan banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan
Kalimantan Barat.
j. Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen dan tidak berstruktur.
Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung bahan organik. Banyak
terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.

B. KONDISI PENDUDUK INDONESIA

Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari
beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatra Utara) sampai Merauke
(ujung Papua).
1. Pembagian Ras Penduduk Indonesia
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi 4 (empat)
kelompok ras, yaitu:
a. Kelompok ras Papua Melanezoid, terdapat di Papua/Irian, Pulau Aru, Pulau Kai.
b. Kelompok ras Negroid, antara lain orang Semang di semenanjung Malaka, orang Mikopsi
di Kepulauan Andaman.
c. Kelompok ras Weddoid , antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatra
Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang
Mentawai di Kepulauan Mentawai.
d. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi 2(dua) golongan.
1) Ras Proto Melayu (Melayu Tua) antara lain Suku Batak, Suku Toraja, Suku Dayak.
2) Ras Deutro Melayu (Melayu Muda) antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, Bali.
Di samping kelompok ras di atas, masyarakat Indonesia juga terdiri dari kelompok warga
keturunan Cina (ras Mongoloid), warga keturunan Arab, Pakistan, India, ras Kaukasoid, dan
sebagainya yang hidup berdampingan membaur menjadi satu warga negara Indonesia.
Masyarakat Indonesia tidak mengenal superioritas suatu ras dan tidak menganut paham
rasialisme. Salah satu perekat suku bangsa yang berbeda-beda di Indonesia adalah bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yangtermasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
2. Keanekaragaman Suku Bangsa
Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri atas beberapa suku bangsa (etnis) yang masing-
masing memiliki bahasa dan adat istiadat serta budaya yang berbeda. Menurut hasil penelitian
Hilderd Geertz, Indonesia terdiri dari 300 etnis yang berbeda-beda. Adapun menurut penelitian
MA Jaspan, masyarakat Indonesia terdiri atas 366 etnis dengan kriteria pada bahasa daerah,
kebudayaan serta susunan masyarakatnya. Lain lagi menurut penelitian Van Vollenhoven yang
menyatakan bahwa masyarakat Indonesia terbagi menjadi 19 lingkaran hukum adat dengan
berbagai suku Lalu apakah yang dimaksud etnik itu? Apa pula bedanya dengan ras?
Robertson pada tahun 1977 mengemukakan pendapatnya bahwa kelompok etnik adalah
sejumlah besar orang yang memandang diri dan dipandang oleh kelompok lain memiliki
kesatuan bangsa (etnis) yang ada di dalamnya. budaya yang berbeda. Hal ini terjadi sebagai
akibat dari sifat-sifat budaya bersama dan interaksi timbal balik yang terus menerus. Jika
istilah ras berkaitan dengan ciri-ciri fisik tubuh, etnisitas lebih berkaitan dengan karakteristik
budaya suatu kelompok tertentu. Karakterisrik budaya ini dibentuk dan dihasilkan oleh
perbedaan bahasa, agama, suku bangsa, kedaerahan, dan tempat lahir. Hal yang membedakan
antara etnis yang satu dengan yang lainnya adalah perbedaan bahasa (bahasa daerah) dan adat
istiadat. Perbedaan adat istiadat menunjukkan perbedaan kebudayaan yang nampak dari pola
perilaku atau gaya hidup. Pola perilaku orang Batak yang suka bicara terus terang, sehingga
terkesan tegas dan keras sangat berbeda dengan pola perilaku orang Jawa Tengah (khususnya
Solo dan Jogja) yang suka berbicara hati-hati penuh dengan sindiran secara halus sehingga
berkesan kurang tegas. Secara rinci dapat kita uraikan tentang perbedaan antara etnis yang satu
dan lainya, dalam hal:
a. Perbedaan bahasa daerah.
b. Perbedaan tata susunan kekerabatan, misalnya ada yang menganut patrilineal, matriliniel,
dan parental.
c. Perbedaan adat istiadat, misalnya dalam upacara perkawinan, upacara adat, hukum adat,
dan lain-lain.
d. Perbedaan sistem mata pencaharian.
e. Perbedaan teknologi, misalnya bentuk arsitektur rumah/bangunan adat, peralatan kerja
tradisional.
f. Perbedaan kesenian daerah.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan bahasa dan adat istiadat adalah:
a. Keadaan dan letak geografis yang berbeda.
b. Pemukiman penduduk yang terpisah-pisah di pulau-pulau terpencil yang menghambat
kontak dengan daerah lain.
c. Latar belakang sejarah yang berbeda.
d. Lingkaran hukum adat dan kemasyarakatan yang berlainan.
B. KEADAAN SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA

Keadaan sosial budaya di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi bebera macam,


sebagaimana yang akan kita kaji satu-persatu di bawah ini.

1. Suku Bangsa
Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh
kesadaran dan jati diri mereka akan kesatuan dari kebudayaan mereka yang tidak ditentukan
oleh orang yang berada di luar sistem kebudayaan mereka.

Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan keturunan. Secara etimologis,
sebagian besar suku bangsa di Indonesia berasal dari keturunan rumpun bangsa Mongoloid.

Mereka pada umumnya tersebar di wilayah Indonesia bagian Barat. Sebagian lagi, terutama
yang tinggal di wilayah Indonesia bagian Timur, merupakan keturunan Melanesia dan Negroid.
Wilayah Indonesia yang sangat luas dengan kondisi alam yang beraneka ragam menghasilkan
suatu pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam pula. Kebiasaan masyarakat yang
tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan setempat.

Hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam suku bangsa dengan
berbagai adat dan budayanya yang unik.
Tercatat tidak kurang dari 250 suku bangsa yang telah dapat diidentifikasi di Indonesia.
Beberapa suku bangsa memiliki jumlah penduduk yang besar, di antaranya adalah suku Jawa
(45% jumlah penduduk Indonesia), Sunda (14% jumlah penduduk Indonesia), Madura (8%),
dan Batak (7%).
Keanekaragaman suku bangsa tersebut melahirkan keanekaragaman budaya. Berbagai
peninggalan budaya yang terkenal antara lain, berbagai bentuk candi, pakaian tradisional,
tarian, wayang, kesusastraan, upacara adat, dan berbagai seni pertunjukan lainnya.

Gambar: Pemukiman suku baduy

2. Penduduk
Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia.
Jumlah penduduk Indonesia adalah 205,8 juta jiwa (BPS, 2005).
Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, Indonesia menempati urutan keempat dunia setelah
Amerika Serikat, urutan ketiga di Asia setelah India dan merupakan negara dengan jumlah
penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan dari data-data kependudukan yang ada persebaran penduduk di beberapa
wilayah di Indonesia masih belum merata.
Sekitar 60% penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Ketidakmerataan
penduduk di Indonesia menyebabkan pula ketidakseimbangan daya dukung wilayah antara
Pulau Jawa dengan di luar Pulau Jawa.

Kondisi demikian, merupakan suatu masalah bagi pemerintah terkait dalam upaya
pemerataan pembangunan maupun dalam hubungannya dengan pertahanan dan keamanan.
Hal ini perlu mendapat perhatian dan upaya penanganan dari pemerintah mengingat
penduduk merupakan salah satu unsur penting yang dapat menunjang perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.

3. Bahasa
Bahasa resmi yang digunakan di Indonesia adalah bahasaIndonesia. Bahasa Indonesia
termasuk dalam rumpun bahasa Melayu yang berkembang di beberapa negara di wilayah Asia
Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Selain bahasa Indonesia, terdapat sekitar 300 bahasa daerah dengan dialek bahasa dan jenis
aksaranya masing-masing.

Beberapa bahasa daerah yang berkembang, antara lain, bahasa Jawa (memiliki lebih dari 80
juta penutur dengan dialek daerah yang berbeda-beda) yang digunakan di Jawa Tengah, DIY,
dan Jawa Timur.

Selain itu terdapat juga bahasa dan dialek Sunda di Jawa Barat. Di Sumatra berkembang
bahasa dan dialek Aceh, Batak, dan Minangkabau. Di Kalimantan berkembang bahasa Melayu
dengan dialek Iban, Kahayan, dan berbagai dialek daerah lainnya.

Di Bali dan Nusa Tenggara berkembang bahasa dan dialek Bali, Sasak, dan Sumbawa. Di
Sulawesi dan Minahasa berkembang bahasa dan dialek Toraja, Bugis, dan Makassar.

Adapun di Papua berkembang bahasa dan dialek Papua. Selain perkembangan bahasa dan
dialek daerah tersebut, terdapat juga aksara-aksara lama selaku aksara daerah yang digunakan
dalam penulisan hasil-hasil kesusastraan masa lampau.

Bentuk-bentuk aksara tersebut, di antaranya aksara Jawa, aksara Bali, aksara Batak, dan
aksara Bugis.

4. Agama
Kepercayaan asli nenek moyang Indonesia adalah animisme dan dinamisme. Animisme
adalah kepercayaan terhadap roh yang menempati bendabenda tertentu.

Adapun dinamisme adalah kepercayaan bahwa benda-benda tertentu mempunyai kekuatan.


Kepercayaan ini sudah ada jauh sebelum kedatangan ajaran agama di Indonesia.

Agama yang terbesar jumlah penganutnya di Indonesia adalah agama Islam, > 85%
penduduknya memeluk agama ini.

Agama lain yang berkembang adalah agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu
Cu. Selain itu terdapat berbagai jenis aliran kepercayaan kepada Tuhan yang berkembang di
masyarakat.

Selain perkembangan bahasa dan dialek daerah tersebut, terdapat juga aksara-aksara lama
selaku aksara daerah yang digunakan dalam penulisan hasil-hasil kesusastraan masa lampau.
Bentuk-bentuk aksara tersebut, di antaranya aksara Jawa, aksara Bali, aksara Batak, dan aksara
Bugis.

5. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator penunjang naiknya tingkat kualitas penduduk.
Pada tahun ajaran 2000, tidak kurang dari 28,7 juta anak Indonesia terdaftar sebagai siswa
sekolah dasar.
Pemerintah mengadakan program wajib belajar 6 tahun bagi warga negaranya. Kondisi ini
kemudian semakin berkembang dengan digalakkannya program pendidikan dasar hingga 9
tahun yang meliputi pendidikan sekolah dasar (6 tahun) dan sekolah menengah pertama (3
tahun). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas penduduk Indonesia.
(sumber kedua)
(dikutip dari https://abelpetrus.wordpress.com/geography/indonesia-dalam-
keragaman-sosial-dan-budaya/)

1. Pengertian Budaya

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memiliki kemampuan berpikir,
perasaan, dan keterampilan. Dengan kemampuan ini, manusia dapat menentukan sendiri cara
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengubah lingkungannya. Sebagai contoh,
manusia membuat tempat tinggal atau membuat senjata untuk mempertahankan diri. Manusia
juga membuat serangkaian aturan dan norma-norma untuk bergaul dan mengatur
kelompoknya. Dengan demikian, manusia menghasilkan berbagai macam norma, aturan,
benda, lembaga, atau hal-hal lain untuk mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhannya.
Karya-karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup
disebut hasil budaya.

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta, Budhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan
adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Kebudayaan
ada dua macam, yaitu kebudayaan jasmani dan kebudayaan rohani. Kebudayaan jasmani
adalah kebudayaan yang dapat dirasakan, diraba, dan dilihat secara nyata. Contohnya alat-alat
tradisional, pakaian adat, kesenian, adat istiadat, arsitektur bangunan, dan lainnya. Kebudayaan
rohani adalah kebudayaan yang hanya dapat dirasakan, namun tidak dapat dilihat atau diraba.
Contohnya, kepercayaan dan ideologi.
2. Keragaman Suku Bangsa

Sumber Gambar: Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Kurikulum 2013, Hal 137.

Dua orang yang terdapat pada gambar berasal dari suku yang berbeda. Gambar pertama
menunjukkan orang dari suku Jawa. Gambar kedua menunjukkan orang dari suku Dayak.
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan suku? Suku adalah suatu kesatuan masyarakat atas
dasar kesamaan bahasa, budaya, dan tempat tinggal. Misalnya suku Dayak, mereka tinggal di
Pulau Kalimantan, mereka memiliki bahasa dan beradat istiadat Dayak. Demikian pula suku
Jawa, mereka tinggal di Pulau Jawa, mereka berbahasa dan beradat istiadat Jawa.

Daerah asal suku-suku di Indonesia tersebar di berbagai daerah. Setiap suku memiliki
kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Kebiasaan hidup ini menjadi budaya dan ciri khas suku
masing-masing hingga membentuk suatu keragaman budaya. Agar kamu mendapat gambaran
tentang persebaran suku bangsa di Indonesia, simaklah video berikut ini. Amati nama suku
bangsa dan daerah asalnya!

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk. Kemajemukan


bangsa Indonesia dapat dilihat dari keragaman suku bangsa yang ada. Setiap suku bangsa di
Indonesia memiliki corak kehidupan yang berbeda, memiliki norma yang menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini tercermin dari semboyan: “BHINNEKA TUNGGAL
IKA”.

3. Keragaman Agama

Indonesia merupakan negara berketuhanan yang menjunjung tinggi kebebasan


beragama. Ketentuan ini ditegaskan dalam Pancasila sila pertama, yaitu “Ketuhanan Yang
Maha Esa” dan Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 ayat (2), yaitu: “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Saat ini terdapat enam agama resmi (yang diakui
secara hukum) di Indonesia, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha,
dan Kong Hu Chu.

Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah
pemeluk Islam, 6,96% Kristen Protestan, 2,9% Kristen Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha,
0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.
Berikut ini adalah peta persebaran agama-agama di Indonesia:
Sumber gambar: “Agama di Indonesia” dalam Wikipedia

COBALAH KAMU TULIS KEMBALI APA YANG


KAMU PAHAMI SECARA RINGKAS MENGENAI
MATERI YANG DIPAPARKAN DIATAS !

JAWAB :

4. Keragaman Sistem Kekerabatan


Kekerabatan berasal dari kata kerabat yang artinya masih memiliki hubungan darah
atau kekeluargaan (pertalian keluarga). Kerabat meliputi ayah, ibu, anak-anak, menantu, cucu,
kakak, paman, bibi, kakek, nenek, sepupu, cicit atau buyut. Seseorang yang telah menjalani
perkawinan berarti menggabungkan dua kelompok kerabat menjadi satu. Jadi, Kekerabatan
merupakan hubungan kekeluargaan seseorang dengan orang lain yang mempunyai hubungan
darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga. Apakah yang dimaksud dengan sistem
kekerabatan? Kekerabatan adalah sistem budaya dalam peranannya di keluarga yang diakui
dan memiliki hubungan dalam menentukan kewajiban, hak, dan batas-batas interaksi antara
anggota kelompok yang diakuinya. Sistem kekerabatan dapat diukur berdasarkan pengakuan
dalam keluarga inti yang memiliki hubungan kesukuan atau antar suku, akan tetapi lebih
banyak diakui berdasarkan keluarga inti yang berasal dari satu suku. Jadi, sistem kekerabatan
berhubungan dengan penegasan kelompok.

4.a. Sistem Kekerabatan Patrilineal

Sistem kekerabatan ini mengutamakan hubungan kerabat melalui garis keturunan laki-
laki, contohnya perempuan jika setelah menikah diharuskan tinggal dilingkungan rumah laki-
laki (suami) berarti keluarga tersebut menerapkan sistem kekerabatan patrilineal. Dengan cara
tinggal di lingkungan keluarga laki-laki, seorang menantu perempuan akan memiliki hubungan
yang dekat dengan keluarga laki-laki (suami). Sistem kekerabatan patrilineal masih dijumpai
dalam kehidupan keluarga di Bali dan Jawa. Berikut ini adalah garis keturunan dalam Sistem
Kekerabatan Patrilineal:

4.b. Sistem Kekerabatan Matrilineal

Sistem kekerabatan ini mengutamakan hubungan kerabat melalui garis keturunan


perempuan, misalnya yang terdapat pada masyarakat suku Minangkabau, yaitu yang
mengharuskan laki-laki (suami) tinggal dilingkungan perempuan (istri). Berikut ini adalah
garis keturunan dalam Sistem Kekerabatan Matrilineal:
4.c. Sistem Kekerabatan Parental (Bilateral)

Sejalan perkembangan zaman sistem kekerabatan patrilineal dan matrilineal mulai


melebur menjadi sistem kekerabatan parental (bilateral). Sistem kekerabatan bilateral
menghitung hubungan kekeluargaan dari pihak laki-laki dan perempuan. Sistem ini dianggap
lebih adil karena anak yang sudah menikah dapat menentukan kelanjutan hidup secara mandiri.
Anak tidak diharuskan tinggal di lingkungan keluarga laki-laki maupun perempuan. Selain itu,
sistem kekerabatan parental (bilateral) membagi hak kewajiban antara laki-laki dan perempuan
secara adil. Berikut ini adalah garis keturunan dalam Sistem Kekerabatan Parental (Bilateral):
5. Keragaman Bahasa

Suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa daerah yang digunakan untuk


berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa daerah yang memiliki bahasa
daerah sama seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun bahasanya sama, kadang dialek
atau logat yang digunakan dapat berbeda dialek atau logat adalah cara pengucapan suatu
bahasa. Berikut ini beberapa bahasa daerah suku bangsa di Indonesia:

Meskipun di Indonesia terdapat banyak bahasa daerah, tiap-tiap daerah tidak


mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi. Suku bangsa satu dapat berinteraksi dengan
suku bangsa lain karena keberadaan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Penggunaan
bahasa Indonesia menghindarkan masyarakat dari kesalahpahaman akibat perbedaan bahasa.

6. Permainan Tradisional dan Perubahan Sosial

Permainan tradisional merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Dahulu


permainan tradisional biasanya dilakukan di luar ruangan, ketika malam bulan purnama
sehingga suasana menjadi meriah. Permainan tradisional tidak hanya berupa alat, tetapi dapat
berupa gerakan mengikuti peraturan tertentu. Namun cukup disayangkan, sebab permainan
tradisonal tersebut kini telah tergantikan dengan permainan modern. Perubahan sosial yang
terjadi dalam permainan anak jaman sekarang lebih mengarah kepada hal yang bersifat negatif
sangat mempengaruhi kepribadian anak-anak, terutama mengubah mereka menjadi anak yang
individualistis dan instan. Selain membawa dampak kepada kepribadiannya, juga membawa
dampak kepada kemampuan belajarnya, seperti pada video berikut ini:

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keragaman Sosial Budaya

Kepulauan Indonesia yang merupakan suatu gugusan yang terpanjang dan tersebar di
dunia, menurut para ahli ilmu geologi, mendapat bentuknya kira-kira seperti apa yang kita
kenal sekarang ini, pada akhir Zaman Es terakhir Zaman Glacial Wurm. Pada Zaman Es itu,
yang katanya berlangsung kira-kira setengah juta tahun yang lalu, daerah es di kutub utara dan
selatan jauh lebih luas daripada sekarang, sehingga permukaan laut karena banyak air terbeku
menjadi es, juga jauh lebih rendah daripada sekarang. Di daerah yang sekarang merupakan
kepulauan antara benua Asia dan Australia, pada masa itu tampak dua dataran yang amat luas
yang di atasnya berbagai darat pegunungan yang melanjutkan diri dari pegunungan Himalaya
ke arah tenggara, kemudian membelok ke timur. Berikut ini adalah video “Proses
Terbentuknya Benua dan Samudera”:

7.a. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Poses migrasi nenek moyang bangsa Indonesia menyebabkan masyarakat di Indonesia


mengenal kebudayaan dan teknologi baru yang berasal dari Asia. Contoh kebudayaan tersebut
adalah pengetahuan menanam padi. Sementara itu, teknologi baru yang berkembang di
Indonesia adalah kemampuan menghasilkan barang-barang dari perunggu. Teknologi
perunggu berasal dari wilayah Mesopotamia yang terletak di Asia Barat. Teknologi perunggu
masuk di wilayah Indonesia melalui Lembah Dongson di Vietnam Utara. Berikut ini adalah
peta persebaran nenek moyang Indonesia yang didasari pada pembentukan benua:

Berikut ini adalah video asal-usul persebaran nenek moyang bangsa Indonesia:

Nenek moyang bangsa Indonesia berdasarkan ciri-ciri fisiknya dapat dibedakan


menjadi 4 (empat) kelompok ras, yaitu:

1. Kelompok ras Papua Melanezoid, terdapat di Papua, Pulau Aru, Pulau Kai.
2. Kelompok ras Negroid, antara lain orang Semang di Semenanjung Malaka, orang
Mikopsi di Kepulauan Andaman.
3. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera
Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano,
dan orang Mentawai di Kepualauan Menatawai.
4. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu:

 Ras Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja dan Dayak.
 Ras Deutro Melayu (Melayu Muda) antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, Bali.

