Anda di halaman 1dari 33

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gadget
1. Pengertian Gadget

Secara istilah gadget berasal dari bahasa Inggris yang artinya


perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa
Indonesia, gadget disebut “acang”. ¹ Gadget adalah sebuah teknologi yang
berkembang pesat dan memiliki fungsi khusus diantaranya yaitu
smartphone, i phone, dan blackberry. Gadget merupakan barang canggih
yang diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat menyajikan berbagai
media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan. ² Gadget adalah media
yang dipakai sebagai alat komunikasi modern dan semakin mempermudah
kegiatan komunikasi manusia. ³

Gadget tidak hanya beredar dikalangan usia dewasa, tetapi juga


beredar dikalangan anak usia dini ataupun prasekolah. Seiring
perkembangan zaman, masyarakat modern termasuk anak-anak, memang
tidak bisa dilepaskan dari keberadaan gadget yang semakin beredar luas.
Sehingga saat ini tidak aneh lagi apabila anak kecil berusia balita bahkan
prasekolah di zaman sekarang sudah menggunakan gadget. ⁴

Gadget adalah suatu benda atau barang yang diciptakan khusus di era
yang serba maju ini dengan tujuan untuk membantu segala sesuatu
menjadi mudah dan praktis dibandingkan teknologiteknologi sebelumnya.
Beberapa contoh dari gadget yaitu laptop, smartphone, ipad, ataupun tablet
yang merupakan alat-alat teknologi yang berisi aneka aplikasi dan
informasi mengenai semua hal yang ada di dunia ini. ⁴

Keberadaan gadget yang merupakan salah satu wujud kemajuan dalam


bidang teknologi baru membuat seseorang yang mampu
mengaplikasikannya merasa selangkah lebih maju dari kondisi
sebelumnya. Karena bagaimanapun juga, keberadaannya mempermudah
7

kehidupan dan memiliki pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan.


Semenjak adanya gadget, komunikasi menjadi lebih mudah. ⁵
Pada mulanya gadget memang lebih difokuskan kepada sebuah alat
komunikasi, namun semenjak kemauan jaman alat ini di percangih dengan
berbagai fitur-fitur yang ada didalam nya sehingga memungkinkan
penggunanya untuk melakukan berbagai kegiatan dengan satu gadget ini,
mulia dari bertelepon, berkirim pesan, email, foto selfie atau memfoto
sebuah objek, jam, dan masih banyak yang lainnya. Terlepas dari itu
semua, gadget juga memiliki dampak positif dan negatif bagi siapa saja
penikmatnya. Terlebih lagi bagi anak-anak yang sudah mulai
menggunakan gadget dalam setiap aktifitasnya, dampak negative dan
positif juga pasti akan terjadi. Orang tua harusnya mampu memantau anak-
anaknya dalam menggunakan gadget dengan baik agar tidak menimbulkan
dampak negatif.
Gadget juga dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang,
tergantung bagaimana orang tersebut memanfaatkann gadget. Apabila
orang tersebut dapat memanfaatkannya dengan baik, gadget bisa sangat
membantu dan mempermudah segalanya. Akan tetapi, apabila orang
tersebut menyalahgunakan penggunaannya, maka fungsi gadget yang
seharusnya bersifat mempermudah hubungan sosial atau komunikasi
seseorang malah menjadikan hubungan sosial tersebut semakin buruk
hanya karena tidak mau bersilaturrahmi secara langsung dan sibuk dengan
gadget masingmasing ketika sedang berkumpul dengan orang lain. ⁵

Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang eletronik) teknologi


kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering diasosiasikan sebagai
sebuah inovasi atau barang baru. Gadget selalu diartikan lebih tidak biasa
atau didisain secara lebih pintar dibandingkan dengan teknologi normal
pada masa penemuannya. Gadget merupakan salah satu teknologi yang
sangat berperan pada era globalisasi ini. Sekarang gadget bukanlah benda
yang asing lagi, hamper semua orang memilikinya. Tidak hanya
masyarakat perkotaan, gadget juga dimiliki oleh masyarakat pedesaan. ⁶
8

Semakin berkembangnya zaman tidak bisa dipungkiri bahwa


perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung semakin
pesat dan penggunaannya telah menjangkau ke berbagai lapisan kehidupan
masyarakat dari segala bidang, usia dan tingkat pendidikan. Penggunaan
oleh orang dewasa, biasa digunakan untuk alat komunikasi, mencari
informasi atau browsing, youtube, bermain game, ataupun lainnya.
Sedangkan pemakaian pada anak usia dini biasanya terbatas dan
penggunaannya hanya sebagai, media pembelajaran, bermain game, dan
menonton animasi. ⁷
2. Durasi Pemakaian Gadget Pada Anak Prasekolah
Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang
diperbolehkan untuk anak usia prasekolah dalam bermain gadget, karena
total lama penggunaan gadget dapat mempengaruhi perkembangan
anak.Seorang anak hanya boleh berada di depan layar < 1 jam setiap
harinya.⁸
Waktu ideal lama anak usia prasekolah dalam menggunakan gadget
yaitu 30 menit hingga 1 jam dalam sehari. Sedangkan menurut asosiasi
dokter anak Amerika dan Canada, mengemukakan bahwa anak usia 0-2
tahun alangkah lebih baik apabila tidak terpapar oleh gadget, sedangkan
anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi bermain gadget sekitar 1
jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18 tahun. Akan tetapi,
faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang menggunakan
gadget 4–5 kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan. ⁹
Pemakaian gadget yang terlalu lama dapat berdampak bagi kesehatan
anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan gadget yang terlalu
lama dapat mempengaruhi tingkat agresif pada anak. Anak akan
cenderung malas bergerak dan dan lebih memilih duduk atau terbaring
sambil menikmati cemilan yang nantinya dapat menyebabkan anak
kegemukan atau berat badan bertambah secara berlebihan. Selain itu,
anak menjadi tidak peka terhadap lingkungan di sekelilingnya. Anak
yang terlalu asik dengan gadgetnya berakibat lupa untuk berinteraksi
9

