Baharuddin
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unand
ABSTRAK
QAM adalah teknik modulasi yang dilakukan dengan cara mengubah amplitudo dan phase sinyal
carrier. Teknik modulasi ini memiliki keuntungan bila dibandingkan dengan teknik modulasi PSK
dan teknik modulasi ASK. Teknik modulasi QAM membutuhkan lebih sempit bandwith daripada
teknik modulasi PSK dan memiliki nilai Probability of Symbol Error lebih kecil dari pada teknik
modulasi ASK.
Pada simulasi ini dibangkitkan data secara acak, lalu dikirim menggunakan teknik modulasi 16-
QAM melewati Kanal AWGN. Pada kanal ini data informasi dipengaruhi oleh noise. Dalam
simulasi ini diasumsikan noise hanya berasal dari Additive White Gaussian Noise. Pada sisi
demodulator, data yang diterima dibandingkan dengan data yang dikirim, lalu dicari tingkat
kesalahannya. Tingkat kesalahan dari ketiga konstelasi yang digunakan dibandingkan dan
ditampilkan dalam bentuk grafik tingkat kesalahan terhadap nilai SNR/bit.
1. PENDAHULUAN
Suatu modulasi adalah proses dimana sinyal
informasi diubah menjadi suatu gelombang sinusoid.
Sinusoid memiliki tiga tanda yang dapat digunakan
untuk membedakannya dari sinusoid lainnya yaitu :
amplitudo, frekuensi dan phase. Oleh karena itu
modulasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses
yang mana ampitudo, frekuensi dan phase
gelombang carrier atau suatu kombinasi dari mereka
adalah berbeda-beda dalam penyesuaian dengan
informasi yang ditransmisikan. Bentuk umum
gelombang carrier, s(t), adalah seperti berikut :
Gambar 1 Modulator QAM
S(t) = A(t)cos[w0 + f(t)] (1)
Penelitian yang telah dilakukan disini yaitu
Dimana A(t) adalah waktu variasi amplitudo , w0
menganalisa unjuk kerja transmisi citra pada kanal
adalah frekuensi radian carrier dan f(t) adalah
Additive White Gaussian Noise (AWGN). Noise ini
phase.
memiliki karakteristik statistik distribusi Gaussian
Penggunaan sistem komunikasi digital dalam
dan memiliki kerapatan spektral yang membentang
bidang komunikasi radio bergerak semakin
datar pada hampir keseluruhan spektrum frekuensi.
meningkat, sehingga diperlukan suatu sistem
Noise ini bersifat menambahkan sinyal aslinya.
komunikasi yang handal guna menjamin sampainya
Input citra yang digunakan pada penelitian ini
pesan atau data yang benar pada penerima. Pada
yaitu citra grayscale 8 bit. Dalam penelitian ini
kanal komunikasi, adanya noise akan mengganggu
dilakukan beberapa tahapan proses yang dimulai
maupun menurunkan kinerja sistem komunikasi
dari menginputkan citra grayscale, melakukan
digital. Hal ini menyebabkan terjadinya kesalahan
transformasi citra dengan metoda transformasi
pendeteksian sinyal sehingga terjadi perubahan bit
Discrete Wavelet Transformation (DWT), kuantisasi
atau simbol pada sisi penerima.
skalar, teknik modulasi Quadrature Phase Shift
Dalam pentransmisian informasi citra digital ini,
Keying (QPSK), demodulasi, de-quantization, dan
kanal komunikasi akan mengalami berbagai macam
Inverse Discrete Wavelet Transformation (IDWT),
gangguan, seperti thermal noise yang sering
sehingga akan didapatkan citra hasil rekonstruksi.
dimodelkan sebagai Additive White Gaussian Noise
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh noise
(AWGN) dan multipath fading. Gangguan tersebut
AWGN dan bagaimana kualitas citra yang diterima
dapat mempengaruhi kualitas citra yang diperoleh
pada sisi penerima, maka digunakan analisa nilai
pada penerima.