7.b. Kondisi Alam Indonesia

1. Letak Geografis

Keragaman sosial dan budaya Indonesia tentu dipengaruhi oleh letak geografis
Indonesia, yaitu yang terletak diantara dua benua dan dua samudera atau yang lebih sering
disebut cross position (posisi silang), seperti pada gambar berikut ini:

Letak geografis ini sangat strategis untuk negara Indonesia, sebab tidak hanya kondisi
alam yang mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan
samudera ini berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan
asing, yakni dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-
bangsa yang kita miliki.

2. Kondisi Kepulauan Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 13.466 pulau. Penduduk di setiap pulau mengembangkan kebudayaan masing-
masing dengan aneka corak dan ragam.

3. Relief (Topografis)/Geomorfologis
Keanekaragaman di Indonesia juga dipengaruhi oleh topografi (geomorfologi), seperti daerah
pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Penduduk akan beradaptasi dengan kondisi
lingkungan tempat tinggalnya.

Penutup

Indonesia memiliki kekayaan berupa keragaman budaya dan suku. Keragaman budaya
merupakan aset bangsa yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui berbagai aktivitas ekonomi, sosial, budaya. Sebagai penduduk Indonesia,
kamu harus bangga dengan kekayaan bangsa kita dengan menghargai situs-situs peninggalan
budaya bangsa.
3. Kondisi ekonomi Indonesia

(sumber utama)
(dikutip dari https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/item177?)

Ekonomi Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi; potensi yang mulai
diperhatikan dunia internasional. Indonesia - ekonomi terbesar di Asia Tenggara - memiliki
sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam posisi yang bagus untuk
mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir ada
dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk mengekang ketergantungan Indonesia pada ekspor
komoditas (mentah), sekaligus meningkatkan peran industri manufaktur dalam perekonomian.
Pembangunan infrastruktur juga merupakan tujuan utama pemerintah, dan yang perlu
menyebabkan efek multiplier dalam perekonomian.
Sebelumnya, Indonesia sering disebutkan sebagai kandidat yang tepat untuk dimasukkan ke
dalam kelompok negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China). Kelompok lain yang sering
disebutkan sebelumnya - yang tergabung dalam akronim CIVETS (yaitu Colombia, Indonesia,
Vietnam, Mesir, Turki dan Afrika Selatan) - juga mendapat perhatian karena anggotanya
memiliki sistem keuangan yang cukup canggih dan populasi yang tumbuh cepat. Beberapa
tahun yang lalu produk domestik bruto (PDB) dari CIVETS itu diperkirakan berkontribusi
sekitar setengah dari ekonomi global pada 2020. Namun, karena perlambatan ekonomi global
yang berkepanjangan setelah tahun 2011 kita jarang mendengar istilah BRIC dan CIVETS lagi.
Contoh lain yang menggambarkan pengakuan internasional akan pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang kuat adalah kenaikan peringkat dari lembaga pemeringkat kredit internasional
seperti Fitch Ratings, Moody's dan Standard & Poor's. Pertumbuhan ekonomi yang tangguh,
utang pemerintah yang rendah dan manajemen fiskal yang bijaksana dijadikan alasan untuk
kenaikan penilaian tersebut. Hal itu juga merupakan kunci dalam masuknya arus modal
keuangan yang berupa dana asing ke Indonesia: baik aliran portofolio maupun investasi asing
langsung (foreign direct investment, FDI) yang meningkat secara signifikan. Arus masuk FDI
ini, yang sebelumnya relatif lemah selama satu dasawarsa setelah Krisis Keuangan Asia,
menunjukkan peningkatan tajam setelah krisis keuangan global pada 2008-2009 (namun
derasnya FDI melemah kembali setelah tahun 2014 waktu Indonesia mengalami perlambatan
ekonomi yang berkepanjangan di antara tahun 2011 dan 2015).
Meski pemerintah Indonesia ingin mengurangi ketergantungan tradisional pada ekspor
komoditas mentah dan meningkatkan peran industri manufaktur (misalnya melalui Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara), itu adalah jalan
yang sulit terutama karena sektor swasta masih tetap ragu-ragu untuk berinvestasi.. Tetapi
transformasi ini penting karena penurunan harga komoditas setelah tahun 2011 (yang sebagian
besar disebabkan melemahnya pertumbuhan ekonomi Cina) telah berdampak drastis pada
Indonesia. Kinerja ekspor Indonesia melemah signifikan, menyiratkan penerimaan devisa yang
lebih sedikit dan daya beli masyarakat jadi berkurang, sehingga menyebabkan perlambatan
ekonomi.
Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo (yang dilantik sebagai presiden
Indonesia yang ketujuh pada bulan Oktober 2014) telah menerapkan beberapa reformasi
struktural yang bertujuan pertumbuhan ekonomi jangka panjang tetapi menyebabkan rasa sakit
jangka pendek. Misalnya, sebagian besar subsidi bahan bakar minyak (BBM) telah berhasil
diberhentikan, prestasi yang luar biasa (karena sebelumnya pemotongan subsidi BBM itu selalu
menyebabkan kemarahan besar dalam masyarakat) dibantu oleh harga minyak mentah rendah
dunia. Selain itu, pemerintah menempatkan prioritas tinggi pada pembangunan infrastruktur
(dibuktikan dengan anggaran infrastruktur pemerintah yang meningkat tajam) dan investasi
(dibuktikan dengan program-program deregulasi yang dirilis dan insentif fiskal yang
ditawarkan kepada para investor).
Kembali ke dasar-dasarnya: apa yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi makro Indonesia
yang kuat?
• Sumber daya alam/komoditas yang beragam dan melimpah
• Populasi generasi muda, berjumlah banyak dan sedang berkembang
• Stabilitas politik (yang relatif)
• Pengelolaan manajemen fiskal yang bijaksana sejak akhir tahun 1990-an
• Lokasi yang strategis terhadap perekonomian raksasa Cina dan India
• Upah tenaga kerja yang rendah
• Indonesia adalah pasar berkembang, berarti ada banyak yang perlu dibangun/dikembangkan
Indonesia adalah ekonomi pasar di mana perusahaan milik negara (BUMN) dan kelompok
usaha swasta besar (konglomerat) memainkan peran penting. Ada ratusan kelompok swasta
yang terdiversifikasi yang berbisnis di Indonesia (namun mereka merupakan sebagian kecil
dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia). Bersama dengan para BUMN mereka
mendominasi perekonomian domestik. Ini juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di
bagian atas masyarakat (dan biasanya ada kaitan erat antara elit korporat dan elite politik di
negara ini).
Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama berkontribusi 99 persen
dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia, tidak kalah pentingnya. Mereka
menyumbang sekitar 60 persen dari PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk
hampir 108 juta orang Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan menengah
merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai mempercepat lagi setelah
perlambatan ekonomi di tahun 2011-2015. Dengan demikian kita mungkin berada pada awal
sebuah masa yang dicirikhaskan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, juga harus
digarisbawahi bahwa Indonesia adalah negara yang kompleks dan berisi risiko tertentu untuk
investasi. Lagipula, dinamika dan konteks negara ini ikut membawa risiko. Untuk menyadari
risiko yang terlibat kami menyarankan Anda untuk membaca bagian Risiko Investasi di
Indonesia dan melacak perkembangan ekonomi, politik dan sosial terbaru di Indonesia melalui
bagian Berita, bagian Bisnis dan bagian Keuangan..
Bagian Ekonomi ini menyajikan paparan keadaan ekonomi Indonesia saat ini serta membahas
sejumlah bab penting dalam sejarah ekonomi Indonesia:

Ikhtisar Struktur Ekonomi


Bagian ini memberikan paparan terperinci mengenai struktur dan keadaan ekonomi Indonesia
saat ini yang mendasarkan pada indikator makroekonomi serta perkembangan dan kinerja
terakhir. Paparan ini juga berisikan pengantar pada tiga sektor ekonomi utama di Indonesia
(pertanian, industri dan jasa) dan menjelaskan kontribusi ketiga sektor tersebut terhadap kinerja
dan struktur ekonomi nasional Indonesia.

Keajaiban Orde Baru


Pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Suharto (1966-1998) ditandai oleh
pertumbuhan ekonomi yang cepat dan penurunan kemiskinan absolut yang signifikan. Kedua
fakta ini merupakan alasan bahwa Indonesia dikenal sebagai 'Keajaiban Asia' di dunia Barat
pada tahun 1980-an dan 1990-an. Bagian ini menyoroti pembangunan ekonomi waktu Orde
Baru, tetapi juga membahas aspek-aspek yang negatif menyangkut pemerintahannya.

Krisis Keuangan Asia


Krisis keuangan Asia pada akhir tahun 1990-an adalah salah satu kejadian terpenting dalam
sejarah Indonesia. Dimulai dengan krisis keuangan (Krismon), krisis ini dengan cepat meluas
menjadi krisis sosial dan politik yang mengakibatkan berakhirnya kekuasaan Suharto yang
dilegitimasi oleh perkembangan ekonomi. Indonesia menjadi negara yang paling terpukul oleh
krisis ini sehingga sebagian kemajuan ekonomi yang tercapai waktu rezim Orde Baru menjadi
sia-sia.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN DI INDONESIA

