id
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
WAHID ROSYIDI
H0407014
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD Widiyanto, SP, M.Si Ir. Sugihardjo, MS
NIP. 19490320 197611 1 001 NIP. 19810221 200501 1003 NIP. 19590305 198503 1 004
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9. Kepala Desa (Desa Bowan, Desa Krecek, Desa Jetis dan Desa Delanggu)
beserta para pegawai kelurahan yang telah banyak membantu dan memberikan
informasi serta data-data guna terselesaikannya skripsi ini.
10. Segenap responden yang telah berpartisipasi dalam pengumpulan data
11. Kedua orang tua penulis, Bapak Parlan S.Ag dan Ibu Dra. Siti Martini, atas
kasih sayang, kepercayaan, dukungan, doa, perhatian, nasehatnya, serta
perjuangan yang besar untuk memberikan pendidikan yang terbaik.
12. Adikku, Nur Rahmah Isnaini dan Lukman Hakim Yumnun, atas doa dan
dukungannya.
13. Desi Dwi Lestari, atas kasih sayang, doa, dukungan, semangat dan bantuan
yang telah diberikan.
14. Sahabat-sahabat tercinta (Lukman, Pakdhe, Thoriq, Irsa, Maman, Budi,
Krisna, Bun-bun, Okta, Apep, Handri, Padang, Dicky, Bondan, Wawan,
Putra, Sixtus, Astria, Shofa, Susi, Naning, Tuning, Nisa, Dewi, Ida dll yang
tidak dapat disebutkan satu persatu) terimakasih atas jalinan persaudaraan dan
persahabatan yang menjadi dukungan bagi penulis,
15. Keluarga besar PKP angkatan 2007 serta rekan-rekan satu perjuangan di PKP
2007 terimakasih atas dukungan dan semangatnya.
16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian
ini yang tidak bisa disebut satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan dan
pengorbanan yang telah diberikan, Amin. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan
yang disebabkan keterbatasan penulis dan mengharapkan kritik dan saran
membangun. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 5.4 Uji hubungan antara Dinamika Kelompok P3A dengan Kinerja
P3A................................................................................................. 64
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
RINGKASAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SUMMARY
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan di bidang
pertanian. Pembangunan pertanian, menurut Mardikanto (1993) adalah upaya
sadar dan terencana untuk melaksanakan perubahan yang mengarah pada
pertumbuhan ekonomi dan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan seluruh warga
masyarakat untuk jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah dan
didukung oleh partisipasi masyarakat dengan menggunakan teknologi terpilih.
Pembangunan pertanian bertujuan untuk selalu memperbaiki mutu hidup dan
kesejahteraan masyarakat, terutama petani dan keluargannya. Salah satu hasil yang
diharapkan dari pembangunan pertanian adalah ketercukupan pangan bagi
masyarakat sehingga dapat mencukupi ketahanan pangan di Indonesia.
Hadisapoetro (1973) menyatakan bahwa tujuan pembangunan pertanian adalah
peningkatan produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktifitas usaha tiap-tiap petani.
Salah satu upaya untuk meningkatakan produksi pertanian adalah melalui
sapta usaha tani. Sapta usaha tani meliputi beberapa hal, salah satunnya adalah
melalui pengaturan air irigasi. Air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup,
baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Air yang tersedia bagi kebutuhan
tanaman, baik air tanah maupun air hujan tidak dapat selamannya mencukupi
kebutuhan pertumbuhan tanaman. Air mutlak diperlukan bagi makhluk hidup
untuk tumbuh dan berkembang, maka air sepantasnya harus dijaga dan dikelola
dengan baik. Masalah irigasi, menurut Novrida (2008) di Indonesia, pada
khususnya pulau Jawa ketersediaan air sangat memprihatinkan. Dalam kurun
waktu 20 tahun mendatang diperkirakan pulau Jawa akan mengalami kekeringan
akibat ketersediaan air tanah yang menipis, saat ini saja misalnya Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citarum, Jawa Barat dengan luas wilayah 6.680 km2 dan panjang
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sungai 269 km ternyata tidak dapat memberikan kontribusi yang cukup dalam
pengairan areal persawahan sekitarnya.