TeknikA 54
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
Peak Signal Noise to Ratio (PSNR) dan Bit Error ke 16 level tersebut. Proses mengasosiasikan warna
Rate (BER). rata – rata dengan level warna tertentu disebut
dengan kuantisasi.
2. CITRA Citra merupakan dimensi spatial yang berisi
informasi warna dan tidak bergantung pada waktu.
Citra merupakan suatu representasi, kemiripan,
Citra merupakan sekumpulan titik – titik dari
atau imitasi dari suatu objek atau benda. Image
gambar. Titik–titik tersebut menggambarkan posisi
(citra) sebagai salah satu komponen multimedia
koordinat dan mempunyai intensitas yang dapat
memegang peranan penting sebagai bentuk
dinyatakan dengan bilangan. Intensitas ini
informasi visual. Citra mempunyai karakteristik
menunjukkan warna citra.
yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya
akan informasi. Citra merupakan gambar pada
3. TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT
bidang dwimatra. Citra merupakan sebuah sinyal
dua dimensi yang merupakan fungsi dua variabel Transformasi sinyal merupakan representasi
bebas, karena itu citra memiliki sejumlah data[2]. bentuk yang lain dari sinyal tersebut. Suatu
Citra yang dimaksud adalah citra diam. Citra diam transformasi sinyal tidaklah merubah informasi yang
adalah citra tunggal yang tidak bergerak. terkandung dalam sinyal tersebut. Sebelum
Citra dapat dipandang sebagai suatu fungsi pemakaian transformasi wavelet berkembang,
bernilai real. Agar dapat diolah dengan komputer transformasi fourier telah lebih dulu menjadi metode
digital, maka suatu citra harus direpresentasikan analisis. Pada analisa fourier, suatu sinyal dipecah
secara numerik dengan nilai – nilai diskrit. menjadi kumpulan dari fungsi sinusoida pada
Representasi citra dari fungsi kontinu menjadi nilai – frekuensi yang berbeda – beda. Fungsi dasar pada
nilai diskrit disebut digitalisasi. Citra yang transformasi fourier adalah sinus dan kosinus. Pada
dihasilkan inilah yang disebut citra digital (digital dasarnya transformasi fourier mengubah sinyal dari
image). Pada umumnya citra digital berbentuk empat basis waktu ke basis frekuensi.
persegi panjang, dan dimensi ukurannya dinyatakan Transformasi wavelet adalah suatu metoda yang
sebagai tinggi X lebar (atau lebar X panjang). merubah sinyal berdimensi waktu menjadi koefisien
Masing – masing elemen pada citra digital (elemen – koefisien yang berdimensi waktu dan frekuensi.
matriks) disebut image element, picture element atau Transformasi wavelet mampu mengkombinasikan
pixel. informasi tentang waktu dan frekuensi suatu sinyal
Jadi, citra yang berukuran N x M mempunyai secara simultan. Transformasi wavelet dapat
NM buah pixel. Misalkan pixel pertama pada digunakan untuk menganalisis sinyal time –
koordinat (0,0) mempunyai nilai intensitas 0 yang frequency suatu sinyal baik secara global maupun
berarti warna pixel tersebut hitam, pixel kedua pada lokal karena adanya parameter skala.
