Anda di halaman 1dari 16

Macam-Macam Model Suku Bunga Stokastik

dan Penerapannya

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Matematika Keuangan

Disusun Oleh:
Nur Aida Aprianti
3125161018

Program Studi Matematika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta

2019
Daftar Isi

1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

2 PEMBAHASAN 3
2.1 Bunga dan Anuitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.1 Bunga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.2 Anuitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2 Suku Bunga Stokastik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2.1 Model Vasicek (1977) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.2.2 Model Cox-Ingersoll-Ross (1985) . . . . . . . . . . . . . 6
2.2.3 Model Hull White (1990) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.2.4 Model Black-Derman-Toy (1990) . . . . . . . . . . . . . 8
2.2.5 Model Black-Karasinski (1991) . . . . . . . . . . . . . . 10
2.2.6 Model Chen (1994) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.3 Penerapan Model Suku Bunga Stokastik . . . . . . . . . . . . . 10
2.3.1 Model Cox-Ingersoll-Ross . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.3.2 Model Vasicek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

3 PENUTUP 13

i
Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kedua jurnal matematika keuangan ini dengan masing-masing jurnal


membahas tentang memprediksi harga aset pada pasar saham di Nigeria dan
model yang digunakan pada pasar ekuitas internasional. Setelah dipelajari,
kedua jurnal ini membahas model perkiraan yang dilakukan dengan pende-
katan materi stokastik. Kenapa pendekatan dengan materi stokastik? Karena

Tingkat suku bunga berperan penting dalam penghitungan anuitas. Anui-


tas menurut Kellison (1991) didefinisikan sebagai rangkaian pembayaran yang
dilakukan pada interval waktu yang sama. Contoh dari anuitas adalah sewa
rumah, kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan, dan lain sebagainya. Prak-
tik penghitungan anuitas yang telah dikenal masyarakat menggunakan metode
deterministik yaitu menganggap tingkat suku bunga konstan sepanjang lama
waktu pembayaran anuitas. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya di mana suku bunga berubah setiap saat sesuai dengan
dinamika yang terjadi di pasar.

Pada umumnya, kita mengetahui bahwa suku bunga yang dipakai pada
model keuangan merupakan model bunga statis. Yaitu, bunga tetap atau tidak
berubah seperti yang sudah disepakati. Seperti simpan di bank, asuransi jiwa,
dan sebagainya. Akan tetapi, suku bunga statis akan sulit dilakukan pada jual
beli saham, kurs valuta asing, dan sebagainya karena kondisi yang berubah-
ubah. Seperti inflasi di suatu negara, keadaan ekonomi masyarakat, banyaknya
uang yang beredar yang selalu berubah-ubah setiap saat.

Suku bunga yang berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu disebut


dengan suku bunga stokastik. Oliveira dkk (2014) meneliti mengenai per-
bandingan pengukuran risiko antara model tingkat suku bunga deterministik

1
dengan model tingkat suku bunga stokastik. Hasil analisis empiris pada pene-
litian tersebut mencapai kesimpulan bahwa pengukuran risiko model stokastik
lebih unggul daripada model determinisitik.

Sampai awal dekade 1990-an telah banyak model tingkat suku bunga sto-
kastik yang diperkenalkan. Model suku bunga stokastik disebut juga sebagai
model suku bunga sesaat. Suku bunga sesaat adalah suku bunga yang berlaku
hanya untuk satu tahun. Model suku bunga sesaat menggunakan pendekatan
baik waktu kontinu maupun waktu diskrit. Contoh model suku bunga sesaat
yang sudah diperkenalkan antara lain model Vasicek (1977), Cox-Ingersoll-
Ross (1985), Hull White (1990), Black-Derman-Toy (1990), Black-Karasinski
(1991), dan Chen (1994).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh
yaitu :

1. Pengertian bunga, anuitas, dan suku bunga stokastik

2. Model-model suku bunga stokastik

3. Penerapan model suku bunga stokastik

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah yang ingin dicapai
adalah agar memahami pengertian suku bunga stokastik, model-model suku
bunga stokastik dan penerapannya.