Dilihat dari masalah tersebut maka diperlukan suatu lembaga yang
mengelola saluran irigasi. Lembaga yang dimaksud adalah Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A). Diharapkan P3A mampu untuk mengelola dan mengatur
irigasi untuk mengairi lahan persawahan yang ditanami tanaman padi. Hal tersebut
sejalan dengan pemikiran Mosher dalam Mardikanto (1996) bahwa pembentukan
kelompok tani merupakan salah satu pelancar pembangunan pertanian. Suatu
lembaga tentunnya terdiri dari berbagai macam karakteristik individu yang
berbeda-beda namun memiliki tujuan yang sama, hal itu dijelaskan Jetkins dalam
Mardikanto (1993) bahwa kekuatan-kekuatan yang terdapat didalam maupun di
lingkungan kelompok akan menentukan perilaku anggota-anggota kelompok dan
perilaku kelompok yang bersangkutan, untuk bertindak atau melaksanakan
kegiatan-kegiatan demi tercapainnya tujuan bersama yang menentukan tujuan
kelompok tersebut. Kelompok yang dimaksud disini adalah Perkumpulan Petani
pemakai Air (P3A).
Menurut Istiyati (2010) Petani Pemakai Air adalah semua petani yang
mendapat nikmat dan manfaat baik langsung maupun tidak langsung dari
pengelolaan air dan jaringan irigasi yang meliputi pemilik sawah, penggarap
sawah, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari jaringan irigasi dan pemakai air
irigasi lainnya. Pasandaran dan Taylor (1988) menyatakan pemerintah Indonesia
mengambil peranan yang semakin aktif dalam memajukan pengembangan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), melalui berbagai cara pendekatan.
Program pengembangan P3A merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk
meningkatkan kemampuan petani memikul tanggung jawab pelaksanaan tugas-
tugas irigasi. Kalau tujuan hendak dicapai, para petani harus mengembangkan rasa
pemilikan, tanggung jawab dan partisipasi dalam setiap kegiatan P3A.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999).
B. Perumusan Masalah
Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disebut P3A adalah
kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam
suatu daerah layanan atau petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis
oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi (Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum, 2007). Melalui P3A tersebut petani dapat mendapatkan
air irigasi lebih mudah dan tidak terjadi perselisihan dalam pengaturan air irigasi
dengan petani yang lain. Pasandaran (1991) menyatakan dari pandangan
pemerintah, P3A dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi penggunaan air
pada tingkat usaha tani, membagi air secara lebih merata dalam blok tersier,
memelihara bangunan-bangunan tersier air secara lebih baik, menyelia
pelaksanaan jadwal tanam dan pola tanam yang telah ditentukan oleh pemerintah,
membayar iuran pelayanan irigasi dan meredakan konflik terhadap pembagian air.
Melalui kelompok P3A para petani diajak, dibimbing serta diarahkan, yang
diwujudkan dalam usaha peningkatan peranan anggota untuk melaksanakan
sesuatu kegiatan yang tentunya lebih produktif atas dasar kerjasama. Hal ini
sejalan dengan Rivai (2003) setiap individu dalam kehidupannya mempunyai
kepentingan dan tujuan tertentu yang berbeda antar individu yang satu dengan
individu yang lain. Sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang
berbeda-beda, tentunya akan mempunyai potensi yang besar pula apabila
diwujudkan kedalam suatu kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.
Dinamika kelompok adalah dinamisme yang dimunculkan oleh kehadiran
beberapa orang secara bersama-sama yang saling mempengaruhi dan bergantung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
satu sama lain secara psikis (Kartini, 2002). Dinamika kelompok sebagai kekuatan
yang ada di dalam maupun di lingkungan kelompok yang dapat menentukan
perilaku anggota kelompok dan perilaku kelompok itu sendiri untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersama atau tujuan kelompok.