koordinat (0,1) mempunyai intensitas 134 yang Discrete Wavelet Transformation (DWT)
berarti warnanya antara hitam dan putih, dan merupakan transformasi yang penting pada aplikasi
seterusnya. Proses digitalisasi citra ada dua macam signal processing yang berdasarkan sinyal diskrit
.[1] pada waktu. Wavelet merupakan gelombang mini
1. Digitalisasi spasial (x,y), sering disebut sebagai (small wave) yang mempunyai kemampuan
sampling. mengelompokkan energi sinyal terkonsentrasi pada
2. Digitalisasi intensitas f(x,y), sering disebut sekelompok kecil koefisien. Transformasi wavelet
sebagai kuantisasi. adalah teknik dekomposisi sinyal dengan prinsip
penskalaan dan pergeseran mother wavelet, sehingga
Sampling adalah proses untuk menentukan didapatkan nilai konstanta yang mewakili statu nilai
warna pada piksel tertentu pada citra. Pada proses waktu dan frekuensi. Perumusan mother wavelet :[3]
sampling biasanya dicari warna rata – rata dari 1 (t − τ )
gambar analog yang kemudian dibulatkan ke dalam Ψs,τ (t ) = Ψ ...................... (2)
angka bulat. s s
Citra kontinu disampling pada grid – grid yang Dimana : s = parameter penskalaan (dilasi)
berbentuk bujursangkar (dalam arah horizontal dan τ = parameter pergeseran (translasi)
vertikal). Terdapat perbedaan antara koordinat ψ (t ) = fungsi mother wavelet
gambar yang disampling dengan koordinat matriks Wavelet induk didilasi (diskalakan) dan ditranslasi
(hasil digitalisasi). Titik asal (0,0) pada gambar dan (digeser) melalui pemisahan menurut frekuensi
elemen (0,0) pada matriks tidak sama. Koordinat x menjadi sub – sub bagian[3].
dan y pada gambar dimulai dari sudut kiri bawah, Penskalaan dan pergeseran yang kontinu akan
sedangkan penomoran pixel pada matriks dimulai mempersulit dekomposisi sinyal. Oleh karena itu,
dari sudut kiri atas[1]. dilakukan penskalaan dan pergeseran secara diskrit
Dalam proses sampling warna rata – rata yang yaitu :
didapat direlasikan ke level warna tertentu[1]. 1
Contohnya apabila dalam citra hanya terdapat 16 s= ........ (3)
level warna abu–abu, maka nilai rata – rata yang 2j
didapat dalam proses sampling harus diasosiasikan
TeknikA 55
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
TeknikA 56
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
3. jika x = 2
1 ⎡ 1 ⎛ 2 ⎞2 ⎤
Px ( x) = exp ⎢− ⎜ ⎟ ⎥ = 0.054
2π ⎢⎣ 2 ⎝ 1 ⎠ ⎥⎦
Dari nilai pdf Gaussian yang telah didapatkan
pada x = 0 nilai pdf yang diperoleh nilai tertinggi hal
ini menunjukkan rata-rata pada proses acak ini
adalah nol. Dengan hasil yang diperoleh dapat
digambarkan fungsi rapat probabilitas Gaussian
dengan standard deviation (σ) = 1 seperti
ditunjukkan pada gambar 1.[9]
Px(x
0.4
0.399
0.35
E[x]=m
0.242 Input yang digunakan pada simulasi ini yaitu
0.2
data berupa citra digital. Pada sisi transmitter citra
0.15
asli ditransformasikan dengan metoda DWT level 2,
lalu dilakukan kuantisasi skalar uniform, kemudian
0.1 dimodulasi dengan modulasi baseband QPSK.
0.054 Sedangkan pada sisi receiver sinyal data yang sudah
dipengaruhi noise AWGN didemodulasi,
0.05
TeknikA 57
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
DAFTAR PUSTAKA
[1] Munir, Rinaldi.. Pengolahan Citra Digital
Dengan Pendekatan Algoritmik. Penerbit
Informatika Bandung. (2004)
[2] Arymurthy, Aniati Murni dan Suryana
Setiawan. Pengantar Pengolahan Citra. PT
Elex Media Komputindo, Jakarta. (1992).
[3] Mandala, Jani F. Pemanfaatan Transformasi
Wavelet Citra Wajah Sebagai Sistem
Keamanan Kunci Kombinasi. ITB,
Bandung. (2003).
TeknikA 58