dan Penerapannya
Disusun Oleh:
Nur Aida Aprianti
3125161018
2019
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2 PEMBAHASAN 3
2.1 Bunga dan Anuitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.1 Bunga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.2 Anuitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2 Suku Bunga Stokastik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2.1 Model Vasicek (1977) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.2.2 Model Cox-Ingersoll-Ross (1985) . . . . . . . . . . . . . 6
2.2.3 Model Hull White (1990) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.2.4 Model Black-Derman-Toy (1990) . . . . . . . . . . . . . 8
2.2.5 Model Black-Karasinski (1991) . . . . . . . . . . . . . . 10
2.2.6 Model Chen (1994) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.3 Penerapan Model Suku Bunga Stokastik . . . . . . . . . . . . . 10
2.3.1 Model Cox-Ingersoll-Ross . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.3.2 Model Vasicek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
3 PENUTUP 13
i
Bab 1
PENDAHULUAN
Pada umumnya, kita mengetahui bahwa suku bunga yang dipakai pada
model keuangan merupakan model bunga statis. Yaitu, bunga tetap atau tidak
berubah seperti yang sudah disepakati. Seperti simpan di bank, asuransi jiwa,
dan sebagainya. Akan tetapi, suku bunga statis akan sulit dilakukan pada jual
beli saham, kurs valuta asing, dan sebagainya karena kondisi yang berubah-
ubah. Seperti inflasi di suatu negara, keadaan ekonomi masyarakat, banyaknya
uang yang beredar yang selalu berubah-ubah setiap saat.
1
dengan model tingkat suku bunga stokastik. Hasil analisis empiris pada pene-
litian tersebut mencapai kesimpulan bahwa pengukuran risiko model stokastik
lebih unggul daripada model determinisitik.
Sampai awal dekade 1990-an telah banyak model tingkat suku bunga sto-
kastik yang diperkenalkan. Model suku bunga stokastik disebut juga sebagai
model suku bunga sesaat. Suku bunga sesaat adalah suku bunga yang berlaku
hanya untuk satu tahun. Model suku bunga sesaat menggunakan pendekatan
baik waktu kontinu maupun waktu diskrit. Contoh model suku bunga sesaat
yang sudah diperkenalkan antara lain model Vasicek (1977), Cox-Ingersoll-
Ross (1985), Hull White (1990), Black-Derman-Toy (1990), Black-Karasinski
(1991), dan Chen (1994).
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah yang ingin dicapai
adalah agar memahami pengertian suku bunga stokastik, model-model suku
bunga stokastik dan penerapannya.
2
Bab 2
PEMBAHASAN
A(n) − A(n − 1) In
in = =
A(n − 1) A(n − 1)
dengan in menyatakan tingkat bunga efektif pada periode ke-n dari tanggal
investasi.
a(t) = 1 + it
3
yang jika dihitung tingkat bunga efektifnya adalah sebagai berikut:
A(n) − A(n − 1)
in =
A(n − 1)
a(n) − a(n − 1)
=
a(n − 1)
1 + in − [1 + i(n − 1)]
=
1 + i(n − 1)
1 + in − 1 − in + i
=
1 + i(n − 1)
i
=
1 + i(n − 1)
A(n) − A(n − 1)
in =
A(n − 1)
(1 + i) − 1
=
1
=1+i−1
=i
4
2.1.2 Anuitas
Nilai sekarang dari suatu anuitas adalah nilai seluruh rangkaian pembayar-
an apabila nilai seluruh pembayaran di tiap-tiap periode disesuaikan nilainya
dengan titik waktu pada saat ini atau dengan kata lain setiap pembayaran
yang dilakukan didiskontokan sesuai dengan lama waktu antara saat ini de-
ngan waktu pembayaran. Adapun nilai sekarang dari anuitas akhir sebesar
1 untuk n periode pembayaran yang dilambangkan an̄ didefinisikan sebagai
berikut:
an̄ = v + v 2 + ... + v (n−1) + v n
Nilai masa depan suatu anuitas adalah nilai seluruh pembayaran apabi-
la seluruh pembayaran di tiap-tiap periode disesuaikan nilainya dengan titik
waktu di akhir periode anuitas tersebut, atau setiap pembayaran diakumu-
lasikan sesuai dengan lama waktu antara waktu pembayaran dengan akhir
periode anuitas. Sedangkan nilai akumulasi (nilai masa depan) dari anuitas
akhir sebesar 1 untuk n periode yang dilambangkan sn̄ didefinisikan oleh s
Dengan kata lain perubahan tingkat suku bunga yang fluktuatif disetiap
periode merupakan proses stokastik sehingga untuk mengestimasinya diper-
lukan suatu model tingkat suku bunga stokastik. Suku bunga stokastik yang
berubah-ubah ini dikarenakan berbagai macam faktor, seperti inflasi, banyak-
nya uang yang beredar dalam masyarakat, dan sebagainya. Ada berbagai
macam model bunga stokastik, yaitu:
5
2.2.1 Model Vasicek (1977)
Ekspetasi
E(r(t)) = r0 e−kt + θ(1 − e−kt )
Varians
σ2
V ar(r(t)) = (1 − e−2kt )
2k
Model CIR merupakan model short rate yang bebas resiko. Pada model
ini terdapat sifat mean reversion yang merupakan kecenderungan dari tingkat
bunga untuk kembali menuju rata-rata jangka panjang dari tingkat bunga.
