Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

KULTUR URINE

Oleh :

Ni Kadek Amanda Riska Sari

17.131.0728

Analis Kesehatan A-11 OFF

D-III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

2019
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bakteriuri dengan dengan
menggunakan metode kultur urine.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi bakteri yang berasosiasi
dengan infeksi saluran kemih (ISK).

II. DASAR TEORI


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi
pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia
kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk
buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju
kandung kemih atau ginjal dan berkembang baik pada urin, terjadilah
infeksi saluran kemih (ISK). Jenis infeksi saluran kemih yang paling
umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai
sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak
berkemih (anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK
yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomasis.
Pada keadaan normal, urine tidak mengandung bakteri, virus atau
mikroorganisme lainnya. Urin sangat mudah terkontaminasi oleh bakteri
dari perineum, prostat, uretra, maupun vagina. Menghindari kontaminasi
pada urin dapat dilakukan beberapa teknik pengambilan specimen, yaitu :
urin pancar tengah, urin kateter, urin aspirasi suprapublik.
Prinsip melakukan kultur bakter adalah untuk menumbuhkan dan
mengisolasi semua bakteri yang terdapat pada specimen pasien, untuk
menentukan jenis bakteri mana yang menyebabkan penyakit dan mana
yang hanya merupakan kontaminasi flora normal serta mngidentifikasi
karakteristiknya. Kultur bakteri merupakan proses penumbuhan bakteri
dari bagian tubuh pasien yang terinfeksi (in vivo) dengan teknik sampling
aseptic dan menumbuhkannya ke dalam lingkungan artifisial (in vitro) di
laboratorium. Maka dengan demikian, pengamatan terhadap bakteri
penyebab infeksi dapat dilakukan dengan makrokopis dan mikroskopis
guna mengidentifikasi dengan melihat morfologi koloni, reaksi biokimia,
uji kepekaan serta toksisitas bakteri.
Bahan urin untuk pemeriksaan harus segera dan sebaiknya diambil
pagi. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik, dan kateter
pada urin porsi tengah (midstream urine) bahan urin yang paling mudah
diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah yang
bermulut lebar dan steril.
1. Punksi Suprapubik
Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan
pengambilan urin langsing dari kandung kemih melalui kulit dan
dinding perut dengan semprit dan jarum steril. Yang penting pada
punksi suprapubik ini adalah tindakan antiseptis yang baik pada daerah
yang akan ditusuk, anestesi local pada daerah yang akan ditusuk dan
keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka
bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada
biakan, dapat dipastikan merupakan penyebab ISK.
2. Kateter
Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit
yang steril. Pada cara ini juga penting tindakan antisepsis pada daerah
kateter yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga.
Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung
kateter yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian
urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urin yang
diperoleh dari punksi suprapupik.
3. Urin Porsi Tengah
Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis
merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak
menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko
kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh
menggunakan antiseptic untuk persiapan pasien karena dapat
mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negatif.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Cawan petri
2. Pot urin
3. Ose standar
4. Bunsen
B. Bahan
1. Media CLED Agar
2. Media Mac Conkey
3. Media BAP
C. Spesimen
Sampel urin pagi hari

IV. PROSEDUR KERJA


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disiapkan media CLED, Mac Conkey dan Blood Agar Plate
3. Diambil satu ose urin dengan menggunakan ose standar (diameter ose
1 mm, 2 mm atau 3 mm). Perhatikan volume urin yang diinokulasikan
pada media (0,001 ml, 0,002 ml etc).
4. Dilakukan streaking pada media CLED, Mac Conkey dan Blood Agar
Plate (Gambar 1)

5. Diinkubasi 370C selama 24 jam


6. Dihitung koloni yang tumbuh dengan menggunakan rumus :
Total koloni = jumlah viable colony x volume urin
Contoh :
Ose dengan volume 0,002 ml urin (diameter 1 mm). Maka total
bakteri yang dihitung=jumlah viable koloni x 2000=XY CFU /mL.
V. INTERPRETASI HASIL
1. Kategori 1 : kurang dari 104 CFU/mL. laporkan sebagai kemungkinan
tidak ada infeksi saluran kemih. (Pengecualian: jika ditemukan kurang
dari 104 CFU/mL dalam urin yang langsung diambil dari kandung
kemih melalui punksi suprapubik atau sistoskopi pada wanita yang
bergejala, atau terdapat leukosituria, laporkan hasil identifikasi dan
hasil uji kepekaannya).
2. Kategori 2 : 104-105 CFU/mL. Jika pasien mempunyai gejala infeksi
saluran kemih, teruskan untuk identifikasi dan uji kepekaan jika
didapatkan satu atau dua jenis koloni bakteri yang berbeda. Jumlah
bakteri dalam kisaran ini sangat sesuai untuk infeksi saluran kemih
pada pasien yang bergejala, atau tidak jika didapatkan leukosituira.
Jika jumlah CFU/mL, mutu specimen urin atau kemaknaan gejala
pasien meragukan, harus didapatkan specimen urin kedua untuk
pemeriksaan ulang. Laporkan jumlah CFU.
3. Kategori 3 : lebih dari 105 CFU/mL. Laporkan jumlahnya pada dokter
dan teruskan dengan identifikasi dan uji kepekaan jika ditemukan satu
atau dua jenis koloni bakteri yang berbeda.

