Kultur Urine
Kultur Urine
KULTUR URINE
Oleh :
17.131.0728
2019
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bakteriuri dengan dengan
menggunakan metode kultur urine.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi bakteri yang berasosiasi
dengan infeksi saluran kemih (ISK).
VI. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kultur Urin
- Volume urine :
1000 ml (ose
dengan volume
0,001 ml urine).
MCA - ∑ viable colony :
1. (Mac Conker 75
Agar) - Total koloni : 75 x
1000 = 75.000
CFU/mL
- Hasil : 7,5 x 104
CFU/mL
- Volume urine :
1000 ml (ose
dengan volume
0,001 ml urine).
BAP I - ∑ viable colony :
2. (Blood Agar 3
Plate) - Total koloni : 3 x
1000 = 3.000
CFU/mL
- Hasil : 0,3 x 104
CFU/mL
- Volume urine :
1000 ml (ose
dengan volume
0,001 ml urine).
BAP II - ∑ viable colony :
3. (Blood Agar 4
Plate) - Total koloni : 4 x
1000 = 4.000
CFU/mL
- Hasil : 0,4 x 104
CFU/mL
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan suatu pemeriksaan kultur urine
yang berhubungan dengan ISK. ISK (Infeksi Saluran Kemih) atau UTI
(Urinary Track Infections) merupakan suatu keadaan dimana terdapat
kuman atau bakteri yang tumbuh dan berkembang di dalam saluran kemih,
yang meliputi infeksi di parenkim ginjal, sampai infeksi di kandung kemih
dengan jumlah bakteri yang bermakna.
Untuk menegakkan diagnosa pasti ISK, maka harus ditemukan
bakteri di dalam urine melalui biakan dan kultur urine dengan jumlah yang
signifikan, yang disebut sebagai bacteriuria bermakna. ISK dapat terjadi
apabila mikroorganisme patogen dideteksi di dalam urine, ureta, vesika
urinaria, atau ginjal. Penentuan angka kuman urine sangat penting untuk
dilakukan, untuk mengetahui banyaknya jumlah bakteri atau kuman yang
terdapat pada urine tersebut
Pada proses praktikum, sampel urine yang digunakan adalah
sampel urine wanita lansia yang telah berumur 80 tahun. Sampel
ditampung sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan sebelumnya,
yaitu dengan menggunakan metode midstream atau urine porsi tengah.
Sampel urine kemudian segera dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan.
Pemeriksaan kultur urine diawali dengan menanam atau
menggoreskan urine pada media yang telah dibuat sebelumnya di cawan
petri, dengan bantuan disposable ose (plastic loop). Media yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah media Mac Conkey Agar, dan media Blood
Agar Plate. Pada umumnya, media yang harus digunakan dalam
pemeriksaan kultur urine adalah media CLED (Cystine Lactose Electrolyte
Deficient) Agar. Namun, oleh karena keterbatasan reagen dan media pada
saat berlangsungnya proses praktikum, maka dari itu media MCA dan
BAP digunakan sebagai alternatif media untuk pemeriksaan kultur urine.
Inokulasi cairan urine dilakukan dengan mencelupakan disposable
ose (plastic loop) ke dalam urine, kemudian dilakukan proses streaking
pada media. Streaking dilakukan sebanyak dua kali, yaitu yang pertama
streaking garis lurus, kemudian dilanjutkan dengan streaking zigzag.
Kedua media baik BAP maupun MCA mendapat perlakuan yang sama
pada proses inokulasi. Setelah selesai, media kemudian diinkubasi selama
24 jam, pada suhu 37°C.
Setelah dilakukannya inkubasi, kemudian dilakukan pembacaan
hasil dengan menggunakan metode ALT (Angka Lempeng Total), yaitu
pemeriksaan angka kuman (colony count), yang merupakan metode yang
umum digunakan untuk menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam
sediaan yang diperiksa, dimana untuk perhitungan ALT memiliki beberapa
syarat atau ketentuan, diantaranya :
1. Satu koloni dihitung 1 koloni.
2. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
3. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
4. Dua koloni yang berimpitan dan masih dapat dibedakan
dihitung 2 koloni.
5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas
cawan) tidak dihitung.
6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan
dihitung 1 koloni.
Mac Conkey