6
Dengan adanya sifat ini, pergerakan tingkat bunga akan menuju suatu level
rata-rata tingkat bunga yang disebut mean reversion level. Ketika tingkat
bunga tinggi, ekonomi cenderung melambat dan permintaan kredit dari pe-
minjam cenderung rendah. Sebagai dampaknya, tingkat bunga akan turun.
Sebaliknya, ketika tingkat bunga rendah, akan terjadi kecenderungan naiknya
permintaan kredit dari peminjam sehingga dampaknya tingkat bunga akan
cenderung naik. Jika proses naik dan turunya tingkat bunga terjadi terus me-
nerus, maka dalam jangka panjang tingkat bunga akan berada disekitar mean
reversion level (Hull, 2012).
Model tingkat suku bunga CIR merupakan model equilibrium yang diper-
kenalkan pada tahun 1985. Model CIR menjamin tingkat suku bunga bernia-
lai positif dan memiliki sifat mean reversion atau mempunyai kecenderungan
kembali menuju rata- rata. Bentuk dari model CIR adalah
p
dr(t) = k(θ − r(t))dt + σ r(t)dW (t)
dengan:
• W (t) adalah proses Wiener (gerak brown dengan rataan 0 dan varian 1)
Ekspetasi
E(r(t)) = e−kt r(0) + θ(1 − e−kt )
Varians
σ2 σ2
−kt −2kt
V ar(r(t)) = r(0) (e −e )+θ (1 − e−kt )2
k 2k
7
2.2.3 Model Hull White (1990)
Model minat satu faktor yang digunakan untuk menurunkan harga deri-
vatif. Model Hull-White mengasumsikan bahwa suku bunga pendek memiliki
distribusi normal, dan bahwa tingkat suku bunga pendek kemungkinan ak-
an berubah. Volatilitas cenderung rendah ketika suku bunga mendekati nol,
yang tercermin dalam reversi mean yang lebih besar dalam model. Model
textitHull-White memperluas model Vasicek dan Cox-Ingersoll-Ross (CIR).
Black, Derman dan Toy (1990) pada makalahnya yang berjudul A One-
Factor Model of Interest Rates and Its Application to Treasury Bond Options
mengusulkan sebuah model suku bunga stokastik yang menganggap bahwa
semua harga instrumen keuangan bergantung hanya pada satu faktor yaitu
short-rate atau suku bunga sesaat. Suku bunga sesaat adalah suku bunga yang
hanya berlaku selama 1 tahun. Black, Derman dan Toy juga memberikan 3
asumsi utama sebagai dasar pembangun model suku bunga stokastik:
2. Input yang digunakan untuk model ini adalah barisan tingkat imbal hasil
dan barisan volatilitas imbal hasil untuk obligasi yang sama. Kedua
barisan tersebut secara bersama-sama membentuk kurva imbal hasil.
3. Model BDT memberikan variansi rataan dan volatilitas suku bunga se-
saat sesuai dengan input yang diberikan.
8
Kemungkinan-kemungkinan suku bunga sesaat pada waktu ke-t dinotasikan
sebagai r(t, l) dengan t = 0, 1, 2, , t di mana l adalah indeks kemungkinan suku
bunga untuk waktu t. Pada model BDT, peluang naik dan turun suku bunga
sesaat dilambangkan r(t, l) dan ditetapkan sebesar 0,5. Pohon suku bunga
sesaat dapat dilihat seperti gambar.
Sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh pohon suku bunga sesaat dalam model
BDT (Qoyyimi, 2008) adalah:
1. r(t + 1, l) < r(t, l)
2. r(t + 1, l + 1) > r(t, l)
Apabila ada minimal satu suku bunga sesaat yang tidak memenuhi kedua
sifat tersebut, maka pohon suku bunga sesaat yang memuat suku bunga ter-
sebut dapat dikatakan tidak layak, karena peluang naik dan turun yang sama
tidak terpenuhi.