Perkembangan Kerajaan Islam di Berbagai Wilayah Indonesia

Kontak dagang pedagang-pedagang muslim melalui Selat Malaka telah menumbuhkan


perkampungan muslim di pesisir utara Sumatera. Hubungan antara rakyat pribumi dengan para
pedagang Islam telah mempengaruhi berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa kota yang semula hanya sebagai bandar-bandar dagang, kemudian
berkembang menjadi kerajaan. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia antara lain:
Kesultanan Samudera Pasai
Perkembangan agama Islam Indonesia semakin pesat setelah munculnya kesultanan-
kesultanan Nusantara. Hal ini dikarenakan sifat masyarakat di Nusantara yang menganggap
seorang pemimpin adalah teladan bagi rakyatnya. Oleh karena itu, ketika pembesar-pembesar
kerajaan memeluk agama Islam, anggota masyarakat yang lain segera mengikuti.
Kesultanan Samudera Pasai merupakan gabungan dari dua kerajaan yang bersebelahan yaitu
Kerajaan Samudera dan Kerajaan Pasai. Penggabungan ini dilakukan oleh Merah Selu yang
kemudian bergelar Sultan Malik As Saleh.
Sumber Sejarah
Keterangan mengenal samudera Pasai, kita dapatkan dari:
Berita Marcopolo’
Menurut berita ini, di Sumatera Utara terdapat dua kerajaan, yaitu Kerajaan Perlak dan
Samudera Pasai. Rakyat di dua kerajaan itu telah ada yang memeluk agama Islam.
Catatan lbnu Batuta
Ibnu Batuta adalah seorang utusan Sultan Delhi (India). Dalam perjalanannya ke India ia
singgah di Samudera Pasai. Menurut catatan Ibnu Batuta, istana Kerajaan Samudera Pasai
seperti istana raja-raja di India, dan susunan pemerintahannya diatur seperti susunan
pemerintah kerajaan di Persia.
Pemerintahan Samudera Pasai
Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudera Pasai, antara laih:
Sultan Malik As Saleh (1285-1297)
Ia merupakan raja pertama dan sekaligus sebagai pendiri kerajaan. Sebelum menjadi raja, ia
bernama Marah Sile atau Merah Selu. Sultan Malik As Saleh menikah dengan Ganggang Sari,
putri Raja Perlak (Sultan Makhdum Malik lbrahim Syah Johan Berdaulat).
Sultan Muhammad Malik At Tahir (1297 – 1326)
Sultan Ahmad Perumadal Perumal Malik As Zahir (1326 – 1348)
Sultan Zainal Abidin Bahrain Syah (1348 – 1.496)
Sultan Abdullah
Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Samudera Pasai adalah:
Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara, salah satu yang menjadi sasaran untuk
dikuasainya adalah Samudera Pasai.
Munculnya Kerajaan Aceh, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan
Aceh.
Berdirinya bandar Malaka yang letaknya lebih strategis.
Kerajaan Aceh
Pertumbuhan Aceh
Awal berdiri dan tumbuhnya Kerajaan Islam Aceh dengan keruntuhan Kerajaan Malaka.
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, banyak orang Melayu di Malaka yang
menyeberang Selat Malaka dan bermukim di Aceh. Peran Malaka sebagai pusat perdagangan
intemasional di kawasan Selat Malaka digantikan oleh Aceh beberap abad.
Pada awal abad ke-16 Kerajaan Aceh masih di bawah kekuasaan Kerajaan Pedir. Pada masa
kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528), Aceh berhasil memisahkan diri. Sultan
inilah yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Aceh.
Pemerintahan Aceh
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh, antara lain:
SultanAli Mughayat Syah (1514-1528)
Sultan Salahuddin (1528-1537)
Sultan Alauddin Riayat Syah I(1537-1568)
Sultan Husain (1568-1575)
Sultan Alauddin Mansyur Syah (1577-1586)
Sultan Ali Riayat Syah I (1586-1588)
Sultan Alauddin Riayat Syah II (1588-1604)
Sultan Ali Riayat Syah II (1607-1638)
Sultan Iskandar Muda (1607-1636)
Sultan Iskandar Thani (1636-1641)
Sultanah Tajulalam Syafiattudin Syah (1641-1675)
Kejayaan Aceh
Setelah melalui perjalanan panjang, Kerajaan Aceh baru mengalami puncak kejayaan pada
abad ke-17,yaitu ketika diperintah oleh Sultan iskandar Muda (1607-1636). Pada masa ini,
Aceh benar-benar menjadi kerajaan yang besar. Selain mampu mengusir Portugis, Sultan
Iskandar Muda juga berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Daerah-daerah kekuasaan
Kerajaan Aceh, meliputi:
Di sebelah barat menyusuri pantai selatan Aceh sampai ke Barus, Pariaman, Alas, Gayo,dan
Batak.
Kea rah timur, Aceh menguasai pidie, Samudera pasai, perlak, Belawan, Siak.
Di Semenanjung Malaya, Kedah, Perak, dan Pahang
Peranan Kerajaan Aceh pada masa pemerintahan sultan Iskandar Muda:
Dalam Bidang Politik
Pusat perlawanan terhadap Portugis
Menjalin hubungan dengan Turki
Mengadakan perluasan wilayah ke daerah-daerah sekitarnya
Dalam Bidang Ekonomi
Menguasai perdagangan pantai barat Sumatera
Penghasil komoditas ekspo.
Pelabuhan utama/pintu gerbang perairan Nusantara
Dalam Bidang Sosial dan Budaya
Pusat penyebaran agama islam
penulisan buku tentang agama Islam oleh Hamzah Fansuri, Syamsuddin As Samatraini, dan
Nuruddin Ar Raniri
Penyusunan buku hukum adat Makuta Alam
Pusat pengembangan budaya bercorak Islam
Kemunduran Aceh
Setelah Sultan Iskandar Thani wafat (1641), Kerajaan Aceh mengalami kemunduran.
Faktor-faktor penyebab kemunduran Kerajaan Aceh antara lain:
Setelah Sultan Iskandar Thani wafat, tidak ada lagi raja-raja yang mampu mengendalikan
Aceh.
Timbulnya pertikaian yang terus-menerus antara golongan ulama dengan golongan bangsawan
Daerah yang dikuasai Aceh banyak yang melepaskan diri
Kekalahan Aceh melawan Portugis di Malaka (1629) mengurangi kewibawaan Aceh
Belanda diberi ijin mendirikan kantor dagang di Aceh
Munculnya kota dagang Banten yang merupakan saingan Aceh
Terjadinya perang Aceh- Belanda yang berkepanjangan
Kerajaan Demak
Pertumbuhan Demak
Kerajaan Demak dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Pendiri kerajaan ini adalah
Raden Patah seorang putra Raja Majapahit Prabu Kertabumi (Brawijaya).
Faktor yang mendorong tumbuhnya Kerajaan Demak adalah:
Letaknya strategis di pesisir utara Pulau Jawa
Adanya hubungan dagang antara Jawa dan Maluku.
Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Adanya peranan Walisongo
Hasil pertanian terutama beras di daerah pedalaman sangat melimpah
Didukung oleh kota-kota di pantai utara Jawa yang sudah lepas dari ikatan Majapahit
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511)
Pemerintahan Demak
Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Demak, antara lain:
Raden Patah (1500-1518)
Sebagai pendiri kerajaan ia bergelar Sultan Alam Akbar Al Fatah.
Raden Patah berhasil menempatkan Demak sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau
Jawa. Dalam menyebarkan agama Islam, ia dibantu para wali (Walisongo).
Pati Unus (1518-1521)
Sebelum menjadi raia, ia giat membantu ayahnya memperluas wilayah dan mempertahankan
wibawa Demak sebagai kerajaan Islam. Buktinya pada tahun 1513 ia menyerang markas
Portugis di Malaka. Serangan ini mengalami kegagalan. Pada tahun 1521 Pati Unus wafat dan
mendapat julukan “Pangeran Sabrang Lor”.
SultanTrenggana (1521-1546)
Sultan Trenggana adalah raja Demak yang terbesar. Pada zamannya datanglah Fatahillah
(Faletehan) dari Pasai. Ia dinikahkan dengan adik Trenggana dan berjasa besar dalam
membantu perkembangan Demak, misalnya dalam menaklukkan Banten,Cirebon dan
Panarukan. Pada tanggal 22 Juni 1527 Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari tangan
Portugis. OIeh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta.
Kemunduran Demak
Setelah Sultan Trenggana wafat (1546), Kerajaan Demak mengalami kemunduran.
Faktor-faktor penyebab kemunduran Kerajaan Demak, antara lain:
Terjadinya perang saudara yang memperebutkan tahta Demak
Adanya kelemahan struktur pemerintahan yang bersifat federasi
Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri, seperti Banten, Gresik, Tuban dan Surabaya.
Kerajaan Pajang
Pertumbuhan Pajang
Kerajaan Pajang berkaitan dengan Kerajaan Demak. Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka
Tingkir (Mas Karebet), setelah menjadi raja bergelar Sultan Hadiwijaya.
Pemerintahanpajang
Setelah sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) berhasil mengatasi kemelut politik di Demak
kemudian ia dilantik menjadi raja di Kerajaan Pajang. Ia dilantik pada tahun 1568 oleh sunan
Giri. Di bawah pemerintahan sultan Hadiwijaya, Kerajaan pajang berkembang dengan
pesatnya.
Kemunduran pajang
setelah sultan Hadiwijaya wafat Kerajaan Pajang dipimpin oleh putranya yang bernama
Pangeran Benawa. Malang bagi Benawu, karena saudara iparnya, Arya pangiri melakukan
pemberontakan. Benawa dapat dikalahkan. Di bawah pemerintahan Arya pangiri, rakyat
menderita. Benawa dibantu Sutawijaya kembali mengambil alih kekuatan. Pangeran Benawa
merasa tidak sanggup mengendalikan Pajang, dan kekuasaan dilimpahkan kepada Sutawijaya.
Sutawijaya memindah pemerintahan Pajang ke Mataram
Kerajaan mataram Islam
Pertumbuhan Mataram Islam
Pendiri Kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. Wilayah Mataram adalah hadiah dari sultan
Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pemanahan. Setelah menjadi raja, sutawijaya bergelar
Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama.
Pemerintahan Mataram Islam
Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Matararn adalah:
Sutawijaya (1586-1601)
Sutawijaya adalah pendiri Kerajaan Mataram, dan bergelar panembahan Senopati. Masa
pemerintahannya selalu dipenuhi dengan pemberontakan. Pemberontakan itu antara lain datang
dari Surabaya, Madiun, ponorogo, pati, dan Demak. Semua pemberontakan berhasil
dipadamkan. Panembahan senopati wafat pada tahun 1601.
Mas Jolang (1601-1613)
Masa pemerintahahnya masih selalu diliputi pemberontakan. Banyak wilayah bawahan yang
melepaskan diri. Ketika Mas Jolang pulang dari medan peperangan di JawaTimur, ia
meninggal di desa krapyak, sehingga terkenal dengan nama Panembahan Sedo Krapyak
Sultan Agung (1613-1645)
Tahun 1613 Mas Jolang wafat, penggantinya adalah Adipati Martapura. Sayang ia selalu sakit-
sakitan. Akhirnya diputuskan Kerajaan mataram dikendalikan oleh saudaranya yang bernama
Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyokrokusumo. Sultan Agung merupakan raja terbesar di
Kerajaan Mataram. Ia berambisi untuk menguasai wilayah Jawa. Tahun 1628 dan 1629
berusaha merebut Batavia dari Belanda, namun gagal.
Sultan Agung merupakan raja pemerhati seni budaya, sebagai berikut:
Mengarang buku “sastra-Gending” yang berisi falsafah Jawa
Menciptakan kitab undang-undung baru surya alam
Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (saka)menjadi tahun Islam (Hijriah)
Menciptakan kalender Jawa, yaitu perpaduan antara Saka dan tahun Hijriah
Amangkurat (1645-1677)
Masa pemerintahan muncul pemberontakan Trunojoyo.
Amangkurat ll (1677-1707)
Amangkurart III (1703-1708)
Pangeran puger (1708 -1719)
Amangkurat IV (1719-1727)
Kemunduran Mataram Islam
setelah Sultan Agung wafat (1645), Kerajaan Mataram mengalami kemunduran.
Faktor penyebab kemunduran Kerajaan Mataram, antara lain:
munculnya banyak pemberontakaru antara lain Trunojoyo, untung suropati, Raden Mas Said,
dan pangeran Mangkubumi
terjadi perebutan kekuasaan untuk menduduki tahta kertajaan
adanya camput tangan dari Belanda (VOC)
Kerajaan Cirebon
Pertumbuhan Cirebon Menurut Babad Negara Kertabumi, Cirebon berasal dari kota Caruban
yang berarti campuran. Karena pada abad ke-15 Cirebon dihuni oleh para pedagang Islam yang
berdarah campuran. Semula Cirebon berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran.
Pemerintahan Cirebon
Pada tahun 1526 Fatahillah (Faletehan) menguasai Cirebon dan menjadi raja yang pertama.
Berkat kecakapan Fatahillah, Cirebon berkembang menjadi kerajaan besar. Dari Cirebon itu
pula Fatahillah mengembangkan agama Islam ke Jawa Barat. Pada saat Fatahillah melanjutkan
penduduknya ke Banten dan Sunda Kelapa, Cirebon diserahkan kepada putranya yang kedua,
Pangeran Pasarehan. Ia sendiri ingin memusatkan perhatiannya pada bidang agarna.
Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Cirebon antara lain:
Pangeran Pasarehan
Fatahillah (Faletehan atauSunan Gunung Jati)
Dipati Swargo
Panembahan ratu
Dipati Made gayam
Pangeran Giriloyo
Kemunduran Cirebon
Setelah Pangeran Giriloyo wafat pada tahun 1662, Kerajaan Cirebon pecah menjadi dua, yaitu:
Kasepuhan
Raja pertamanya adalah Pangeran Martawijaya, yang bergelar Sultan Raja Syamsuddin. Dalam
menjalankan roda pemerintahan ia dibantu oleh Pangeran Wangsakarta yang bergelar
Panembahan Toh Pati.
Kanoman
Raja pertamanya adalah Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Muhammad Badruddin.
Pada abad ke-17 dan 18 Cirebon telah berkembang kegiatan sastra, yaitu dengan menciptakan
nyanyian-nyanyian yang bercorak agama Islam yang kemudian disebut “Suluk”.
Kerajaan Banten
Pertumbuhan Banten
Mula-mula Banten menjadi bagian dari Kerajaan Pajajaran, kemudian pada tahun 1527direbut
oleh pasukan Demak pimpinan Fatahillah. Sejak itu Banten Sunda Kelapa dan Cirebon dikuasai
oleh Fatahillah. Kemudian Banten tumbuh menjadi kota dagang dan kaya dengan lada. Ketika
di Demak terjadi kemelut politik karena berebut kekuasaan setelah Sultan Trenggana wafat,
maka Banten melepaskan diri dari kekuasaan Demak, lalu berdiri sendiri.
Faktor-faktor pendukung perkembangan Banten sebagai pusat kerajaan dan pusat perdagangan,
antara lain:
Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya terlindungi oleh Pu1au Pajang, sehingga
pelabuhan itu memiliki syarat sebagai pelabuhan yang baik.
Banten terletak di tepi Selat Sunda yang sangat strategis, yang ramai oleh perdagangan
internasional.
Banten memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada, sehingga menjadikan daya tarik yang kuat
bagi pedagang-pedagang asing.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511) mendorong pedagang dan penguasa islamuntuk
mendirikan pus4i=pusat perdagangan baru.
Pemerintahan Banten
Kerajaan Banten juga didirikan oleh Fatahillah pada tahun 1526. Raja-raja Banten setelah
Fatahillah adalah:
Hasanudin(1552-1570)
Dibawah pemerintahaanya Banten berkembang menjadi kota dagang yang ramai. Banten
banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari luar dan para pedagang tersebut banyak
mendirikan perkampungan di sini. Hasanudin berhasil meluaskan wilayahnya sampai di
Lampung, sehingga dapat menguasai daerah lada.
Panembahan Yusuf (1570-1580)
Ia berhasil menundukkan Kerajaan Hindu Pajajaran
Maulana Muhammad (1580 – 1596)
Abdul Mufakir (1586 – 1640)
Abu Maali Ahmad Rahmatullah (1640 – 1651)
Abdullah Fatah (1651 – 1682)
Ia bergelar Sultan Ageng Tirtoyoso. Di bawah pemerintahannya Banten mencapai puncak
kejayaan
Abdul Kahar (1682-1697).
Kemunduran Banten
Pada masa pemerintahan Abdul Kahar (Sultan Haji) dan sesudahnya. Kerajaan Banten
mengalami kemunduran. Kemunduran tersebut disebabkan antara lain oleh:
Perang saudara dan perebutan kekuasaan
Sultan Haji bersahabat dengan VOC (Belanda). Sejak saat itu Banten berada di bawah
pengaruhVOC.
Kerajaan Banjar
Pertumbuhan Banjar
Pada awal abad ke-16 di Kalimantan Selatan terdapat tiga kerajaan, yaitu Nagaradipa, Nagara
Daha, dan Banjar. Raja Banjar yang bernama Raden Samudera mengirimkan seorang
pembesar, Baliturang ke Demak untuk minta bantuan militer, karena Kerajaan Banjar sedang
menghadapi serangan Kerajaan Nagara Daha. Dengan bantuan Demak, Kerajaan Banjar dapat
mengalahkan Kerajaan Nagara Daha. Raden Samudera tertarik untuk memeluk agama Islam,
Ia dinobatkan oleh Sunan Kudus menjadi Sultan Banjar yang pertama dengan gelar Sultan
Suryanullah atau Sultan Suryansyah.
Kerajaan Banjar mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Pangeran Antasari.
Pemerintahan Banjar
Selain Sultan Suryanullah, raja-raja Banjar yang lain adalah:
Sultan Rahmatullah
Sultan Sulaiman
Sultan Alwasikh Billah
Sultan Haji
Sultan Adam
Sultan Tamjidillah
Pangeran Hidayatullah
Pangeran Antasari
Pada masa pemerintahan Pangeran Antasari, Kerajaan Banjar mengalami kejayaannya, ia juga
sangat anti pada Belanda.
Kerajaan Makassar
Pertumbuhan Makassar
Pada awal abad ke-16 di Sulawesi Selatan berdiri beberapa kerajaan, di antaranya yaitu Gowa,
Tallo, Bone, Wajo, Sopeng, dan Lawu. Kerajaan Gowa bergabung dengan Tallo menjadi
Kerajaan Makassar. Sedangkan kerajaan Bone, Walo, dan Sopeng bergabung menjadi satu,
disebut Tellum Pottjoe. Dalam perkembangan berikutnya yang paling menonjol ialah kerajaan
Makassar dengan ibu kotanya Sumbaopu. Bersatunya dua kerajaan (Gowa dan Tallo), terjadi
ketika Kerajaan Gowa diperintah oleh Tumaparisi Kallona. Tokoh pemersatunya adalah Tuni
Pasuruk.
Pemerintahan Makassar
Raja-raja Makassar antara lain:
Sultan Alauddin Awwalul – Islam (1591 – 1638)
Ia adalah mantan Raja Gowa, yang semula bernama Daeng Manrabia. Raja ini mengangkat
Karaeng Matoaya (mantan raja Tallo) sebagai mangkubumi dengan gelar Sultan Abdullah.
Pada masa pemerintahan Sultan Alauddin, agama Islam berkembang di Makassar. Penyiarnya
Dato’ri Bandang seorang ulama dari Minangkabau.
Pada masa pemerintahannya diciptakan undang-undang dan hukum perdagangan yang disebut
“Ade Allopiloping Bacanna Pabalue”. Undang-undang ini dimuat dalam buku “Lontt Amanna
Gappa”
Sultan Muhammad Said (1639 – 1653)
Pada masa pemerintahannya agama Islam berkembang semakin pesat, terutama setelah
pedagang Malaka beralih ke daerah Makassar. Bahkan rakyat percaya, bahwa ia meninggal
ketika memperjuangkan agama Islam.
Sultan Hasanuddin (1653-1669)
Dibawah pemerintahannya, Makassar mencapai puncak kejayaan. Wilayahnya meliputi,
Sulawesi Selatan, Sulawesi tengah, Sulawesi tenggara, Kalimantan Timur, dan sebagian Nusa
Tenggara. Bahkan Kerajaan Bone pun ingin mereka taklukkan. Tetapi usaha tersebut gagal
karena raja Bone, Aru Palaka minta bantuan kepada Belanda. Akibatnya Makassar kalah, dan
pada tahun 1667 dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya. Karena kegigihannya melawan
Belanda Sultan Hasanuddin mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur” (de haan van d
Oosten)
Sultan Mapasombha
Ia adalah putra Sultan Hasanuddin. Seperti ayahnya, ia bersikeras untuk melawan Belanda.
Kemunduran Makassar
Pada tahun 1660 Aru Palaka seorang bangsawan Bugis di Sopeng tidak mau tunduk kepada
Kerajaan Makassar. Bahkan Aru Palaka dengan Belanda semakin kuat, sehingga mampu
menekan Kerajaan Makassar. Tekanan-tekanan yang terus dilancarkan oleh Aru Palaka atas
hasutan Belanda, akibatnya memaksa sultan Hasanuddin untuk menandatangani perjanjian
Bongaya (1667).
Kerajaan Ternate
Pertumbuhan Ternate
Pada abad ke-16 di Maluku ada empat kerajaan, yakni Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan.
Perkembangan selanjutnya hanya tinggal dua kerajaan, yakni Ternate dan Tidore. Semula dua
kerajaan itu hidup rukun dengan wilayah kekuasaan yang berbeda. Tetapi dalam perkembangan
berikutnya antra dua kerajaan teisebut terjadi persaingan untuk dapat menguasai perdagangan
rempah-rempah.
Dalam persaingan itu keduanya masing-masing membentuk persekutuan.
Kerajaan Ternate membentuk persekutuan Uli – Lima yang terdiri atas 5 daerah, yaitu Ternate,
Obi, Bacan, Seram, dan Ambon.
Kerajaan Tidore membentuk persekutuan UIi – Siwa yang terdiri atas 9 daerah, yaitu Tidore,
Jailolo, Halmahera, Makyan, Soasiu, serta pulau-pulau sekitamya sampai Irian.
PemerintahanTernate
Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13, dengan ibukotanya di Sampalu.
Raja-raja Temate antara lain:
Malomatiya (1350- 1357)
Sultan Marhun atau Gapi Baguno (1465 -1485)
Sultan Zainal Abidin (1485 – 1500)4
Sultan Sirullah atau Boleife (1500 – 1522)
Sultan Tabariji (1522 – 1535)
Sultan Hairun (1535 – 1570)
Sultan Baabullah (1570 – 1583)
Sultan Saiduddin Barakat (1583 – 1606)
Kerajaan Tidore
Pertumbuhan Tidore
Kerajaan Tidore berdiri pada abad ke-13, yaitu bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Ternate.
Pada mulanya antara Tidore dan Ternate hidup berdampingan dengan baik, tetapi setelah
kedatangrin Portugis dan Spanyol, kedua kerajaan tersebut saling bersaing dan
bermusuhanPermusuhan berawal dari keinginan untuk menguasai pulau-pulau disekitamya.
Masing-masing kerajaan persekutuan dengan daerah-daerah yang ada di bawah pengaruhnya.
PemerintahanTidore
Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Kerajaan Tidore pernah diperintah oleh raja-raja
antara lain:
Syahadati (Muhammad Naqal
Rosa Mawange
Suhu
Balibunga
DukoMaduya
Koyomatiti
Seli
Matagena
Cirililitati (Sultan Jamaluddin)
Kaicil Badruszaman (Sultan Mansyur)
Kaicil Paparangan (Sultan Nuku)
Sultan Zainal Abidin
Raja Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah Cirililitati. Ia mendapat bimbingan mubalig
dari Arab yang bemama Syekh Mansur. Kemudian ia bergelar Sultan ]amaluddin.
Kejayaan Kerajaan Tidore tercapai pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Ia berhasil
mempersatukan Tidore dan Ternate unfuk bersama-sama melawan Belanda. Pada masa
pemerintahannya, wilayah Kerajaan Tidore meliputi Jailolo, Seram, Halmahera, Kai, dan
Papua. Sultan Nuku selalu menjaga hubungan baik dengan pusat-pusat penyebaran agama
Islam di Jawa. Murid-murid Sunan Giri di Gresik banyak yang berasal dari Tidore.
Perkembangan sejarah indonesia

1. Jaman Purba Indonesia

Dalam mempelajarai Sejarah Indonesia, para ahli Sejarah mengadakan pembagian masa dalam
Sejarah Indonesia yaitu :

1. Tahun 2000 sebelum masehi samapi tahun 400 disebut masa Indonesia purba.
2. Tahun 400 sampai tahun 1511 disebut masa kejayaan Nasional.
3. Tahun 1511 sampai tahun 1911 disebut masa Indonesia dalam hubungannya dengan
dunia Barat.
4. Tahun 1911 sampai tahun 1945 disebut masa Indonesia Raya menentang penjajah
Belanda dan Jepang.
5. Tahun 1945 sampai sekarang disebut masa Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Masa Indonesia Purba / Jaman Purba Indonesia (2000 sebelum Masehi samapi
tahun 400)
1. Nenek Moyang Kita Dan Negeri Asalnya.

Purba artinya kuno atau dahulu kala. Pada tahun 2000 SM, Bangsa Australia yang bertempat
tinggal di daerah Yunan (Asia Tenggara), di hulu sungai Mehkong dan sungai Salwin berlayar
dan menghilir hingga sampai di Hindia Belakang.

Di tempat yang baru ini mereka masih mempunyai keinginan lagi yaitu melanjutkan berlayar
dengan memakai perahu-perahu bercadik buatan sendiri. Mereka berlayar menuju ke Malaka,
Sumatera, Jawa, Bali Kalimantan yang akhirnya tersebarlah bangsa Australia itu di seluruh
kepulauan Indonesia.

Nenek moyang kita sudah mempunyai kepercayaan dan adat istiadat sendiri serta mempunyai
kebudayaan sendiri. Sedikit demi sedikit mereka di Indonesia mengembangkan hal tersebut

1. Kepercayaan Dan Adat Istiadat

Nenek moyang kita pada waktu itu sudah mempunyai kepercayaan atau keyakinan dan adat
istiadat sendiri. Dengan kata lain mereka telah mengenal dan mempunyai agama sendiri.
Mereka mempunyai dua keyakinan yaitu :

1. Animisme,ialah suatu kepercayaan bahwa semua yang ada di alam raya ini
mempunyai rokh (nyawa). Tegasnya : Kepercayaan terhadap adanya rokh pada
setiap benda, baik benda hidup ataupun benda mati.
2. Dinamisme, ialah suatu kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib /kesaktian :

Misalnya : pada orang, binantang, atau pada benda-benda yang


istimewa seperti : tombak, keris, dan lain-lain.

Nenek moyang kita sangat memuliakan dan memuja-muja rokh pada leluhurnya yang disebut
“Hyang”. Kecuali tiu mereka mempunyai adat istiadat bersaji, berkenduri (selamatan). Mereka
membuat patung yang menurut anggapan mereka patung tersebut adalah tempat tinggal rokh
leluhurnya.

Mereka berkeyakinan atau percaya bahwa rokh para leluhurnya itu masih dapat membantu
kepada anak cucu yang masih hidup. Kepada rokh leluhurnya itu mereka dapat meminta
bantuan untuk mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia.

Keyakinan atau kepercayaan itu sudah seharusnya kita hilangkan sedikit demi sedikit. Sebab
hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa sajalah kita berlindung dan memohon. Kita semua adalah
makhluk Tuhan yang akan kembali kepada-Nya, Tuhan adalah Pencipta Alam Semesta dan
Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa.
D. BENTUK BUDAYA DI BERBAGAI WILAYAH DI
INDONESIA

Macam macam kebudayaan Indonesia sangat beragam dan hadir dalam banyak bentuk seperti
karakteristik kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa ini. Menurut Mitchel budaya adalah
seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral hukum dan perilaku yang
disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat yang menentukan bagaimana seoseroang
bertindak, berperasaan dan memandang dirinya serta orang lain.

Kebudayaan Indonesia memiliki karakteristik kebudayaan sendiri yang dipengaruhi oleh


berbagai macam faktor, terutama faktor geografis, agama, politik, ekonomi dan sebagainya.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa karakteristik kebudayaan itu :

1. Culture is an adaptive mechanism


2. Culture is learned
3. Cultures Changed
4. People are usually not aware of their culture
5. We don’t know all of our own country
6. Culture give us a range of permissible behaviors patterns
7. Cultures no longer exist in isolation
8. Culture is shared

Kebudayaan Indonesia selalu bersinggungan dengan 8 karakteristik tersebut. Hal tersebut


merupakan hasil dari keberagaman atau kemajemukan dalam masyarakat. Nah, pada artikel
kali ini kita akan membahas macam macam kebudayaan Indonesia. Yuk! Simak artikel di
bawah ini.

Macam Macam Kebudayaan Di Indonesia

Menurut TAP MPR No.11 tahun 1998 kebudayaan Nasional adalah perwujudan cipta, karya
dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkar dan martabat bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan
makna pada pembangunan nasional dalam segenap kehidupan bangsa. Dengan demikian
pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.

Kebudayaan Indonesia tersebar di banyak daerah. Tersebar di 33 Provinsi yang ada di


Indonesia dengan berbagai ciri khas dan karakteristik. Bentuknya pun dapat bermacam-macam.
Karena sejatinya kebudayaan adalah nilai-nilai kedaerahan yang dikemas dalam berbagai
bentuk. Macam macam kebudayaan tersbeut diantaranya :

1. Rumah Adat

Rasanya kita pasti sering mendengar tentang rumah adat. Tapi tahukah kamu apa pengertian
dari rumah adat itu sendiri? Rumah adat adalah salah satu bentuk kebudayaan Indonesia yang
lahir dari seni bangunan atau arsitektur dan biasanya memiliki cirikhas khusus tergantung pada
daerah asalnya. Bentuk kebudayaan satu ini digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku
bangsa tertantu. Dan tahukah kamu bahwa rumah adat yang ada di setiap daerah merupakan
representasi daripada kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku ataupun
masyarakat. Pada artikel sebelumnya kita juga telah membahasa mengenai rumah adat yang
termasuk ke dalam contoh seni bangunan Indonesia.

2. Pakaian Adat

Jangan salah, Pakaian adat atau pakaian tradisional juga merupakan salah satu dari banyaknya
kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain karena ciri khas dari setiap daerah, pakaian adat juga
dapat merepresentasikan karakter ataupun prinsip dari suku atau masyarakat daerah tertentu.
Indonesia memiliki banyak sekali pakaian adat yang ada di setiap daerahnya, bahkan ada
beberapa daerah yang memiliki lebih dari satu jenis pakaian adat. Selain itu pakaian adat
Indonesia juga kerap menuai pujian dari negara-negara lain. Jika negara lain saja terpukau
dengan kebudayaan Indonesia, kenapa kita harus malu mengenakan pakaian adat kita sendiri?
Dan jika kalian telaah dan perhatikan, pakaian adat adalah salah satu hasil karya cabang seni
rupa terapan.

ads

3. Upacara Adat

Salah satu cara untuk mengenang dan mengenal sejarah suatu suku atau masyarakat adalah
melalui upacara. Arti dari kata upcara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat
pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama dan kepercayaan. Istilah upacara adat
sendiri memiliki arti yakni salah satu cara menelusuri jejak sejarah masyarakat Indonesia pada
masa praaksara. Upacara adat yang dimaksud disini diantaranya upacara penguburan, upacara
perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan masih banyak lagi.

4. Seni Musik

Musik nusantara merupakan cabang seni khususnya seni musik yang lahir dan berkembang di
seluruh wilayah kepualaun Indonesia dan juga merupakan kebiasaan turun menurun yang
masih dijalankan dalam masyarakat. Seperti halnya kebudayaan lainnya, seni musik juga
tersebar di seluruh daerah dan memiliki cirikhas masing-masing. Cabang seni musik nusantara
ini juga dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis seperti : Musik daerah (karawitan,
keroncong, dll), musik perjuangan (Lagu-lagu nasional seperti halo-halo bandung, dll), musik
anak-anak (Pok Ame-ame, Kasih Ibu, Balonku ada lima,dll), musik populer ( Dangdut, dll).