2
Bab 2

PEMBAHASAN

2.1 Bunga dan Anuitas


2.1.1 Bunga

Bunga dapat didefinisikan sebagai kompensasi yang dibayarkan peminjam


modal (borrower) kepada yang meminjamkan modal (lender) atas kegunaan-
nya, sehingga bunga dapat dianggap sebagai kompensasi atas hilangnya kegu-
naan modal itu akibat kegiatan pinjam-meminjam tersebut.

Tingkat bunga efektif i adalah perbandingan jumlah bunga yang diperoleh


selama satu periode terhadap jumlah modal yang diinvestasikan pada awal
periode.

Dalam definisi matematis, i dinyatakan oleh

A(n) − A(n − 1) In
in = =
A(n − 1) A(n − 1)

dengan in menyatakan tingkat bunga efektif pada periode ke-n dari tanggal
investasi.

Tingkat bunga dibagi menjadi dua jenis menurut penghitungan bunganya


yaitu:

1. Tingkat bunga tunggal


Tingkat bunga tunggal adalah tingkat bunga dengan asumsi bahwa jum-
lah bunga yang diterima konstan setiap periodenya. Tingkat bunga tung-
gal memiliki fungsi akumulasi

a(t) = 1 + it

3
yang jika dihitung tingkat bunga efektifnya adalah sebagai berikut:

A(n) − A(n − 1)
in =
A(n − 1)
a(n) − a(n − 1)
=
a(n − 1)
1 + in − [1 + i(n − 1)]
=
1 + i(n − 1)
1 + in − 1 − in + i
=
1 + i(n − 1)
i
=
1 + i(n − 1)

tingkat bunga tunggal yang konstan akan menghasilkan tingkat bunga


efektif yang menurun.

2. Tingkat bunga majemuk


Tingkat bunga majemuk mengasumsikan bahwa modal dan bunga diin-
vestasikan kembali di setiap periodenya. Tingkat bunga majemuk me-
miliki fungsi akumulasi
a(t) = (1 + i)t
Tingkat bunga efektif dari fungsi akumulasi tingkat bunga majemuk ada-
lah sebagai berikut:

A(n) − A(n − 1)
in =
A(n − 1)
(1 + i) − 1
=
1
=1+i−1
=i

Suku (1 + i) sering disebut dengan faktor akumulasi. Kebalikan dari faktor


akumulasi disebut dengan faktor diskon yang dilambangkan dengan v,
1
v=
1+i
Faktor diskon kemudian digunakan untuk membuat fungsi diskon yang di-
lambangkan a−1 (t),
1
a−1 (t) = = vt
(1 + t)t

4
2.1.2 Anuitas

Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang dilakukan pada selang waktu


yang sama. Berdasarkan waktu pembayarannya, anuitas dibedakan menjadi 2
yaitu anuitas awal (annuity-due) dan anuitas akhir (annuity-immediate). Anu-
itas awal pembayarannya dilakukan di setiap awal periode sedangkan anuitas
akhir pembayarannya dilakukan di akhir periode.

Nilai sekarang dari suatu anuitas adalah nilai seluruh rangkaian pembayar-
an apabila nilai seluruh pembayaran di tiap-tiap periode disesuaikan nilainya
dengan titik waktu pada saat ini atau dengan kata lain setiap pembayaran
yang dilakukan didiskontokan sesuai dengan lama waktu antara saat ini de-
ngan waktu pembayaran. Adapun nilai sekarang dari anuitas akhir sebesar
1 untuk n periode pembayaran yang dilambangkan an̄ didefinisikan sebagai
berikut:
an̄ = v + v 2 + ... + v (n−1) + v n

Nilai masa depan suatu anuitas adalah nilai seluruh pembayaran apabi-
la seluruh pembayaran di tiap-tiap periode disesuaikan nilainya dengan titik
waktu di akhir periode anuitas tersebut, atau setiap pembayaran diakumu-
lasikan sesuai dengan lama waktu antara waktu pembayaran dengan akhir
periode anuitas. Sedangkan nilai akumulasi (nilai masa depan) dari anuitas
akhir sebesar 1 untuk n periode yang dilambangkan sn̄ didefinisikan oleh s

sn̄ = 1 + (1 + i) + ... + (1 + i)(n−2) + (1 + i)(n−1)

2.2 Suku Bunga Stokastik

Stokastik (stochastic) merupakan proses perubahan dalam variabel yang


disebabkan oleh perubahan parameter (Kamus istilah Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia, 2015). Sedangkan proses Stokastik merupakan suatu indeks atau
himpunan bilangan acak yang berubah secara tidak tentu sehingga nilai va-
riabel dari himpunan tersebut saling bebas satu sama lainnya. Jadi tingkat
suku bunga stokastik adalah tingkat suku bunga yang fluktuatif yang berubah
secara tidak tentu.