Menurut Prawirosentono (1999) suatu lembaga, baik lembaga pemerintah
maupun lembaga yang dinamakan perusahaan ataupun yayasan (foundation) dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi
yang digerakan oleh sekelompok orang (group of humanbeing) yang berperan aktif
sebagai pelaku (actors) dalam upaya mencapai tujuan lembaga atau organisasi
bersangkutan. Untuk mencapai tujuan suatu kelompok diperlukan peran aktif dan
kerjasama diantara para pengurus dan anggota dari kelompok tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagaimana dinamika kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di
Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten ?
2. Bagaimanakah kinerja P3A di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten?
3. Bagaimanakah hubungan antara dinamika kelompok P3A dengan kinerja P3A
di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dinamika kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di
Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten
2. Untuk mengkaji kinerja P3A di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten.
3. Untuk mengkaji hubungan antara dinamika kelompok P3A dengan kinerja P3A
di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan proses belajar yang harus ditempuh
sehingga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan merupakan salah
satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi pemerintah khususnya Departemen Pertanian dalam rangka peningkatan
pembangunan pertanian.
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi informasi dalam melakukan
penelitian yang sejenis ataupun untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembangunan Pertanian
a. Pengertian Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian merupakan perubahan dalam teknik produksi
pertanian dan sistem usahatani menuju ke situasi yang diinginkan, biasanya
situasi yang memungkinkan petani dapat memanfaatkan hasil-hasil
penelitian pertanian dan berkurangnya pertanian pokok dan lebih
berorientasi pasar (Van den Ban dan Hawkins, 1999).
Pembangunan pertanian merupakan produk masyarakat. Ia bukan
semata-mata hasil kerja para petani saja, melainkan hasil kegiatan para
petani beserta keluargannya, para pembuat undang-undang, insinyur yang
membuat jalan raya, pedagang, pengusaha pabrik, guru, dokter hewan,
redaktur dan tiap-tiap warga negara yang ikut memilih pejabat negara dan
ikut mempengaruhi pembuatan undang-undang negarannya (Krisnandhi
dan Bahrin, 1978).
Sedangkan menurut Soetriono, dkk (2006) dalam pembangunan
pertanian, masalah penting dalam usaha tani adalah merombak usahatani
dalam arti luas dan pengaturannya agar dapat menggunakan metode
berusaha tani secara baik, benar, dan efisien. Bentuk usahatani yang sesuai
bagi pertanian primitif bukanlah bentuk produktif jika metode modern
dipergunakan.
b. Tujuan Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian merupakan perubahan dalam teknik produksi
pertanian dan sistem usahatani menuju ke situasi yang diinginkan, biasanya
situasi yang memungkinkan petani dapat memanfaatkan hasil-hasil
penelitian pertanian dan berkurangnya pertanian pokok dan lebih
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara
anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
Fungsi dari dinamika kelompok antara lain :
1) Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi
persoalan hidup
2) Memudahkan pekerjaan
3) Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih
cepat, efektif dan efisien.
4) Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan
memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan
memiliki peran yang sama dalam masyarakat.(Wikipedia, 2011).
Sedangkan Santoso (1999) menjelaskan bahwa dinamika kelompok
berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang
mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan
yang lain. Dengan kata lain antar anggota kelompok mempunyai hubungan
psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-
sama.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok
Ada dua cara pendekatan untuk melakukan analisis terhadap dinamika
kelompok, yaitu melalui pendekatan sosiologis dan psikologis. Pendekatan
sosiologis yaitu analisis dinamika kelompok melalui analisis terhadap
bagian-bagian atau komponen kelompok dan analisis terhadap proses sistem
sosial tersebut, sedamgkan analisis dinamika kelompok berdasarkan
pendekatan psikososial dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap perilaku anggota kelompok dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
kebutuhan yang sama yaitu pentingnya akan kebutuhan air irigasi guna mengairi
lahan para petani.
Untuk dapat mencapai tujuan dari lembaga P3A maka diperlukan suatu
struktur kepengurusan kelompok. Dengan adanya kepengurusan kelompok maka
dapat menjamin tumbuhnya dinamika kelompok. Dinamika kelompok dapat
dilihat dari analisis dinamika kelompok berdasarkan pendekatan sosiologis dan
pendekatan psikososial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
psikososial, hal ini dikarenakan pendekatan psikososial melakukan analisis
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anggota kelompok dalam
melaksanakan kegiatan demi mencapai tujuan kelompok. Faktor-faktor itu antara
lain tujuan kelompok (group goal), struktur kelompok (group structure), fungsi
tugas (task function), pembinaan dan pemeliharaan kelompok (group building and
maintenance), kekompakan kelompok (group cohesiveness), suasana kelompok
(group atmosphere), tekanan kelompok (group pressure), dan keefektifan
kelompok (group effectiveness).
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) memiliki tugas-tugas dan tujuan
tertentu, diantarannya adalah pemeliharaan saluran tersier, mengatur pembagian
air, menjaga keberlangsungan fungsi irigasi dan mengelola iuran pengelolaan
irigasi serta penegakan peraturan dan sanksi. Tujuan P3A adalah
mendayagunakan air irigasi yang tersedia didalam petak tersier untuk
kesejahteraan masyarakat tani. Untuk melaksanakan tugas-tugas P3A tersebut dan
demi tercapainnya tujuan perlu didukung kerjasama serta partisipasi antara
anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang baik agar tujuan atau hasil
akhir dapat tercapai secara efisien dan efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
D. Pembatasan Masalah
1. Responden penelitian adalah petani yang menjadi anggota dan tergabung ke
dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air di Kecamatan Delanggu Kabupaten
Klaten.
2. Dinamika kelompok diuraikan dari analisis dinamika kelompok yang
berdasarkan pada pendekatan psikososial yang terdiri dari tujuan kelompok
(group goal), struktur kelompok (group structure), fungsi tugas (task
function), pembinaan dan pemeliharaan kelompok (group building and
maintenance), kekompakan kelompok (group cohesiveness), suasana
kelompok (group atmosphere), tekanan kelompok (group pressure), dan
keefektifan kelompok (group effectiveness)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
3. Pengukuran Variabel
Tabel 2.1 Pengukuran Variabel Dinamika Kelompok
Variabel Indikator Kriteria Skor
Tujuan Pengetahuan - Anggota mengetahui dan hapal tujuan 3
Kelompok anggota kelompok
kelompok - Anggota mengetahui tujuan kelompok 2
mengenai tujuan namun tidak hapal tujuan kelompok
kelompok (ragu-ragu)
- Anggota tidak mengetahui dan tidak 1
hapal tujuan kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
Kesesuaian tugas
pengurus dengan
kewenanganny
- Ketua - Ketua menjalankan tugas sesuai dengan 3
kewenangannya
- Ketua menjalankan sebagian tugas 2
sesuai dengan kewenangannya
- Ketua tidak menjalankan tugas sesuai 1
dengan kewenangannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Sikap anggota
jika ada anggota
mengalami
masalah
- Masalah air - Mengetahui jika ada yang mengalami 3
masalah air dan ikut membantu
- Mengetahui jika ada yang 2
mengalami masalah air tetapi tidak
ikut membantu
1
- Tidak peduli
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Tekanan Adanya
Kelompok peraturan
dan sanksi
- Sanksi tidak - Diberi sanksi 3
membayar - Ditegur 2
iuran rutin - Dibiarkan saja 1
(kurun waktu 1
tahun)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit
31 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Tabel 3.1 Daftar Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Delanggu
No Desa Nama P3A SK Bupati
1 Bowan Rukun Tani -
2 Dukuh Tirto Agung -
3 Jetis Tani makmur No 411.6/703/98
4 Butuhan Ngudi Makmur -
5 Banaran Usaha Tani -
6 Karang Sumber Makmur -
7 Sribit Mardi Rahayu No 411.6/1584/1996
8 Krecek Tani Mulyo No 411.6/1585/1996
9 Mendak Sediyo Makmur No 411.6/1586/1996
10 Delanggu Ngudi Makmur -
11 Sabrang Tani Makmur No 411.6/1583/1996
12 Tlobong Lestari Makmur -
13 Gatak Margo Mulyo No 411.6/1582/1996
14 Kepanjen Ngudi Makmur -
15 Segaran Angudi Makmur -
16 Sido Mulyo Karya Mulya -
Sumber : Inventarisasi P3A Dharma Tirta Sub Din Pengairan DPU Kabupaten
Klaten
C. Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Delanggu Kabupaten
Klaten.
2. Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan simple cluster
random sampling yaitu metode sampling dimana unit analisa atau satuan
penelitian sudah tersusun dalam suatu daftar, maka unit-unit analisa dalam
populasi digolongkan ke dalam gugus yang disebut cluster dan ini akan
merupakan satuan-satuan darimana sampel akan diambil (Singarimbun dan
Effendi, 2006). Sehingga dalam setiap kelompok terkecil, dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
N -2
t= rs
1 - (rs ) 2
Kesimpulan :
1. Jika t hitung ³ t tabel (a = 0,05) maka Ho ditolak, berarti ada hubungan
signifikan antara unsur-unsur dinamika kelompok P3A dengan kinerja P3A di
Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten.
2. Jika t hitung < t tabel (a = 0,05) maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara unsur-unsur dinamika kelompok P3A dengan kinerja P3A
di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
A. Keadaan Geografis
Kecamatan Delanggu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Klaten yang terletak di daerah dengan ketinggian rata-rata 133 meter dpl. Luas
wilayah merupakan potensi yang dimiliki masyarakat yang dapat
dimanfaatkan secara optimal. Tata guna lahan dapat menggambarkan
sejauhmana penduduk disuatu wilayah dapat mendayagunakan luas lahan
yang ada agar lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat. Luas kecamatan
Delanggu kurang lebih 1.877,72 ha yang terdiri dari tanah sawah 1.334,41 ha,
tanah kering 458,9 ha dan lain-lain sebesar 84,81 ha.
Bentuk wilayah dari Kecamatan Delanggu adalah 99 persen datar
sampai berombak dan 1 persen lainnya adalah daerah berombak sampai
berbukit. Jarak Kecamatan Delanggu dengan pusat administratif adalah
sebagai berikut :
1. Jarak dari Desa atau Kelurahan yang terjauh kurang lebih 0,7 Km.
2. Jarak dari Ibukota Kabupaten atau Kota kurang lebih 18 Km.
3. Jarak dari Ibukota Provinsi kurang lebih 99 Km.
Adapun batas-batas wilayah dari Kecamatan Delanggu adalah sebagai
berikut:
1. Sebelah utara : Kecamatan Wonosari
2. Sebelah selatan : Kecamatan Ceper
3. Sebelah barat : Kecamatan Polanharjo
4. Sebelah timur : Kecamatan Wonosari
B. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk di suatu daerah menggambarkan kondisi sosial
ekonomi penduduk di daerah tersebut. Data keadaan penduduk di Kecamatan
Delanggu Kabupaten Klaten berdasarkan pada data Delanggu dalam angka
pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
1. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk per satuan unit
wilayah (Mantra, 2008). Kepadatan penduduk terdiri dari kepadatan
geografis dan kepadatan agraris. Kepadatan geografis merupakan jumlah
penduduk per satu km2 luas wilayah, sedangkan kepadatan penduduk
agraris adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan
pertanian.
