Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

CA. CERVIC
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun Oleh

AGUNG HADI PRABOWO


P27220018223

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
A. Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ca. Cervic
a. Definisi
Carcinoma Cercix adalah : penyakit tumor ganas pada
daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan
jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
sekitarnya.

Kanker rahim adalah penyakit kanker yang menyerang rahim


dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan
sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh
(metastasis) (Wuto, 2008 dalam Padila, 2012).
b. Etilogi
Penyebab Ca.Cervix belum jelas diketahui namun ada
beberapa factor yang resiko dan predisposisi yang menonjol
,antara lain:
 Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
(semakin muda, semakin besar resiko mendapat
ca.cervix.
 Jumlah kehamilan dan partus.
 Jumlah perkawinan.
 Infeksi virus
 Sosias ekonomi
 Hygiene dan sirkumsisi.
 Merokok dan AKDR.
c. Patofisiologi dan Pathway
Faktor :
Prilaku Lingkungan
( Sex aktif, paritas, personal higiene) (Polusi,onkogenik agent, virus,
radiasi)

Pelayanan Kesehatan Genetika


( Deteksi dini penyakit, laboratorium, (Keluarga yang menderita Ca,
Penanganan kasus P. Kelamin keluarga dengan ambang stress rendah)
penyuluhan pencegahan Ca. Serviks )

Ca.CERVIX

Displasia Karsinoma Insitu Karsinoma Mikroinva Karsinoma Invasif

KLASIFIKASI KLINIS
 Stage 0: Ca.Pre invasif
 Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
 Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
 Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
 Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai
dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
 Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
 Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.

- Kelemahan jaringan/ dinding menjadi rapuh  perdarahan masif  anemia


- Peningkatan kadar leukosit / kerusakan nosiseptor / penekanan pada dinding serviks
 Nyeri
- Gangguan peran sebagai istri dan gangguan gambaran diri  Ggn konsep diri.
- Gejala tidak nyata  adanya berbagai macam tindakan untuk menegakkan diagnose
 terdiagnose Ca  kecemasan
d. Manifestasi Klinik
a. Perdarahan
Sifatnya dapat intermenstruit atau perdarahan kontak,
kadang-kadang perdarahan baru terjadi pada stadium
selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi
lambat.
b. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya
sebelum ada perdarahan. Pada stadium lanjut
perdarahandan keputihan lebih banyakdisertai infeksi
sehingga cairan yang keluar berbau (Padila, 2012).
Tanda dan Gejala kanker servik menurut Dedeh Sri Rahayu
tahun 2015:
a. Keputihan, makin lama makin berbau busuk dan tidak
sembuh-sembuh. Terkadang bercampur darah.
b. Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala
servik 70-85%.
c. Perdarahan spontan: perdarahan yang timbul akibat
terbukanya pembuluh darah dan semakin lam semakin
sering terjadi.
d. Perdarahan pada wanita menopause
e. Anemia
f. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter
yang menyebabkan obstruksi total
g. Nyeri
1) Rasa nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan
atau nyeri dalam berkemih, nyeri di daerah di
sekitar panggul.
2) Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas,
maka akan terjadi pembengkakan di berbagai
anggota tubuh seperti betis, paha, dan
sebagainya.
Menurut Ricci (2009), tersangka kanker serviks stadium
lanjut antara lain
a. Nyeri panggul,
b. Nyeri pinggul,
c. Nyeri kaki,
d. Penurunan berat badan,
e. Anoreksia,
f. Kelemahan dan kelelahan,
(Dedeh Sri Rahayu,2015)
Menurut Rubina Mukhtar tahun 2015 menyatakan bahwa
tanda dan gejala Ca. Serviks adalah perdarahan vagina
abnormal seperti pendarahan pasca menopause, menstruasi
tidak teratur, menstruasi berat, metrorhagia menyakitkan, atau
perdarahan postcoital. Keputihan abnormal adalah keluhan
utama dari sekitar 10% dari pasien; debit mungkin berair,
bernanah, atau berlendir. Gejala panggul atau nyeri perut dan
saluran kencing atau rektum terjadi dalam kasus-kasus lanjutan.
Nyeri panggul mungkin hasil dari loco penyakit regional invasif
atau dari penyakit radang panggul hidup berdampingan.