ataupun berkomunikasi dengan orang sekitar maupun keluarga dan itu


akan bedampak sangat buruk apabila dibiarkan secara terus menerus. ¹⁰
Pemakaian gadget dikategorikan dengan intensitas tinggi jika
menggunakan gadget dengan durasi lebih dari 120 menit /hari dan dalam
sekali pemakaiannya berkisar > 75 menit. Selain itu, dalam sehari bisa
berkali – kali (lebih dari 3 kali pemakaian) pemakaian gadget dengan
durasi 30 – 75 menit akan menimbulkan kecanduan dalam pemakaian
gadget. Selanjutnya, penggunaan gadget dengan intensitas sedang jika
menggunakan gadget dengan durasi lebih dari 40-60 menit /hari dan
intensitas penggunaanan dalam sekali penggunaan 2 – 3 kali /hari setiap
penggunaan. Kemudian, penggunaan gadget yang baik adalah dengan
kategori rendah yaitu dengan durasi penggunaan < 30 menit /hari dan
intensitas penggunaan maksimal 2 kali pemakaian. ¹¹
Gadget dengan intensitas yang tergolong tinggi pada anak prasekolah
adalah lebih dari 45 menit dalam sekali pemakaian per harinya dan lebih
dari 3 kali pemakaian per harinya. Pemakian gadget yang baik pada anak
usia prasekolah adalah tidak lebih dari 30 menit dan hanya 1 – 2 kali
pemakaian per harinya. ¹²

Tabel 2.1 Durasi dan Intensitas Penggunaan Gadget pada Anak Prasekolah

Kategori Durasi Intensitas

Tinggi 75-120 menit Lebih dari 3 kali per hari

Sedang 40-60 menit 2-3 kali per hari

Rendah 5-30 menit Max 1-2 kali per hari

Sumber : Diolah Oleh Peneliti Lain 2016

3. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Gadget


Gadget memiliki dampak positif dan juga negatif. Dampak tersebut
antara lain adalah: ¹³
10

a. Dampak positif penggunaan gadget


1) Berkembangnya imajinasi, (melihat gambar kemudian
menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir tanpa
dibatasi oleh kenyataan).
2) Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan
tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).
3) Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu
permainan akan termotovasi untuk menyelesaikan permainan).
4) Mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan
pemecahan masalah. (dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar
rasa ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu
dipaksa).
b. Kemudian beberapa dampak negatif dari gadget adalah:
1) Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi
tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak
teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh
dalam game tersebut).
2) Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan
gadget misalnya pada saat anak membuka vidio di aplikasi
Youtube anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus
menulis apa yang mereka cari).
3) Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak
kurang bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak
memperdulikan keadaan disekelilingnya.)
4) Kecanduan, (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan
gadget karena sudah menajadi suatu hal yang menjadi kebutuhan
untuknya).
5) Dapat menimbulkan gangguan kesehatan, (jelas dapat
menimbulkan ganggunan kesehatan karena paparan radisasi yang
ada pada gadget, dan juga dapat merusak kesehatan mata anak).
11

6) Perkembangan kognitif anak prasekolah terhambat, (kognitif atau


pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan
terhambat).
7) Menghambat kemampuan berbahasa, (anak yang terbiasa
menggunakan gadget akan cendrung diam, sering menirukan
bahasa yang didengar, menutup diri dan enggan berkomunikasi
dengan teman atau lingkungannya).
8) Dapat mempengaruhi perilaku anak prasekolah, (seperti contoh
anak bermain game yang memiliki unsur kekerasan yang akan
mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat menimbulkan
tindak kekerasan terhadap teman)

Berdasarkan uraian – uraian tersebut dapat terlihat jelas bahwa bentuk


penggunaan gadget pada anak usia dini kebanyakan untuk bermain game
ketimbang untuk hal – hal lainnya, untuk itu gadget, youtube seharusnya
digunakan dengan sebaik mungkin agar anak dapat memaksimalkan
teknologi yang sudah ada untuk digunakan sebagai sarana belajar yang
cukup baik dan tergolong dalam media pembelajaran yang mengasyikan,
dengan adanya metode pembelajaran menggunakan gadget anak
cenderung tidak merasa bosan dan di harapkan bisa melatih
kreatifitasnya. Anak-anak lebih bersemangat untuk belajar karena
aplikasi semacam ini dilengkapi animasi yang menarik, warnah yang
cerah, dan lagu lagu yang ceria. Disisi lain penggunaan gadget yang
secara terus menerus hingga kecanduan gadget memberikan pengaruh
buruk untuk perkembangan psikologis anak usia dini.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan gadget

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan gadget.


Faktor-faktor tersebut meliputi: ¹⁴
12

a. Iklan yang merajalela di dunia pertelevisian dan di media sosial


Iklan seringkali mempengaruhi remaja untuk mengikuti
perkembangan masa kini. Sehingga hal itu membuat remaja semakin
tertarik bahkan penasaran akan hal baru.
b. Gadget menampilkan fitur-fitur yang menarik
Fitur-fitur yang ada didalam gadget membuat ketertarikan pada
remaja. Sehingga hal itu membuat remaja penasaran untuk
mengoperasikan gadget .
c. Kecanggihan dari gadget
Kecanggihan dari gadget dapat memudahkan semua kebutuhan
remaja. Kebutuhan remaja dapat terpenuhi dalam bermain game,
sosial media bahkan sampai berbelanja online .
d. Keterjangkauan harga gadget
Keterjangkauan harga disebabkan karena banyaknya persaingan
teknologi. Sehingga dapat menyebabkan harga dari gadget semakin
terjangkau. Dahulu hanyalah golongan orang menengah atas yang
mampu membeli gadget, akan tetapi pada kenyataan sekarang orang
tua berpenghasilan pas-pasan mampu membelikan gadget untuk
anaknya.
e. Lingkungan
Lingkungan membuat adanya penekanan dari teman sebaya dan juga
masyarakat. Hal ini menjadi banyak orang yang menggunakan gadget,
maka masyarakat lainnya menjadi enggan meninggalkan gadget.
Selain itu sekarang hampir setiap kegiatan menuntut seseorang untuk
menggunakan gadget .
f. Faktor budaya
Faktor budaya berpengaruh paling luas dan mendalam terhadap
perilaku remaja. Sehingga banyak remaja mengikuti trend yang ada
didalam budaya lingkungan mereka, yang mengakibatkan keharusan
untuk memiliki gadget.
13

g. Faktor sosial
Faktor sosial yang mempengaruhinya seperti kelompok acuan,
keluarga serta status sosial. Peran keluarga sangat penting dalam
faktor sosial, karena keluarga sebagai acuan utama dalam perilaku
remaja.
h. Faktor pribadi
Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku remaja
seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan
ekonomi, gaya hidup, dan konsep diri. Kepribadian remaja yang selalu
ingin terlihat lebih dari teman - temannya, biasanya cenderung
mengikuti trend sesuai perkembangan teknologi
B. Peran orang tua
a. Pengertian Peran orang tua
Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan oleh
seseorang terkait oleh kedudukannya dalam struktur sosial atau
kelompok sosial di masyarakat, artinya setiap orang memiliki peranan
masing-masing sesuai dengan kedudukan yang ia miliki. Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Peran berarti perangkat tingkah atau
karakter yang diharapkan atau dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat, sedangkan peranan adalah tindakan yang dilakukan
oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.