9
2.2.5 Model Black-Karasinski (1991)
Bond adalah surat hutang yang berisi suatu kontrak hutang yang menjain
penerbit bond membayar hutang pada periode tertentu dan melunasi pokok
hutang kepada pembeli bond pada waktu jatuh tempo.
10
Zero coupon adalah suatu kontrak yang dibuat saat t dengan masa jatuh
tempo T yang menjamin pembeli bond menerima pembayaran bunga dan po-
kok hutang pada saat T tanpa ada pembayaran secara periodik. Nilai kontrak
adalah t < T dan dinotasikan P (t, T ). Nilai P (t, T ) = 1 untuk semua T
Bentuk persamaan zero coupon bond yang mengikuti tingkat suku bunga
CIR satu faktor adalah
dengan:
h i2kθ/σ2
2γe(k+γ)(T −t)/s
• A(t, T ) = (y+γ)(eγ(T −t) −1)+2γ
Tingkat suku bunga majemuk yang berlaku saat t dengan waktu jatuh
tempo T dinotasikan dengan R(t, T )g dan merupakan laju konstan dimana
investasi dari unit P (t, T ) saat t akan terus bertambah sampai menghasilkan
sejumlah unit pada waktu jatuh tempo T . Dengan rumus:
lnP (t, T )
R(t, T ) =
τ (t, T )
dengan:
• P (t, T ) adalah harga zero coupon bond
• τ (t, T ) adalah T − t
B. Pensiun Normal
Bm = k(m − d)sm−1
sx+t = sx (1 + f )t
11
Iuran normal merupakan premi tahunan yang harus dibayar peserta setiap
tahunnya sampai satu tahun sebelum pensiun. Iuran normal untuk peserta
berusia tahun yan pensiun pada usia pensiun normal dengan metode perhi-
tungan PUC dinyatakan sebagai berikut:
1
(N C)x = Bm v m−x Pxm−x äm
(m − d)
Selain menentukan besar iuran normal dari peserta. Dana pensiun perlu
memperhitungkan besar dana yang harus dipersiapkan untuk membayar man-
faat pensiun kepada peserta yang disebut dengan kewajiban aktuaria, yang
suatu kewajiban aktuaria saat peserta berusia x tahun dengan metode perhi-
tungan PUC dinyatakan dengan:
x−d
(AL)x = Bm v m−x Pxm−x äm
(m − d)
Premi tunggal asuransi jiwa berjangka untuk peserta asuransi yang beru-
sia x tahun dengan jangka pertanggungan selama n tahun dan uang pertang-
gungan dibayarkan di akhir tahun polis dinotasikan dengan A1x:n . Dengan v
menyatakan faktor diskon qxt peluang diperkirakan meninggal antara usia x + t
sampai x + t + 1 maka premi tunggal asuransi jiwa berjangka untuk uang
pertanggungan dibayar di akhir tahun polis adalah
n−1
X
A1x:n = v t+1 qxt
t=0
Hubungan antara premi tunggal asuransi jiwa berjangka yang uang per-
tanggungannya dibayar di akhir tahun polis dan di akhir interval tahun, yaitu:
(k) k−1
1
Ax:n = (1 + i) 2k A1x:n
12
Bab 3
PENUTUP
Bunga adalah suatu bentuk imbalan yang diberikan oleh peminjam mo-
dal kepada pemilik modal atas hilangnya kegunaan modal akibat kegiatan
pinjam-meminjam selama waktu tertentu (Kellison, 1991). Tingkat suku bu-
nga berperan penting dalam penghitungan anuitas. Anuitas menurut Kellison
(1991) didefinisikan sebagai rangkaian pembayaran yang dilakukan pada inte-
rval waktu yang sama.
Contoh penerapan model suku bunga stokastik antara lain Zero Coupon
Bond dan iuran pensiun normal pada model Cox-Ingersoll-Ross dan juga Pre-
mi Asuransi Jiwa Berjangka pada model Vasicek.
13
Bibliografi
[1] Erlangga, Chandra Nugroho. (2016). Aplikasi Model Suku Bunga Stokastik
BLACK-DERMAN-TOY dengan Forward Induction dalam Perhitungan
Anuitas. [ON LINE] Tersedia: https://eprints.uny.ac.id/44081/. Diakses
pada: 15 Januari 2019
[3] Jurnal Keuangan. Model Tingkat Bunga vasicek. [ON LINE] Tersedia:
https://id.toptipfinance.com/vasicek-interest-rate-model. Diakses pada:
17 Januari 2019
14