e. Penatalaksanaan
a. Radiasi
1. Dapat dipakai untuk semua stadium
2. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
3. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
b. Dosis
Penyiaran ditunjukkan pada jaringan karsinoma yang terletak
diserviks
c. Komplikasi irradiasi
1. Kerentanan kandungan kencing
2. Diarrhea
3. Perdarahan rectal
4. Fistula vesico atau rectovaginasis
d. Operasi
1. Operasi wentheim dan limfaktomi untuk stadium I dan II
2. Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal
e. Kombinasi Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi
menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga
tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dansering
menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran
kesistem limfe dan peredaran darah.
f. Cytostatik
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten. 5% dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap
radioterapi, dianggap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan
masih tetap sama (Padila, 2012).
g. Vaksinasi
Vaksinasi HPV dapat memiliki implikasi penting bagi peningkatan
kesehatan perempuan dan menurunkan kematian akibat kanker
serviks (Rubina Mukhtar, 2015).
f. Komplikasi
Komplikasinya mencakup infark miokardium, hemoragi, sepsis,
obstruksi perkemihan, pielonefritis, CVA, pembentukan fistula
(Sylvia Anderson Price, 2005).

Nyeri pinggang mungkin merupakan gejala dari


hidronefrosis, sering dipersulit oleh pielonefritis. Nyeri siatik, kaki
edema, dan hidronefrosis hampir selalu dikaitkan dengan
keterlibatan dinding panggul luas oleh tumor. Pasien dengan
tumor yang sangat canggih mungkin memiliki heamaturia atau
inkontinensia dari fistula vesikovaginal yang disebabkan oleh
perluasan langsung dari tumor kandung kemih. Kompresi
eksternal dari rektum oleh tumor primer besar dapat
menyebabkan sembelit (Rubina Mukhtar, 2015).

B. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
a. Anamnesis
Pada anamnesis, bagian yang dikaji adalah keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, dan riwayat penyakit
terdahulu.
b. Keluhan Utama
Perdarahan dan keputihan.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Perlu di tanyakan Klien datang dengan keluhan perdarahan
pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak
gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang
dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk
memberi perawatan atau membawa ke rumah sakit dengan
segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah
pasien pernah mengalami hal yang demikian dan perlu
ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit
infeksi.
e. Riwayat Keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit seperti ini atau penyakit menular lain.
f. Psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang
pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana pengetahuan
keluarga tentang penyakit kanker serviks.
h. Pemeriksaan Fisik Fokus
1. Kepala
a) Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
a. Wajah : tidak ada oedema, Ekspresi wajah ibu menahan nyeri
(meringis), Raut wajah pucat.
b) Mata : konjunctiva tidak anemis
c) Hidung : simetris, tidak ada sputum
d) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
e) Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab,
tidak terdapat lesi
f) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjer getah bening
2. Dada
a) Inspeksi : simetris
b) Perkusi : sonor seluruh lap paru
c) Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
Auskultasi : vesikuler, perubahan tekanan darah
3. Cardiac
a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi : ictus cordis teraba, v Perubahan denyut nadi
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : tidak ada bising
4. Abdomen
a) Inspeksi : simetris, tidak ascites, posisi tubuh menahan rasa
nyeri di daerah abdomen.
b) Palapasi : ada nyeri tekan
c) Perkusi : tympani
d) Auskultasi : bising usus normal
5. Genetalia
Inspeksi
b. Ada lesi.
c. Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk.
d. Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar.
e. Urine bercampur darah (hematuria).
Palpasi
Pembengkakan di daerah uterus yang abnormal
6. Ekstremitas dan Kulit
Tidak oedema, Kelemahan pada pasien, Keringat dingin.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan nafsu makan
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses
desakan pada jaringan intra servikal
3. Cemas yang berhubungan dengan terdiagnose kanker serviks
sekunder kurangnya pengetahuan tentang kanker serviks,
penanganan dan prognosenya.
4. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri berhubungan
dengan perubahan dalam penampilan sekunder terhadap
pemberian sitostatika.

