Disusun Oleh
b. Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke
dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke
dalam vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopii
(Wiknjosastro, 2005: 125).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilisasi) (Wiknjosastro, 2005: 125).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh
rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa
rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut
nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai dengan nidasi diperlukan
waktu ± 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi mudgah
dan janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk
setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi (Wiknjosastro,
2005: 125).
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Intake Gangguan
makanan eliminasi urin
menurun
Kebersihan
Perub.nutrisi genital
kurang dari menurun
kebutuhan
Kelembaban
meningkat
Resiko
infeksi
Trimester II
TRIMESTER II
TRIMESTER III
Nyeri
d. Manifestasi Klinik
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign ( subyektif)
Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap tingginya
kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
letih,sakit kepala
merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20 minggu
pada wanita hamil pertama.
perubahan pada mamae
frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada organ-
organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan uterus
pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi hormone
estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplay darah ke
pelvic .
b. Probabilitas ( objektif)
Pembesaran uterus
- melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui pemeriksaan
bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu
ke 7-8.
- Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui pemeriksaan
bimanual
- tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa mengetuk janin
yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.
- Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin terjadi selama
hamil dan tidak terasa sakit.
Perubahan warna kulit oleh
Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung hidung dan
kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh
stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).
Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat
3. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5
hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.
A. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan
a. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan. Menurut
George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu
hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal
kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut
dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi
dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat
terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan
peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi,
kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks
menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick,
Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi
kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG)
digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin
(Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan
merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air
susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan
sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan
pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic
somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran payudara
yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan
(dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting susu dan
pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak
kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa
tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua
bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat
menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain
membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi akibat efek
stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan
progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi
adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea
mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum
adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area
atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi
normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana
area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap
dan berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda
kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis.
Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda
pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula
menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan
normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-
tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing
yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik
maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi
juga dapat menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena
adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan
pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan
ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air.
ii. Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
III. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a. Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being”
menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.
c. Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
d. Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e. Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang
membutuhkan support.
f. Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin,
gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
g. Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai
dapat diobservasi.
h. Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu mungkin
menarik diri dari orang lain.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah
selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a. Penerimaan terhadap janin meningkat
b. Fantasi terhadap perubahan peran
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d. Fokus perhatian pada persalinan
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
e. Penatalaksanaan
i. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya,
terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan
pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap
untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-
eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan
secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung
protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama
kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan
plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal
yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan
berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg
sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
ii. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak hamil dan
baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang
terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami
abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok
(Wiknjosastro, 2002).
iii. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II
kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran
(Wiknjosastro, 2002).
iv. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam
tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai.
Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh
karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh
(Wiknjosastro, 2002).
v. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada
masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala
sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat
menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).
vi. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness).
Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga
timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan
dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis
peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun,
dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur
sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
vii. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri dibolehkan
mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia
pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran
merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka
pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan
janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya
terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan
agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20
minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum
dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro,
2002).
viii. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi,
karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai
besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan
dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah,
maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan
menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam,
hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
f. Pemeriksaan Penunjang
i. USG
ii. Cek Darah dan Urin di Lab
g. Komplikasi
a. Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika
tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
b. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
b. Diagnosa Keperawatan
I. TRIMESTER I
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Perubahan pola seksual
e. Kekurangan volume cairan
f. Perubahan proses keluarga
g. Koping individu tidak efektif
II. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh
b. Gangguan pola nafas
c. Kurang pengetahuan
d. Resiko cidera janin
III. TRIMESTER III
a. Nyeri akut
b. Perubahan eliminasi urin
c. Gangguan pola tidur
d. Intoleransi aktifitas
Kelebihan volume cairan
c. Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan Dan Kriteria Intervensi Ttd
Keperawatan Hasil
Tri Tujuan : Manajemen
semester i Nutrisi
Setelah dilakukan
Perubahan
nutrisi kurang dari intervensi keperawatan Anjurkan masukan kalori
kebutuhan sesuai kebutuhan
selama 2x24 jam
Ajari klien tentang diet
kekurangan nutrisi klien yang benar sesuai
tercukupi kebutuhan tubuh
Monitor catatan
makanan yang masuk
Kriteria hasil : atas kandungan gizi dan
jumlah kalori
Nafsu makan klien
Timbang berat badan
meningkat secara teratur
Anjurkan penambahan
Klien tidak mual dan
intake protein, zat besi
muntah dan vit C yang sesuai
Pastikan bahwa diet
Nilai laboratorium
mengandung makanan
(transferin, albumin, dan yang berserat tinggi
untuk mencegah
ansietas elektrolit) dalam batas
sembelit
normal Beri makanan protein
tinggi , kalori tinggi dan
makanan bergizi yang
sesuai
Pastikan kemampuan
klien untuk memenuhi
NOC: kontrol kebutuhan gizinya.
kecemasan dan coping,
setelah dilakukan
perawatan selama 2x24 Penurunan
jam cemas ps hilang atau kecemasan
berkurang dg: Aktifitas:
Indikator: 1. Bina Hub. Saling
Ps mampu: percaya
Mengungkapkan 2. Libatkan keluarga
cara mengatasi 3. Jelaskan semua
Kekurangan Prosedur
volume cairan cemas
Mampu 4. Hargai
menggunakan pengetahuan ps
coping tentang
Dapat tidur penyakitnya
Mengungkapkan 5. Bantu ps untuk
tidak ada penyebab mengefektifkan
fisik yang dapat sumber support
menyebabkn cemas
Berikan
reinfocement untuk
Kebutuhan volume menggunakan Sumber
cairan terpenuhi. Setelah Coping yang efektif
dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x
24 jam dengan kriteria
hasil : a. tentukan
Tidak ada mual frekuensi/beratnya
muntah mual/muntah.
Turgor kulit DBN
Tidak ada tanda b. Tinjau ulang riwayat
dehidrasi kemungkinan masalah
Pasien mau makan medis lain (ex ; ulkus
dan minum peptikum, gastritis,
TTV dalam batas kolesistitis)
normal
c. Kaji suhu dan turgor
kulit, membrane mukosa,
TD, suhu,
masukan/haluran.
d. Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes
urin dan penurunan BB
setiap hari.
e. Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan enam
kali sehari dengan jumlah
yang sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat
(popcorn, roti kering
sebelum bangun tidur.
c. Berikan informasi
tentang diet (mis ;
peningkatan protein, tidak
menambahkan garam
meja, menghindari
makanan dan minuman
Pasien mengerti tinggi natrium).
akan terjadi perubahan
eliminasi urin selama d. Anjurkan meninggikan
kehamilan , Setelah ekstremitas secara
dilakukan tindaka periodic selama sehari.
keperawatan
Dengan kriteria
hasil : a. Berikan informasi
Klien mengerti tentang perubahan
tentang perubahan perkemihan sehubungan
perkemihan selama dengan trimester ketiga.
kehamilan denga tri
semester ketiga b. Berikan informasi
mengenaia perlunya
Pasien mengerti masukan cairan 6 – 8
perlunya masukan gelas sehari.
cairan sesuai
kebutuhan c. Berikan informasi
mengenai bahaya
menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan
diet.
Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher, Ungaran.
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC,
Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.