Anda di halaman 1dari 10

NOTULENSI SCHOTALK #11 SAHABAT BEASISWA CHAPTER PURWOKERTO

"LANGKAHKAN KAKIMU DI KOREA DENGAN KGSP"

Narasumber: Ahmad Nasikun

KGSP merupakan program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Korea kepada warga
negara asing yang hendak melanjutkan studi di Korea. Mereka punya program utk Sarjana (S1)
maupun untuk Pascasarjana (S2 dan S3). Beasiswa ini sangat menarik karena kita tidak hanya
diberikan fasilitas untuk belajar di bidang yang kita minati di kampus-kampus ternama di Korea,
tetapi juga kita diberikan pengenalan budaya mereka, sehingga kita bisa lebih mengenal Korea
Selatan, khususnya dalam hal bahasa.

Ada tiga (3) artikel yang Mas Nasikun tulis beberapa tahun yang lalu mengenai KGSP. Silakan
bisa dibaca-baca sebagai tambahan referensi. ( www.bit.ly/KGSP-1, www.bit.ly/KGSP2 dan
www.bit.ly/KGSP3 ).

Informasi resmi ttg KGSP bisa dicek di web NIIED

1) http://www.niied.go.kr/eng/contents.do?contentsNo=78&menuNo=349

2) http://www.studyinkorea.go.kr/en/sub/gks/allnew_invite.do

Secara umum, komponen beasiswanya adalah sebagai berikut:

> Round-trip airfare ticket from one’s country to S.Korea (and back)

> Monthly allowance of 900.000 KRW per month (around $850 USD)

> Research allowance of 210.000 KRW (social science) and 240.000 KRW (for natural science)
per semester

> Settlement allowance of 200.000 KRW upon arrival

> FULL COVERAGE of language training (including 2 chances of TOPIK tests registration fee)

> FULL Coverage of all admission and tuition fees to university.

> Dissertation printing costs: 500.000-800.000 KRW (depending on actual costs)

> Medical insurance with the value of 20.000 KRW per month.

> Extra monthly allowance of 100.000 KRW per month for those with TOPIK 5 or 6.
Beasiswa ini full funding. Kita juga mendapat asuransi, pelatihan bhs, gratis tes bahasa Korea
(namanya TOPIK, semacam TOEFL utk bhs Korea), serta ada bbrp program pengenalan budaya
(Taekwondo, kaligrafi, dll)

Ada dua jenis KGSP, yakni (1) jalur *kedutaan besar* Korea Selatan di Indonesia dan (2) jalur
*universitas* tujuan. Peserta hanya bisa mendaftar melalui *SATU* jalur saja, jika mendaftar
melalui 2 jalur maka akan langsung didiskualifikasi.

Secara umum proses seleksinya ada di tiga tahapan:

(a) peserta mendaftar di institusi tertentu (entah via universitas/kedutaan besar), lalu

(b) yang terpilih akan dinominasikan ke NIIED (DIKTI-nya Korea Selatan), kemudian

(c) peserta terpilih akan direkomendasikan oleh NIIED

- Jalur via Kedutaan besar

1. One sends his application to Korean Embassy in his respective country.

2. The embassy will select up to 150% of its maximum quota (e.g. Indonesia will select 12
students since it has 8 quota).

3. The Korean Embassy in that country will nominate the applicant to NIIED.

4. The NIIED will send the student’s applications to universities he applies. If the university(-ies)
accept the applicant, s/he then will be granted for a scholarship

5. Selected students will then qualified for the scholarship.

- Jalur via universitas

1. One sends his application to respective university.

2. University will then select up to its maximum quota (normally around 15 students, with
exception of few top-ranked univerties, I suppposed )

3. The selected students will then be recommended by the university to NIIED

4. NIEED will finally select the students based on the country quota, university quota, and (of
course) applicant’s application.
Keunggulan masing-masing:

(1) jalur universitas: kita bisa langsung mendaftar di kampus idaman kita. Jika kampus itu adalah
kampus yang bagus, saat kita diterima kampus, hampir pasti kita diterima NIIED (karena
jaminan kepercayaan akan kampus tersebut. Misalnya kampus: SKY => SNU, Korea University,
dan Yonsei)

(2) jalur Embassy: kita bisa memilih hingga 3 universitas tujuan. Lebih fleksibel jadinya. Jika
kampus A tidak menerima kita, masih ada kampus B dan C yang peluangnya terbuka untuk
menerima kita.