Dengan kata lain perubahan tingkat suku bunga yang fluktuatif disetiap
periode merupakan proses stokastik sehingga untuk mengestimasinya diper-
lukan suatu model tingkat suku bunga stokastik. Suku bunga stokastik yang
berubah-ubah ini dikarenakan berbagai macam faktor, seperti inflasi, banyak-
nya uang yang beredar dalam masyarakat, dan sebagainya. Ada berbagai
macam model bunga stokastik, yaitu:

5
2.2.1 Model Vasicek (1977)

Dalam finansial, model Vasicek adalah model matematika yang menje-


laskan perkembangan suku bunga. Model Vasicek sebuah metode pemodelan
pergerakan suku bunga yang menggambarkan pergerakan suku bunga sebagai
faktor risiko pasar, waktu dan nilai ekuilibrium yang dinilainya cenderung un-
tuk kembali ke arah. Model stokastik ini sering digunakan dalam penilaian
suku bunga berjangka.

Model Vasicek menjabarkan suku bunga sesaat mengikuti persamaan di-


fferensial stokastik, yaitu:

dr(t) = k(θ − r(t))dt + σdW (t)

Dimana W adalah proses Wiener, dengan:

• dr(t) adalah perubahan tingkat suku bunga pada interval waktu

• k adalah kecepatan dari mean reversion

• θ adalah rata-rata tingkat bunga dalam jangka waktu panjang

• σ adalah volalitas sesaat

Dengan menggunakan penyelesaian persamaan differensial parsial diperoleh


solusi dari model tingkat suku bunga Vasicek pada persamaan:
Z t
−kt −kt
r(t) = r0 e + θ(1 − e ) + σ e−k(t−u) dW (u)
0

Ekspetasi
E(r(t)) = r0 e−kt + θ(1 − e−kt )

Varians
σ2
V ar(r(t)) = (1 − e−2kt )
2k

2.2.2 Model Cox-Ingersoll-Ross (1985)

Model CIR merupakan model short rate yang bebas resiko. Pada model
ini terdapat sifat mean reversion yang merupakan kecenderungan dari tingkat
bunga untuk kembali menuju rata-rata jangka panjang dari tingkat bunga.

6
Dengan adanya sifat ini, pergerakan tingkat bunga akan menuju suatu level
rata-rata tingkat bunga yang disebut mean reversion level. Ketika tingkat
bunga tinggi, ekonomi cenderung melambat dan permintaan kredit dari pe-
minjam cenderung rendah. Sebagai dampaknya, tingkat bunga akan turun.
Sebaliknya, ketika tingkat bunga rendah, akan terjadi kecenderungan naiknya
permintaan kredit dari peminjam sehingga dampaknya tingkat bunga akan
cenderung naik. Jika proses naik dan turunya tingkat bunga terjadi terus me-
nerus, maka dalam jangka panjang tingkat bunga akan berada disekitar mean
reversion level (Hull, 2012).

Model tingkat suku bunga CIR merupakan model equilibrium yang diper-
kenalkan pada tahun 1985. Model CIR menjamin tingkat suku bunga bernia-
lai positif dan memiliki sifat mean reversion atau mempunyai kecenderungan
kembali menuju rata- rata. Bentuk dari model CIR adalah
p
dr(t) = k(θ − r(t))dt + σ r(t)dW (t)

dengan:

• dr(t) adalah perubahan tingkat suku bunga pada interval waktu

• k adalah kecepatan dari mean reversion

• θ adalah rata-rata tingkat bunga dalam jangka waktu panjang

• σ adalah standar deviasi dari perubahan tingkat bunga persatuan waktu

• W (t) adalah proses Wiener (gerak brown dengan rataan 0 dan varian 1)

