Pada struktur corporate governance di Indonesia terdapat beberapa komite di bawah Dewan
Komisaris yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pembantu utama Dewan Komisaris dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya. Secara umum terdapat tiga komite dewan
komisaris yaitu:
Peranan komite audit terutama sebagai perantara antara akuntan publik ( independent externaI-
auditor) dengan dewan komisaris dapat digambarkan pada Gambar 4.1.
Komite audit biasanya berasal dari pihak independen yang tidak memiliki hubungan
dengan eksekutif serta berasal dari luar perusahaan, dan dipimpin oleh komisaris independen.
Setiap tahun komite audit akan melakukan pertemuan sebanyak tiga sampai empat kali
untuk membahas mengenai hal yang berkaitan dengan perincian pekerjaan audit termasuk besaran
biaya audit, menerima dan mendiskusikan rekomendasi Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
memerlukan pengawasan dan tindakan lebih lanjut. Komite audit juga dapat merekomendasikan
penggantian KAP perusahaan kepada dewan komisaris.
Menurut the ASX Corporate Governance Council (Sutojo dan Aldridge, 2008) tugas
komite audit dalam kaitannya dengan eksternal auditor adalah:
1. Mengungkapkan dalam laporan tahun perusahaan apakah jasa non-audit yang diberikan
perusahaan akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan perusahaan (bilamana ada)
telah mempengaruhi independensi mereka.
2. Memberikan rekomendasi kepada Board of Director dalam pengangkatan, penggantian,
remunerasi, dan memonitor efektivitas dan independensi auditor.
3. Menentukan ruang lingkup tugas eksternal auditor dan meninjau jangka waktu kontrak
dengan mereka.
4. Mempelajari ketidaksamaan pendapat yang substansian antara manajemen perusahaan dan
auditor (bilamana terjadi).
5. Memonitor jumlah ek-karyawan perusahaan akuntan publik yang diterima menjadi
karyawan perusahaan. Memonitor independensi karyawan - karyawan tersebut.
6. Meneliti apakah berbagai macam hubungan bisnis antara perusahaan dengan ekternal
auditor dapat mempengaruhi independensi auditor dalam mengemukakan pendapat
mereka.
7. Paling sedikit sekali setahun menyelenggarakan rapat dengan eksternal auditor tanpa
dihadiri manajemen perusahaan.
Menurut Ticker (2009) sebagaimana dikutip Lukviarman (2016) dalam beberapa tahun
terakhir peran dan tanggung jawab komite audit telah berkembang dengan cakupan semakin luas.
Pada kebanyakan kasus di perusahaan terbuka peranan komite audit berhubungan dengan tugas
memberikan nasihat dan masukan terkait:
Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab paling sedikit
meliputi:
a) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau
Perusahaan Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan,
proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Emiten atau Perusahaan
Publik;
b) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik;
c) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara
manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;
d) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang
didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan imbalan jasa;
e) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi
pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;
f) Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan
oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di
bawah Dewan Komisaris;
g) Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik;
h) Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi
benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik; dan
i) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik.
a) Mengakses dokumen, data, dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik tentang
karyawan, dana, aset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan;
b) Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang menjalankan
fungsi audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait tugas dan tanggung jawab
Komite Audit;
c) Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan untuk
membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan); dan
d) Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
Menumt Komite Nasional Kebijakan Governance Komite Audit bertugas membantu Dewan
Komisaris untuk memastikan bahwa:
a) Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum,
b) Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik,
c) Pelaksanaan audit internal maupun eksterna| dilaksanakan sesuai dengan standar audit
yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen;
d) Komite Audit memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan jasanya untuk
disampaikan kepada Dewan Komisaris;
e) Jumlah anggota Komite Audit harus disesuaikan dengan kompleksitas Perusahaan dengan
tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan.
II. KOMITE LAINNYA
2.1 Komite Remunerasi dan Nominasi
Di Indonesia Komite Nominasi dan Remunerasi adaIah Komite Dewan Komisaris Perusahaan
yang dubentuk untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan no. 34/POJK.O4/2014 tentang
Komite Nominasi dah Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik yang diterbitkan pada 8
Desember 2014 (POJK no. 34/2014). Menurut POJK no 34 POJK.O4/2014 Tanggung Jawab
Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan evaluasi serta menyusun dan memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai system kebijakan remunerasi dan nominasi bagi
Komisaris, Direksi, Pejabat eksekutif secara menyeluruh. Dengan demikian, tugas utama komite
remunerasi adalah membantu Board of Directors dalam merancang paket kebijakaan balas jasa
Directors dan eksekutif senior yang memandai dan kompetitif, namun masih dalam batas
kewajaran. Dengan demikian, diharapkan kinerja perusahaan serta komisaris dan eksekutif
meningkat.
Sedangkan komite nominasi bertanggung jawab mencari dan menominasi kandidat yang
memenuhi syarat untuk menduduki jabatan Presiden Direktur, Direktur dan manajer senior. Secara
periodik melakukan evaluasi kinerja Direktur dan merencanakan penggantian jika diperlukan.
Komite Kebijakan Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem
manajemen risko yang disusun oleh Direksi serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh
perusahaan. Anggota Komite Kebijakan Risiko terdiri dari anggota Dewan Koinisaris, namun
bilamana perlu dapat juga menunjuk pelaku profesi dari luar perusahaan.