Peran orang tua adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga yang menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan
individu. Dalam UU kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5
menyebutkan “ setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkat derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
lingkungan. ¹⁵

35
Menurut Livinson menyebutkan bahwa peranan mencakup tiga
hal, yaitu:
14

a. Peranan meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau


tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu masyarakat sebagai individu.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
sebagai struktur sosial masyarakat.
Peran orang tua terhadap anak di dalam keluarga adalah sebagai
motivator, fasilitator dan mediator. Sebagai motivator, orang tua harus
senantiasa memberikan motivasi/dorongan terhadap anaknya untuk
berbuat kebajikan dan meninggalkan larangan Tuhan. Ilmu pengetahuan
sebagai fasilitator, orang tua harus memberikan fasilitas, pemenuhan
kebutuhan keluarga/anak berupa sandang pangan dan papan, termasuk
kebutuhan pendidikan.

Keluarga merupakan lembaga yang paling penting dalam


membentuk kepribadian anak. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa
esensi pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, sedangkan
sekolah hanya berpartisipasi.30

Orang tua memiliki peran paling besar untuk mempengaruhi


anak pada saat anak peka terhadap pengaruh luar, serta mengajarnya
selaras dengan temponya sendiri. Orang tua adalah sosok yang
seharusnya paling mengenal kapan dan bagaimana anak belajar sebaik-
baiknya. Dalam proses perkembangan anak, peran orang tua antara lain:36

a) Mendampingi

Setiap anak memerlukan perhatian dari orang tuanya.


Sebagian orang tua bekerja dan pulang ke rumah dalam keadaan
lelah. Bahkan ada juga orang tua yang menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk bekerja, sehingga hanya memiliki sedikit
15

waktu bertemu dan berkumpul dengan keluarga. Bagi para orang


tua yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja di luar
rumah, bukan berarti mereka gugur kewajiban untuk mendampingi
dan menemani anak-anak ketika di rumah. Meskipun hanya dengan
waktu yang sedikit, namun orang tua bisa memberikan perhatian
yang berkualitas dengan fokus menemani anak, seperti mendengar
ceritanya, bercanda atau bersenda gurau, bermain bersama dan
sebagainya. Menyediakan fasilitas dan media bermain yang
lengkap tidak menjamin anak merasa senang. Anak merupakan
makhluk sosial yang memiliki kebutuhan sosial, yaitu berinteraksi
dengan orang lain, mendapatkan perhatian serta kehangatan dari
orang-orang yang ada di sekitarnya.

b) Peran sebagai pendidik


Orang tua perlu menanamkan kepada anak-anak arti penting
dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari
sekolah. Selain itu nilai-nilai agama dan moral, terutama nilai
kejujuran perlu ditanamkan kepada anaknya sejak dini sebagai
bekal dan benteng untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi.

Peran orang tua dalam mendidik anak tidak hanya terbatas


dalam memberi makan, minum, membelikan pakaian baru, dan
tempat berteduh yang nyaman. Beberapa hal tersebut bukan berarti
tidak perlu, sangat perlu namun ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mendidik anak. Pendidikan yang baik itu akan
tercermin dari tingkah laku anak ketikaberada dekat dengan orang
tuanya.

Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak


sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah
perhatian orang tua terhadap aktifitas belajar yang dilakukan anak
sehari-hari dalam kapasitas sebagai pelajar, yang akan
16

diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk


perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa bimbingan
dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian
motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar
anak.

Sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak, orang tua


hendaknya memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas
memotivasi belajar bukan hanya tanggung jawab guru semata,
tetapi juga orang tua berkewajiban memotivasi anak untuk lebih
giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi belajar yang
bagus, hendaknya orang tua menasihati anaknya untuk
meningkatkan aktifitas belajarnya, dan untuk mendorong semangat
belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam
hadiah untuk menambah minat belajar untuk anak itu sendiri.
Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang, maka
tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi
atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar. Orang
tua sangat berperan dalam hal ini, karena inilah sebuah lingkungan
terdekat dan terakrab dengannya. Apalagi dengan kedekatan
emosional. Hal ini dibutuhkan anak untuk mencapai prestasi yang
bagus dalam pelajaran.

Peran orang tua sebagai pendidik memang sangat dbutuhkan


dalam menunjang keberhasilan prestasi belajar anak. Orang tua
hendaknya mempertahankan prestasi anaknya. Tidak sedikit pula
banyak kasus yang muncul bahwa keberhasilan belajar atau
prestasi seorang anak juga sangat dipengaruhi oleh bimbingan
orang tua. Ketika proses kegiatan belajar, maka akan timbul dalam
diri anak tersebut sebuah motivasi positif yang dapat mendorong
untuk rajin belajar. Akan tetapi kenyataan di lapangan karena
tuntutan untuk memenuhu kebutuhan primernya banyak orang tua
17

yang bekerja, sehingga untuk member motivasi belajar kepada


anak nyaris tidak ada waktunya. Sedangkan proses pengajaran
yang diberikan guru disekolah waktunya terbatas, dan bukan hanya
satu siswa saja yang harus diberikan bimingan. Maka dari itu
haruslah memberikan pencrahan kepada anak, terutama dalam
memberikan motivasi belajar kepada anak. Karena motivasi orang
tua menjadi salah satu factor yang menentukan belajar yang efektif.

c) Menjalin komunikasi

Komunikasi menjadi hal penting dalam hubungan orang tua


dan anak karena komunikasi merupakan jembatan yang
menghubungkan keinginan, harapan dan respon masing-masing
pihak. Melalui komunikasi, orang tua dapat menyampaikan
harapan, masukan dan dukungan pada anak. Begitu pula
sebaliknya, anak dapat bercerita dan menyampaikan pendapatnya.
Komunikasi yang diwarnai dengan keterbukaan dan tujuan yang
baik dapat membuat suasana yang hangat dan nyaman dalam
kehidupan keluarga. Saat bermain, orang tua dan anak menjalin
komunikasi dengan saling mendengarkan lewat cerita dan obrolan.