Kekurangannya:

(1) Jalur universitas: kita hanya bisa mendaftar 1 universitas. Jika kita ditolak, maka kita tidak
bisa punya alternatif dengan KGSP ini. Kita perlu mencari sumber beasiswa lain. (Kita belum
dalam tahap ini, bisa kita diskusikan nanti). Selain itu, kita jadinya harus bersaing dengan
mahasiswa-mahasiswa lain dari seluruh dunia yang ingin mendaftar di kampus itu.

(2) jalur embassy: quota per negara menjadi batasan. "Saya kurang paham tahun ini berapa
(saya belum menemukan panduan yang baru). Setahun setelah saya berangkat, saat itu
jatahnya hanya 8 orang via embassy. Dengan pendaftar mencapai 300-an, maka rasionya
menjadi kecil."

Saat itu Mas Nasikun mendaftar lewat jalur universitas karena:

1) "Saya mendaftar ke SNU (Seoul Nat'l Univ) sehingga saya rasa akan lebih pas jika via jalur
universitas. Karena kampus juga punya kuota, saya tidak yakin jika saya pun lolos jalur embassy,
saya masih bisa diterima SNU atau tidak.

2) Jika saya diterima SNU, saya lebih yakin bahwa NIIED akan menerima saya (pertimbangan
pribadi)

3) Pada zaman saya, quota Indonesia via Kedutaan Besar hanya 2 orang. Maka saya rasa bukan
pilihan yang pas utk saya. Untuk saat ini saya yakin jumlahnya sudah meningkat. Saya punya
bbrp temen yg (dulu) kuliah di Korea Univ dan Yonsei diterima dengan jalur embassy.

Sebagaimana pencari beasiswa lainnya, saya yakin pasti akan ada beberapa yang menolak
sehingga saya mendaftar ke berbagai program. Ada beberapa program Erasmus Mundus di
Eropa, beasiswa ke NTU (Singapura), program S2 ke Malaysia (ada beasiswa dari universitas
Petronas), serta beasiswa ke Amerika Serikat, dan bbrp beasiswa lain. Karena S2 saya merasa
belum final dan masih ada S3 sehingga saya tidak begitu membatasi diri harus ke negara mana.
Alhadmdulillah saya diterima KGSP ke SNU--dan karena saya pernah 1 tahun mengikuti
exchange program ke Korea Selatan (2009) jadi saya memutuskan untuk kembali ke Korea
untuk program magister saya."

Di negara yang relatif lebih maju (seperti Korea, Jepang, Belanda, Jerman, AS, Inggris, dll),
perbedaan antar kampus tidak seperti di Indonesia. Tiap universitas punya keunggulan masing-
masing, dan riset+education-nya bagus, sehingga tidak begitu masalah kita hendak kuliah di
mana.

"Saya lebih menyarankan kawan-kawan memilih jurusan/departemen/bidang ilmu dahulu, baru


menentukan universitas yang paling pas untuk bidang itu, sesuai dengan kompetensi dan
harapan kawan-kawan."

"Hidup di Korea tidak seindah di drama Korea", jika hendak ke sana kita harus siap dengan
segala konsekuensinya.

(1) Jarang orang Korea yang bisa bahasa Inggris. Selain di kampus, kita hampir pasti harus
menggunakan bhs Korea. Seperti saat di pasar, subway, dll

(2) Orang Korea rata-rata pada pekerja keras. Kawan-kawan yang bidang Saintek biasanya harus
masuk lab dan kerja cukup lama disana. Ada semacam tradisi (di beberapa institusi/lab) bahwa
jika yg senior (khususnya profesor) belum pulang, maka juniornya belum boleh pulang. Jadi kita
harus siap utk kerja + berjuang ekstra disana

(3) Relatif susah untuk mencari makanan halal. "Bagi kawan2 yang muslim, saya menyarankan
(seperti saya dulu) untuk memasak sendiri. InsyaAllah relatif lebih aman".

(4) Budaya minum alkohol sangat kuat di Korea. Dalam setiap pertemuan biasanya mereka
menyediakan ini, dan sudah menjadi tradisi. Mereka bahkan punya budaya minum alkohol
secara khusus. Kita harus mengatakan ini dengan jelas kepada profesor dan kawan2 di lab, agar
bisa lebih nyaman menyikapinya.

Tapi baiknya pasti juga banyak:

(1) Orang Korea relatif ramah pada orang asing. Asalkan kita ramah dan mau menyapa mereka,
mereka juga akan baik kepada kita.