5. Seni Tari Tradisional

Tidak kalah dengan kebudayaan lainnya, seni tari juga memiliki berbagai macam jenis yang
tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Secara umum pengertian seni tari adalah
suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak. Jenis-
jenis seni tari sangatlah banyak, salah satunya adalah seni tari tradisional. Seni tari tradisional
adalah seni tari yang lahir dan berkembang di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Ia lahir
sebagai buah pemikiran dan pengaplikasian nilai-nilai kepercayaan masyarakat setempat.

6. Seni Rupa Tradisional


Mungkin diantara kalian sudah banyak yang faham dan hatam tentang seni rupa. Ya, banyak
sekali hasil karya sein rupa yang lahir dan berkembang di Indonesia, baik terapan ataupun karya
seni rupa murni. Diantaranya ada seni bangunan, batik, cobek, dll.

7. Senjata Tradisional

Produk budaya yang satu ini erat hubungannya dengan suatu masyarakat tertentu. Selain lahir
sebagai bentuk melindungi dari serangan musuh, senjata tradisional juga lahir untuk menopang
kegiatan berladang dan berburu yang menjadi mata pencaharian masyarakat jaman dulu.
Dewasa ini, senjata tradisional menjadi identitas suatu bangsa yang mengambil peran dan turut
serta memperkaya kebudayaan indonesia.

8. Suku Bangsa

Kita semua pasti tidak asing dengan kata satu ini. Ya, Suku. Kata yang selalu dikaitkan dan
menjadi dasar atau komponen yang tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, khususnya
kebudayaan Indonesia. Secara istilah, suku adalah sebuah realitas /kenyataan dari kelompok
masyarakat tertentu di daerah yang ditandai oleh adanya kebiasaan-kebiasaan dan praktek
hidup yang ada pada kelompok masyarakat itu sendiri. Kebudayaan Indonesia benar-benar
tidak dapat dipisahkan dari suku itu sendiri. contohnya seperti kebudayaan suku jawa,
kebudayaan suku dayak, kebudayaan suku batak, kebudayaan suku minangkabau, kebudayaan
suku bugis, kebudayaan suku banjar, Kebudayaan suku Amungme, Kebudayaan Suku Alor,
Kebudayaan Suku Akit, dll.

9. Bahasa Daerah

Ya, jangan kalian sangka bahwa Bahasa Daerah bukan merupakan sebuah kebudayaan.
Menurut wikipedia bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara bagian ataupun provinsi. Fungsi
dari bahasa daerah adalah sebagai identitas suatu kelompok masyarakat. Jumlah bahasa daerah
di Indonesia sendiri adalah sebanyak 652 bahasa.

Itulah macam macam kebudayaan Indonesia yang sudah sepatutnya kita jaga dan kita
lestarikan. Dari penjelasan di atas kita dapat memehami bahwa Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang kaya akan kebudayaan. Semua kebudayaan itu digolongkan ke dalam berbagai
macam bentuk, seperti Rumah adat, pakaian adat, upacara adat, seni tari, seni musik, bahasa
daerah, lagu daerah, dll.

COBALAH BUAT PENELITIAN KECIL


MENGENAI SITUS-SITUS BUDAYA DI
DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL
MU !
E. LETAK GEOGRAFIS DAN ASTRONOMIS DI
INDONESIA

Letak Geografis dan Letak Astronomis Indonesia

Jika kamu tinggal di Indonesia, seharusnya merasa beruntung lho karena negara kita berada
di wilayah strategis. Kalau dilihat dari letak geografisnya, Indonesia berada di antara Benua
Australia dan Asia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apa itu letak
geografis? Letak geografis adalah letak di mana suatu daerah itu dilihat dari kenyataannya di
bumi dan menentukan pula letak posisi antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.
Nah, kalau secara astronomis, Indonesia terletak di 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS (Lintang
Selatan) dan 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur Timur). Oke, sekarang RG Squad pasti
mau tahu apa saja sih keuntungan yang Indonesia miliki dengan posisi strategis tersebut?

1. Pengaruh Letak Geografis Indonesia

Indonesia yang terletak di antara dua samudera besar mempunya dampak mendapat angin laut
yang membawa banyak hujan. Hal ini pula yang menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis.
Selain itu, letak geografis Indonesia juga menyebabkan Indonesia memiliki dua musim.
Hal ini dipengaruhi oleh angin musim yang berhembus tiap enam bulan sekali.

Selain memiliki iklim tropis, tentu RG Squad tahu, ‘kan, bahwa Indonesia memiliki keragaman
budaya dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama. Hal ini disebabkan oleh letak
Indonesia yang berada di cross position. Selain itu, Indonesia memiliki mitra dagang dengan
negara-negara sekitar karena lokasi yang strategis dan kegiatan perdagangan pun meningkat.

2. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia

Posisi astronomis Indonesia (sumber: sar-syifa.com)

Sebenarnya, apa sih letak astronomis itu? Letak astronomis adalah letak suatu tempat
berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Apakah RG Squad sudah mengetahui apa itu g aris
lintang dan garis bujur?

Garis Lintang adalah garis khayal pada peta atau globe yang sejajar dengan khatulistiwa.
Berdasarkan garis lintang 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS (Lintang Selatan), Indonesia berada
di wilayah dengan iklim tropis yang memiliki ciri-ciri:

 curah hujan tinggi


 terdapat hutan hujan tropis yang luas
 sinar matahari sepanjang tahun
 kelembaban udara yang tinggi

Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan kutub utara dan
kutub selatan bumi. Garis bujur berdampak pada waktu setempat suatu negara. Garis bujur 0o
berada di Greenwich. Indonesia berada di garis bujur 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur
Timur). Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki tiga daerah waktu.

a. Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)

Daerah yang berada di Indonesia bagian barat memiliki selisih waktu +7 terhadap GMT
(Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain Sumatera, Jawa, Madura,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
b. Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)

Wilayah Indonesia tengah memiliki selisih waktu +8 terhadap GMT (Greenwich Mean Time).
Wilayah-wilayahnya antara lain Bali, Nusa Tengara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

c. Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)

Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu +9 terhadap GMT (Greenwich Mean Time).
Wilayah-wilayahnya antara lain Kepulauan Maluku, Papua, Papua Barat, dan pulau-pulau
kecil sekitarnya.

( sumber kedua )

(dikutip dari https://idschool.net/sd/letak-astronomis-dan-geografis-indonesia/)


Letak Astronomis dan Geografis Indonesia
Letak Astronomis dan Geografis Indonesia – Indonesia termasuk wilayah yang dapat dikatakan
strategis, baik secara letak astronomis dan geografis. Apakah keuntungannya? Melalui halaman
ini, sobat idschool akan mempeajari letak astronomis dan geografis Indonesia secara lebih jauh.
Pernahkah sobat idschool mempunyai pertanyaan mengapa waktu di Jakarta berbeda dengan
waktu di Papua? Mengapa Indonesia mempunyai tiga waktu yang berbeda? Hal ini dikarenakan
letak astronomis Indonesia, berdasarkan garis bujurnya.
Letak Astronomi dan Letak Geografi Indonesia
Pada kasus lain, apakah sobat idschool pernah memiliki pertanyaan mengapa Indonesia
mempunyai dua musim? Padahal di luar negeri ada yang mempunyai empat musim. Dan
mengapa Indonesia memiliki keberagaman budaya dan agama? Kondisi ini dikarenakan oleh
letak geografis Indonesia.
Melalui halaman ini, sobat idschool akan mempelajari letak Indonesia, ditinjau dari letak
astronomis dan geografis Indonesia. Serta, sobat idschool juga akan mempelajari apa pengaruh
letak astronomis dan geografis Indonesia yang dapat dirasakan penduduk. Simak ulasan lebih
lanjut tentang letak astronomis dan geografis Indonesia di bawah.
Letak Astronomis Indonesia
Letak astronomis merupakan pembagian letak suatu wilayah berdasarkan garis lintang dan
garis bujur. Sebelum membahas tentang letak astronomis Indonesia, sobat idschool sebaiknya
perlu memahami apa yang dimaksud garis lintang dan garis bujur terlebih dahulu.
Garis Lintang
Garis lintang adalah garis khayal/imajiner yang melintang di permukaan bumi dari barat ke
timur. Garis lintang membagi bumi menjadi 2 bagian sama besar secara horizontal. Kedua
bagian tersbut adalah bagian utara dan selatan. Bagian bumi sebalah utara garis lintang disebut
sebagai Lintang Utara (LU). Sedangkan bagian bumi sebalah selatan garis lintang disebut
sebagai Lintang Selatan (LS).
Berdasarkan letak garis lintang, letak Indonesia berada pada 6o LU – 11o LS.
Garis Bujur
Garis bujur adalah garis khayal/imajiner yang menghubungkan kutub selatan dan kutub utara
bumi secara vertikal. Sehingga, garis bujur membagi bumi menjadi 2 bagian besar yaitu bagian
barat dan bagian timur. Belahan bumi bagian barat biasa disebut dengan Bujur Barat (BB).
Sedangkan belahan bumi bagian timur biasa disebut dengan Bujur Timur (BT).
Letak posisi nol derajat yang menjadi garis dasar pembagi Bujur Barat dan Bujur Timur
terdapat di Kota Greenwich, Inggris. Letak posisi nol ini merupakan kesepakatan dunia
internasional. Dari titik nol derajat bujur (garis meridian) merupakan titik awal perhitungan
waktu internasional yang biasa kita kenal sebagai Greenwich Mean Time (GMT).
Berdasarkan garis pembagian garis bujur ini, letak Indonesia berada pada 95 o BT – 141o BT.
Letak Astronomi Indonesia Garis Bujur
Kesimpulan: Berdasarkan garis lintang dan garis bujur, letak astronomis Indonesia berada pada
dan 95 o BT – 141o BT.
Pengaruh Letak Astronomis Indonesia:
Indonesia Memiliki Iklim Tropis
Selain sebagai penentu letak astronomi suatu daerah, garis lintang juga digunakan
untuk menandai perbedaan zona iklim di muka bumi. Berdasarkan posisi Indonesia pada garis
lintang 6o LU – 11o LS, Indonesia berada di wilayah dengan iklim tropis.
Letak Astronomi Indonesia Garis Lintang
Ciri-Ciri Wilayah Dengan Iklim Tropis
 Curah hujan tinggi
 Terdapat hutan hujan tropis yang luas
 Sinar matahari sepanjang tahun
 Kelembaban udara yang tinggi

Indonesia Memiliki Tiga Waktu yang Berbeda


Letak suatu wilayah yang ditinjau menurut garis bujur dapat mempengaruhi perbedaan
waktu. Indonesia berada di garis bujur 95o BT – 141o BT, posisi ini menyebabkan Indonesia
memiliki tiga daerah waktu, yaitu waktu di Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur.
 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB): meliputi wilayah bagian barat Indonesia
seperti Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya.
 Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA): meliputi wilayah bagian tengah
Indonesia seperti Bali, Nusa Tengara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
 Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) meliputi wilayah Indonesia bagian
timur seperti Kepulauan Maluku, Papua, Papua Barat, dan pulau-pulau kecil
sekitarnya.
Letak Geografis Indonesia
Letak geografis adalah letak suatu daerah atau negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi
berupa kondisi geografis. Kondisi geografis merupakan keadaan lingkungan alam suatu
wilayah, meliputi letak, luas, atau bentangan alam.

Letak geografis adalah posisi keberadaan sebuah wilayah berdasarkan letak dan bentuknya di
muka bumi. Letak geografis biasanya di batasi dengan berbagai komponen alam yang ada di
bumi. Komponen bumi yang dimaksud disini contohnya seperti benua, laut, gunung, samudera,
gurun, dan lain sebagainya.Melihat letak geografis Indonesia artinya melihat letak Indonesia
berdasarkan kondisi alam yang mengelilinginya.
Letak Geografis Indonesia
Berdasarkan letak geografis Indonesia, Indonesia berada di antara dua benua , yaitu Asia dan
Australia. Selain itu, Indonesia juga terletak di antara dua samudra, yaitu Hindia dan Pasifik.
Pengaruh letak geografis Indonesia:
Indonesia Memiliki Iklim Tropis
Letak Indonesia yang berada di antara dua samudera besar membuat Indonesia
mendapat angin laut yang membawa banyak hujan. Sehingga, alasan ini juga yang
menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia Memiliki Dua MusimKondisi cuaca
di Indonesia mendapat pengaruh dari angin musim yang berhembus tiap enam bulan sekali.
Sehingga menyebabkan Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim
hujan.Indonesia memiliki keragaman budaya.
Letak Indonesia berada antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, berada di
cross position. Alasan inilah yang membuat Indonesia memiliki keragaman budaya berupa
seni, bahasa, peradaban, dan agama. Indonesia Memiliki Lokasi Dagang Strategis
Indonesia dikatakan memiliki lokasi yang strategis karena menjadi jalur distribusi
barang dagangan. Alasan ini membuat Indonesia memiliki mitra dagang dengan negara-negara
sekitar. Sehingga kegiatan perdagangan pun meningkat.
Kesimpulan Letak Astronomis dan Geografis Indonesia
Letak Indonesia pada peta dunia dikelompokkan menjadi dua. Yaitu letak astronomis dan
geografis Indonesia.Berdasarkan letak astronomis Indonesia, terletak pada 6o LU – 11o LS dan
95o BT – 141o BT.Sedangkan secara geografis, letak geografis Indonesia berada antara dua
benua, yaitu Asia dan Australia, dan antara dua samudera, yaitu samudera hindia dan samudera
pasifik.

F. GARIS WALLACE DAN WEBER


Planet Bumi merupakan planet (baca: planet di tata surya) yang kaya akan sumber daya alam.
Sumber daya alam yang ada di dunia ini terdiri dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui
atau tidak. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui
masing- masing mempunyai manfaat yang berbeda- beda. Manfaat sumber daya alam ini
sungguh tidak terkira, baik yang kita ketahui maupun tidak atau yang kita sadari maupun tidak.
Beberapa contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah air (baca: jenis air), udara
(baca: polusi udara), sinar matahari (baca: bagian bagian matahari), hutan (baca: cara menjaga
kelestarian hutan) , dan lain sebagainya. Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui misalnya adalah barang- barang tambang, seperti minyak, timah, emas, perak, dan
lain sebagainya.

Salah satu jenis sumber daya alam yang dapat diperbaharui di Indonesia adalah tumbuhan
dan juga hewan atau yang sering kita sebut dengan istilah flora dan fauna. Flora dan fauna
merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai harganya. Flora dan fauna selain menciptakan
nilai keindahan, juga menciptakan keunikan bagi suatu negara. Pasalnya, flora dan fauna ini
bisa dijadikan icon suatu negara. Flora dan fauna yang khas menjadi kekayaan tersendiri bagi
suatu negara. Flora dan fauna khas berbeda- beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Hal ini karena berbagai macam faktor yang meliputi negara tersebut. Misalnya Indonesia yang
merupakan negara iklim tropis pasti mempunyai flora dan fauna yang berbeda dengan negara-
negara yang tidak memiliki iklim tropis. Selain dipengaruhi oleh iklim, flora dan fauna khas di
suatu negara juga dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kondisi geografis, letak geografis (baca:
letak astronomis Indonesia dan letak geografis) dan lain sebagainya. Bahkan di satu negara pun
antara satu daerah dengan daerah yang lain bisa mempunyai flora dan fauna yang berbeda-
beda. Salah satu negara itu adalah Indonesia.

Flora dan Fauna di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang ada di dunia. Indonesia mempunyai
wilayah yang panjang dan luas dari Sabang hingga Merauke. Indonesia merupakan negara yang
mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi. Jadi, tidak hanya suku bangsa, adat istiadat,
namun juga flora dan fauna. Flora dan fauna di Indonesia antara satu daerah dengan daerah
yang lain berbeda- beda. Misalnya flora dan fauna yang ada di Pulau Sumatera berbeda dengan
flora dan fauna di Papua. Oleh karena perbedaan inilah, maka Indonesia dibagi menjadi tiga
wilayah yang berbeda. Pembagian wilayah Indonesia berdasarkan perbedaan flora dan fauna
ini dibagi menjadi tiga wilayah. Pembagian wilayah Indonesia berdasarkan perbedaan flora dan
fauna adalah sebagai berikut:

 Wilayah Indonesia Barat

Pembagian wilayah Indonesia yang pertama adalah bagian Indonesia barat. Wilayah
Indonesia bagian barat ini meliputi Pulau Jawa dan juga Pulau Sumatera. Wilayah Indonesia
bagian barat memiliki fllora dan fauna yang disebut dengan tipe Asiatis. Mengapa dinamakan
demikian? Karena rata- rata flora dan fauna yang ada di Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan juga
Pulau Kalimantan ini mempunyai kemiripan dalam beberapa hal dengan flora dan fauna yang
ada di Benua Asia. Nah, karena itulah mengapa flora dan fauna yang ada di wilayah ini
dinamakan Asiatis.

 Wilayah Indonesia Tengah


Setelah Indonesia bagian barat, selanjutnya adalah Indonesia bagian tengah. Wilayah
Indonesia bagian tengah ini berada di sebelah timur wilayah Indonesia bagian Barat. Wilayah
Indonesia bagian tengah ini meliputi Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya. Jika
wilayah Indonesia bagian barat ini disebut dengan flora dan fauna tipe Asiatis, maka wilayah
Indonesia bagian tengah ini disebut sebagai flora dan fauna tipe peralihan. Mengapa dinamakan
tipe peralihan? Karena di Indonesia bagian tengah ini macam flora dan fauna khasnya
memunyai sifat sedikit mirip dengan wilayah Indonesia bagian timur, namun juga mirip dengan
wilayah Indonesia bagian barat. Maka dari itulah flora dan fauna di wilayah Indonesia bagian
tengah ini disebut sebagai tipe peralihan.

 Wilayah Indonesia Timur

Selain Indonesia bagian barat dan juga Indonesia bagian tengah, selanjutnya adalah wilayah
Indonesia bagian timur. Wilayah Indonesia bagian timur ini meliputi wilayah Indonesia yang
tidak termasuk ke dalam wilayah Indonesia bagian tengah dan wilayah Indonesia bagian barat.
Jadi, wilayah Indonesia bagian timur ini meliputi Papua dan Maluku. Wilayah Indonesia bagian
timur memanglah tidak terlalu luas. Wilayah Indonesia bagian timur ini mempunyai flora dan
fauna yang khas. Karena letaknya yang lebih dekat dengan benua Australia, maka flora dan
fauna wilayah ini dipengaruhi oleh wilayah Australia, sehingga dinamakan sebagai tipe
Australis.

Nah, itulah beberapa pembagian wilayah Indonesia jika dilihat dari segi persebaran flora dan
faunanya. Masing- masing wilayah Indonesia ini mempunyai banyak sekali keunikan yang
melekat pada wilayahnya. Keunikan atau ke khasan ini dipengaruhi oleh berbagai macam hal,
mulai dari letak geografis, hingga karakteristik wilayah yang ada di masing- masing wilayah
tersebut. Antara wilayah satu dengan wilayah lainnya dibatasi oleh suatu garis khayal yang
dinamakan garis Weber dan juga Wallace.

Garis Weber dan Wallace

Mungkin sebagian besar dari kita pernah mendengar mengenai garis Weber dan juga
Wallace. Ya, dua garis ini sangat berhubungan erat dengan persebaran flora dan fauna yang
ada di wilayah Indonesia. Jadi yang dinamakan garis Weber dan juga Wallace ini merupakan
garis- garis khayal (tidak nyata, dan hanya tampak di peta yang dibuat khusus) yang
memisahkan atau membagi wilayah Indonesia menjadi tiga bagian dilihat dari persebaran flora
dan juga faunanya. Jika suat wilayah dibagi menjadi tiga bagian, otomatis garis yang
memisahkannya ada dua. Nah, di Indonesia dua garis tersebut adalah Weber dan Wallace.
Penjelasan mengenai masing- masing garis tersebut adalah sebagai berikut:

 Garis Weber

Salah satu garis khayal yang membagi Indonesia menjadi tiga bagian adalah garis weber.
Garis Weber ini merupakan garis khayal yang membagi Indonesia menjadi bagian tengah dan
juga bagian timur. Maka dari itu, garis ini terletak di antara Indonesia bagian tengah dan juga
Indonesia bagian timur. Atau lebih tepatnya, garis ini digambar di antara pulau Sulawesi dan
juga Pulau Papua.