Karena persamaan di atas adalah persamaan diferensial stokastik, maka


penyelesaian model CIR sebagai berikut:
Z t+1 p
−kδt −kδt
r(t + 1) = e r(t) + θ(1 − e )+ σek(t+1−u) r(u)dW (u)
t

Ekspetasi
E(r(t)) = e−kt r(0) + θ(1 − e−kt )

Varians
σ2 σ2
   
−kt −2kt
V ar(r(t)) = r(0) (e −e )+θ (1 − e−kt )2
k 2k

7
2.2.3 Model Hull White (1990)

Model minat satu faktor yang digunakan untuk menurunkan harga deri-
vatif. Model Hull-White mengasumsikan bahwa suku bunga pendek memiliki
distribusi normal, dan bahwa tingkat suku bunga pendek kemungkinan ak-
an berubah. Volatilitas cenderung rendah ketika suku bunga mendekati nol,
yang tercermin dalam reversi mean yang lebih besar dalam model. Model
textitHull-White memperluas model Vasicek dan Cox-Ingersoll-Ross (CIR).

1. Model satu faktor

dr(t) = [θ(t) − k(t)(r(t))]dt + σ(t)dW (t)

2. Model dua faktor

df (r(t)) = [θ(t) + u − k(t)f (r(t))]dt + σ1 (t)dW1 (t)

2.2.4 Model Black-Derman-Toy (1990)

Black, Derman dan Toy (1990) pada makalahnya yang berjudul A One-
Factor Model of Interest Rates and Its Application to Treasury Bond Options
mengusulkan sebuah model suku bunga stokastik yang menganggap bahwa
semua harga instrumen keuangan bergantung hanya pada satu faktor yaitu
short-rate atau suku bunga sesaat. Suku bunga sesaat adalah suku bunga yang
hanya berlaku selama 1 tahun. Black, Derman dan Toy juga memberikan 3
asumsi utama sebagai dasar pembangun model suku bunga stokastik:

1. Model Black-Derman-Toy (BDT) memodelkan suku bunga sesaat, yaitu


suku bunga yang hanya berlaku satu tahun.

2. Input yang digunakan untuk model ini adalah barisan tingkat imbal hasil
dan barisan volatilitas imbal hasil untuk obligasi yang sama. Kedua
barisan tersebut secara bersama-sama membentuk kurva imbal hasil.

3. Model BDT memberikan variansi rataan dan volatilitas suku bunga se-
saat sesuai dengan input yang diberikan.

Model BDT memanfaatkan pohon binomial untuk menjelaskan bahwa su-


ku bunga sesaat memiliki dua kemungkinan, yaitu naik atau turun. Setiap
kemungkinan suku bunga sesaat nantinya akan memiliki dua kemungkinan
lagi dan seterusnya. Diasumsikan pengamatan dimulai di waktu ke-0, maka
banyaknya kemungkinan suku bunga sesaat pada waktu ke-t adalah t + 1.

8
Kemungkinan-kemungkinan suku bunga sesaat pada waktu ke-t dinotasikan
sebagai r(t, l) dengan t = 0, 1, 2, , t di mana l adalah indeks kemungkinan suku
bunga untuk waktu t. Pada model BDT, peluang naik dan turun suku bunga
sesaat dilambangkan r(t, l) dan ditetapkan sebesar 0,5. Pohon suku bunga
sesaat dapat dilihat seperti gambar.

Sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh pohon suku bunga sesaat dalam model
BDT (Qoyyimi, 2008) adalah:
1. r(t + 1, l) < r(t, l)
2. r(t + 1, l + 1) > r(t, l)
Apabila ada minimal satu suku bunga sesaat yang tidak memenuhi kedua
sifat tersebut, maka pohon suku bunga sesaat yang memuat suku bunga ter-
sebut dapat dikatakan tidak layak, karena peluang naik dan turun yang sama
tidak terpenuhi.