(2) Bagi yang belum pernah mendapatkan kesempatan untuk menikmati salju, mayoritas
kawasan Korea akan mendapati salju pada musim dingin (kecuali kawasan Busan + Jeju yg agak
jarang)
(3) Sekarang Korea sedang berkembang dengan sangat pesat. Maka jaringan dan hubungan
dengan Korea bisa menjadi investasi yang besar untuk karir nanti

(4) Banyak komunitas Indonesia di Korea, kita biasanya akan dibantu oleh rekan-rekan lain yang
ada disana.

(5) Tempat2 wisata yang kita sering liat di Running Man, 2 Day 1 Night, beraneka drama Korea
biasanya bisa dikunjungi dengan gratis/murah, sehingga bisa menjadi pilihan di akhir pekan
setelah sibuk beraktivitas di lab.

PERTANYAAN

Sesi 1

1. Lolita_SMAN 1 Purwosari_apa saja tes yang harus dilalui utk mendapatkan beasiswa KGSP?

Secara umum test-nya akan berupa (a) dokumen dan (b) (tidak semua ada) wawancara.

(a) Dokumen: pastikan semua syarat yang diminta oleh KGSP bisa dilengkapi dengan baik.
Biasanya butuh waktu untuk menyiapkannya, sehingga akan butuh persiapan cukup lama.

Misal: TOEFL. Kita tidak mungkin bisa menaikkan TOEFL dari 450 menjadi 590 dalam 1 malam,
oleh karena itu perlu investasi waktu untuk persiapan beasiswa. Contoh lain: Surat rekomendasi
dari dosen. Biasanya akan susah untuk mendapatkan rekomendasi yang bagus dari dosen dalam
waktu singkat, maka kita harus bisa membangun hubungan baik dengan beliau sejak lama,
sehingga saat kita membutuhkan, kita bisa nyaman untuk minta tolong.

Contoh lainnya: prestasi akademis. Karena beasiswa ini sangat kompetitif, upayakan kita telah
punya prestasi khusus pada bidang kita. Silakan pada bisa ikut lomba + organisasi untuk
menunjang kompetensi diri.

(b) wawancara: sangat berbeda untuk setiap kampus. Ada yang tidak ada wawancara sama
sekali. Ada yang wawancara oleh staff International Office, hingga wawancara dengan
sekumpulan profesor mengenai bidang tertentu. Tp utk wawancara, kita nanti saja
persiapannya. Dokumen terlebih dahulu yang perlu kita siapkan.
2. Wildan_UMB Yogya_Saya tertarik juga untuk mendaftar KGSP ini dan kebetulan nantinya
ingin jadi pengajar di PT di Indonesia juga, pertanyaan saya terkait masa studi yg lebih panjang
krn harus belajar bahasa dulu pada tahun pertama, bagaimana Pak Nasikun merasakan hal ini
terutama efeknya terhadap Karier saat ini? Terima kasih

Perihal waktu ini akan relatif utk setiap orang. Untuk magister memang nanti jadinya 3 tahun (1
thn bahasa + 2 tahun s2), tetapi utk PhD akan tetap 4 tahun (1 tahun bahasa + 3 tahun PhD)
sehingga akan tidak masalah sama sekali utk PhD. Untuk master memang agak lama. Apalagi
jika dibandingkan dengan master di UK yang selesai dalam waktu 1 tahun.

Tetapi bagi saya, waktu 1 tahun tidak masalah karena saya jadinya bisa lebih mengeksplor
budaya + nilai-nilai di Korea. Punya lebih banyak teman dan belajar bahasa mereka, sehingga
investasi ini saya rasa tidak masalah. Dengan prospek perkembangan industri di Korea yang
begitu pesat (mereka tahun 60an sangat miskin, sekarang ekonominya tumbuh sangat cepat),
maka jika nanti Mas(?) Wildan punya jaringan di Korea, jaringan tersebut akan sangat berguna
untuk institusi tempat Mas Wildan mengajar kelak.

3. adi_Univ muhammadiyah purwokerto_mas kalo kalau utk exchangenya sendiri bgmna mas
bs jelaskan?

mohon maaf utk exchange saya tidak bisa menjelaskan tll panjang dalam kesempatan kali ini,
karena topik kita adalah beasiswa S2/S3 dengan KGSP.