 Garis Wallace
Garis yang satunya mendampingi garis Weber adalah Garis Wallace. Garis Wallace ini
adalah garis yang membagi Indonesia menjadi wiayah tengah dan Indonesia wilayah barat.
maka dari itu letak garis ini berada di tengah Indonesia bagian barat dan juga Indonesia bagian
tengah. Garis ini digambar pada peta dengan posisi berada di antara pulau Kalimantan dan juga
Sulawesi.

Nah, itulah kedua garis yang membagi Indonesia menjadi tiga wilayah menurut persebaran
flora dan faunanya. Kedua garis tersebut tidak digambar lurus dari utara ke selatan, namun ada
perbengkokan garis. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas menganai salah satu dari
kedua garis tersebut. Garis yang akan kita bahas lebih lanjut adalah Garis Wallace.

Pengertian Garis Wallace

Garis Wallace merupakan garis hipotesis atau garis khayal yang memisahkan Indonesia
bagian Tengah dan juga Indonesia bagian Timur. Mengapa garis ini dibuat? Karena terdapat
perbedaan karakteristik flora dan fauna yang ada di daerah tersebut. Garis ini diberi nama
sesuai dengan penemunya yakni Alfred Russel Wallace yang menyadari adanya perbedaan di
antara flora dan fauna di daerah- daerah tersebut pada saat berkunjung ke Hindia Timur pada
abad ke- 19. Alfred Russel Wallace ini mempelopori penyelidikan secara modern tentang
Geografi hewan terlepas dari teori Darwin. Penelitian yang dilakukan oleh Wallace ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di
Indonesia bagian timur.

Garis Wallace ini digambar melalui Kepulauan Melayu yakni antara Pulau Borneo atau
Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dan juga antara Pulau Bali dan Pulau Lombok. Keberadaan
Garis Wallace ini juga tercatat oleh Antonio Pigafetta mengenai perbedaan biologis antara
Filipina dan juga Kepulauan Maluku. Hal ini tercatat dalam perjalanan Ferdinand Magelland
pada tahun 1512. Setelah itu ada perbaikan garis ini yang dilakukan oleh Weber, yakni di geser
ke arah timur (daratan Pulau Sulawesi).

Letak Garis Wallace

Sudah disebitkan sebelumnya mengenai letak garis Wallace. Secara umum garis Wallace ini
melintas melalui Kepulauan Melayu, yakni antara Pulau Kalimantan dan juga Pulau Sulawesi
dan juga diantara Pulau Bali dan Lombok. Kawasan garis Wallace ini wesi dan sebagain Nusa
Tenggarameliputi beberapa wilayah, diantara nya sebagai berikut:

 Pulau Sulawesi
 Kepulauan Maluku
 Sumba
 Sumbawa
 Lombok
 Timor

Nah, itulah beberapa kawasan yang berada di dalam atau yang dilalui oleh garis Wallace
ini. Jadi, wilayah- wilayah tersebut merupakan wilayah yang masuk ke dalam tipe Asiatis
ataupun tipe Peralihan. Garis Wallace ini mencakup beberapa wilayah khusus yang mempunyai
hewan- hewan yang khas. Dan diantara wilayah- wilayah yang telah daerah disebutkan diatas,
wilayah yang mempunyai binatang paling khas adalah Pulau Sulawesi. Beberapa binatang khas
Sulawesi ini antara lain adalah Anoa atau sapi hutan, dan lain sebagainya.
Kawasan- kawasan yang Berhubungan dengan Garis Wallace

Garis Wallace yang merupakan garis pemisah antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia
bagian tengah menurut persebaran flora dan fauna, ternyata mempunyai beberapa kawasan
penting yang berhubungan dengan garis tersebut. Kawasan- kawasan penting ini berupa
paparan benua. Landas benua sendiri merupakan bagian dari lempeng benua (baca: lempeng
tektonik) yang panjangnya menjulur hingga ke bawah laut. Dengan demikian, kawasan ini
ditutupi oleh air laut. Beberapa paparan benua yang berhubungan dengan garis Wallace antara
lain sebagai berikut:

 Kawasan Paparan Sunda

Kawasan paparan Sunda ini berada di sebelah barat dari garis Wallace. Paparan Sunda sendiri
merupakan lempeng Bumi yang bergerak dari kawasan Oriental atau benua Asia yang letaknya
di sebelah barat Garis Wallace. Garis Wallace sendiri merupakan garis yang digambar
membujur di kawasan yang memisahkan antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah.
Garis Wallace ini bergerak dari utara ke selatan antara pulau Kalimantan dan juga Sulawesi,
serta antara Bali dan juga Lombok. Menurut keberadaan garis ini, maka kawasan yang
merupakan zona Asiatis adalah adalah Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan juga pulau Bali.

 Kawasan Paparan Sahul

Di Indonesia, ditemukan lebih dari satu jenis paparan benua. Jika sebelumnya kita mengenal
paparan Sunda, maka yang selanjutnya adalah paparan Sahul. Paparan Sahul merupakan
paparan benua yang berada di sisi timur dari Garis khayal Wallace. Dengan kata lain, paparan
Sahul ini berada di sisi lain dari paparan Sunda. Paparan Sahul merupakan lempeng bumi yang
bergerak dari kawasan Australesia atau Benua Australia.

 Kawasan Wallacea atau Laut Dalam

Kawasan Wallacea merupakan lempeng Bumi dari pinggiran Asia Timur yang bergerak di sela-
sela garis Wallace dan juga Garis Weber. Kawasan Wallace aini mencakup pulau Sulawesi,
Kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara dan juga Kepulauan Maluku. Di kawasan Wallace
ini, ditemukan banyak flora serta fauna endemik (yakni flora dan fauna yang hanya ditemukan
di satu tempat yang bersangkuran dan tidak ditemukan di wilayah lain manapun di dunia). Jadi,
di kawasan Wallcea ini memiliki kedua unsur baik dari kawasan Oriental maupun Australis.
Kawasan Wallace ini juga disebut sebagai zona peralihan. Alfred Wallace mengemukakan
pendapat bahwa laut tertutup es pada zaman es (baca: hujan es), sehingga tumbuhan serta satwa
atau flora dan fauna dari kawasan Asia dan Australia dapat menyeberang dan berkumpul
menjadi satu di Indonesia. Jika jenis Asia tetap lebih banyak ditemukan di bagian barat dan
jenis Australia di bagian timur Indonesia, hal ini karena kawasan Wallacea sebenarnya dahulu
merupakan sebuah palung laut yang sangat dalam, sehingga fauna kesulitan untuk melintasinya
dan flora berhenti menyebar.

Nah, itulah beberapa pembagian daerah atau kawasan yang ada hubungannya dengan garis
Wallace ini. Salah satu dari tiga kawasan tersebut juga berhubungan dengan garis satunya,
yakni garis Weber.
Flora dan Fauna Garis Wallace atau Tipe Asiatis

Sebenarnya, mengenai jenis flora dan fauna yang berada di sekitar garis Wallace ini ada dua
tipe, yakni tipe Asiatis dan juga tipe Peralihan. Hal ini karena memang garis Wallace ini
membagi Indonesia ke dalam zona Asiatis dan juga Peralihan. Namun untuk flora dan fauna
yang lebih khas, adalah tipe Asiatis.

Flora dan fauna tipe Asiatis sendiri merupakan flora dan fauna yang persebarannya di wilayah
Indonesia bagian barat yang meliputi pulau Sumatera, Jawa serta Kalimantan. Flora dan fauna
tipe Asiatis ini mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna yang tumbuh dan berada di benua
Asia, maka dari itu dinamakan sebagai flora dan fauna tipe Asiatis. Beberapa jenis flora dan
fauna tipe Asiatis antara lain sebagai berikut:

1. Flora Tipe Asiatis

 Tumbuhan Meranti- merantian

Tumbuhan meranti- merantian atau yang mempunyai nama latin Dipterocarpus menjadi
tumbuhan yang banyak tumbuh di wilayah Asiatis. Tumbuhan ini menjadi jenis epifit yang
menjadi tumbuhan khas di wilayah Asiatis. Tumbuhan Meranti- merantian ini banyak di
temukan di hutan hujan tropis yang banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian barat.

 Berbagai jenis rotan

Rotan menjadi salah satu tumbuhan yang paling berguna di Indonesia. Rotan ini ternyata
menjadi salah satu tumbuhan tipe Asiatis yang banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian
barat.

 Berbagai jenis nangka

Nangka yang juga merupakan buah khas Indonesia, ternyata merupakan flora khas yang
tumbuh di wilayah barat Indonesia dan merupakan flora tipe Asiatis.

 Rafflesia Arnoldi

Rafflesia Arnoldi merupakan flora endemik yang sangat terkenal di dunia. Flora ini merupakan
flora yang hanya tumbuh di wilayah Sumatera dan Jawa. Tidak ada tempat lain yang ditumbuhi
oleh tumbuhan ini. Rafflesia Arnoldi adalah semacam tumbuhan yang merambat dan tidak
mempunyai daun. Tumbuhan ini hanya terdiri atas bunga saja dan mempunyai ukuran sangat
besar. Oleh karena tidak punya daun, maka tumbuhan ini tidak bisa berfotosintesis sehingga
merupakan salah satu jenis parasit yang merugikan tanaman lainnya yang ditumpanginya.

 Anggrek

Bunga Anggrek merupakan salah satu bunga khas Indonesia dan juga khas Asia. Bunga ini
banyak ditemukan di hutan- hutan di Indonesia. Bunga Anggrek merupakan tanaman yang
hidup menempel di tumbuhan lainnya. Meskipun hidup menempel di tumbuhan lainnya,
namun pohon bunga anggrek ini mampu melakukan fotosintesis sehingga tidak akan
mengambil jatah makanan tumbuhan lain. Dengan demikian anggrek tidak dianggap sebagai
parasit. Ada salah satu jenis Anggrek yang juga menjadi flora endemik Indonesia. Bunga
anggrek ini dinamakan Anggrek Tien Soeharto yang hanya tumbuh di daerah Tapanuli Utara,
Sumatera Utara.

 Lumut

Flora tipe Asiatis yang selanjutnya adalah lumut. Berbagai jenis lumut banyak ditemukan di
hutan hujan tropis yang memiliki udara lembab. Oleh karena itulah banyak lumut yang akan
hidup. Berbagai jenis lumut ini juga merupakan flora khas Asiatis.

 Cendawan

Pohon cendawan juga merupakan salah satu jenis flora Asiatis yang ada di wilayah Indonesia
bagian barat.

 Paku- pakuan

Flora tipe Asiatis yang tumbuh di wilayah Indonesia bagian barat banyak terdapat tanaman
paku- pakuan. Berbagai jenis tanaman paku- pakuan ini merupakan tanaman khas atau flora
tipe Asiatis yang tumbuh di wilayah Indonesia.

 Pohon Jati

Pohon jati merupakan salah satu tanaman khas Indonesia yang banyak tumbuh di pulau Jawa.
Taman jati yang kaya manfaat ini ternyata merupakan tanaman khas dari Asia yang mempunyai
ciri khas akan menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan.

Nah, itulah beberapa jenis flora Indonesia bagian barat yang juga merupakan flora tipa Asiatis.
Selain flora, juga ada fauna.

2. Fauna

Fauna tipe Asiatis merupakan fauna yang banyak tinggal di wilayah benua Asia. Beberapa
contoh fauna tipe Asiatis antara lain sebagai berikut:

 Gajah

Salah satu binatang yang terkenal banyak terdapat di benua Asia adalah gajah. Binatang besar
ini juga hidup di wilayah Indonesia bagian barat. Di Indonesia sendiri gajah yang terkenal
adalah gajah Sumatera. Gajah Sumatera banyak diburu karena memiliki gading yang mahal
jika dijual. Karena gadingnya yang banyak diburu, maka gajah Sumatera ini termasuk ke dalam
binatang yang dilindungi.

 Macan atau Harimau

Selain gajah, binatang lainnya adalah macan. Macan atau harimau ini juga merupakan salah
satu binatang khas Indonesia bagian barat. Macan ini merupakan binatang tipe Asiatis karena
banyak terdapat di benua Asia.

 Badak Bercula Satu


Salah satu binantang langka yang dilindungi di Indonesia adalah badak bercula satu. Badak
bercula satu ini merupakan banyak yang langka karena banyak diburu untuk diambil culanya.
Cula badak ini berharga sangat mahal, maka dari itu banyak diincar oleh para pemburu.

 Banteng

Banteng yang merupakan binatang berkaki empat merupakan salah satu fauna tipe Asiatis.
Banteng mempunyai dua tanduk besar yang ada di kepalanya. Banteng mempunyai kekuatan
yang lebih kuat daripada sapi atau kerbau.

Nah, itulah beberapa contoh fauna tipe Asiatis yang banyak hidup di Indonesia bagian barat.
Flora dan fauna tersebut merupakan kekayaan yang dimiliki Indonesia sehingga harus
dilindungi.

Garis Wallace Dan Weber

Garis Wallace dan Garis Weber : Garis yang Membagi Indonesia menjadi 3 Bagian
Pernahkah Anda mendengar mengenai garis Wallace dan garis Weber? Mungkin Anda
hanya pernah mendengarnya saja, atau bahkan sekarang sudah mulai asing dengan dua garis
ini. Garis ini bukan merupakan garis yang berada dalam rumus matematika atau perhitungan
lainnya. Garis-garis ini banyak dibahas dalam ilmu bumi seperti geografi dan lain sebagainya.
Garis ini merupakan garis-garis yang berhubungan dengan suatu daerah.
Kedua garis ini merupakan garis khayal atau tidak nyata yang hanya ditampilkan pada
peta saja. Garis ini membagi dan memisahkan Indonesia menjadi tiga wilayah bagian. Garis-
garis ini bahkan sangat rekat dengan persebaran flora dan fauna pada wilayah Indonesia.
Karena Indonesia dibagi menjadi tiga bagian maka garis yang membaginya terdiri dari dua
garis. Garis-garis tersebut adalah garis Wallace dan garis Weber.Garis ini merupakan sebuah
garis khayal yang memisahkan Indonesia pada bagian Tengah dan Indonesia pada bagian
Timur. Garis ini dibuat karena kedua daerah di Indonesia ini memiliki karakteristik flora dan
fauna yang sangat berbeda. Penemu garis ini adalah seorang ilmuwan bernama Alfred Russel
Wallace.
Wallace mulai menyadari bahwa ada perbedaan flora fauna pada kedua daerah tersebut setelah
mengunjungi Hindia Timur sekitar abad ke 19. Seperti penemunya, garis ini kemudian diberi
nama yang sama yaitu garis Wallace. Alfred Russel Wallace membuat sebuah penelitian yang
menunjukkan hasil adanya perbedaan hewan di Indonesia bagian Timur dan Indonesia bagian
barat.
Sedangkan Garis Weber juga membagi Indonesia menjadi dua bagian. Jika garis sebelumnya
membagi Indonesia bagian timur dan juga bagian barat, maka garis weber ini membagi
Indonesia menjadi bagian tengah dan bagian timur. Karena garis weber membagi Indonesia
menjadi timur dan tengah maka letaknya juga tepat membelah Indonesia bagian timur dan
Indonesia bagian tengah. Secara lebih tepat, garis ini terletak diantara pulau Papua dan pulau
Sulawesi.
Garis Wallace Dan Garis Weber
Kembali kepada Garis Wallace, garis ini diletakkan pada dua pulau yaitu antara pulau
Sulawesi dengan pulau Kalimantan. Selain itu, Anda juga bisa menemukan garis ini berada
diantara pulau Lombok dan pulau Bali. Garis ini membagi wilayah Sulawesi dan Nusa
Tenggara menjadi beberapa wilayah yaitu Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Sumba,
Sumbawa, Lombok dan juga Timor.
Wilayah-wilayah ini masuk pada tipe Asiatis atau tipe peralihan. Wilayah-wilayah ini memiliki
ciri khas tersendiri pada jenis faunanya. Salah satu wilayah yang mempunyai jenis fauna paling
khas adalah Pulau Sulawesi. Contoh binatang atau fauna khas Sulawesi adalah sapi hutan.
Membahas lebih lanjut mengenai jenis flora dan fauna yang dibagi oleh garis-garis Wallace
terdiri dari dua jenis tipe yaitu tipe peralihan dan tipe asiatis. Tipe yang paling khas adalah tipe
asiatis. Flora dan fauna tipe ini tersebar di wilayah Indonesia khususnya bagian barat yang
terdiri dari pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Tipe asiatis diberi nama demikian karena
memiliki kemiripan dengan binatang dan tanaman yang tumbuh di benua Asia.
Flora atau tumbuhan dengan yang dibelah oleh garis Wallace ini terdiri dari beberapa tipe. Tipe
pertama adalah tipe meranti-merantian. Tanaman meranti-merantian memiliki nama latin
Dipterocarpus. Tanaman ini banyak tumbuh di wilayah Asia. Tanaman meranti-merantian
merupakan jenis tanaman epifit sebagai tanaman khas wilayah Asia.
Tanaman meranti termasuk dalam kelompok pepohonan yang berkayu keras. Berbagai jenis
rotan juga menjadi salah satu tumbuhan tipe Asiatis yang berada di Indonesia bagian barat.
Rotan ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memproduksi barang-barang
menarik. Berbagai jenis nangka dan amoldi juga menghiasi tipe ini.
Dari jenis bunga, Anggrek menjadi tumbuhan jenis bunga satu-satunya yang merupakan tipe
Asiatis atas hasil pembagian dari garis Wallace. Bunga Anggrek banyak ditemukan di hutan-
hutan di Indonesia. Bunga ini tumbuh dengan menempel pada tumbuhan-tumbuhan yang lain.
Namun meskipun bergantung pada tumbuhan lain namun tidak menjadi parasit bagi tumbuhan
tersebut. Anggrek mampu melakukan fotosintesis secara mandiri. Selain Anggrek, ada pula
lumut, cendawan, paku-pakuan dan pohon jati yang mendiami flora tipe asiatis.
Beralih pada jenis-jenis fauna yang menjadi bagian dari tipe asiatis. Macam-macam fauna ini
banyak ditemukan tinggal dan berkembang biak dengan baik di benua Asia. Jenis pertama
adalah gajah. Gajah memang banyak ditemukan di benua Asia. Di Indonesia gajah yang
terkenal adalah gajah Sumatera. Selanjutnya yang juga terkenal sebagai binatang khas
Sumatera adalah harimau Sumatera. Namun sayangnya, kedua hewan ini sekarang banyak
diburu untuk diambil bagian tertentu dari tubuhnya kemudian selanjutnya dijual.
Fauna selanjutnya yang dipisahkan berdasarkan garis Wallace adalah badak bercula satu dan
banteng. Beberapa tipe flora dan fauna ini mungkin bisa juga dilihat sedang mendiami sebuah
wilayah tertentu yang ada di negeri ini.

DISKUSIKANLAH
HASIL DARI
PENELITIANMU
TERSEBUT DENGAN
BIMBINGAN GURU DAN
PRESENTASIKAN
BAB II PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
PEMBANGUNAN
BAB II

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA


TERHADAP PEMBANGUNAN

Kompetensi Dasar

2.1 Siswa mampu mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap

Pembangunan

Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan
2. Mengidentifikasi bahwa pembangunan mengubah kebudayaan

Indikator Pembelajaran

1. Siswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan kuantitas dan kualitas
penduduk.
2. Siswa mampu menjelaskan dampak dari permasalahan kependudukan terhadap
pembangunan
3. Siswa mampu menjelaskan dampak pembangunan terhadap perubahan budaya

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Mengamati
2. Menanya
3. Menalar
4. Mencoba
5. Membentuk Jejaring

Bab ini akan kita bahas dalam 3JP ( 3 x 40 menit)


AMATILAH MATERI BERIKUT
INI !

A. PENGERTIAN KEPENDUDUKAN
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu
yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,
mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.

Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya


terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk
pada seluruh dimensi penduduk.

Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan


perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi
oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
B. PENGERTIAN KUANTITAS DAN KUALITAS PENDUDUK

Pengertian Kualitas Penduduk


Arti kualitas penduduk adalah tingkat kemampuan penduduk untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya secara layak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kualitas penduduk adalah antara lain seperti pendapatan, pendidikan dan kesehatan. Berikut
penjelasannya lengkap dan detailnya.

3 faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk


1. Pendapatan
Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka semakin tinggi pula taraf hidup suatu
bangsa. Untuk mengetahui pendapatan masyarakat dalam suatu Negara, dapat ditunjukan
dengan tingkat pendapatan perkapita.
Rumus pendapatan perkapita :
Adapun pendapatan perkapita dapat dihitung dengan berdasarkan menggunakan rumus yang
antara lain sebagai berikut :
PT = GNP : P
Keterangan :
PT = Pendapatan Perkapita
GNP = Pendapatan Negara selama 1 tahun
P = Jumlah penduduk Negara

2. Pendidikan
Arti penting pendidikan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
penduduk dalam rangka mendukung pembangunan bangsa. Kualitas pendidikan dapat dilihat
dalam seberapa besar angka melek huruf, anak putus sekolah, penduduk berpendidikan rendah
dan lain sebagainya.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu faktor penting dalam menilai kualitas penduduk. Tingkat
kesehatan penduduk dapat dilihat dari tingkat kematian bayi dan angka harapan hidup.

Pengertian kuantitas penduduk


Arti kuantitas penduduk adalah jumlah keseluruhan penduduk yang menempati seluruh
wilayah tertentu. Untuk mengetahui kuantitas penduduk memerlukan data kondisi aktual
penduduk yang disebut data demografi.
Data yang menyangkut penduduk dengan berbagai karakteristiknya yang merupakan
data pokok yang amat diperlukan untuk perencanaan pembangunan di segala bidang. Perolehan
data demografi dapat melalui tiga cara yakni antara lain sebagai berikut :
3 cara memperoleh data demografi
1. Sensus penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan dari proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan
dan publikasi data demografi untuk seluruh penduduk disuatu negara pada periode tertentu.

2. Survei penduduk
Survei penduduk adalah pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh daerah.
Pencacahan ini tidak dilakukan di seluruh wilayah negara, melainkan pada daerah-daerah
tertentu yang dianggap mewakili seluruh wilayah tersebut.

3. Registrasi penduduk
Registrasi penduduk adalah kumpulan keterangan mengenai terjadinya peristiwa, yakni
seperti peristiwa lahir dan mati serta segala kegiatan yang merubah status sipil seseorang sejak
lahir sampai mati.
Kejadian tersebut meliputi perkawinan, perceraian, pengangkatan anak dan
perpindahan penduduk. Pelaksanaan registrasi berlangsung secara terus-menerus mengikuti
kejadian. Pencatatan dilakukan oleh beberapa badan atau lembaga pemerintahan yang berbeda.
Misalnya kelahiran dan kematian dicatat oleh kantor pencatatan sipil dan kelurahan,
perkawinan dan perceraian di catat oleh Departemen Agama dan Kantor Pencatatan Sipil.

Kualitas penduduk penduduk menurut UU No.10 Tahun 1992 yaitu suatu kondisi penduduk
dalam aspek fisik maupun non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai
manusia yang berbudaya, berkepribadian, dan layak.Sedangkan Kuantitas Penduduk adalah
Jumlah penduduk yang diukur dari perbedaan antara jumlah yang lahir,mati dan pindah tempat
tinggal.

A. Kuantitas Penduduk

Kuantitas penduduk adalah jumlah dari keseluruhan penduduk yang menempati seluruh
bagian dari wilayah tertentu.Kuantitas Penduduk meliputi :

1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah kuantitas penduduk Indonesia adalah 237
641 326 jiwa, yang terdiri dari penduduk yang bertempat tinggal di kota dengan kuantitas 118
320 256 jiwa (49,79 persen) dan penduduk yang bertempat tinggal di desa sebanyak 119 321
070 jiwa (50,21 persen). Di dunia, Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan
jumlah penduduk terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat.Sebenarnya, jumlah
penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar untuk pembangunan dalam negeri. Hal
tersebut dapat terjadi jika sumber daya manusia memiliki kualitas yang memadai. Namun jika
kualitasnnya tidak mendukung dalam pembangunan,jumlah penduduk yang banyak justru
dapat menjadi penghambat dalam pembangunan dalam negeri.

2. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan jumlah dari tahun


ke tahun.Artinya, Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Namun jika diperhatikan
lebih cermat, pertumbuhan penduduk di Indonesia ini cenderung mengalami penurunan dari
periode ke periode. Faktor utama dari pertumbuhan penduduk ini adalah kelahiran dan
kematian, yang dipengaruhi oleh fasilitas dan kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup,
dan pendidikan. Migrasi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia
meskipun tidak begitu signifikan.

3. Persebaran/Kepadatan penduduk

Tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandingan
banyaknya jumlah penduduk dengan luas wilayah atau daerah yang ditempati berdasarkan
satuan luas tertentu. Persebaran penduduk berkaitan erat dengan tingkat kepadatan penduduk
di Indonesia yang tidak merata.Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, pulau Jawa adalah
pulau terpadat dengan luas 6,8 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 57,5
persen penduduk, pulau Sumatera dengan luas 25.2 persen dihuni oleh 21.3 persen penduduk,
Kalimantan yang luasnya 28.5 persen dihuni oleh 5.8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya
9.9 persen dihuni oleh 7.3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4.1 persen dihuni oleh 1.1
persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21.8 persen hanya dihuni oleh 1.5 persen
penduduk.Persebaran dan kepadatan penduduk yang tidak merata ini dapat menyebabkan
berbagai permasalahan yang salah satunya dapat menghambat usaha-usaha pembangunan yang
diharapkan dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh masyarakat Indonesia.Terdapat
3 cara untuk mendapatkan data kuantitas penduduk, yaitu melalui sensus penduduk, registrasi
penduduk, dan survei penduduk.
a) Sensus Penduduk

Sensus penduduk adalah keseluruhan dari proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan,


penyusunan, dan publikasi suatu data demografi yang dilakukan pada suatu negara dalam
periode tertentu.Di Indonesia, sensus dilakukan selama periode 10 tahun sekali. Sensus
penduduk pertama dilakukan pada tahun 1961, dan yang terakhir pada tahun 2010.

Sensus penduduk memiliki dua metode, yaitu :

- Metode Householder, yaitu metode yang memberikan daftar pertanyaan tentang


kependudukan kepada penduduk atau responden, sehingga pengisian data dilakukan langsung
oleh penduduk dan akan diambil oleh petugas beberapa hari kemudian. Metode ini dapat
digunakan di daerah yang penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang relatif tinggi, karena
penduduk tersebut dapat memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang terdapat pada daftar
pertanyaan kependudukan dengan baik.

- Metode Canvaser, yaitu metode yang mengharuskan petugas sensus mendatangi penduduk
atau responden secara langsung untuk diwawancarai dan mengisi daftar pertanyaan tentang
kependudukan. Petugas sensus memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk
menjawabnya secara lisan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.Berdasarkan status tempat
tinggal penduduknya, sensus penduduk dibedakan menjadi sensus de facto dan sensus de jure.

- Sensus De Facto, pencatatannya dilakukan oleh petugas dengan mencatat semua orang yang
ada pada suatu daerah ketika sensus penduduk berlangsung. Metode sensus ini tidak
membedakan antara penduduk asli yang menetap lama ataupun hanya penduduk yang hanya
menetap sementara.

- Sensus De Jure, pencatatannya dilakukan oleh petugas dengan hanya mencatat penduduk
yang telah resmi tercatat dan tinggal didaerah tersebut sebagai penduduk asli ketika sensus
penduduk berlangsung. Pada metode sensus ini telah dibedakan antara penduduk asli yang
menetap dan penduduk yang hanya menetap sementara waktu atau penduduk yang belum
tercatat secara resmi sebagai penduduk di daerah tersebut. Pada metode ini, penduduk yang
belum tercatat secara resmi sebagai penduduk daerah tersebut tidak diikut sertakan dalam
penghitungan.Sensus seringkali bermafaat sebagai landasan alokasi atau pembagian wilayah
administratif. Data sensus juga digunakan secara luas oleh pemerintah negara lain sebagai
untuk mengadakan perncanaan dan pelaksanaan berbagai fungsi pemerintah.

b) Survei Penduduk

Survei penduduk adalah pencacahan yang dilakukan pada daerah-daerah tertentu yang
menjadi sampel dan telah mewakili seluruh wilayahnya. Survei penduduk biasanya
menggunakan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus. Sistem kerja dan informasi yang
dikumpulkan survei penduduk sama dengan sensus penduduk.Berikut ini beberapa factor yang
membedakan antara survei penduduk dengan sensus penduduk.

- Survei penduduk hanya mencacah sebagian dari jumlah keseluruhan penduduk yang berupa
sampel, sedangkan sensus mencacah seluruh penduduk yang tinggal di suatu negara.
- Survei penduduk dapat dilaksanakan kapan saja, sedangkan sensus penduduk dilakukan
secara berkala sesuai periodenya disetiap negara (lima atau sepuluh tahun sekali).
- Survei penduduk mendata keadaan penduduk dengan topik yang dapat berubah, sedangkan
sensus menggunakan data yang standar sehingga patokannya bersifat tetap.

Berikut ini beberapa contoh survei penduduk yang ada di Indonesia :


- Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995.
- Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
- Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakemas).
- Susenas dan lain sebagainya.

3. Registrasi Penduduk

Registrasi penduduk adalah pencatatan tentang identitas, cirri-ciri, status dan kondisi
penduduk yang dilakukan secara terus menerus oleh institusi pemerintah yang dimulai dari
tingkatan terendah yaitu desa atau kelurahan. Dari registrasi penduduk akan didapat data
monografi kependudukan yang berupa kelahiran penduduk, kematian, perkawinan, perceraian,
dan migrasi atau perpindahan penduduk.Registrasi ini sering disebut sebagai registrasi vital
atau statistic vital, karena mencatat setiap peristiwa penting yang terjadi pada penduduk dan
berhubungan dengan kehidupan. Registrasi memberikan gambaran mengenai peristiwa-
peristiwa dan perubahan yang terjadi pada penduduk secara terus menerus, sehingga berbeda
dengan sensus dan survei yang hanya menggambarkan karakteristik penduduk pada suatu saat
saja.Registrasi di Indonesia dilakukan oleh lembaga yang berbeda-beda. Lembaga-lembaga
tersebut diantaranya kelurahan dan kantor pencatatan sipil yang mencatat kelahiran
penduduk, kelurahan, kantor pencatatan sipil dan departemen kesahatan yang bertugas
mencatat kematian penduduk. Departemen agama dan kantor pencatatan sipil yang mencatat
perkawinan dan perceraian penduduk, kelurahan dan departemen kehakiman yang bertugas
mencatat migrasi atau perpindahan penduduk.

Dari registrasi penduduk, kita dapat memperoleh beberapa informasi penting, yaitu :
- Angka kelahiran penduduk
- Angka kematian penduduk
- Angka perkawinan penduduk
- Angka perceraian penduduk, dan
- Angka migrasi atau perpindahan penduduk

B. Kualitas Penduduk

Kualitas penduduk adalah taraf kehidupan suatu penduduk yang berkaitan dengan
kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, dan lainnya.Beberapa fator yang dapat mempengaruhi kualitas
penduduk suatu negara,yaitu tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan, dan tingkat
kesehatan.

a) Tingkat Pendapatan Penduduk

Tingkat pendapatan penduduk diukur berdasarkan pendapatan perkapita. Pendapatan


perkapita adalah besarnya pendapatan penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Pendapatan
perkapita dapat menjadi indikator tingkat kemajuan dan kesejahteraan suatu negara. Semakin
tinggi pendapatan perkapita suatu negara, maka semakin makmur dan sejahtera penduduk
negara tersebut karena dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang berupa pangan,
sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan yang lainnya secara layak.
Bank dunia (World Bank) mengklasifikasikan negara-negara menjadi lima tingkatan
berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan perkapita, yaitu :
-Kelompok negara yang berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara
yang PNB perkapitanya $520 atau kurang
- Kelompok negara yang berpendapatan menengah kebawah (lowe-middle income economies),
yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$521 sampai US$1,740.
- Kelompok negara dengan pendapatan menengah (middle income economies), yaitu negara-
negara yang PNB perkapitanya antara US$1,741 sampai US$2,990.
- Kelompok negara yang berpendapatan menengah keatas (upper-middle income economies),
yaitu negara-negara dengan PNB perkapita antara US$2,991 sampai US$4,870.

- Kelompok negara dengan pendapatan tinggi (upper income economies), yaitu kelompok
negara-negara yang memiliki PNB perkapita antara US$4,871 sampai US$25,480 bahkan
lebih.

Berdasarkan data BPS, pendapatan penduduk Indonesia pada tahun 2005 sebesar $1,308,
yang mengalami kenaikan dari tahun 2004 yang sebesar $1,066. Jika dilihat berdasarkan
klasifikasi World Bank, pendapatan perkapita Indonesia masuk kedalam kriteria lower middle
economies atau kelompok negara berpendapatan menengah kebawah.

b) Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci penting dalam kemajuan suatu negara. Cepat
lambatnya proses kemajuan ekonomi suatu negara akan dipengaruhi oleh pendidikan yang
dimiliki oleh penduduknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk, maka semakin tinggi
pula kualitas penduduk dinegara tersebut. Dengan pendidikan yang tinggi, maka penduduk
akan mampu mengolah sumber daya alam yang tersedia dengan baik demi mencapai
kesejahteraan bersama.Jika diperhatikan, tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk Indonesia
masih tergolong rendah. Penyebabnya antara lain :
- Tingkat pendapatan penduduk rendah.
Pendapatan orang tua yang rendah akan menyebabkan sulitnya orang tua untuk membiayai
sekolah anak-anaknya. Meskipun pemerintah telah mencanangkan program bantuan
pendidikan bagi keluarga yang tidak mampu, namun tidak semua keluarga yang tidak mampu
tersebut dapat dijangkau. Hal inilah yang nantinya akan membuat orang tua lebih mengarahkan
anaknya untuk bekerja dan mencari uang tambahan daripada melanjutkan sekolahnya.

- Jumlah sarana dan prasarana pendidikan yang tidak sebanding dengan jumlah murid.
Didaerah terpencil dan aksesibilitasnya yang rendah, jumlah sekolah dan tenaga pengajarnya
masih sedikit. Rendahnya pelayanan pendidikan ini juga disebabkan oleh bentuk topografi
wilayah dan permasalahan social antar kelompok masyarakat.

- Kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak.


Beberapa orang tua tidak memahami tentang pentingnya pendidikan, sehingga mereka tidak
mau mengeluarkan banyak uang untuk membiayai sekolah anak-anak mereka.

c) Tingkat Kesehatan Penduduk

Kualitas kesehatan penduduk akan berpengaruh terhadap kinerja dan produktifitas seorang
manusia. Tinggi rendahnya tingkat kesehatan penduduk suatu negara dapat dilihat pada
besarnya angka kematina bayi dan ibu saat melahirkan. Semakin rendah angka kematiannya,
maka semakin tinggi tingkat kesehatan penduduknya.Berdasarkan data BPS tahun 2005,
tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi yang berada di rasio 35 per 1000
kelahiran hidup.

Angka tersebut telah mengalami penurunan dari 51 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
1990. Angka kematian ibu saat melahirkan pun mengalami penurunan dari 450 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005.
Angka kematian bayi dan ibu saat melahirkan masih tergolong tinggi, sehingga hal tersebut
mengindikasikan bahwa tingkat kesehatan penduduk di Indonesia masih rendah.Salah satu
penyebab dari rendahnya tingkat kesehatan penduduk diantaranya karena masih banyak
lingkungan yang kurang sehat sehingga memudahkan penyebaran berbagai macam penyakit
kepada penduduk. Sehingga diperlukan kesadaran diri dari penduduk untuk menjaga kesehatan
diri dan kingkungan sekitarnya agar tetap bersih dan sehat. Selain itu, keterbatasan layanan
kesehatan oleh tenaga medis yang berada didaerah-daerah terpencil juga menjadi salah satu
penyebab rendahnya tingkat kesehatan penduduk di Indonesia. Di Indonesia, baru 43%
penduduk saja yang mendapatkan kesehatan, sedangkan sisanya masih belum dapat dijangkau
ataupun belum menerima pelayanan kesehatan secara maksimal.Tidak selalu peningkatan
kualitas penduduk dapata berjalan dengan lancar. Disetiap proses, tentu terdapat suatu
permasalahan yang akan menghambat proses tersebut.

Menurut pemahaman anda apa


pengertian dari kependudukan serta
kuantitas dan kualitas penduduk?
Jawablah dengan bahasamu sendiri

JAWAB :

C. HUBUNGAN PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN


TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI

Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam


nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang
menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu
ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang
berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan.
Oleh karena itu perlu adanya pembangunan ekonomi keberlanjutan yang sesuai dengan
pesatnya pertumbuhan penduduk, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Faktor-
faktor yang menpengaruhi pembangunan ekonomi itu sendiri adalah: Sumber Daya Manusia
(SDM), Sumber Daya Alam (SDA), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sosial budaya,
keadaan politik, dan sistem pemerintah.
Ekonomi kependudukan pada dasarnya memiliki dua aspek pengertian. Pertama,
ekonomi kependudukan adalah ilmu yang mengkaji tentang bagaimana dampak ekonomi yang
ditimbulkan dari dinamika penduduk. Kedua, ekonomi kependudukan adalah ilmu yang
menganalisis dinamika penduduk dengan menggunakan “peralatan ekonomi”. Pengertian
dinamika penduduk sendiri mencakup perubahan jumlah, struktur dan persebaran penduduk
yang diakibatkan oleh variabel fertilitas, mobilitas dan mortalitas.

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pembanguanan Ekonomi


Faktor- faktor yang mempengaruhi pembanguanan ekonomi yaitu:
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan faktor kunci dalam prosesnya pembanguanan, baik tidaknya perncanaan
dan pengorganisasian, proses pengorganisasian tergantung kepada kualitas manusia sebagai
objek dan subjeknya.
2. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi
pembanguanan suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
3. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)
Ilmu pengetahuan dan teknolgi meripakaan alat bagi sumber manusia untuk mengolah
sumber daya alam secara produktif.
4. Sosial budaya
Nilai - nilai sosial budaya sangat berpengaruh terhadap proses pembanguanan. nilai - niai
tersebut dapat menjadi faktor pendorong dan dapat pula menjadi faktor penghambat.
5. Keadaan Politik
Sistem keadaan politik suatu negara berpengaruh terhadap keberlangsungan proses
pembanguanan.
6. Sistem Pemerintah
Pemerintahan dengan sistem sosialis dan liberalis kedua-duanya akan memberikan warna
yang berbeda terhadap proses pembanguanan.

Kaum Nasionalis beranggapan bahwa pertumbuhan penduduk akan menstimuli


pembangunan ekonomi. Ide dasarnya adalah dengan penduduk yang banyak akan berakibat
pada produktifitas yang tinggi dan kekuasaan yang tinggi pula.

Inspirasi pendapat ini didasarkan juga atas pengalaman negara-negara Eropa pada
zaman revolusi industri. Pada saat itu kenaikan produksi pertanian selalu diikuti oleh
pertumbuhan penduduk. Argumentasinya adalah bahwa dengan penduduk yang banyak akan
menyebabkan mereka untuk membuka lahan pertanian yang baru, membangun irigasi,
membuat pupuk dan inovasi-inovasi yang lain yang berkaitan dengan revolusi pertanian.
Akibatnya produksi pertanian akan naik dengan cepat.

Pendapat ini muncul kembali pada dasawarsa 70-an. Pelopornya adalah Julian L.
Simon. Dalam bukunya “The Economi of Population Growth”, Simon (1977) berpendapat
bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi dapat dibagi
menjadi dua. Pertama, pertumbuhan penduduk dalam jangka pendek memang berpengaruh
negatif. Kedua, dalam jangka panjang justru pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh
yang positif terhadap pembangunan ekonomi. Argumen ini berdasarkan studinya terhadap
beberapa negara di dunia.

D. DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI


PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN TERHADAP
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah
sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan
penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan
tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam
yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia?
Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu
potensi. Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola
sumber daya alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya
alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek
pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan
asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia.
Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia
(SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia
ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia
penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci
faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:

1. Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia

Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan
kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu
kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu
pengetahuan?

2. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas


(produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas
rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu
negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas
penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban
pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi
kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah. Apabila pertumbuhan penduduk masih
tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa besar apabila ditinjau dari aspek luas
wilayah, ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Namun sampai saat ini
bangsa Indonesia masih tertinggal jangankan dari Negara maju seperti Amerika Seikat, Jepang,
Jerman oleh Negara tetangga saja seperti Singapura, Malaysia, Thailand bahkan oleh Vietnam
pun Indonesia sudah tertinggal. Pencapaian pembangunan Indonesia selalu terpuruk.
Pemerintahan silih berganti, tetapi Indonesia seperti jalan di tempat. Pengangguran terus
bertambah. Kemiskinan semakin sulit dikendalikan. Kriminalitas meningkat di mana-mana.
Investasi swasta semakin sulit berkembang. Perusahaan-perusahaan industri dalam negeri
semakin sulit bersaing

Sebenarnya Indonesia tidaklah miskin, sumber daya alam melimpah ruah tengoklah
perkebunan Indonesia seperti karet, kelapa sawit, kakau, ataupun hasil tambang seperti minyak
bumi, gas alam, batu bara, emas semuanya terdapata dalam jumlah besar di Indonesia. Wilayah
Indonesia yang luas dengan garis pantai dan lautan yang luas memungkinkan sector perikanan
berkembang, ditambah lagi dengan ketersediaan sumber daya manusia yang lebih dari 200 juta
jiwa. Namun mengapa bangsa Indonesia masih mengalami keterpurukan?