c. Perencanaan Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan


perdarahan masif intra cervikal
Tujuan :
Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan
perfusi jaringan membaik.
Kriteria hasil :
- Perdarahan intra servikal sudah berkurang
- Konjunctiva tidak pucat
- Mukosa bibir basah dan kemerahan
- Ektremitas hangat
- Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S :
36-37 Derajat C, RR : 18 - 24 X/mnt.
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi perdarahan ( jumlah, warna, lama )
- Cek Hb
- Cek golongan darah
- Beri O2 jika diperlukan
- Pemasangan vaginal tampon.
- Therapi IV

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien
akan terpenuhi
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi penurunan berat badan
- Porsi makan yang disediakan habis.
- Keluhan mual dan muntah kurang
Intervensi :
- Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
- Berika makan TKTP
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Jaga lingkungan pada saat makan
- Pasang NGT jika perlu
- Beri Nutrisi parenteral jika perlu.
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
proses desakan pada jaringan intra servikal
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien
tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang
dialami
Kriteria hasil :
- Klien dapat menyebutkan cara-cara menguangi nyeri yang
dirasakan
- Intensitas nyeri berkurangnya
- Ekpresi muka dan tubuh rileks
Intervensi :
- Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien
- Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan
skala nyeri.
- Ajarkan teknik relasasi dan distraksi
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien
- Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri.

4. Cemas yang berhubungan dengan terdiagnose kanker


serviks sekunder kurangnya pengetahuan tentang kanker
serviks, penanganan dan prognosenya.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien
mendapat informasi tentang penyakit kanker yang diderita,
penanganan dan prognosenya.
Kriteria hasil :
- Klien mengetahui diagnose kanker yang diderita
- Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus dilalui klien.
- Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk
mencegah komplikasi.
- Sumber-sumber koping teridentifikasi
- Ansietas berkurang
- Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas.
Tindakan :
- Berikan kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan
persaannya.
- Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang
lain, serta tata cara mengentrol dirinya.
- Identifikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan
penyesuaian. (Ego yang buruk, kemampuan pemecahan
masalah tidak efektif, kurang motivasi, kurangnya sistem
pendukung yang positif).
- Motivasi adanya harapan
- Tingkatkan aktivitas dan latihan fisik
5. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri
berhubungan dengan perubahan dalam penampilan
sekunder terhadap pemberian sitostatika.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan
persepsi klien menjadi stabil
Kriteria hasil :
- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang
kondisinya
- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga
- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan
dirinya secara konstruktif.
- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
Intervensi :
- Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan
hangat dan sikap positif.
- Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan perasaan
dan pikian tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem
pendukung dan pengobatan.
- Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap
mispersepsi tentang penyakitnya.
- Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk
hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi
hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan
pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan
moral.
- Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan
(menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat
diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa
depan.
- Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan
kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk
tindakan konseling secara profesional.
d. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
a. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap
terjadinya komplikasi pendarahan.
b. Kebutuhan nutrisi dan kalori pasien tercukupi kebutuhan tubuh.
c. Melaporkan nyeri berkurang.
d. Tidak ada tanda-tanda vital infeksi.
e. Pasien bebas dari pendarahan dan hipoksis jaringan.
f. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
EGC. Jakarta
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Onkologi. EGC. Jakarta
Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di
Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5
No.2 Mei 2001
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta
Bilotta, Kimberly A. J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: Implikasi Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Brunner & Suddart. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Mukhtar, Rubina., et al. 2015. Prevalence of Cervical Cancer in Developing
Country: Pakistan. US: Global Journal.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
MediAction Publishing.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Media.
Prawirohardjo, sarwono, 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan bina
pustaka.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Rahayu, Dedeh Sri. 2015. Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai