1.Candi Prambanan
2.Candi Cangkuang
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo,
wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang
pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di
Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief
Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur
penduduk Desa Cangkuang.
3.Candi Panataran
Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah
sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa
Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan
terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara
Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di
bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan
Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365,
Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk
dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.
Pada tahun 1995 candi ini diajukan sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO dalam
daftar tentatifnya
4. Arca Gupolo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan
budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks
candi ini terdapat sembilan buah candi. Candi ini diketemukan oleh Raffles pada
tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra
abad ke-9 (tahun 927 masehi). Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi
Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas
permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C).
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam
yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari
mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.
7. Candi Cetho
8. Candi Asu
Candi Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang,
Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya
Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.
Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar
tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri
atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran
melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504
arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini,
dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca
buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan)
Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci
untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun
umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan
sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar
candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik
ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga
tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan
Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui
serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief
indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring
melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya
pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814
oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal
Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya
penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975
hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs
bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat
Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur
untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek
wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Candi Sewu
Candi Sewu adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 yang berjarak hanya
delapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan
kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Candi
Sewu berusia lebih tua daripada Candi Prambanan. Meskipun aslinya terdapat 249 candi,
oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa
Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang.
Secara administratif, kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
Candi Mendut
Candi Mendut adalah sebuah candi bercorak Buddha. Candi yang terletak di Jalan
Mayor Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, letaknya berada
sekitar 3 kilometer dari candi Borobudur
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di
dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra
telah membangun bangunan suci bernama wenuwana yang artinya adalah hutan bambu.
Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan
dengan Candi Mendut.
Candi Sanggrahan
Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup adalah candi pemujaan budha, letak di Desa
Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Candi
berbentuk bujursangkar dan terdiri dari bangunan kaki, tubuh dan atap. Candi ini
peninggalan Kerajaan Majapahit, dibangun sekitar tahun 1350, dulunya merupakan candi
tempat penyimpanan abu kerabat raja Majapahit.
Bagian kaki candi sangat luas, tinggi dua meter, terdapat dinding relief harimau. Di
bagian tangga ada reruntuhan batu bekas gapura. Dulu ada enam buah patung budha
namun karena ditakutkan ada penjarahan maka patung disimpan dirumah juru kunci
sebelah selatan candi.
disekitar candi kita dapat menemui banyak peninggalan sejarah yang berserakan di
sekitarnya ada sebuah tugu pemujaan sebelah utara candi juga sebuah umpak di utara
tugu dan jika anda menggali tanah disekitar candi maka akan banyak ditemukan gerabah
kuno peninggalan masa lalu.
Candi Jawi
Candi Jawi (nama asli: Jajawa) adalah candi yang dibangun sekitar abad ke-13 dan
merupakan peninggalan bersejarah Hindu-Buddha Kerajaan Singhasari yang terletak di
terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen,
Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia, sekitar 31 kilometer dari kota Pasuruan. Candi ini
terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan Prigen dan
Pringebukan.
Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha,
namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja
terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi
Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan
tempat peribadatan Raja Kertanegara.
Candi Lumbung
Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata
Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan, candi ini dibangun
pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan kumpulan
dari satu candi utama (bertema bangunan candi Buddha)
Ciri-cirinya :
Dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang keadaannya masih relatif cukup bagus