Dokumen - Tips - Makalah Kewarganegaraan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara
Dokumen - Tips - Makalah Kewarganegaraan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam
hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang sebenar-
benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun
demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah
diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan muncul energi baik yang positif
maupun negatif yang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah,
konsisten, efektif, dan efisien.
Energi positif bisa muncul dari dua situasi kondisi yaitu dalam negeri dan luar negeri.
Kedua situasi kondisi itu akan menjadi motor dan stimulan untuk membangkitkan
kesadaran pada bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang holistik dan
komprehensif. Di sisi lain, energi negatif juga akan muncul dari dua situasi kondisi tadi,
yang biasanya menjadi penghambat dan rintangan untuk membangun ketahanan nasional.
Energi negatif biasanya muncul secara parsial tetapi tidak bisa dipungkiri dalam banyak
hal merupakan suatu produk yang tersistem dan terstruktur dengan rapi dalam sistem
operasional yang memakan waktu lama.
Energi positif tersebut diatas dalam banyak wacana biasanya disebut dengan daya dan
upaya penguatan pembangunan suatu bangsa dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan
nasionalnya. Sementara itu, energi negatif cenderung untuk menghambat dengan tujuan
akhir melemahkan bahkan menghancurkan suatu bangsa.
Kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan sebuah bangsa melemahkan dan
atau menghancurkan setiap tantangan, ancaman, rintangan dan gangguan itulah yang yang
disebut dengan Ketahanan Nasional. Oleh karena itu, ketahanan nasional mutlak
senantiasa untuk dibina dan dibangun serta ditumbuhkembangkan secara terus-menerus
dengan simultan dalam upaya mempertahankan hidup dan kehidupan bangsa. Lebih jauh
dari itu adalah makin tinggi tingkat ketahanan nasional suatu bangsa maka makin kuat
pula posisi bangsa itu dalam pergaulan dunia.
Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun
tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan nasional karena
dalam perjalanan sejarahnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami pasang
surut dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup sebagai sebuah bangsa dan
negara yang merdeka dan berdaulat. Apabila dilihat dari geopolitik dan geostrategi yang
1
kemudian dikaitkan dengan potensi-potensi yang dimilikinya maka bangsa Indonesia
berada pada posisi yang rawan dengan instabilitas nasional yang diakibatkan dari
berbagai kepentingan seperti persaingan dan atau perebutan pengaruh baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri. Hal itu sudah dipastikan akan memberikan dampak bagi
hidup dan kehidupan bangsa dan negara Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
Indonesia adalah negara yang bersandar pada kekuatan hukum sehingga kekuasaan
dan penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh hukum yang berlaku.
Dengan kata lain, hukum sebagai pranata sosial disusun untuk kepentingan seluruh rakyat
dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh rakyatnya. Kondisi kehidupan nasional
itu menjadi salah satu kekuatan ketahanan nasional karena adanya jaminan kekuasaan
hukum bagi semua pihak yang ada di Indonesia dan lebih jauh daripada itu adalah
menjadi cermin bagaimana rakyat Indonesia mampu untuk tumbuh dan berkembang
dalam suatu wilayah yang menempatkan hukum sebagai asas berbangsa dan
bernegaradengan menyandarkanpada kepentingan dan aspirasi rakyat.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dari uraian tersebut di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa manusia bermasyarakat
untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan dan
keamanan.Ketiga hal itu adalah hakekat dari ketahanan nasional yangmencakup dan meliputi
kehidupan nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :
Aspek alamiah adalah :
4
a. Posisi dan lokasi geografi negara
b. Keadaan dan kekayaan alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :
a. Ideologi
b. Politik
c. Sosial
d. Budaya
e. Pertahanan dan Keamanan
Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan
aspek sosial/kemasyarakatanbersifat dinamis disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua
aspek itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan
timbal balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan (korelasi)
danketergantungan (interdependensi).
5
rakyatIndonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” mempunyai makna :”bila
negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus
mendapat ridho Allah yang merupakan dorongan spiritual”
d. Alinea Keempat, menyebutkan ”kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa danikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatanrakyat dan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia”. Alinea itu mempunyai
makna yaitu mempertegascita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia
melaluiwadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6
2.3. PENGERTIAN DAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL
Pengertian Ketahanan nasional (tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan , baik yang
datang dari dalam maupun luar untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan, dibina
terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional
bermodalkan keuletan dan ketangguhan yan mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan
berdasarkan pemikiran geostrategic yang dirancang dengan memerhatikan kondisi bangsa
dan konstelasi georafi Indonesia.
