http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KEPAILITAN
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
LITERATUR
Pengertian dan Tujuan Kepailitan
Kata pailit bahasa Prancis; failite yang berarti kemacetan
pembayaran.
Secara tata bahasa, kepailitan berarti segala hal yang
berhubungan dengan pailit. Istilah lain yang biasa
digunakan ialah bangkrut
pailit bisa terjadi pada perusahaan yang kondisi
keuangannya sehat, perusahaan tersebut dipailitkan
karena tidak membayar utang yang telah jatuh tempo
dari salah satu atau lebih kreditornya.
Asas Keadilan
Asas
Kelangsungan
Usaha
Asas
Keseimbangan
Sejarah Hukum Kepailitan
Hukum kepailitan sudah ada sejak zaman Romawi. Kata “ bangkrut”,
dalam bahasa Inggris disebut “Bangkrupt” , berasal dari undang-undang Italia,
yaitu banca nipta . Sementara itu, di Eropa abad pertengahan ada praktik
kebangkrutan di mana dilakukan penghancuran bangku-bangku dari para
bankir atau pedagang yang melarikan diri secara diam-diam dengan
membawa harta para kreditor.
Bagi Negara-negara dengan tradisi hukum common law, di mana hukum
berasal dari Inggris Raya, tahun 1952 merupakan tonggak sejarah, karena
pada tahun tersebu hukum pailit dari tradisi hukum Romawi diadopsi ke negeri
Inggris.
Dasar Hukum (Pengaturan) Kepailitan di Indonesia
1. Adanya utang
2. Minimal satu utang sudah jatuh tempo
3. Minimal satu utang dapat ditagih
4. Adanya debitor
5. Adanya kreditor
Kreditor Khusus ( Separatis )
Kreditor Istimewa ( Preferens)
Kreditor Konkuren
6. Kreditor lebih dari satu
7. Pernyataan pailit dilakukan oleh pengadilan khusus yang disebut dengan
“Pengadilan Niaga”
8. Permohonan pernyataan pailit diajukan oleh pihak yang berwenang
9. Syarat-syarat yuridis lainnya yang disebutkan dalam Undang Undang
Kepailitan.
Langkah-Langkah dalam Proses Kepailitan
1. Permohonan pailit, syarat permohonan pailit telah diatur dalam UU No. 4 Tahun 1998,
seperti apa yang telah ditulis di atas.
2. Keputusan pailit berkekuatan tetap, jangka waktu permohonan pailit sampai keputusan
pailit berkekuatan tetap adalah 90 hari.
3. Rapat verifikasi, adalah rapat pendaftaran utang – piutang, pada langkah ini dilakukan
pendataan berupa jumlah utang dan piutang yang dimiliki oleh debitur.
4. Perdamaian, jika perdamaian diterima maka proses kepailitan berakhir, jika tidak maka
akan dilanjutkan ke proses selanjutnya.
5. Homologasi akur, yaitu permintaan pengesahan oleh Pengadilan Niaga, jika proses
perdamaian diterima.
6. Insolvensi, yaitu suatu keadaan dimana debitur dinyatakan benar – benar tidak mampu
membayar, atau dengan kata lain harta debitur lebih sedikit jumlah dengan hutangnya.
7. Pemberesan / likuidasi, yaitu penjualan harta kekayaan debitur pailit, yang dibagikan
kepada kreditur konkruen, setelah dikurangi biaya – biaya.
8. Rehabilitasi, yaitu suatu usaha pemulihan nama baik kreditur, akan tetapi dengan
catatan jika proses perdamaian diterima, karena jika perdamaian ditolak maka
rehabilitasi tidak ada.
9. Kepailitan berakhir.
Akibat Hukum Putusan Pengadilan
Hal yang utama adalah dengan telah dijatuhkannya putusan kepailitan, si
debitur (si pailit) kehilangan hak untuk melakukan pengurusan dan penguasaan
atas harta bendanya. Pengurusan dan penguasaan harta benda tersebut beralih
ke tangan curator/Balai Harta Peninggalan.