Program exchange lebih banyak karena biasanya diadakan oleh kampus itu sendiri atau
konsorsium tertentu. Setahu saya UI punya perjanjian khusus dengan SNU tentang exchange.
Untirta Jawa Barat juga punya perjanjian dengan CNU Gwangju. Biasanya lebih terpencar-
pencar utk informasi ini. Silakan bisa mencari informasi dari website/akun medsos masing-
masing universitas mengenai exchange.

Untuk program saya dulu, program exchagne ini diadakan oleh oleh ASEAN University Network
(AUN) kerjasama dengan Daejeon University (kampus kecil di Daejeon).

Sesi 2

4. Maryati_ITB
Mas saya mau bertanya beberapa pertanyaan , A. jika mendaftar KGSP melalui univ tentu kita
mengirim berkas ke univ tsb, apakah ad pemberitahuan berkas kita sudah sampai ?

B. Saya sedang menghubungi prof di univ dan prodi yang saya ingin daftar, respon beliau baik,
apakah ad peluang diterima lebih besar lwt kgsp univ, jika kita sudah mengenal prof di univ dan
prodi yg kita tuju?

Terakhir berdasarkan pengalaman mas pribadi , rentang waktu yg dibutuhkan untuk


pengiriman berkas kgsp univ berpa lama mas? Mengingat ad deadline juga dri univ nya

Terimakasih

Saya kurang yakin jika setiap kampus punya sistem utk itu. Kita bisa men-track dokumen kita via
kurir pengiriman (misal: EMS-nya Kantor Pos, DHL/UPS/sejenisnya) atau mengirim email
konfirmasi ke kampusnya. Dulu saya mengirim email dan direspon oleh mereka.

B. Professor di Korea merupakan salah satu profesi yang sangat tinggi derajat sosialnya serta di
kampus beliau punya otoritas khusus. Lulus/tidaknya kita biasanya bergantung pada profesor.
Akan sangat membantu jika beliau sudah setuju dan tahu kalau kita apply. Syukur2 kita bisa
mendapat rekomendasi dari profesor tersebut saat registrasi. Dulu saya pun memohon bantuan
dari salah satu profesor saya di Daejeon University (tempat saya exchange) utk berkenan
menuliskan rekomendasi agar saya bisa diterima KGSP.

C. Kalau menggunaka pos kilat, saya rasa sekitar 5 hari kerja. DHL mungkin lebih cepat, tetapi
mahal. Dulu saya mengirim via Pos Kilat dengan sekitar 5 hari kerja.

5. Chano Paramita_Universitas Muhammadiyah Malang_Tipsnya apa kak supaya motivation


letter kita itu menjual dari pihak penyelenggara beasiswa?

Jawabannya akan sangat panjang dan saya juga tidak yakin saya bisa punya kapasitas yang
cukup untuk memberikan jawabannya.

Saya pernah menyadur dari Prof. Vince Gotera (University of Northern Iowa) tentang penulisan
ini.

Tulisan beliau yg saya kutip di blog barangkali bisa menjadi tempat awal utk memulai =>
https://ahmadnasikun.wordpress.com/2014/11/19/how-to-write-statement-of-purpose/

Secara umumnya menurut saya:


1) kita jelaskan apa mimpi kita

2) bagaimana kampus tujuan kita membawa kita lebih dekat dengan mimpi itu

3) bagaimana kita membuktikan dengan track-record kita bahwa kita mampu utk mencapai
target2 itu di kampus kita

6. zuzu_MAN 1 Kota Malang_Kan tadi ada yg buat belajar bhs dan budaya Korea yaa, nah kalo
seumpama kita udah diterima di univ. Apa ada waktu sendiri buat pembelajaran hal itu??
Seperti beberapa waktu sebelum perkuliahan dimulai kita berangkat ke Korea terus ada
pembelajaran. Atau gimana?? Mohon dijelaskan. Terimakasih

Proses belajar 1 tahunnya itu akan dilakukan saat kita berada di Korea. Jadi selama di Indonesia
kita tidak ada kewajiban formal untuk belajar secara khusus (walau tentunya belajar secara
mandiri tetap direkomendasikan).

Sekali lagi, sistemnya (1) 1 tahun pertama kita belajar bahasa dna budaya korea, (2) tahun-
tahun berikutnya (2 tahun utk S2, 3 tahun utk PhD, dan 4 tahun utk Undergraduate) kita baru
akan kuliah secara sungguhan pada bidang kita.