Konsepsi ketahanan nasional untuk pertama kali dimasukkan dalam GBHN 1973
yaitu ketetapan MPR No. IV / MPR / 1973.
Rumusan mengenai ketahanan nasional dalam GBHN 1998 adalah sebagai berikut :
1) Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus
menuju ke tujuan yang ingin dicapai agar dapat secara efektif dielakkan dari hambatan,
tantangan, ancaman, dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dalam maka
pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan ketahanan nasional yang
mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa secara utuh dan
menyeluruh.
7
2) Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan
dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan
bangsa dan negara.
3) Ketahanan nasional meliputi, ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan
ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan.
a. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan
keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk
menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan menangkal
penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan keperibadian bangsa.
b. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi politik berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
yang mengandung kemampuan memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis serta
kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
c. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis.
d. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang
dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta
tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan.
8
2.5. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Asas-asas Ketahanan Nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Asas kesejahteraan dan keamanan;
Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan manusia yan mendasar serta
esensial baik sebagai perseorangan maupun kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Realisasi kondisi kesejahteraan dan
keamanan dapat dicapai dengan menitik beratkan kepada kesejahteraan, tanpa
mengabaikan keamanan. Sebaliknya, memberikan prioritas pada keamanan tidak
boleh mengabaikan kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun keamanan harus
selalu berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasiona yang dcapai merupakana tolak ukur
ketahanan nasional.
9
lingkungan strategis luar negeri serta menerima kenyataan adanya saling interaksi
dan ketergantungan dalam dunia internasional.
4) Asas kekeluargaan;
Mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong ,
tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dalam asas ini dakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut
harus dkembankan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga tidak
berkembang menjadi konflik yang bersifa antagonis yang saling menghancurkan.
10
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tanah, sumberdaya, penduduk, teknologi,
idiologi, moral, dan kepemimpinan.
11
nasional suatu negara. Bila mana suatu unsur justru dapat melemahkan kekuatan nasional
suatu negara?
Pertanyaan demikian dapat diperinci dan diperjelas. Misalnya, penduduk yang
bagaimanakah yang mampu mendukung kekuatan nasional suatu negara, wilayah atau
geografi yang seperti apa dapat mengembangkan kekuatan sebuah bangsa, dan seterusnya.
Jawaban eksploratif atas pertanyaan tersebut sampai pada kesimpulan bahwa pada hakikatnya
ketahanan nasional adalah sebuah kondisi atau keadaan.
Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat diketahui melalui pengamatan
atas sejumlah gatra dalam suatu kurun waktu tertentu. Hasil pengamatan yang mendalam itu
akan menggambarkan tingkat ketahanan nasional. Apakah ketahanan nasional Indonesia
kuat/meningkat atau lemah/menurun. Lemah atau turunnya tingkat ketahanan nasional akan
menurun kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman yang terjadi. Apakah pengamatan
tersebut kita lakukan pada sejumlah gatra yang ada pada tingkat wilayah atau regional maka
akan menghasilkan kondisi ketahanan regional.
12
Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil).
Posisi geografis, astronomi dan geologis negara.
Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
13
f. Unsur atau Gatra di Bidang Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional negara
yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung
dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara. Kemajuan pusat di bidang
ekonomi tertentu saja menjadikan negara yang bersangkutan tumbuh sebagai kesatuan dunia.
Contoh, Jepang dan Cina.
Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan ekonomi
bangsanya. Sistem ekonomi secara garis besar dikelompokan menjadi dua macam yaitu
sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatu negara dapat pula
mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap sebagai cerminan dari nilai dan idiologi
bangsa yang bersangkutan. Contoh, bangsa Indonesia menyatakan sistem ekonomi Pancasila
yang bercorak kekeluargaan.
14
berada di tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu
fungsi pemerintahan negara.
Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara sebagai bentuk
dari hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara. Upaya melibatkan rakyat
menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan politik pertahanan yang
dianut oleh negara. Politik pertahanan negara disesuaikan dengan nilai filosofis bangsa,
kepentingan nasional dan konteks zamannya.
Ketahanan Nasional Indonesai dikelola berdasarkan unsur Astagrata yang meliputi
unsur-unsur (1) geografi, (2) kekayaan alam, (3) kependudukan, (4) idiologi, (5) politik, (6)
ekonomi, (7) sosial budaya, dan (8) pertahanan keamana. Unsur (1) geografi, (2) kekayaan
alam, (3) kependudukan disebut Trigatra. Unsur keamanan disebut Pancagatra.
Kebutuhan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling
hubungan antara gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagrata). Kualitas Pancasila
dalam kehidupan nasional Indonesai tersebut terintegrasi dan dalam integrasinya dengan
Trigrata. Keadaaan kedelapan unsur tersebut mencerminkan kondisi Ketahanan Nasional
Indonesia, apabila ketahanan nasional kita kuat atau lemah. Kelemahan disalahsatu gatra
dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan memengaruhi kondisi secara keseluruhan.
Ketahanan Nasional Indonesia bahkan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap
gatranya, melainkan suatu hasil keterkaitan yang integrative dari kondisi dinamik kehidupan
bangsa di seluruh aspek kehidupan.
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan
fisikatau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan
secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan
kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
15
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep
iniadalah tentaraatau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang
dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang
memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik,
mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan
krisis perekrutan selama masa perang.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila danUndang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Berdasarkan Pasal 27 dan 30 UUD 1945, masalah bela Negara dan pertahanan negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia.Bela negara
adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan republik Indonesia terhadap
ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri.
Makna Bela Negara
16
Membela Negara merupakan kewajiban sebagai warga Negara. Membela negara
Indonesiaadalah hak dan kewajiban dari setiap warga negara Indonesia. Hal ini tercantum
secara jelas dalam Pasal 27 ayat 3 UUD 1945.
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik
yaitu dengan cara ”memanggil bedil” menghadapi serangan atau agresi musuh. Secara
nonfisik dapat didefenisikan sebagai ”segala upaya untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara.
Ketentuan atau landasan hukum mengenai bela negara secara tersurat dapat kita
ketahui dalam bagian pasal atau batang tubuh UUD 1945 yaitu sebagai berikut :
a. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 Perubahan kedua yang berbunyi ”Setiap warga
negaraberhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
b. Pasal 30 UUD 1945 Perubahan Kedua yang secara lengkap sebagai berikut :
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Kepolisian Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
Susunan dan kedudukan Tentara Naional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait
dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
17
Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara
Keikutsertaan warga negara dalam upaya menghadapi ancaman tentu saja dengan
upaya bela negara.
a) Bela Negara secara Fisik
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan
menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran.
b) Bela Negara secara Nonfisik
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 keikutsertaan warga negara dalam bela
negara secara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan
dan pengabdian sesuai dengan profesi.
18
itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan. Perdamaian
dunia tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan
keadaan putus harapan tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode
kreatif non-kekerasan terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan
sebuah situasi yang seimbang dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat
tetapi sama-sama sederajat dan seimbang bagi semua pihak. Jadi perdamaian dunia
merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.
19
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat
ataupun sebuah Negara. Jika tidak akan percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui
budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa memahami karakteristik dari
masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu
Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan
perdamaian disana. Pendekatan budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam
mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
20
memiliki kepedulian dalam turut serta mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di
kancah dunia. Para tokoh agama yang dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar di
masyarakat harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.
Di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak kita telah menemukan masalah-
masalah yang terjadi dan sering menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat yang
kurang memahami satu dengan yang lainnya. Sebaiknya agar terjadi perdamaian dunia adalah
kesadaran dari diri sendiri dan pemikiran, perbuatan yang tidak semena-mena agar tidak
terjadi kesalahpahaman dan konflik atau keributan di tengah masyarakat.
Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu dan
berjuang demi mewujudkan perdamaian dunia. Kita juga harus saling mengalah, tidak egois
dan selalu menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk kepentingan kita sendiri
tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain, kebersamaan pun tentu tidak akan
terbentuk dengan baik. Dari kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa
terbentuknya perdamaian. Setelah terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran.