Patut menjadi sebuah pertanyaan apakah sumber daya alam yang melimpah ruah itu
telah habis sehingga masyarakat Indonesia tidak dapat lagi memanfaatkan untuk kemakmuran
dan kemajuan bangsa Indonesia? Ataukah yang telah habis itu adalah keinginan masyarakat
untuk bergerak bersama memanfaatkan dan mengelola SDA itu untuk kemakmuran mereka
sendiri?. Banyak masyarakat yang berteriak menuntut pembangunan sarana kebersihan di
desanya atau memuntut pembangunan dan perbaikan sarana transportasi, sementara mereka
tidak bergerak bersama untuk melakukan hal itu. Mereka hanya berdiam diri menunggu
datangnya bantuan dari pemerintah

Kebersamaan masyarakat saat ini hanya terbatas untuk urusan-uruan perayaan


kematian, perkawinan, dan tahlilan. Kehidupan memberi warna dikotomistik. Di satu sisi,
untuk acara-acara ritual terlihat ada kebersamaan. Di sisi lain, untuk meningkatkan mutu
kehidupan bersama, mereka menunjukkan sikap hidup individual. Tidak terlihat kepedulian
dan kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi, sosial dan lingkungan fisik yang
muncul dan membelenggu kehidupan mereka. Kondisi ini mencerminkan bahwa masyarakat
sedang tertimpa penyakit yang sangat kronis, yaitu hilangnya kebersamaan dan energi
kelompok karena hilangnya Social Capital (Modal Sosial).

Modal sosial merupakan hal yang sangat penting dalam mengatasi masalah tersebut.
Secara sederhana modal sosial dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang membuat
masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam
prosesnya gerakan itu ditopang oelh nilai dan norma yang khas yaitu trust, saling memberi dan
menerima, toleransi, penghargaan, partisipasi, serta nilai-nilai positi yang dapat membawa
kemajuan bersama.

Inilah ternyata yang menjadi aspek penting untuk kemajuan bangsa ini. Selama ini
program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak berhasil dengan baik karena tidak
adanya dukungan bersama dari masyarakatnya, pemerintah hanya bekerja sendiri mamajukan
suatu daerah yang ternyata di daerah tersebut tidak ada keinginan bersama untuk maju. Sangat
mengerikan sekali jika hal ini telah merasuk ke semua masyarakat Indonesia dan menjadi
budaya masyarakat.Untuk itu maka hendaknya modal sosial ini harus menjadi hal yang
prioritas untuk dibangun dan diinternalisasikan kepada masyarakat Indonesia. Hal ini
hendaknya menjadi agenda utama pemerintah

Untuk dapat membangun modal sosial dengan baik diperlukan beberapa unsur
pendukung salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan berperan sangat penting untuk
membangun kesadaran, kecerdasan dan menanamkan nilai-nilai positif kepada masyarakat
Indonesia. Tanpa adanya kesadaran, kecerdasan, dan nilai-nilai positif pada masyarakat
Indonesia mustahil modal sosial dapat dibangun di masyarakat Indonesia.

Selain itu kepemimpinan (leadership) memegang peranan yang penting dalam


membangun modal sosial bangsa ini. Seorang pemimpin harus mampu memimpin
masyarakatnya, menyatukan visi, membangun kesadaran dan kecerdasan masyarakat, dan
mampu menggerakan mereka untuk bersama-sama bergerak membangun masyarakatnya.
COBALAH KAMU TULIS KEMBALI APA YANG
KAMU PAHAMI SECARA RINGKAS MENGENAI
MATERI YANG DIPAPARKAN DIATAS !

JAWAB :

E. DEFINISI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI MASA


KOLONIAL

Memang jika kita telisik ke masa lalu, masalah kependudukan sekarang adalah bukan
masalah baru dan sudah ada sejak zaman Hindia Belanda menjajah Indonesia. Berawal dari
tahun 1930-an permasalahan penduduk di pulau jawapun mulai terjadi. Menurut Valkeburg,
usaha menyuarakan untuk menurunkan angka kelahiran sadah dperjuangkan saat itu, namun
pendapatnya masih kurang di dengar. Upaya untuk melakukan kontrasepsi sebenarnya juga
sudah dilakukan, akan tetapi harga alat kontrasepsi pada masa itu sangat mahal, pemerintah
kolonial juga melarang adanya publikasi atau periklanan ala-alat kontarsepsi. Di tambah
dengan moralitas agama yang turut menghambat adanya program keluarga berencana,
sehingga angka kelahiran tetap saja tinggi.
Kemudian di lanjutkan dengan masa orde baru Soekarno yang dimulai pada tahun 1945.
Pada awal pemerintahan Soekarno, situasi saat itu masih tidak kondusif dan kestabilan politik
masih belum konstan, sehingga konsep mengenai program keluarga berencana masih belum
dapat diwujudkan. Karakteristik Soekarno yang pemberani dan sangat kontra pemerintahan
barat nampaknya membuat ia menolak beberapa saran dari pemerintah asing khususnya
negara-negara barat utuk tetap tidak melakukan program keluarga berencana. Seperti saran
yang pernah di tujukan oleh Louis Fischer kepada Soekarno mengenai pengendalian tingkat
kelahiran. Namun saran dari Fischer itu malah ditolak oleh Soekarno. Fischer tidak mampu
meyakinkan Soekarno dengan menggunakan argumen pada hubungan antara pertumbuhan
penduduk dan pembangunan ekonomi, tetapi justru Soekarno dapat menerima argumen untuk
jarak kelahiran, sebagai upaya untuk melindungi kesehatan ibu dan mengurangi beban
keluarga. Soekarno berpendapat bahwa adanya pengendalian penduduk dengan melakukan
pembatasan kelahiran merupakan indikasi adanya penurunan moralitas yang ia temukan dalam
masyarakat barat. Soekarno justru beranggapan wanita yang memiliki banyak anak adalah
model kekuatan, kecantikan, dan ketahanan.
Kemudian dilanjutkan dengan era orde baru Soeharto. Soeharto yang sangat pro barat
memiliki kebijakan yang berbeda dengan Soekarno. Dalam hal kependudukan pun Soeharto
mendapat bantuan dari USAID (United States Agency for International Development) dan
UNFPA (United Nations Fund for Population Activities). Sehingga program kebijakan
kependudukan Soeharto berasal dari saran-saran negara barat. Selain itu Soeharto juga berhasil
mengatasi tantangan terbesar di masa kolonial Belanda yakni moralitas agama. Moralitas
agama merupakan salah satu hal yang mempengaruhi lancar atau tidaknya program
pengendalian penduduk. Dalam hal ini MUI (Majelis Ulama Indonesia) membuat suatu fatwa
atau resolusi yang intinya mengizinkan adanya kontrasepsi dan mendukung kebijakan
pemerintah tentang pengendalian penduduk. Selain itu Soeharto menandatangani Pimpinan
Dunia Deklarasi Kependudukan pada tahun 1967 sebagai bukti komitmennya untuk
mengurangi jumlah laju pertumbuhan penduduk. Setahun kemudian Soeharto membentuk
LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional). Pada tahun 1970 terjadi peningkatkan status
dari LKBN menjadi dewan koordinasi (BKKBN) dengan ketua yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden. Peran sentral Soeharto dalam pembentukan program keluarga
berencana, dan dukungannya yang teguh dalam pelaksanaannya, diakui secara internasional
dengan pemberian award 1989 dari Penduduk PBB. Sementara tidak ada keraguan bahwa
Soeharto membuat kontribusi yang luar biasa untuk program ini, hal itu dilakukan sebagai
upaya penting dalam memberikan wawasan bagi mereka yang berada dalam kesulitan nyata
serta sebagai jawaban untuk mengatasi penolakan serta permusuhan terhadap keluarga
berencana.
Sampai sekarang program mengenai keluarga berencana semakin di giatkan pemerintah
khususnya oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ruang
lingkup target pun semakin diperluas, bukan hanya berfokus pada penanganan keluarga
berencana melalui program KB. Namun BKKBN mencoba untuk mempersiapkan generasi
penerus bangsa yang lebih berkualitas. Salah satunya adalah program GenRe (Generasi
Berencana) yang di tujukan kepada anak remaja dan dewasa awal Indonesia. Melalui
pembentukan PIK-R dan PIK-M (Pusat Informasi Konseling Remaja dan Mahasiswa) di
sekolah dan Universitas yang ada di seluruh Indonesia. Dengan adanya PIK-R dan PIK-M
diharapkan para remaja atau mahasiswa Indonesia bisa saling berbagi informasi mengenai
pendewasaan usia perkawinan, 8 fungsi keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA), keterampilan hidup (life skills), keterampilan advokasi dan KIE. BKKBN juga terus
berinovasi dalam menstimulus generasi muda Indonesia dengan mengadakan pemilihan duta
GenRe (Generasi Berencana). Semua program tersebut di laksanakan untuk menghadapi 2
tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh generasi muda, yakni Bonus Demografi dan
Ketenagakerjaan.
Menurut Kepala BKKBN Prof. Dr. Fasli Jalal, PhD. SpOK, Bonus Demografi di
Indonesia diproyeksikan akan terjadi bertepatan dengan satu abad Indonesia merdeka yakni
tahun 2045. Bonus Demografi merupakan bonus yang didapatkan oleh suatu negara karena
jumlah usia produktif (16-64 tahun) lebih banyak dari pada usia non produktif (0-15 tahun dan
lansia). Bonus demografi merupakan sebuah tantangan sekaligus bisa menjadi berkah bagi
negara Indonesia. Usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban
negara. Oleh karena itu Pemerintah harus meningkatkan wajib belajar 12 tahun, melakukan
pembinaan pola asuh serta tumbuh kembang anak melalui posyandu dan PAUD, peningkatan
usaha ekonomi keluarga, intinya peningkatan segala bidang agar SDM kita mampu bersaing di
dunia International. Jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai
70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15
tahun dan diatas 65 tahun). Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai sekitar
180 juta, sementara non-produktif hanya 60 juta. Bonus demografi ini tentu akan membawa
dampak sosial-ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk,
yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk non-produktif akan sangat
rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif. Hal ini jika tidak diimbangi
dengan persiapan dari pemerintah yang matang. Maka bisa di pastikan beberapa tahun yang
akan datang jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat.

COBALAH BUAT PENELITIAN KECIL


MENGENAI PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DI DAERAH SEKITAR
TEMPAT TINGGAL MU !

F. DEFINISI KEBUDAYAAN SEBAGAI FAKTOR


PENDORONG SUATU PEMBANGUNAN NASIONAL
Indonesia memiliki tradisi dan sumber pengetahuan lokal yang sangat kaya dan hidup.
Kedua hal tersebut dapat menjadi dasar yang kuat untuk membantu melaksanakan rencana
pembangunan nasional”, ujar Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas, dalam sambutannya di seminar nasional pada tanggal 4 April 2017
tentang “Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Nasional”, yang diselenggarakan oleh
Bappenas dan didukung oleh KSI.

Kebudayaan harus dianggap sebagai aset penting yang berkontribusi terhadap pembangunan
nasional. Bapak Menteri menggarisbawahi bahwa Indonesia hanya dapat menjadi bangsa yang
besar apabila mampu mengejawantahkan kebudayaan ke dalam pembangunan nasional.

Seminar tersebut diselenggarakan untuk mewujudkan pembuatan kebijakan yang lebih


baik dalam pembangunan nasional, yang tidak meninggalkan kearifan lokal, dimana hal
tersebut telah diperoleh dan dikumpulkan selama bertahun-tahun melalui pengalaman
langsung, dan tercermin dalam ekspresi kebudayaan. Kearifan lokal dapat memberikan
masukan yang signifikan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasional
tanpa memicu perlawanan lokal.

Pembangunan nasional bukanlah hanya terkait dengan peningkatkan kesejahteraan


ekonomi masyarakat, tapi juga peningkatan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Untuk itu,
memahami kebudayaan lokal merupakan sesuatu yang penting bagi pembangunan nasional.
Dalam sektor pendidikan, misalnya, kurikulum nasional belum tentu cocok untuk diterapkan
di komunitas atau suku lokal tertentu. Saur “Butet” Marlina Manurung adalah seorang
antropolog dan ahli pendidikan, dan dalam presentasinya mengatakan bahwa bagi anak-anak
dari suku terpencil, pendidikan bukanlah untuk mengejar nilai yang tinggi. Pendidikan bagi
mereka berarti memperoleh dan menguasai hal-hal untuk membela diri dan lingkungan mereka
agar tidak dieksploitasi. Sokola Rimba yang didirikannya merupakan organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan program literasi dan advokasi bagi Masyarakat Adat dan
Terpinggirkan di seluruh nusantara. Melalui pendidikan dari sudut pandang berbeda, mereka
dapat mewariskan kebudayaan dan kearifan mereka ke generasi berikutnya. Lagu daerah, serta
norma dan nilai tradisional, dapat ditulis dan didokumentasikan dalam bahasa ibu mereka
sendiri.

Melestarikan dan mendayagunakan kebudayaan dapat menjadi hal yang efektif dalam
mendorong ekonomi, sebagaimana dibuktikan oleh Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam lima tahun terakhir, Banyuwangi telah berhasil mendorong perekonomiannya dengan
memanfaatkan kebudayaan, melalui berbagai acara dan perayaan. Pada 2012, Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi telah menyelenggarakan 12 acara kebudayaan, sedangkan di tahun
2017, jumlah tersebut meningkat menjadi lebih dari 70 acara kebudayaan kepada turis lokal
dan asing. Peningkatan pariwisata ini telah membuat pendapatan asli daerah Banyuwangi
melonjak, sehingga meningkatkan perekonomian setempat, dari salah satu PDB per kapita
terendah di Jawa Timur, menjadi tiga teratas hanya dalam lima tahun. Contoh lain bagaimana
kebudayaan dapat mendongkrak perekonomian ke arah yang lebih baik dapat dilihat di Bali,
yang sudah sangat terkenal di dunia, kebudayaan batik Jawa, dan Karnaval Busana Jember atau
Jember Fashion Carnival (JFC), yang telah menelurkan puluhan Karnaval lain di seluruh
negeri. Pimpinan karismatik JFC, Dynand Fariz, membawakan presentasi penuh warna terkait
bagaimana kebudayaan dapat digunakan untuk menyokong pariwisata dan sektor usaha.

Kisah keberhasilan Banyuwangi dan Jember dapat diadaptasi dan direplikasi di daerah
lain di Indonesia, dalam rangka membantu mewujudkan pembangunan nasional lewat
kebudayaan. Karena setiap daerah memiliki kebudayaan uniknya masing-masing, replikasi ini
sebaiknya difokuskan pada metodenya, seperti penggunaan teknologi informasi. Misalnya,
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak memperbolehkan pengembang untuk membangun
pusat perbelanjaan modern dalam Kabupaten. Sebaliknya, pemerinteh daerah telah
membangun mal daring yang menjual berbagai produk lokal. Hal ini menarik tidak hanya
pembeli domestik, tapi juga internasional.

Di tingkat nasional, tantangan untuk menggabungkan kebudayaan ke dalam


pembangunan nasional berada pada aspek koordinasi antara berbagai kementerian dan lembaga
yang terlibat dalam isu-isu terkait kebudayaan. Ini adalah salah satu isu penting yang dibahas
dalam seminar tersebut. Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kekebudayaanan, Kementerian
Pendidikan dan Kekebudayaanan, mengatakan bahwa pemerintah harus juga memberikan
perhatian kepada praktisi kebudayaan di wilayah terpencil, dan tidak hanya fokus pada mereka
yang tinggal di kota-kota besar. Pemerintah harus berperan aktif dalam melindungi, mengelola,
dan memberikan arahan dan strategi untuk memanfaatkan kebudayaan sebagai aset
pembangunan nasional. Menurut Melani Budianta, Profesor Kajian Kebudayaan Universitas
Indonesia, pemerintah juga harus mampu menentukan sasaran dari pembangunan nasional
berbasis kebudayaan. Prinsip dasarnya, ujar Budianta, adalah melalui kebijakan inklusif yang
non-diskriminatif, berdasarkan partisipasi masyarakat lokal. Kebijakan yang demikian
menjamin tidak seorang pun yang tertinggal dalam proses pembangunan. Ia juga mendorong
agar setiap daerah mengembangkan potensi kebudayaannya sendiri dan membangun sinergi
kebudayaan antar warga masyarakat yang dapat memberikan wawasan berharga kepada
pemerintah terkait arah dari pembangunan nasional. Menggabungkan kebudayaan ke dalam
pembangunan merupakan cara untuk membentuk dan melestarikan identitas Indonesia sebagai
bangsa dengan kebudayaan yang kaya raya.

Kemajemukan di Indonesia adalah realitas sosial yang mewarnai kehidupan


masyarakat, namun tidak harus dimaknai sebagai kelemahan yang menjadikan Indonesia
rentan konflik dan disintegrasi.

Kemajemukan justru dapat dijadikan modal dasar pembangunan nasional Indonesia


sehingga menjadi negara-bangsa yang kuat dan unggul. Disamping itu, pembangunan nasional
harus mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, tidak hanya berfokus pada
pembangunan ekonomi, namun juga mempertimbangkan aspek budaya.

Hal ini yang menjadi landasan diselenggarakannya Seminar Nasional ‘Peran


Kebudayaan Dalam Pembangunan Nasional’ yang diadakan oleh Kedeputian Pembangunan
Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas bekerjasama dengan Knowledge Sector
Initiative (KSI) pada hari ini (4/4/2017) di Jakarta.

Kegiatan ini merupakan upaya untuk menjaring aspirasi serta memperoleh saran dan
masukan dari para ahli di bidang kebudayaan, baik sebagai prakt isi, akademisi, pengamat, dan
lain-lain.

Masukan tersebut akan dijadikan sebagai salah satu sumber informasi oleh Kedeputian
Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan dalam penyusunan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional yang akan diselenggarakan oleh Bappenas
pada akhir bulan April, disamping kontribusi positif bagi perencanaan dan pelaksanaan
kebijakan pembangunan di Indonesia di masa depan.

“Indonesia merupakan negara dengan kekayaan budaya yang demikian besar.


Kebudayaan kita ini harus menjadi modal penting yang berkontribusi pada pembangunan
nasional. Lihat misalnya Jepang, Korea Selatan, atau China yang mampu melakukan akselerasi
pembangunan sosial-ekonomi berbasis kebudayaan, dengan melakukan kapitalisasi atas nilai-
nilai dan kekayaan budaya melalui suatu proses modernisasi,” kata Menteri PPN/Kepala
Bappenas, Bambang Brodjonegoro.

“Pemerintah Australia dengan bangga mendukung seminar ini melalui Knowledge


Sector Initiative (KSI). Sesuai dengan tujuan programnya, KSI berusaha untuk memperkuat
sektor pengetahuan di Indonesia dengan mendukung proses pembuatan kebijakan publik yang
akan memberi manfaat terhadap masyarakat banyak,” kata Fleur Davies, Minister-Counsellor,
Governance & Human Development, Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Seminar ini dibuka oleh Bapak Bambang Brodjonegoro (Menteri PPN/Kepala


Bappenas), dengan menghadirkan beberapa pembicara seperti Abdullah Azwar Anas (Bupati
Banyuwangi), Saur Marlina (Butet) Manurung (Pendiri Sokola Rimba), Hilmar Farid (Dirjen
Kebudayaan, Kemendikbud), Amic h Alhumami (Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan
Kebudayaan Bappenas), Hans Antlov (Antropolog/KSI), Melan i Budianta (Pakar
Budaya FIB UI), dan Dynand Fariz (Presiden Jember Fashion Carnaval/JFC).

Para pembicara di atas akan membahas secara komprehensif hubungan antara


kebudayaan dengan pembangunan. Beberapa topik pembahasan antara lain, peta jalan
pembangunan kebudayaan Indonesia, dinamika kebudayaan dalam pembangunan, local
knowledge sebagai modal pembangunan, memahami kebudayaan dalam konteks
pembangunan, strategi pembangunan kota budaya, transformasi pendidikan melalui
pendekatan budaya lokal dan kebutuhan masyarakat adat, dan pengembangan industri kreatif
berbasis budaya lokal.

Kegiatan ini juga disemarakkan dengan pentas seni dan pameran budaya seperti benda
cagar budaya, karya seni kontemporer, hasil budaya inovasi, dan koleksi naskah kuno.

Naskah kuno yang dipamerkan merupakan naskah Master Piece Indonesia yang telah
mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai Memory of the World, yaitu Nagarakretagama,
Babad Diponegoro, I La Galigo.