VI. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kultur Urin

NO MEDIA PERHITUNGAN GAMBAR

- Volume urine :
1000 ml (ose
dengan volume
0,001 ml urine).
MCA - ∑ viable colony :
1. (Mac Conker 75
Agar) - Total koloni : 75 x
1000 = 75.000
CFU/mL
- Hasil : 7,5 x 104
CFU/mL
- Volume urine :
1000 ml (ose
dengan volume
0,001 ml urine).
BAP I - ∑ viable colony :
2. (Blood Agar 3
Plate) - Total koloni : 3 x
1000 = 3.000
CFU/mL
- Hasil : 0,3 x 104
CFU/mL
- Volume urine :
1000 ml (ose
dengan volume
0,001 ml urine).
BAP II - ∑ viable colony :
3. (Blood Agar 4
Plate) - Total koloni : 4 x
1000 = 4.000
CFU/mL
- Hasil : 0,4 x 104
CFU/mL

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan suatu pemeriksaan kultur urine
yang berhubungan dengan ISK. ISK (Infeksi Saluran Kemih) atau UTI
(Urinary Track Infections) merupakan suatu keadaan dimana terdapat
kuman atau bakteri yang tumbuh dan berkembang di dalam saluran kemih,
yang meliputi infeksi di parenkim ginjal, sampai infeksi di kandung kemih
dengan jumlah bakteri yang bermakna.
Untuk menegakkan diagnosa pasti ISK, maka harus ditemukan
bakteri di dalam urine melalui biakan dan kultur urine dengan jumlah yang
signifikan, yang disebut sebagai bacteriuria bermakna. ISK dapat terjadi
apabila mikroorganisme patogen dideteksi di dalam urine, ureta, vesika
urinaria, atau ginjal. Penentuan angka kuman urine sangat penting untuk
dilakukan, untuk mengetahui banyaknya jumlah bakteri atau kuman yang
terdapat pada urine tersebut
Pada proses praktikum, sampel urine yang digunakan adalah
sampel urine wanita lansia yang telah berumur 80 tahun. Sampel
ditampung sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan sebelumnya,
yaitu dengan menggunakan metode midstream atau urine porsi tengah.
Sampel urine kemudian segera dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan.
Pemeriksaan kultur urine diawali dengan menanam atau
menggoreskan urine pada media yang telah dibuat sebelumnya di cawan
petri, dengan bantuan disposable ose (plastic loop). Media yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah media Mac Conkey Agar, dan media Blood
Agar Plate. Pada umumnya, media yang harus digunakan dalam
pemeriksaan kultur urine adalah media CLED (Cystine Lactose Electrolyte
Deficient) Agar. Namun, oleh karena keterbatasan reagen dan media pada
saat berlangsungnya proses praktikum, maka dari itu media MCA dan
BAP digunakan sebagai alternatif media untuk pemeriksaan kultur urine.
Inokulasi cairan urine dilakukan dengan mencelupakan disposable
ose (plastic loop) ke dalam urine, kemudian dilakukan proses streaking
pada media. Streaking dilakukan sebanyak dua kali, yaitu yang pertama
streaking garis lurus, kemudian dilanjutkan dengan streaking zigzag.
Kedua media baik BAP maupun MCA mendapat perlakuan yang sama
pada proses inokulasi. Setelah selesai, media kemudian diinkubasi selama
24 jam, pada suhu 37°C.
Setelah dilakukannya inkubasi, kemudian dilakukan pembacaan
hasil dengan menggunakan metode ALT (Angka Lempeng Total), yaitu
pemeriksaan angka kuman (colony count), yang merupakan metode yang
umum digunakan untuk menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam
sediaan yang diperiksa, dimana untuk perhitungan ALT memiliki beberapa
syarat atau ketentuan, diantaranya :
1. Satu koloni dihitung 1 koloni.
2. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
3. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
4. Dua koloni yang berimpitan dan masih dapat dibedakan
dihitung 2 koloni.
5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas
cawan) tidak dihitung.
6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan
dihitung 1 koloni.