Dengan ini, persamaan model Black-Derman-Toy (BDT) sebagai berikut:


σ 0 (t)
 
dlnr = θ(t) + lnr dt + σ(t)dW (t)
σ(t)
dimana:
• r adalah short rate pada waktu t
• θ(t) adalah nilai aset dasar pada option kedaluwarsa
• σ(t) adalah volatilitas short rate
• W (t) adalah proses Wiener (gerak brown dengan rataan 0 dan varian 1)

Untuk volatilitas short rate konstan (tidak tergantung waktu), maka:


dlnr = θ(t)dt + σdW (t)

9
2.2.5 Model Black-Karasinski (1991)

Dalam matematika finansial, model Black-Karasinski adalah model mate-


matika dari struktur suku bunga. Ini adalah model satu faktor karena meng-
gambarkan pergerakan suku bunga yang didorong oleh satu sumber risiko
pasar. Model Black-Karasinski ini merupakan perluasan dari model Black-
Derman-Toy (BDT) yang memiliki satu tingkat kebebasan.

Dengan ini, persamaan model Black-Karasinski sebagai berikut:


dlnr = [θ(t) − k(t)lnr]dt + σ(t)dW (t)
dimana:
• r adalah short rate pada waktu t
• θ(t) adalah nilai aset dasar pada option kedaluwarsa
• k(t) danσ(t) adalah ean reversion level
• W (t) adalah proses Wiener (gerak brown dengan rataan 0 dan varian 1)

2.2.6 Model Chen (1994)

Dalam keuangan, model Chen adalah model matematis yang menggam-


barkan evolusi suku bunga. Ini adalah jenis ”model tiga faktor” karena meng-
gambarkan pergerakan suku bunga yang didorong oleh tiga sumber risiko pa-
sar.

Dengan ini, persamaan model Chen sebagai berikut:


p
dr(t) = (θ(t) − k(t))dt + r(t)σ(t)dW (t)

2.3 Penerapan Model Suku Bunga Stokastik

2.3.1 Model Cox-Ingersoll-Ross

A. Zero Coupon Bond

Bond adalah surat hutang yang berisi suatu kontrak hutang yang menjain
penerbit bond membayar hutang pada periode tertentu dan melunasi pokok
hutang kepada pembeli bond pada waktu jatuh tempo.

10
Zero coupon adalah suatu kontrak yang dibuat saat t dengan masa jatuh
tempo T yang menjamin pembeli bond menerima pembayaran bunga dan po-
kok hutang pada saat T tanpa ada pembayaran secara periodik. Nilai kontrak
adalah t < T dan dinotasikan P (t, T ). Nilai P (t, T ) = 1 untuk semua T

Bentuk persamaan zero coupon bond yang mengikuti tingkat suku bunga
CIR satu faktor adalah

P (t, T ) = A(t, T )e−B(t,T )r(t)

dengan:
h i2kθ/σ2
2γe(k+γ)(T −t)/s
• A(t, T ) = (y+γ)(eγ(T −t) −1)+2γ

2(eγ(T −t) −1)


• B(t, T ) = (y+γ)(eγ(T −t) −1)+2γ

• γ= k 2 + 2σ 2

• r(t) adalah tingkat suku bunga pada waktu t

Tingkat suku bunga majemuk yang berlaku saat t dengan waktu jatuh
tempo T dinotasikan dengan R(t, T )g dan merupakan laju konstan dimana
investasi dari unit P (t, T ) saat t akan terus bertambah sampai menghasilkan
sejumlah unit pada waktu jatuh tempo T . Dengan rumus:
lnP (t, T )
R(t, T ) =
τ (t, T )
dengan:
• P (t, T ) adalah harga zero coupon bond

• τ (t, T ) adalah T − t

B. Pensiun Normal

Besar manfaat yang akan diterima oleh peserta ditentukan berdasarkan


gaji terakhirnya dan dinyatakan dengan:

Bm = k(m − d)sm−1

Besar gaji yang diterima peserta pada usia x + t tahun dinyatakan

sx+t = sx (1 + f )t

11
Iuran normal merupakan premi tahunan yang harus dibayar peserta setiap
tahunnya sampai satu tahun sebelum pensiun. Iuran normal untuk peserta
berusia tahun yan pensiun pada usia pensiun normal dengan metode perhi-
tungan PUC dinyatakan sebagai berikut:
1
(N C)x = Bm v m−x Pxm−x äm
(m − d)