Sesi 3

7. Joko-pens-

Saya pernah mengikuti kegiatan volunteer bersama 30 mahasiswa korea dari pusan national
university. Kira kira apakah ini emmbantu saya dalam mendapatkan s2 kalo saya daftar di pusan
national univeristy?

Kalau Mas mendaftar kesana, saya yakin pengalaman itu akan membantu, tetapi tidak
signifikan. Jika secara akademis (bahasa, rekomendasi, form aplikasi, IPK, prestasi) mas unggul,
pengalaman itu akan menjadi nilai jual tersendiri bagi Mas, sehingga para juri lebih memilih
Mas. Oleh karenanya, saya sangat menyarankan program itu dicantumkan sebagai salah satu
pengalaman Mas Joko dalam aplikasi KGSP.

8. Nanda_tekink kimia_universitas riau


Kak minta saran buat para pejuang beasiswa yg patah semangat ataupun lagi males malesan
dong

Mungkin agak kurang nyambung, tapi tadi saya melihat video ttg kisah Jackie Chan muncul di FB
saya. https://www.facebook.com/goalcast/videos/1644920402251810/

Ini bisa menjadi gambaran bahwa untuk mencapai sesuatu, butuh perjuangan keras. Abraham
Lincoln pernah mengatakan "Give me six hours to chop down a tree and I will spend the first
four sharpening the axe" yang secara implisit mengatakan bahwa segala sesuatu butuh
perjuangan dan persiapan yang sangat panjang dan tidak mudah. Bahasa kerennya, "No Pain,
No Gain" atau kalau pakai pepatah Arab "Man Jadda wajada, Man Shabara zhafira" atau
pepatah korea kesukaan saya, "하늘이 무너져도 솟아날 구멍이 있다" yang kira2 artinya .
Even if the sky falls on you, there is a hole from which you can escape.

Kalau saya lebih prefer untuk menarik dari awal: NIAT. Apa niat kita untuk sekolah. Jika niat kita
kuat, kita pun akan lebih tergerak untuk bangkit dan mencapainya.

Saya punya bbrp tips personal:

(1) pasang foto keluarga (ayah, ibu, istri + anak) di tempat yang mudah kelihatan (dompet + HP)
dan dengan melihat mereka saya lebih bersemangat utk bangkit lagi ketika sedang kurang
semangat.

(2) Ada beberapa video di Youtube yang saya sering nonton jika sedang malas. Salah satunya ini
=> https://www.youtube.com/watch?v=_pi7oqZ6ioU

(3) Saya memfollow (bisa sebagai "closed friend") kawan2 hebat saya di jejaring Sosial, agar bisa
tahu update dari mereka, sehingga saya bisa lebih semangat utk tidak ketinggalan dengan
capai2an mereka.

-end

Beberapa pesan mas Nasikun secara umum:

1) Semua berawal dari niat. Mari kita perbaiki niat kita untuk sekolah dengan niat yang lebih
baik. Jalan-jalan dan menonton konser K-POP mungkin boleh, tetapi tidak seharusnya jadi
alasan utama. Perbaikan diri agar lebih memberikan kemanfaatan kepada sekitar saya rasa
menjadi alasan yang lebih baik.

2) Salah satu kunci utama untuk beasiswa adalah *mau repot* dengan segala administrasi
dokumen. Mencari rekomendasi, belajar mengatur jadwal utk hal-hal yang penting dalam hidup
(prioritas), dan repot-repot mengerjakan hal-hal remeh selama proses seleksi (dokumen dicetak
rapi, memastikan tidak ada yang ketinggalan, setiap kata dalam aplikasi kita telah diperiksa
dengan baik)

3. Proses beasiswa ini adalah proses 2 arah. Kita mencari kampus yang terbaik utk kita, dan
kampus pun mencari mahasiswa terbaik utk mereka. Sehingga kita pun bisa lebih bijak dalam
menempatkan diri

4. Saya rasa kawan-kawan sahabat beasiswa telah menyusun buku dengan pengalaman kawan2
yg belajar di LN dari berbagai negara. Itu bisa menjadi sumber alternatif informasi dan ilmu

5. Silakan bisa mencari alternatif yang relatif banyak. Kadang kita kurang beruntung karena spec
yang dicari universitas bukan seperti spec kita, tetapi akan ada kampus lain (mungkin lebih
bagus) yang mencari orang seperti kita.

Semoga bermanfaat.

SAHABAT BEASISWA CHAPTER PURWOKERTO

Now Everyone Can Get Scholarship

Anda mungkin juga menyukai