Hasil dari pembacaan yang telah dilakukan mendapatkan hasil,


yaitu pada media MCA, jumlah koloni bakteri yang tumbuh adalah
sebayak 75 koloni, pada media BAP I, jumlah koloni bakteri yang tumbuh
adalah sebanyak 3 koloni, dan pada media BAP II, jumlah koloni bakteri
yang tumbuh adalah sebanyak 4 koloni. Hasil pembacaan koloni
dinyatakan dengan : hasil total pehitungan koloni x104 CFU/mL. Rumus
perhitungan yang telah ditetapkan, yaitu :

Σ 𝑣𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑐𝑜𝑙𝑜𝑛𝑦 x 1000 = hasil total koloni CFU/mL

Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, maka dapat dihitung total


pertumbuhan koloni bakteri yang telah diinokulasi pada setiap media,
yaitu sebagai berikut :

1. Media MCA (Mac Conkey Agar)


 75 x 1000 = 75.000 CFU/mL
 7,5 x 104 CFU/mL
2. Media BAP I (Blood Agar Plate)
 3 x 1000 = 3.000 CFU/mL
 0,3 x 104 CFU/mL
3. Media BAP II (Blood Agar Plate)
 4 x 1000 = 4.000 CFU/mL
 0,4 x 104 CFU/mL

Apabila disesuaikan dengan interpretasi hasil, maka hasil


pemeriksaan dan perhitungan jumlah pertumbuhan koloni yang dilakukan
pada praktikum kali ini, termasuk ke dalam kategori 2, dimana jumlah
koloni bakteri yang tumbuh pada urine, berkisar pada 104-105 CFU/mL.
hasil yang telah didapat pada praktikum kemudian dilaporkan.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada kali ini, yaitu
dilakukan suatu pemeriksaan kultur urine, dengan sampel urine porsi
tengah wanita lansia yang telah berumur 80 tahun, dan dengan
penggunaan 2 media dalam proses pemeriksaannya yaitu, MCA dan BAP,
didapatkan hasil perhitungan jumlah pertumbuhan koloni bakteri dari
masing-masing media yaitu, pada media MCA 75 x 104 CFU/mL, pada
media BAP I 0,3 x 104 CFU/mL, dan pada BAP II 0,4 x 104 CFU/mL.
Berdasarkan hasil tersebut, maka hasil yang didapat dapat
digolongkan ke dalam kategori 2, dimana kisaran pertumbuhan koloni
bakteri yang tumbuh yaitu, 104-105 CFU/mL. Jumlah bakteri dalam
kisaran ini sangat sesuai untuk ISK (Infeksi Saluran Kemih) pada pasien
yang bergejala, atau jika didapatkan leukosituria. Jika jumlah CFU/mL,
mutu spesimen urine, atau kemaknaan gejala pasien meragukan, maka
harus dilakukan pemeriksaan ulang untuk mendapatkan spesimen urin
kedua.

MAHASISWA DOSEN PENGAMPU

Ni Kadek Amanda Riska Sari Ni Wayan Desi Bintari.S.Si,.M.Si


DAFTAR PUSTAKA

Widya, Norma. 2016. Kultur Urine.


https://www.academia.edu/10214331/Bab_xxiii_-
_KULTUR_URIN. Diakses pada tanggal 1 April 2019.

Maryam, Y. 2013. Infeksi Saluran Kemih.


http://eprints.undip.ac.id/44206/3/Yerlian_Maryam_G2A009170_
BAB_2.pdf. Diakses pada tanggal 1 April 2019.

Lisa, L. 2012. Infeksi Saluran Kemih.


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7976/bab
%20ii.pdf?sequence=3&isAllowed=y. Diakses pada tanggal 1
April 2019.

Budiaman, Vera. 2017. Kultur Urine. https://docplayer.info/33931998-


Bab-xxiii-kultur-urin.html. Diakses pada tanggal 1 April 2019.

Rizkiani, Desy. 2012. Laporan ISK (Infeksi Saluran Kemih).


https://www.academia.edu/10907544/LAPORAN_ISK_FIX.
Diakses pada tanggal 1 April 2019.
LAMPIRAN GAMBAR

Mac Conkey

Blood Agar Plate I Blood Agar Plate II

Gambar 1. Hasil biakan koloni bakteri di masing-masing media yang


berbeda pada pemeriksaan kultur urine.

Anda mungkin juga menyukai