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga


terhadap pendidikan anak- anaknya lebih bersifat pendidikan watak
dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan
kesosialan,seperti tolong menolong ,bersama-sama saling menjaga
kebersihan rumah ,menjaga kesehatan dan ketentraman ramah
tangga dan sejenisnya.

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional ,peranan


keluarga berbagai lembaga pendidikan semakin tampak dan
penting. Peranan keluarga terutama dalam penanaman nilai-nilai
pancasila ,nilai- nilai keagamaan dan nilai-nilai kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa di mulai dari keluarga perlu juga
18

bekal dengan pengetahuan dan keterampilan pendidikan perlu


adanya pembinaan. Hal ini dapat di capai melalui pendidikan
bermasyarakat. terutama terutama pendidikan orang dewasa dan
pendidikan wanita.

Dalam pasal I. UU perkawinan no. 1 Tahun 1974 di katakan


bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan ketuhanan Yang
Maha Esa. Anak yang lahir dari perkawinan ini adalah anak yang
sah dan menjadi hak dan tanggung jawab kedua orang tuanya
untuk memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya.
Kewajiban orang tua mendidik anak ini terus berlanjut sampai ia
dikawinkan atau dapat berdiri sendiri, Bahkan menurut pasal 45
ayat 2 UU perkawinan ini ,kewajiban dan tanggung jawab orangtua
akan kembali apabila perkawinan antara keduanya putus karena
sesuatu hal ,maka anak kembali menjadi tanggung jawab orang tua.

d) Memberikan kesempatan

Orang tua perlu memberikan kesempatan pada anak.


Kesempatan dapat dimpada anak aknai anak sebagai suatu
kepercayaan. Tentunya kesempatan ini tidak hanya sekedar
diberikan tanpa adanya pengarahan dan pengawasan. Anak akan
tumbuh menjadi sosok yang percaya diri apabila diberikan
kesempatan untuk mencoba, mengekspresikan, mengeksplorasi dan
mengambil keputusan. Kepercayaan merupakan unsur esensial,
sehingga arahan, bimbingan dan bantuan yang diberikan orang tua
kepada anak akan “menyatu” dan memudahkan anak menangkap
maknanya. Orang tua kadangkala perlu membiarkan anak
perempuannya bermain perang-perangan dan berlarian selama
tidak membahayakan dan anak lakilakinya yang ikut membeli pada
permainan “masak-masakan”30.
19

e) Mengawasi

Kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi sikap


dan perilaku anak agar tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama
dari pengaruh lingkungan baik dari lingkungan keluarga, sekolah,
maupun lingkungan masyarakat.

Perkembangan anak unik karena prosesnya yang bertahap


sesuai umurnya. Anak yang sudah di ajarkan berbagai mcam hal
akan lebih tahu apa yang harus dikerjakan. Dan anak juga akan
mengerti jika diberi sesuatu mereka dapat memilih mana yang baik
dan benar. Ini merupakan pendidikan yang baik yang diterapkan
orang tua kepada anaknya. Anak berusaha mengerti dan berusaha
melakukannya, karena orang tua di anggap sebagai pendidik yang
baik (lihat selengkapnyaPerkembangan Anak oleh Hurlock,
Elizabeth)17.

Kadang dalam mendidik anak tidak semuanya berjalan


dengan semestinya. Orang tua harusnya berfikir lebih dari apa yang
di inginkan anak. Anak akan senang jika di ajak bermain, berkreasi
ataupun belajar tidak dalam suasana sepi karena anak merupakan
kepribadian yang ceria. Bahkan jika kita memberikan kebebasan
bermain anak akan merasa sangat senang. Masa kanak-kanak
sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan pandangan
hidup seseorang. Apabila orang tua hendak memahami kehiupan
anak-anak, maka harus banyak mengamati tingkah laku anak-anak
itu. Banyak hal yang sulit untuk dipahami dalam diri anak, atau
kadang-kadang orang tua salah menafsirkan tingkah laku anak.
Pada diri anak ada kebebasan, dengan mana ia mampu memilih dan
merubah tingkah laku sendiri. Anak mulai bisa memahami, bahwa
banyak hal yang baru dan peristiwa-peristiwa aneh yang ada
didepan matanya. Hendaknya para orang tua sering-seringlah
mengajak bicara dengan anak dan ajukan pertanyaan-pertanyaan
20

sederhana dan yang membuat anak dapat menjawabnya dengan


tenang. Si anak akan merasa senang sekali mendapatkan kata-kata
baru dan bisa mengucapkannya. Peranan orang tua dalam rangka
menyongsong masa peka anaknya adalah membimbing,
menyarankan serta membantunya agar perkembangan baik fisik
maupun psikisnya dapat tercapai semaksimal mungkin. Sikap orang
tua terhadap anak akan menimbulkan reaksi pada anak, diterima
atau tidaknya oleh lingkungan di masyarakat37.

Percaya diri merupakan perilaku yang ada pada seseorang


dengan kemampuan yang dimilikinya. Perlunya anak
mengembangkan suatu potensi diri untuk perkembangannya.
Membangun rasa percaya diri sangat diperlukan dalam
mengembangkan potensi pada anak. Pengembangan dalam diri
seseorang tergantung bagaiamana orang tersebut menerapkannya
dalam kehidupannya. Dalam membangun rasa percaya diri,
diperlukan dasar keimanan dan tetap berperan didalam
pengendalian kualitas37.

Memberikan ajaran pada anak untuk mandiri sangatlah baik.


Kemandirian anak di masa mendatang sangatlah dibutuhkan agar
tidak ketegantungan pada oranglain. Hal ini sangat penting karena
untuk menghindari sifat malas yang mungkin ada pada diri anak.
Kepribadian itu terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-
nilai yang diserapnya dalam pertumbuhan perkembangannya.
Orang tua harus lebih mengajarkan tentang arti dari suatu tangung
jawab. Sejak kecil anak seharusnya dapat dilatih untuk bertanggung
jawab atas segala tugas dan kewajibannya. Orang tua sebaiknya
membiarkan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan
waktunya. Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan masa
perkembangannya. Orang tua bukan saja mendidik namun harus
mengerti apa yang seharusnya dilakukan seperti menyalurkan
21

keahliannya pada anak. Menjadi orang tua tidaklah mudah apalagi


menjadi orang tua yang berbakat. Kadang anak tidak menerima
bakat dari orang tuanya karena anak memilih berbeda dengan anak
yang lainnya37.

Orang tua memang selayaknya tahu kapan saatnya anak-anak


harus dilarang dan kapan anak menadapatkan kebebasan.
Banyaknya orang tua yang sangat sayang terhadap anak-anaknya,
tetapi praktek kesayangannya bertentangan dengan hakekat azas
pendidikan. Semua ini terjadi antara lain disebabkan orang tua
terlalu awam dalam dunia pendidikan, sehingga mereka tidak
mengerti perkembangan kejiwaan anak-anaknya dari fase ke fase.
Orang tua sebaiknya membiarkan anak-anaknya utuk dapat
berkembang dalam menemukan jati dirinya. Sering orang tua
berhati-hati bahkan terlalu cemas dengan apa yang dilakukan oleh
anak-anaknya, meskipun kecemasan yang dimaksud tanpa alasan
yang jelas37.

Orang tua kurang memahami bahwa segala ulah, tingkah laku


dan gaya, serta polah anak-anaknya merupakan suatu proses
perkembangan jiwa dan karakternya yang tengah di adaptasikan
dengan lingkungan di sekitarnya. Orang tua sebaiknya memberikan
pendidikan dan pelajaran bagi anak-anaknya.

Pengawasan mutlak diberikan pada anak agar anak tetap


dapat dikontrol dan diarahkan. Tentunya pengawasan yang
dimaksud bukan berarti dengan memata-matai dan main curiga.
Tetapi pengawasan yang dibangun dengan dasar komunikasi dan
keterbukaan. Orang tua perlu secara langsung dan tidak langsung
untuk mengamati dengan siapa dan apa yang dilakukan oleh anak,
sehinga dapat meminimalisir dampak pengaruh negatif pada anak.
Dalam kegiatan bermain, tentunya jenis permainan perlu
diperhatikan agar anak lakilaki tidak terlalu menonjol (memiliki
22

sikap kasar dan keras) dan atau kehilangan sisi maskulinitasnya


(seperti perempuan). Begitu pula anak perempuan, terlalu menonjol
sisi feminitasnya (terlalu sensitif atau cengeng) dan atau
kehilangan sisi feminitasnya (tomboy).

f) Mendorong atau memberikan motivasi

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau


organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Bimo
Walgito, 2002: 220). Motivasi bisa muncul dari diri individu
(internal) maupun dari luar individu (eksternal). Setiap individu
merasa senang apabila diberikan penghargaan dan dukungan atau
motivasi. Motivasi menjadikan individu menjadi semangat dalam
mencapai tujuan. Motivasi diberikan agar anak selalu berusaha
mempertahankan dan meningkatkan apa yang sudah dicapai.
Apabila anak belum berhasil, maka motivasi dapat membuat anak
pantang menyerah dan mau mencoba lagi.

g) Mengarahkan

Orang tua memiliki posisi strategis dalam membantu agar


anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri30.
Anak perlu dikenalkan pada dunia lawan jenis, misalnya jenis
permainan, kesempatan untuk memerankan permainan lawan jenis,
kebiasaan berpakaian, dan sebagainya. Pola permainan yang
dilakukan secara perlahan akan memberi bentuk kepribadian.
Kesempatan untuk bergaul memungkinkan anak tumbuh menjadi
pribadi seimbang.

b. Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk


hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah
tindakan atauaktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
23

bentangan yang sangat luasantara lain: berjalan, berbicara, menangis,


tertawa, bekerja, kuliah, menulis,membaca, dan sebagainya24.

Dalam wikipedia disebutkan perilaku manusia adalah sekumpulan


perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap,
emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Perilaku
seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat
diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi,
perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain
dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang
sangat mendasar.

Perilaku adalah respon, yang terdiri atas respons motorik:


berbicara, berjalan, dan sebagainya; respons fisiologik: reaksi hormonal,
aktivitas sistem saraf otonomik, dan sebagainya; respons kognitif:
pernyataan yang mucul di pikiran, imajinasi, dan sebagainya; respons
afektif: rasa benci, kecewa, marah, dan sebagainya38.

Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas


seseorang,yang merupakan hasil bersama atau resultant antara berbagai
faktor, baik faktorinternal maupun eksternal. Perilaku manusia dibagi
dalam tiga domain, yaitupengetahuan, sikap dan tindakan .24.

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus


atau rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap orang lain dan kemudian seseorang tersebut merespon
stimulus tersebut34.

Perilaku merupakan sebuah faktor yang dapat mempengaruhi


kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Perilaku sebuah
pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungan yang di bentuk
dalam suatu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Sikap adalah komponen
yang sangat penting dalam perilaku kesehatannya, yang kemudian
diasumsikan bahwa adanya hubungan langsung antara sikap dan perilaku
24

seseorang. Sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan


tidak otomatis berdampak pada perilaku seseorang menjadi positif, tetapi
sikap yang negatif terhadap kesehatannya hampir pasti berdampak
negatif pada perilakunya. Perilaku adalah hasil atau resultan antara
stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor internal) dalam subjek
atau orang yang berperilaku tersebut32.

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seorang dalam


melakukan respons terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan
karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya
terdiri atas komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor) berencana27.

J. P. Chaplin mengatakan bahwa perilaku adalah kumpulan dari


reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan dari gerakan, tanggapan atau
jawaban yang dilakukan seseorang, seperti berpikir, bekerja dan relasi
seksual. Jadi. Inti reaksi perilaku manusia berupa kegiatan kognitif,
afektif, dan motorik yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Apabila salah satu dari efek perilaku mengalami hambatan, maka aspek
prilaku lainnya juga terganggu25.

Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau


rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan
respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari
orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama
bagi beberapa orang, namun, respons tiap-tiap orang berbeda24.

Perilaku itu sendiri ditentukan atau berbentuk dari tiga


faktor:Faktor predisposisi (predisposing factors) terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan
sebagainya.Faktor-faktor pendukung (enabling factors) terwujud dalam
lingkungan fisik (tersedia atau tidak tersediannya fasilitas atau sarana
kesehatan), misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, WC,
dan lain sebagainya. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors)
25

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat27.

Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi


manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik
(menyuruh).

Pengertian perilaku dalam kehidupan sehari-hari adalah semakin


umumnya, sehingga hampir tidak ada segi kehidupan yang tidak
berkaitan dengan masalaah perilaku. Ada variasi yang sangat luas antara
beberapa pakar yang berupaya mengenali dan menghimpun bahan-
bahannya untuk membentuk apa yang biasa disebut sebagai ilmu
perilaku. Namun teori-teori itu kemudian berkembang untuk menjelaskan
bagaimana unsur-unsur perilaku tadi berproses dan berubah menuju ke
perilaku hidup yang mendukung cara hidup sehat39.

Perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan dan respon.


Secara operasional perilaku diartikan sebagai suatu respon organisme
atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek. Respon ini
berbentuk dua macam, yaitu bentuk pasif atau dikenal dengan respon
internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat
diamati oleh orang lain, misalnya berpikir, berbentuk aktif, yaitu apabila
perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku adalah
kumpulan reaksi, perbuatan aktifitas, gabungan gerakan, tanggapan
ataupun jawaban yang dilakukan seseorang, seperti proses berpikir,
bekerja, dan hubungan seks39.

c. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
26

predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan


reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku
yang terbuka. Maka dari itu, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk
menginterpretasikan sesuatu dan bertindak atas dasar hasil interpretasi
yang di ciptakannya. Sikap seseorang terhadap sesuatu dibentuk oleh
pengetahuan, antara lain nilai-nilai yang diyakini dan norma-norma
yang dianut. Untuk dapat mempengaruhi seseorang, informasi perlu
disampaikan secara perlahan-lahan dan berulang-ulang dengan
memperlihat kan keuntungan dan kerugiannya bila mengadopsi
informasi tersebut.

C. Konsep Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

1. Pengertian

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda,


namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth)
merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan
sintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh
atau sebagian sel. ²¹

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau


dimensi tingkat sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
²²
Perkembangan (development) adalah bertambahnya skill
(kemampuan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang
27

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.


Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya .²³
Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan
secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih
rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran. ²¹
Pertumbuhan anak masa prasekolah yaitu pada pertumbuhan fisik,
khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2
kg, kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem
tubuh sudah mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat, dan lain-
lain. Sedangkan pada pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya rata-
rata akan mencapai 6,75-7,5 cm setiap tahunnya. ²⁴
Teori psikoanalisis menggambarkan perkembangan sebagai sesuatu
yang biasanya tidak disadari (diluar kesadaran) dan diwarnai oleh emosi.
Ahli teori psikoanalisis percaya bahwa perilaku hanyalah sebuah
karakteristik permukaan dan bahwa pemahaman yang sebenarnya
mengenai perkembangan hanya didapat dengan menganalisis makna
symbol perilaku dan kerja pikiran yang dalam. Ahli psikoanalisis juga
menekankan bahwa pengalaman dini dengan orang tua secara signifikan
membentuk perkembangan. Karakteristik ini ditekankan dalam teori
psikoanalisis. ²⁵
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa
prasekolah merupakan fase perkembangan individu dapat usia 2-6 tahun,
perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang
pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting. ²⁶
2. Teori-Teori Perkembangan
a. Teori Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-


perubahan yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga
menyebutkan bahwa kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses
28

yang urutannya melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2


tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan
fase operasional formal (>11 tahun). ²¹

Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam fase


praoperasional, fase pra-operasional anak belum mampu
mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam
pikiran anak. ²¹

b. Teori Perkembangan Psikososial

Perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi sosial dan


mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak harus melewati
beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap
kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus rasa
bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap
identidas versus kebingungan peran (12-18 tahun). ²¹

c. Teori Perkembangan Psikoseksual

Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh


Sigmun Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan
segala kesenangan seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian
tubuh tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber
kesenangan baru dan konflik baru yang secara bertahap bergeser dari satu
bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-tahap perkembangan
tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat melalui tahapan
yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6
tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun) .²¹

d. Teori Perkembangan Moral

Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan


memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak
dalam menghadapi kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap
29

prakonvensional (orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap


prakonvensional (orientasi instrumental bijak), tahap konvensional, tahap
pasca konvensional (orientasi kontak sosial) ²¹

Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam


tahap prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi
secara budaya dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik
atau buruknya suatu tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam
tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral, mereka menentukan
prilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan
mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut
diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa kesetiaan, rasa
terimakasih atau keadilan ²¹

Masa prasekolah dapat merupakan masa-masa bahagia dan amat


memuaskan dari seluruh masa kehidupan anak. Untuk itulah kita perlu
menjaga hal tersebut berjalan sebagaimana adanya. Janganlah
memaksakan sesuatu karena diri kita sendiri dan mengharapkan secara
banyak dan segera, maupun mencoba untuk melakukan hal-hal yang
memang mereka belum siap. Suatu hal yang tidak mudah untuk
mengajari anak untuk berhitung, membaca ataupun menulis pada masa-
masa pertama kehidupannya. ²⁷

Masa prasekolah adalah masa belajar, tetapi bukan dalam dua dunia
dimensi (pensil dan kertas) melainkan belajar pada dunia nyata, yaitu
dunia tiga dimensi. Dengan kata lain masa prasekolah merupakan time
for play. Jadi biarkan anak menikmatinya (27). Anak diartikan seseorang
yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh
kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psokologis,
sosial, dan spiriual .²⁸

Anak adalah antara usia 0–14 tahun karena diusia inilah risiko
cenderung menjadi besar ²⁹. Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3
sampai 6 tahun yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-
30

potensi itu di rangsang dan di kembangkan agar pribadi anak tesebut


berkembang secara optimal. ³⁰

Ciri-ciri anak prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan


kognitif anak, yaitu : ³¹

1. Ciri Fisik
Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah di bedakan
dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak
prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki
penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
kegiatan-kegiatan yang dapay di lakukan sendiri. Berikan
kesempatan pada anak untuk lari, memanjat, dan melompat.
Usahakan kegiatan tersebut sebanyak mungkin sesuai dengan
kebutuhan anak dan selalu di bawah pengawasan.
Walaupun anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan
lebih terampil dalam tugas yang bersifat pratis, khususnya dalam
tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengeritik anak laki-
laki apabila tidak terampil. Ciri fisik pada anak usia 4-6 tahun tinggi
badan bertambah rata-rata 6,25-7,5 cm pertahun, tinggi rata-rata anak
usia 4 tahun adalah 2,3 kg per tahun. Berat badan anak usi 4-6 tahun
rata-rata 2-3 kg pertahun, berat badan rata-rata anak usia 4 tahun
adalah16,8 kg .
2. Ciri Sosial
Anak prasekolah biasanya juga mudah bersosialisasi dengan
orang sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau
dua sahabat yang cepat berganti. Mereka umumnya dapat
menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman.
Sahabat yang biasa di pilih yang sama jenis kelaminnya, tetapi
kemudian berkembang menjadi sahabat yang terdiri dari jenis
kelamin berbeda. Pada usia 4-6 tahun anak sudah memiliki keterikan
selain dengan orang tua, termasuk kakek nenek, saudara kandung,
31

dan guru sekolah, anak memerlukan interaksi yang yang teratur untuk
membantu mengembangkan keterampilan sosialnya.
3. Ciri Emosional
Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering
terjadi. Mereka sering kali memperebutkan perhatian guru dan orang
sekitar.
4. Ciri Kognitif
Anak prasekolah umumya sudah terampil berbahasa, sebagian
dari mereka senang berbicara, khususnya pada kelompoknya.
Sebaiknya anak di beri kesempatan untuk menjadi pendengar yang
baik. Pada usia 2-4 tahun anak sudah dapat menghubungkan satu
kejadian dengan kejadian yang simultan dan anak mampu
menampilkan pemikirn yang egosentrik, pada usia 4-7 tahun anak
mampu membuat klasifikasi, menjumlahkan, dan menghubungkan
objek-objek anak mulai menunjukkan proses berfikir intuifif (anak
menyadari bahwa sesuatu adalah benar tetapi dia tidak dapat
mengatakan alasanya ), anak menggunakan banyak kata yang sesuai
tetapi kurang memahami makna sebenarnya serta anak tidak mampu
untuk melihat sudut pandang orang lain.
3. Aspek–Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Prasekolah
a. Aspek Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri,
pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan (panjang badan), lingkar kepala. Pengukuran berat badan
digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan
untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik sedangkan
pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan
otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya
32

reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat)


terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospina.l ³²
b. Aspek perkembangan
1) Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang
meliputi aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan dan
berjalan Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah,
diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama
1-5 detik, melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak
dan lain-lain .²⁴
2) Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang
memerlukan koordinasi yang cermat Perkembangan motorik halus
mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki,
menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang, mampu
menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya. ²⁴
3) Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada
perkembangan bahasa diawali mampu menyebut hingga empat
gambar, menyebut satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan
benda, menghitung, mengartikan dua kata, meniru berbagai bunyi,
mengerti larangan dan sebagainya.²⁴
4) Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Perkembangan adaptasi sosial pada anak
prasekolah yaitu dapat berrmain dengan permainan sederhana,
mengenali anggota keluarganya, menangis jika dimarahi, membuat
permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan
peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya.²⁴
33

4. Pengaruh gadget terhadap perkembangan anak

Pengaruh penggunaan gadget terhadap perkembangan anak memiliki


dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positifnya antara lain,
membantu perkembangan fungsi adaptif seorang anak, menambah
pengetahuan anak, memperluas jaringan persahabatan, mempermudah
komunikasi, dan membangun kreatifitas anak. Sedangkan dampak negatifnya
antara lain, anak menjadi ketergantungan terhadap gadget, sehingga dalam
menjalankan segala aktivitas hidupnya anak tidak bisa terlepas dari gadget,
anak menjadi sulit berkonsentrasi pada dunia nyata, anak menjadi lebih suka
bermain dengan gadgetnya daripada bermain dengan temannya, dan anak
menjadi malas bergerak dan beraktivitas.
Selain itu, dampak positif penggunaan gadget antara lain, yang
pertama adalah gadget akan membantu perkembangan fungsi adaptif seorang
anak artinya kemampuan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan
keadaan lingkungan sekitar dan perkembangan zaman. Jika perkembangan
zaman sekarang muncul gadget, maka anak pun harus tahu cara
menggunakannya karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang
adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Sebaliknya, anak
yang tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi bisa dikatakan fungsi
adaptifnya tidak berkembang secara normal. Nilai positif lain
adalah gadget memberi kesempatan anak untuk leluasa mencari informasi.
Apalagi anak-anak sekolah sekarang dituntut untuk mengerjakan tugas
melalui internet40.
Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak akan berdampak
negatif karena dapat menurunkan daya konsentrasi dan meningkatkan
ketergantungan anak untuk dapat mengerjakan berbagai hal yang semestinya
dapat mereka lakukan sendiri. Dampak lainnya adalah semakin terbukanya
akses internet dalam gadget yang menampilkan segala hal yang semestinya
belum waktunya dilihat oleh anak-anak.Banyak anak yang mulai
kecanduan gadget dan lupa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya yang
berdampak psikologis terutama krisis percaya diri, juga pada perkembangan
fisik anak.
Radiasi gelombang elektromagnetik dari gadget memang tidak
terlihat, efeknya pun tidak terasa secara langsung. Untuk itu orangtua harus
secara bijak mengawasi dan melakukan seleksi terhadap instrument
34

permainan yang digunakan anak-anak saat bermain. Kebiasaan anak-anak


dalam bermain gadget saat ini memang tidak bias dipungkiri, namun ada
baiknya tidak selalu bermain, atau paling tidak membatasi waktu
bermain gadget, karena alasan radiasi diatas. Sebenarnya kegiatan bermain
merupakan kegiatan utama anak yang nampak mulai sejak bayi. Kegiatan ini
penting bagi perkembangan kognitif, sosial, dan kepribadian anak pada
umumnya. Anak juga bisa mulai memahami hubungan antara dirinya dan
lingkungan sosialnya melalui kegiatan bermain, belajar bergaul dan
memahami aturan ataupun tata cara pergaulan. Namun sekarang anak lebih
banyak menghabiskan waktu dengan bermain gadget daripada bermain
dengan teman sebaya, yang bisa menimbulkan sifat individualis dan
egosentris, serta tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar41.

Menurut Mohammad Nazir40, Berikut ini beberapa dampak negatif


darigadget untuk perkembangan anak:

a. Sulit konsentrasi pada dunia nyata


Rasa kecanduan atau adiksi pada gadget akan membuat anak
mudah bosan, gelisah dan marah ketika dia dipisahkan
dengan gadget kesukaannya. Ketika anak merasa nyaman bermain
dengan gadget kesukaannya, dia akan lebih asik dan senang menyendiri
memainkan gadget tersebut. Akibatnya, anak akan mengalami kesulitan
beriteraksi dengan dunia nyata, berteman dan bermain dengan teman
sebaya.
b. Terganggunya fungsi PFC
Kecanduan teknologi selanjutnya dapat mempengaruhi
perkembangan otak anak. PFC atau Pre Frontal Cortex adalah bagian
didalam otak yang mengotrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab,
pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Anak yang
kecanduan teknologi seperti games online, otaknya akan memproduksi
hormon dopamine secara berlebihan yang mengakibatkan fungsi PFC
terganggu.
c. Introvert

Ketergantungan terhadap gadget pada anak-anak membuat


mereka menganggap bahwa gadget itu adalah segala-galanya bagi
35

mereka. Mereka akan galau dan gelisah jika dipisahkan


dengan gadget tersebut. Sebagian besar waktu mereka habis untuk
bermain dengan gadget. Akibatnya, tidak hanya kurangnya kedekatan
antara orang tua dan anak, anak juga cenderung menjadi introvert.

D. Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti, (2017) dengan judul


Hubungan Durasi Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Sosial
Anak Prasekolah Sebagian besar anak bermain gadget dengan durasi >1
jam dalam sehari dengan tingkat perkembangan sosial di bawah rata-rata
yaitu sebanyak 52,4% dan juga terdapat hubungan antara durasi
penggunaan gadget dengan tingkat perkembangan sosial anak prasekolah
dengan p value 0,000.

Penelitian yang dilakukan oleh Tria Puspita,( 2016) dengan judul


Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Personal Sosial anak Usia Pra
Sekolah Di Tkit Al Mukmin. Penelitian ini bersifat Survey Analitik
dimana hasil penilitiannya menunjukkan bahwa personal sosial cenderung
ke arah yang positif yaitu sebanyak 71%, dan dari responden menyatakan
gadget juga memiliki dampak negatif sebanyak 29% .

Penelitian yang dilakukan oleh Trinika, (2015) dengan judul


Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Usia
Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK Swasta Kristen Immanuel Pontianak Tahun
Ajaran 2014-2015. Jenis penelitian kuantitatif, survei deskriptif analitik
dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
95 responden, didapatkan hasil ada pengaruh penggunaan gadget terhadap
perkembangan psikososial anak usia prasekolah (3-6 tahun).

E. Teori Keperawatan

Berdasarkan konsep-konsep terkait dengan peran orang tua pada


tumbuh kembang anak prasekolah dengan pengaruh gadget serta teori
model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson.
36

a. Model Konsep dan Teori Keperawatan Virginia Handerson.


Virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari-hari
dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik
yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan
serta meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan
nilai yang dimilikinya di antaranya:
1. manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan.
2. dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan
mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada
dewasa yang dapat di pengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan.
3. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat di
kelompokkan menjadi tiga kelompok di antaranya terhambat dalam
melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat
melakukan aktivitas.
Aktivitas hidup sehari-hari yang di sampaikan oleh Virginia
Handerson tersebut adalah sebagai berikut:
1. aktivitas bernafas normal
2. aktivitas minum dan makan sesuai dengan kebutuhan
3. aktivitas eliminasi secara normal
4. aktivitas bergerak dan memelihara postur tubuh
5. aktivitas tidur dan istirahat
6. aktivitas membuka dan memakai pakaian
7. aktivitas mempertahankan suhu tubuh normal dengan
berpakain dan modifikasi lingkungan
8. aktivitas memelihara kebersihan tubuh dan berhias diri
9. aktivitas mencegah kecelakaan dan bahaya
10. aktivitas komunikasi
11. aktivitas beribadah
12. aktivitas bermain dan rekreasi
37

13. aktivitas bekerja dan belajar atau memuaskan


keingintahuan.
Jadi pada dasarnya keperawatan menurut handerson adalah
membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan
aktivitas yangh memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya, yang mana individu akan mampu mengerjakan tanpa
bantuan bila ia memiliki kekuatan , kemauan dan pengetahuan yang di
butuhkan.
38

F. Kerangka Teori

Peran orang tua

Pengaruh gadget
Tumbuh kembang
Anak prasekolah

Teori-teori gadget
Teori-teori tumbuh 1. Pendamping
2. Pendidik 1. Teori gadget
kembang
3. Pengawas 2. Durasi penggunaaan
1. Pertumbuhan ( wong gadget
2. Empat aspek 4. Pendorong
3. Dampak positif dan
perkembangan (wong)
3. Anak prasekolah ( negatif
supartini)
4. Aspek tumbuh kembang
(hidayat)
5. Tahapan tumbuh kembang Faktor pengaruh gadget
( hidayat)
1. Iklan yang
merajalela di
Faktor-faktor tumbuh dunia pertelevisian
kembang dan di media
a. Faktor internal sosial
b. Faktor eksternal 2. Gadget
menampilkan
c. Faktor persalinan
fitur-fitur yang
d. Faktor pasca menarik
persalinan 3. Kecanggihan dari
gadget
4. Keterjangkauan
harga gadget
Skema 2.1 Teori Keperawatan Virginia Handerson 5. Lingkungan
6. Faktor budaya
7. Faktor sosial
8. Faktor pribadi

Anda mungkin juga menyukai