Selain itu, dipamerkan pula beragam naskah yang sangat relevan dengan situasi
Indonesia dewasa ini, yang dapat direvitalisasi dan dikembangkan seperti naskah pengobatan
tradisional, arsitektur, pangan, dan pertanian.

Penyelenggaraan Seminar Nasional Peran Kebudayaan dalam Pembangunan


merupakan upaya untuk menjaring aspirasi, serta memperoleh saran dan masukan dari
para ahli di bidang kebudayaan, baik sebagai prakt isi, akademisi, pengamat, dan masyarakat.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi


pembangunan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan berdaya saing
dengan tetap mengedepankan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

DISKUSIKANLAH HASIL DARI


PENELITIANMU TERSEBUT DENGAN
BIMBINGAN GURU DAN PRESENTASIKAN
DIDEPAN KELAS!
BAB III PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DAN
UPAYA
PENANGGULANGANNYA
Bab iii
permasalahan kependudukan dan upaya
penanggulangannya

Kompetensi Dasar :3.1 Siswa mampu mengidentifikasi permasalahan


kependudukan dan upaya penanggulangannya

Tujuan Pembelajaran : 1. Mendeskripsikan permasalahan kependudukan.

2. Mendeskripsikan upaya penanggulangan dari permasalahan


kependudukan.

3. Mendeskripsikan kependudukan dan dampaknya terhadap


pembangunan.

4. Mengidentifikasi bahwa pembanguan mengubah


kebudayaan.

Indikator Pembelajaran : 1. Siswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan

Penduduk Indonesia.

2. Siswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud

dengan permasalahan kependudukan.

3. Siswa mampu mengidentifikasi masalah utama dalam


bidang kependudukan Indonesia.

4. Pengertian masalah kependudukan sosial budaya.


5. Menggambarkan situs-situs sejarah dalam permasalahan
kependudukan di Indonesia.
6. Siswa mampu menjelaskan upaya penanggulangan dari
permasalahan kependudukan di Indonesia.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Mengamati
2. Menanya
3. Menalar
4. Mencoba
5. Membentuk Jejaring

Bab ini akan kita bahas dalam 3JP ( 3 x 40 menit)

AMATILAH MATERI BERIKUT


INI !

A. PENGERTIAN PENDUDUK DAN WARGA NEGARA


INDONESIA
Penduduk dapat didefinisikan sebagai sejumlah manusia baik secara individu maupun
kelompok yang menempati wilayah atau negara tertentu minimal dalam jangka waktu satu
tahun pada saat dilaksanakan pendataan atau sensus penduduk. Sebagai contoh, Pendi adalah
penduduk kabupaten Cirebon, artinya artinya pada saat diadakan sensus penduduk Pendi telah
tinggal menetap di Cirebon dalam waktu minimal satu tahun, walaupun ternyata Pendi bukan
warga asli daerah tersebu

Warga Negara Indonesia (WNI) adalah semua orang yang tinggal di negara Republik
Indonesia. Penduduk asli maupun keturunan asing yang telah disahkan oleh undang-undang
sebagai Warga Negara Indonesia. Oleh karena itu, ada istilah WNI pribumi (penduduk asli
Indonesia), WNI keturunan (misalnya, keturunan Tionghoa, Belanda, Amerika), dan WNA
(Warga Negara Asing). Adapun sumber daya manusia adalah semua penduduk baik secara
individu maupun kelompok dengan semua potensi yang dimilikinya. Potensi sumber daya
manusia dapat berupa kuantitas dan kualitas penduduk.
Jika kita berbicara tentang penduduk, kita juga akan menyinggung hal lain yang tak terpisahkan
yaitu demografi. Demografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti penduduk
dan graphien yang artinya menulis. Secara epistomologi, demografi bisa diartikan tulisan-
tulisan tentang penduduk. Definisi demografi yang lebih luas yaitu ilmu yang mempelajari
tentang struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah,
persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan
perubahan tersebut terjadi karena proses demografi, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi
penduduk.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi kependudukan suatu wilayah atau negara,
diperlukan data yang akurat mengenai aspek-aspek kuantitas dan kualitas penduduk. Tingkat
akurasi data yang diperoleh sangat memengaruhi ketelitian hasil analisis dan prediksi kondisi
kependudukan. Untuk negara Indonesia, lembaga yang bertugas mengumpul kan, mengolah,
dan mempublikasikan data kependudukan adalah Badan Pusat Statistik (BPS).

Badan Pusat Statistik Indonesia memiliki beberapa sumber data kependudukan, yaitu hasil
sensus, survei, dan registrasi penduduk.

1. Sensus
Sensus atau cacah jiwa adalah proses pencatatan, perhitungan, dan publikasi data
demografis yang dilakukan terhadap semua penduduk yang tinggal menetap di suatu
wilayah atau negara tertentu secara bersamaan. Sensus dilaksanakan setiap 10 tahun
sekali.

2. Survey
Suvey hampir sama dengan sensus, perbedaan atar keduanya terletak pada waktu
pelaksanaan, wilayah, dan jumlah penduduk yang di data. Di suvei, pendataan hanya
dilakukan terhadap sample (contoh) penduduk di beberapa wilayah yang dianggap
mewakili karakteristik semua penduduk di sekitar wilayah sample. Pelaksanaanya pun
dilakukan kapan pun, tanpa adanya periodisasi seperti sensus.

3. Registrasi
Registrasi penduduk adalah proses pengumpulan keterangan yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa kependudukan harian dan kejadian-kejadian yang mengubah status
seseorang, seperti peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian, perpindahan tempat
tinggal, dan kematian.
B. PENGERTIAN PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
Permasalahan kependudukan di indonesia salah satu yang harus dihadapi di setiap
negara,bukan tidak mungkin angka kelahiran di setiap tahunnya akan terus meningkat,dan
pemerintah pun akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun
jumlah penduduk indonesia terus meningkat dan anggaran untuk membantu masyarakat
menengah kebawah juga ikut meningkat.kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis dan
lowongan pekerjaan yang terbatas.

Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh indonesia antara lain:

A. Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population) Telah disebutkan sebelumnya di awal
bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-
turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia
dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id) . Dari tahun ke tahun
jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah
penduduk Indonesia semakin bertambah.Dari data yang saya ambil dari Kabupaten Kepulaun
Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia, di bawah ini dapat dilihat bagaimana
jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan Selayar dari tahun ke tahun semakin bertambah.
Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas
tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak positifnya lebih dahulu
antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam,
mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.

Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar
menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi
terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa
lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting
terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting
lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang
sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting
namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti
halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya
alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan
perhatian yang sama demi keseimbangan alam.

Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam
penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja
dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah
adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung
mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru
yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan
tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat
menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.

Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan
aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan
juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah
bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan
kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.

2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi
tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju
pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah
penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya.
Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan
kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai
sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam
rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB
dan kini ditangani oleh BKKBN.

Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia
semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya.
Namun, alangkah lebih baik apabila persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga
mencapai angka dibawah 1%. Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju
selalu memiliki angka pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari
jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat
menurun merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia
Indonesia.

Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi
berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang
menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi
kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju
pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus
didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia
perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu
wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar
provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.

Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa.
Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah
apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya
berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan
berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.

Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:

1. Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2. Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3. Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar
4. Sumber air
5. Perhubangan atau transportasi
6. Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.

Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia.Tingkat


pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Sebenarnya jumlah pendudukyang besar bukanlah
suatu masalah, sebab apabila semua penduduknya memiliki
kualitas SDM yang baik maka justru akan memberikan kontribusi kepada negara.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a. Jumlah Penduduk Besar Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam
pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan.
Manfaat jumlah penduduk yang besar:

1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.


2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu
nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya.


Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi
sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan,
timbulnya pemukiman kumuh.

2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta
fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit
diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat

Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun
1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6%
pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam
keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan
mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya
keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga
terbentuklah keluarga sejahtera. Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:

a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan


peningkatan produksi.

b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera

c. Persebaran Penduduk Tidak Merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata


baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan
pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah
daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan
kepadatan di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar
690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998
menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu
luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan
permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan
secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar
Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya
sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi
peningkatan pertahanan keamanan negara. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya
tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
• Sebagai pusat pemerintahan.

• Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.


• Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan
kerja.

• Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.


• Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar Persebaran penduduk antara kota
dan

desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di


Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus
terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya
terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan
dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan
hidup seperti:

• Munculnya permukiman liar.

• Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh


masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.

• Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.

• Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran, dan lain-


lain. Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya
untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah. Upaya-upaya tersebut
adalah:

• Pemerataan pembangunan.

• Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah


pedesaan.

• Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan


lingkungan alamnya. Selain di

Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah
Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh
penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran
penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi. Tujuan pelaksanaan
transmigrasi yaitu:

– Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.

– Peningkatan taraf hidup transmigran.

– Pengolahan sumber daya alam.

– Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

– Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.

– Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

– Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia. Persebaran yang tidak merata
berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi
exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai
contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan
pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:

1. terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang.

2. terjadi kekeringan.

3. tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi.

2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif

a. Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi
kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat
kualitaskesehatan penduduk adalah dengan melihat:
" Tahukah kamu permasalah penduduk yang berada di soal di atas memiliki beberapa faktor
yang membantu peningkatan permasalahan penduduk di Indonesia, jika ingin lebih jelas nya
maka cermati dan bacalah materi di bawah ini "

1) Angka Kematian

2) Angka Harapan Hidup Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat
kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan
dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk
membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat
menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

b. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk
suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di
Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan
demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang
lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

d. Tingkat Kemakmuran yang Rendah

Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah
garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan
kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam.
TULISLAH BEBERAPA PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DI INDONESIA YANG
KAMU KETAHUI!

JAWAB :
C. MASALAH UTAMA DALAM BIDANG KEPENDUDUKAN
INDONESIA

1. Persebaran penduduk yang tidak merata

Luasnya wilayah yang dimiliki Indonesia tidak sebanding dengan pemerataan


penduduknya. Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga daerah yang sangat jarang
penduduknya. Jakarta sebagai ibukota memiliki pertambahan jumlah penduduk yang signifikan
setiap tahunnya. Hal ini tidak sebanding dengan kota-kota di wilayah timur yang jumlah
penduduknya masih sangat sedikit di beberapa wilayah. Maka dari itu, saat ini pemerintah juga
sedang menggalakkan program transmigrasi demi persebaran penduduk yang lebih merata.

2. Jumlah penduduk yang besar

Menurut berbagai hasil riset, Indonesia menduduki urutan keempat negara terbanyak jumlah
penduduknya setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menjadi tantangan bagi
pemerintah Indonesia untuk menjamin kesejahteraan jumlah penduduk sebanyak ini dengan
kondisi ekonomi sebagai negara berkembang.

3. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Jumlah penduduk Indonesia yang sudah sangat banyak ini diperkirakan akan terus
bertambah karena pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh angka
kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian. Pemerintah juga berupaya untuk
meminimalisasinya dengan menggalakkan program Keluarga Berencana. Namun berita
baiknya, jumlah golongan usia produktif juga akan selalu bertambah untuk membantu
menggerakkan perekonomian negara.

4. Kualitas penduduk rendah

Saat ini, Indonesia masih bermasalah dengan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang
rendah akan mempengaruhi kualitas penduduknya. Masyarakat Indonesia menjadi kurang
memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja. Hal ini berdampak pada sulitnya
masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Selain itu,
masyarakat Indonesia menjadi kalah bersaing dengan tenaga asing yang saat ini sudah banyak
bekerja di tanah air kita.

5. Tingginya tingkat ketergantungan


Penduduk yang tidak bekerja disebut penduduk yang tidak produktif. Umumnya penduduk
yang tidak bekerja adalah yang telah berusia lanjut atau masih anak-anak dan remaja yang juga
disebut usia nonproduktif. Penduduk nonproduktif menggantungkan hidupnya pada penduduk
produktif. Karena usia nonproduktif tinggi, maka tingkat ketergantungannya juga cukup tinggi.
Golongan usia produktif menanggung terlalu banyak beban ekonomi dari penduduk usia
nonproduktif ini.

6. Kepadatan penduduk

Beberapa kota besar di Indonesia tergolong sangat padat jika dibandingkan dengan luas
wilayahnya. Tingginya kepadatan penduduk ini menyebabkan masalah-masalah sosial seperti
pengangguran, kemacetan, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya angka
kriminalitas, pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan lain
sebagainya.

COBALAH KAMU TULIS KEMBALI


APA YANG KAMU PAHAMI
SECARA RINGKAS MENGENAI
MATERI YANG DIPAPARKAN
DIATAS !

D. PENGERTIAN MASALAH KEPENDUDUKAN SOSIAL


BUDAYA
Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:
A. Kuantitas Penduduk
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326. Dari tahun
ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010,
jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.

2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk


Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya
laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar
provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.

4. Susunan Penduduk Indonesia


Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau
ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada
penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi.\

B. Kualitas Penduduk
1. Masalah Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat
pendidikan penduduk Indonesia.
2. Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena
kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.

3. Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan


Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,
yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara
C. Kebijakan yang menjadi solusi permasalahan
1. Mengontrol tingkat kelahiran dengan program KB
Dengan semboyan 2 anak lebih baik, diharapakan anak bisa terurus dengan baik dan
sekaligus untuk mengontrol jumlah penduduk.

2. Meratakan kepadatan penduduk


Menjalankan program transmigrasi dan mulai membangun di daerah luar pulau Jawa.
Transmigrasi dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk.

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan


Dengan meingkatkan pelayanan kesehatan diharapkan, masyarakat Indonesia dapat
menikmati pelayanan kesehatan. Jika masyarakat termasuk remaja Indonesia yang sehat
diharapakn bisa memberikan jasa terhadap negara seperti membuka lapangan pekerjaan.

4. Meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan di seluruh daerah


Pendidikan sangat penting bagi sseseorang untuk menjadi seorang yang berguna bagi orang
lain. Dengan meratanya pendidikan di seluruh daerah di Indonesia, diharapkan Indonesia
kedepannya dapat memanfaatkan SDA Indonesia dengan baik.

5. Penciptaan dan Perluasan Lapangan Kerja.


Pembukaan lapangan kerja adalah hal yang patut diperhatikan dalam masalah kependudukan
di Indonesia. Sebab problem ini menyangkut pengsilan penduduk dalam rangka pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Maka demikian, jika lapangan kerja sempit maka akan tetap
COBALAH
menghasilkan BUAT
masalah klasik PENELITIAN
dala bidang kependudukan.
KECIL MENGENAI
PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN SOSIAL
BUDAYADI DAERAH SEKITAR
TEMPAT TINGGAL MU !
E. MENGGAMBARKAN SITUS-SITUS SEJARAH DALAM
PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA.

Gambaran situs-situs permasalahan kependudukan di Indonesia


Piramida Penduduk
Piramida Penduduk adalah grafik yang menyajikan data pend uduk berdasarkan umur, jenis
kelamin dan daerah suatu penduduk.
Piramida penduduk disajikan dalam dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukan
jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukan jumlah oenduduk perempuan
dalam kelompok interval usia peduduk lima tahunan
Macam Bentuk Piramida Penduduk
Perlu diketahui bahwa piramida penduduk bisa berbeda di tiap wilayah atau negara, namun
tetap patokan dasarna ada 3 bentuk, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang
berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia,
Filipina, India.
Ciri-ciri Piramida Expansive :
Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
Tingkat kelahiran bayi tinggi
Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner (Granat)


Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada
piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya terdapat
di negara maju seperti : Singapura, Jepang.

Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :


 Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
 Tingkat kelahiran rendah
 Tingkat kematian rendah
 Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)


Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua.Nah kalau yang ini
kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida ini
menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya
pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua :


 Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.
 Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
 Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
 Dengan ketiga bentuk piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara
tersebut walau dalam bentuk grafik seperti ini. Disimpulkan juga bahwa negara maju
lebih banyak memiliki grafik Piramida.
F. UPAYA PENANGGULANGAN DARI PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

1. Program Transmigrasi
Transmigrasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memeratakan kepadatan
penduduk dengan cara memindahkan penduduk yang dari daerah yang padat penduduknya
ke daerah yang jarang penduduknya. Di Indonesia, transmigrasi telah dilakukan pemerintah
sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Penduduk di Pulau Jawa yang padat dipindahkan ke
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya yang masih jarang penduduknya.

Jenis transmigrasi dapat digolongkan menjadi, transmigrasi umum dan transmigrasi


swakarsa.
a. Transmigrasi umum, yaitu yang dilakukan oleh pemerintah baik prakarsa, pembiayaan
maupun penempatannya.
b. Transmigrasi swakarsa berbantuan bila prakarsa oleh penduduk dan lainnya pemerintah
dan swakarsa murni bila prakarsa dan pembiayaannya oleh penduduk sendiri.

2. Program Keluarga Berencana


Keluarga Berencana atau lebih populer dengan singkatan KB telah mulai dicanangkan
pemerintah sejak tahun 1970. Pemerintah menghimbau para orangtua agar membatasi jumlah
anak hanya dua saja. Tujuan dari program KB adalah untuk menurunkan angka kelahiran atau
menurunkan pertumbuhan penduduk. Dengan program KB diharapkan ledakan penduduk tidak
terjadi. Program ini telah berhasil menurunkan angka pertumbuhan penduduk secara signifikan
(berarti).

3. Membangun Pusat-Pusat Industri di Luar Pulau Jawa


Pusat-pusat industri di Indonesia saat ini terpusat di pulau Jawa. Hal ini mengakibatkan
penduduk terkonsentarasi di Pulau Jawa. Pemerintah dengan melakukan regionalisasi wilayah
pembangunan berupaya membangun pusat-pusat industri baru di wilayah-wilayah yang jarang
penduduknya. Saat ini pemerintah sudah mulai melakukan pembangunan di Kawasan Timur
Indonesia (Sulawesi, Maluku, dan Papua) secara intensif. Prasarana ekonomi berupa jalan,
jembatan maupun pemekaran wilayah administrasi telah dikembangkan/ dilakukan. Tujuannya
agar kegiatan ekonomi, pelayanan sosial/pemerintahan dapat lebih lancar. Dengan demikian,
diharapkan konsentrasi penduduk tidak lagi ada di Pulau Jawa tetapi menyebar.

DISKUSIKANLAH HASIL DARI PENELITIANMU


TERSEBUT DENGAN BIMBINGAN GURU DAN
PRESENTASIKAN DIDEPAN KELAS!
DAFTAR PUSTAKA

www.abelpetrus.wordpress.com

https://guruipsgempol1.wordpress.com/2012/03/27/kondisi-fisik-wilayah-dan-
penduduk-indonesia/

https://www.berpendidikan.com/2015/06/keadaan-sosial-budaya-di-indonesia.html

https://abelpetrus.wordpress.com/geography/indonesia-dalam-keragaman-sosial-dan-
budaya/

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/item177

https://jawara1.wordpress.com/2014/08/14/sejarah-perkembangan-kerajaan-islam-di-
berbagai-wilayah-indonesia/

https://maskapache.wordpress.com/tag/perkembangan-sejarah-indonesia

https://ilmuseni.com/seni-budaya/macam-macam-kebudayaan-di-indonesia

https://blog.ruangguru.com/letak-geografis-dan-letak-astronomis-indonesia

https://ilmugeografi.com/biogeografi/garis-wallace

https://www.geologinesia.com/2017/12/garis-wallace-dan-garis-weber.html

https://dhiniatygularsopgsd.wordpress.com/2011/03/21/penduduk-dan-kependudukan/

http://www.materipelajar.com/2016/12/pengertian-kualitas-dan-kuantitas.html#
http://www.secangkirgeografi.com/2017/11/kualitas-dan-kuantitas-penduduk.html

https://www.academia.edu/30009378/KELOMPOK_1_Penduduk_dan_Pembangunan_Ekono
mi.doc

https://guruipsgempol1.wordpress.com/2012/04/13/permasalahan-kependudukan-dan-
dampaknya-terhadap-pembangunan/

https://panjiwiyana.wordpress.com/2010/09/07/modal-sosial-dan-pembangunan-masyarakat-
indonesia/

http://www.jaymi-psikologi.com/2015/05/masalah-kependudukan-berawal-dari-mana.html

http://www.ksi-indonesia.org/in/news/detail/kebudayaan-sebagai-pendorong-pembangunan-
nasional

http://cahayakaltim.com/kebudayaan-salah-satu-faktor-pembangunan-di-indonesia/

https://intansaf.wordpress.com/2013/09/26/permasalahan-kependudukan-di-indonesia/

https://www.eduspensa.id/piramida-penduduk/

Anda mungkin juga menyukai