Luas kecamatan Delanggu kurang lebih 1.877,72 ha sedangkan luas
lahan pertaniannya 1.334,41 ha. Penduduk Kecamatan Delanggu
berjumlah 44.760 jiwa, Kepadatan penduduk geografis dan agraris adalah
sebagai berikut ini.
44.760 jiwa
Kepadatatan PendudukGeografis = 2
= 2384,65 = 2.385 jiwa / km 2
18,77km
44.760 jiwa
Kepada tan PendudukAg raris = = 23,83 = 24 jiwa/ ha
1877,72 ha
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui kepadatan
penduduk geografis di Kecamatan Delanggu sebesar 2.385 jiwa/km2. yang
artinya setiap 1 km2 ada 2.385 jiwa yang tinggal di dalamnya Sedangkan
kepadatan penduduk agraris sebesar 24 jiwa/ha yang artinya setiap 1 Ha
lahan pertanian rata-rata digarap oleh 24 orang.
2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Keadaan penduduk berdasarkan produktivitasnya dapat dilihat dari
umur. Keadaan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk
mengetahui besarnya penduduk usia produktif dan penduduk usia non
produktif dalam kurun waktu tertentu di suatu wilayah. Menurut Mantra
(2008), usia nonproduktif adalah usia 0–14 tahun dan ≥ 65 tahun
sedangkan usia produktif adalah usia 15–64 tahun. Jumlah penduduk di
Kecamatan Delanggu adalah sebesar 44.760 jiwa. Keadaan penduduk
menurut umur dapat dilihat pada tabel 4.1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
14.182
= x100 = 46,3798 = 46
30.578 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
47
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
pengurus dan para anggota bekerja lebih giat dan bekerjasama dalam
pengaturan air irigasi. Dalam setiap satu aliran para anggota harus membayar
sekitar 10.000-15.000, iuran tersebut dikumpulkan dan digunakan untuk
membayar penjaga pintu air serta juga digunakan sebagai kas P3A Tani
Makmur. Apabila ada petani yang tidak bisa membayar, biasanya diberi
kelonggaran sampai 3 kali, dan apabila dalam 3 kali tidak membayar terpaksa
tidak diberi air sampai petani tersebut bisa membayar.
3. Perkumpulan Petani Desa Krecek (Tani Mulyo)
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Tani Mulyo terletak di Desa
Krecek Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten. P3A Tani Mulyo diketuai
oleh Bapak Kadiyo. P3A Tani Mulyo memiliki SK Bupati dengan nomor
411.6/1585/1996 pada tanggal 4 Maret 1996. Anggota P3A Tani Mulyo
berjumlah sekitar 150 petani. Desa Krecek tergolong desa yang mudah dalam
mendapatkan aliran air irigasi, sehingga para anggotannya hanya dikenai
biaya yang tidak terlalu mahal, yaitu sebesar Rp 5.000 setiap aliran. Kegiatan
pemeliharaan saluran irigasi biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali dan
bergotong royong antar anggota P3A Tani Mulyo.