Maksud dari kesadaran itu adalah kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita.
Contohnya dengan :
Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi peraturan.
Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.
Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain seperti suku, adat-istiadat,
agama, ras, dan status sosial.
Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri
Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan sesama dengan
baik, sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.
21
besar dunia, sudah sepantasnya bangsa Indonesia turut memberikan kontribusi nyata bagi
perdamaian dunia. Peran serta Indonesia dalam kancah pemeliharaan perdamaian dunia
memang sudah bukan hal yang baru. Sesuai amanat konstitusi, sejak dekade awal
kemerdekaan, Indonesia sudah mengirimkan personelnya untuk terlibat aktif melaksanakan
ketertiban dunia melalui berbagai misi perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB). Keseriusan Indonesia untuk terlibat dalam misi perdamaian dunia telah
mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan lingkungan strategis
serta komitmen bangsa untuk lebih proaktif dalam menyikapi konflik yang terjadi. Kiprah
dan profesionalitas para pejuang perdamaian baik yang tergabung dalam Kontingen Garuda
maupun civilian experts telah menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia telah
mendapatkan kepercayaan dalam mengemban misi mulia tersebut. Dengan tidak mengurangi
apresiasi yang tinggi terhadap civilian experts Indonesia yang saat ini bertugas di misi PBB,
tulisan ini hanya memberikan gambaran tentang kiprah TNI dalam keterlibatan dan
dedikasinya memelihara perdamaian dunia, serta roadmap menuju peacekeeper kelas dunia.
Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi
sebagian bangsa di berbagai kawasan. Berakhirnya Perang Dunia II dan perang dingin yang
ditandai pembubaran Uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak membuat dunia bebas dari
konflik bersenjata. Perang besar antara kedua negara raksasa – AS dengan US – memang
tidak terjadi, namun perang kecil dan konflik justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah
Balkan, Baltik dan bekas Uni Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang dan berbagai jenis
konflik lain terus berkecamuk.
Berdasarkan hal diatas, maka perdamaian menjadi impian sekaligus upaya yang serius
diharapkan oleh banyak negara. Oleh karena itulah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),
sebagai organisasi internasional terbesar saat ini memiliki alat kelengkapan yang dinamakan
Dewan Keamanan. Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah
menjaga perdamaian dan keamanan antar negara.
Untuk menjaga perdamaian dikawasan konflik, PBB membentuk pasukan perdamaian
dalam rangka Operasi Pemeliharaan Perdamaian (OPP). Beberapa contoh pasukan
perdamaian tersebut, sebagai berikut :
a. ICCS (International Commission For Control and Supervision), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian Vietnam Selatan.
b. UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force), yaitu pasukan
perdamaian PBB sebagai pengawas pertikaian senjata.
22
c. UNEF (United Nations Emergency Force), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk
Timur Tengah, Korea Utara, dan Korsel.
d. UNFICYP (United Nations Peace Keeping Force in Cyprus), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian di Cyprus.
e. UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India and Pakistan),
yaitu pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian India dan Pakistan.
f. UNOC (United Nastions Operations for Congo), yaitu pasukan perdamaian PBB
untuk Kongo.
g. UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization In Palestine), yaitu
pasukan perdamaian PBB untuk Palestina.
h. UNCRO (United Nations Confidence Restorations Operation), yaitu pasukan
perdamaian PBB di Kroasia.
i. UNPROFOR (United Nations Protection Forces), yaitu pasukan perdamaian PBB
di Bosnia Herzegovina.
j. UNPREDEF (United Preventive Deployment Force), yaitu pasukan perdamaian
PBB di FYROM (Macedonia).
k. UNMIL (United Nations Mission in Liberia), yaitu pasukan perdamaian PBB di
Liberia.
23
a. Keanggotaan Pertama Periode 1973 – 1974.
b. Keanggotaan Kedua Periode 1995 – 1996.
c. Keanggotaan Ketiga Periode 2007 – 2008.
24
BAB III
KESIMPULAN
25
4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra terbagi menjadi tiga, yaitu
alamiah, social, dan lain-lain.
5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan.
6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline.
7. Unsur kekuatan nasional menurut model Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu
Trigatra dan Pancagatra.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28