Selain menentukan besar iuran normal dari peserta. Dana pensiun perlu
memperhitungkan besar dana yang harus dipersiapkan untuk membayar man-
faat pensiun kepada peserta yang disebut dengan kewajiban aktuaria, yang
suatu kewajiban aktuaria saat peserta berusia x tahun dengan metode perhi-
tungan PUC dinyatakan dengan:
x−d
(AL)x = Bm v m−x Pxm−x äm
(m − d)

2.3.2 Model Vasicek

A. Premi Asuransi Jiwa Berjangka

Premi tunggal asuransi jiwa berjangka untuk peserta asuransi yang beru-
sia x tahun dengan jangka pertanggungan selama n tahun dan uang pertang-
gungan dibayarkan di akhir tahun polis dinotasikan dengan A1x:n . Dengan v
menyatakan faktor diskon qxt peluang diperkirakan meninggal antara usia x + t
sampai x + t + 1 maka premi tunggal asuransi jiwa berjangka untuk uang
pertanggungan dibayar di akhir tahun polis adalah
n−1
X
A1x:n = v t+1 qxt
t=0

Hubungan antara premi tunggal asuransi jiwa berjangka yang uang per-
tanggungannya dibayar di akhir tahun polis dan di akhir interval tahun, yaitu:
(k) k−1
1
Ax:n = (1 + i) 2k A1x:n

Model tingkat bunga Vasicek mempengaruhi besarnya premi yang diba-


yarkan pada nilai faktor diskonnya. Faktor diskon menggunakan model tingkat
bunga Vasicek adalah
t+1
Y 1
v t+1 =
j=1
1 + E(r(j))

12
Bab 3

PENUTUP

Bunga adalah suatu bentuk imbalan yang diberikan oleh peminjam mo-
dal kepada pemilik modal atas hilangnya kegunaan modal akibat kegiatan
pinjam-meminjam selama waktu tertentu (Kellison, 1991). Tingkat suku bu-
nga berperan penting dalam penghitungan anuitas. Anuitas menurut Kellison
(1991) didefinisikan sebagai rangkaian pembayaran yang dilakukan pada inte-
rval waktu yang sama.

Suku bunga yang berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu disebut


dengan suku bunga stokastik. Model suku bunga stokastik disebut juga sebagai
model suku bunga sesaat. Suku bunga sesaat adalah suku bunga yang berlaku
hanya untuk satu tahun. Model suku bunga sesaat menggunakan pendekatan
baik waktu kontinu maupun waktu diskrit. Contoh model suku bunga sesaat
yang sudah diperkenalkan antara lain model Vasicek (1977), Cox-Ingersoll-
Ross (1985), Hull White (1990), Black-Derman-Toy (1990), Black-Karasinski
(1991), dan Chen (1994).

Contoh penerapan model suku bunga stokastik antara lain Zero Coupon
Bond dan iuran pensiun normal pada model Cox-Ingersoll-Ross dan juga Pre-
mi Asuransi Jiwa Berjangka pada model Vasicek.

13
Bibliografi

[1] Erlangga, Chandra Nugroho. (2016). Aplikasi Model Suku Bunga Stokastik
BLACK-DERMAN-TOY dengan Forward Induction dalam Perhitungan
Anuitas. [ON LINE] Tersedia: https://eprints.uny.ac.id/44081/. Diakses
pada: 15 Januari 2019

[2] Pahlevi, Muahmmad Aidil. Bunga Stokastik. [ON LINE] Terse-


dia: https://id.scribd.com/document/357579406/bunga-stokastik. Diak-
ses pada: 15 Januari 2019

[3] Jurnal Keuangan. Model Tingkat Bunga vasicek. [ON LINE] Tersedia:
https://id.toptipfinance.com/vasicek-interest-rate-model. Diakses pada:
17 Januari 2019

[4] THETAWIKI. Black-Karasinski model. [ON LINE] Tersedia:


http://www.thetaris.com/wiki/Black-Karasinski-model. Diakses pa-
da: 17 Januari 2019

14

Anda mungkin juga menyukai