4. Perkumpulan Petani Desa Delanggu (Ngudi Makmur)
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Ngudi Makmur terletak di
Desa Delanggu Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten. P3A Ngudi Makmur
diketuai oleh Bapak Teguh. Anggota P3A Ngudi Makmur berjumlah sekitar
130 petani. Kegiatan P3A Ngudi Makmur sudah berjalan cukup baik, hal ini
terlihat dari iuran rutin yang dilaksanakan di P3A Ngudi Makmur. Dalam
setiap satu aliran para anggota biasannya membayar sekitar Rp 10.000, iuran
tersebut dikumpulkan digunakan sebagai kas P3A Ngudi Makmur. P3A Ngudi
makmur dalam melaksanakan kegiatan rapat rutin sudah memiliki gubuk
pertemuan sendiri, walaupun gubuk pertemuan tersebut masih sangat
sederhana tapi selalu digunakan dalam kegiatan P3A Ngudi Makmur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
B. Identitas Responden
Identitas responden dari sampel penelitian adalah identitas petani yang
menjadi anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang meliputi, umur,
pendidikan formal, luas lahan dan status penguasaan lahan. Identitas responden
dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Distribusi responden menurut identitas responden
No. Identitas Responden Jumlah Persentase
1. Umur responden
a. Usia produktif (15-64 tahun) 36 90
b. Usia nonproduktif (≥ 65 tahun) 4 10
Jumlah 40 100
2. Tingkat pendidikan formal
a. Tidak bersekolah 3 7,5
b. Tidak tamat SD 0 0
c. Tamat SD 9 22,5
d. Tamat SMP 14 35
e. Tamat SMA 14 35
f. D1/D2/D3/S1 0 0
Jumlah 40 100
3. Status Penguasaan dan Luas Lahan (Ha)
a. Pemilik Penggarap
1) 0 - 0,5 29 72,5
2) 0,56 - 1 3 7,5
3) 1,1 - 1,5 0 0
b. Penyakap
1) 0 - 0,5 8 20
2) 0,56 - 1 0 0
0 0
3) 1,1 - 1,5
Jumlah 40 100
Sumber : Analisis Data Primer
1. Umur Responden
Umur responden dibedakan menjadi dua yaitu umur yang tergolong
produktif (penduduk umur 15-64 tahun) dan umur yang tergolong non
produktif (penduduk umur >65 tahun) (Mantra, 2008). Dari tabel 5.1
menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada usia produktif yaitu 15-
64 tahun sebanyak 36 orang (90 %) sedangkan responden yang tergolong
dalam usia non produktif sebanyak 4 responden (10 %). Pada umumnya
responden yang memiliki usia produktif memiliki semangat yang lebih tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
Luas lahan yang dimiliki oleh responden pemilik penggarap adalah nol
sampai 0,5 hektar sebesar 72,5 % dan 7,5 % memiliki luas lahan 0,56 sampai
satu hektar. Rata-rata lahan yang dimiliki oleh petani di wilayah Kecamatan
Delanggu memang tidak terlalu luas hanya 0,5 hektar, sedangkan petani
penyakap mengusahakan lahan seluas nol sampai 0,5 hektar sebesar 20 %.
C. Dinamika Kelompok pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di
Kecamatan Delanggu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian dan tersaji
dalam tabel 5.2, maka dapat diketahui bahwa dinamika kelompok tergolong
sedang yaitu dengan nilai means sebesar 62,27. Sebanyak 21 responden (52,5 %)
dalam kategori tinggi, 17 responden (42,5 %) kategori sedang serta 2 responden
(5 %) termasuk dalam kategori rendah. Tingkat kedinamisan kelompok akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
54
55
kategori rendah. Besarnya nilai means pada fungsi tugas P3A adalah sebesar
11,55, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi tugas P3A barada dalam
kategori sedang.
Beberapa responden mengetahui tugas setiap pengurus, namun juga ada
yang hanya mengetahui sebagian tugas pengurus. Dengan mengetahui tugas
pengurus diharapkan para anggota dapat memonitoring tanggung jawab dari
setiap pengurus P3A. Beberapa pengurus belum memahami tugasnya dengan
baik, sehingga dalam melaksanakan tanggungjawabnya masih belum optimal
sebagai pengurus P3A.
4. Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok (group building and maintenance)
Pembinaan dan pemeliharaan kelompok (group building and
maintenance), merupakan upaya kelompok untuk tetap memelihara dan
mengembangkan kehidupan kelompok, meliputi ada tidaknya pembinaan serta
ketersediaan fasilitas kelompok.
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan pembinaan dan pemeliharaan
kelompok di Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kecamatan Delanggu
tergolong sedang. Sebanyak 5 responden (12,5 %) dalam kategori tinggi, 19
responden (47,5 %) dalam kategori sedang dan 16 responden (40 %) dalam
kategori rendah. Nilai means pada pembinaan dan pemeliharaan P3A sebesar
3,70 dan termasuk dalam kategori sedang.
Upaya yang terkait pembinaan dan pemeliharaan P3A sudah dilakukan
namun yang terkait dengan irigasi pertanian intensitasnya masih jarang sekali.
Pembinaan terkait pengairan dilakukan bersamaan dengan penyuluhan
pertanian saat akan musim tanam tiba, itupun dilakukan kurang rutin.
Kegiatan pembinaan di Kecamatan Delanggu kebanyakan terkait dengan
usaha tani seperti budidaya padi, pemupukan tanaman, hama dan penyakit
serta pengolahan lahan. Pembinaan kelompok dilakukan oleh PPL dari UPTD
Kecamatan Delanggu serta dilakukan oleh para pengurus kepada para anggota
P3A.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
58
59
Ngudi Makmur Desa Delanggu tergolong dalam kategori sedang dengan nilai mean
58,67. Dari keempat sampel P3A di Kecamatan Delanggu, tingkat dinamika
kelompok semuannya berada dalam kategori sedang. Berdasarkan urutan dari yang
terbesar ke yang terkecil adalah P3A Tani Mulyo (64,72), P3A Tani Makmur (63,60),
P3A Rukun Tani (61,50) dan P3A Ngudi Makmur (58,67). Tingkat kedinamisan
kelompok perlu lebih ditingkatkan lagi agar P3A benar-benar menjadi wadah dan
selalu memberikan manfaat kepada para petani khususnya dalam hal pemenuhan dan
pengelolaan air irigasi di tingkat desa atau petak tersier.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
areal persawahan anggota P3A. Pembagian air diukur dari kecukupan air,
penilaian pergiliran air serta pernah tidaknya mendapat air.
Pembagian air di Kecamatan Delanggu tergolong tinggi, dengan nilai
means sebesar 7,52. Hal ini berarti sistem pengairan yang ada di Kecamatan
Delanggu sudah cukup baik dan mencukupi para anggota P3A. Para petani di
Kecamatan Delanggu kebanyakan masih menggunakan cara tradisional dalam
tekhnik budidaya padinya, varietas yang ditanam seperti IR 64, memberamo
dan ciherang, sehingga dalam sistem tanamnya menggunakan air yang harus
rutin dan teratur. Dalam pengaturan air irigasi ada petugas yang mengawasi
dalam setiap pelaksanaan pembagian air irigasi, sehingga dengan pengawasan
tersebut diharapkan air dapat merata dan mencukupi para petani.
4. Penegakan Peraturan dan Sanksi
Penegakan peraturan dan sanksi yaitu upaya yang dilakukan agar
peraturan dan sanksi dapat dilaksanakan dengan baik. Penegakan peraturan
dan sanksi diukur dari tindakan yang dilakukan kepada anggota jika tidak
membayar iuran serta tidak ikut pemeliharaan jaringan irigasi
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa penegakan peraturan dan
sanksi di Kecamatan Delanggu tergolong tinggi, yaitu sebesar 4,77.
Pemberlakuan sanksi dilakukan apabila ada anggota P3A yang tidak
membayar iuran maupun tidak ikut pemeliharaan irigasi. Sanksi beragam dan
berbeda-beda, dari diberi peringatan, sampai berupa hukuman misalnya tidak
diberi air maupun harus membayar denda. Seperti halnya yang terjadi di P3A
Tani Makmur Desa Jetis, apabila ada petani yang tidak membayar iuran
irigasi sampai 3 kali maka akan diberi sanksi berupa tidak mendapatkan air
sampai petani tersebut membayar iuran irigasi, begitu juga apabila ada
anggota yang tidak ikut gotong royong pemeliharaan saluran irigasi akan
mendapatkan teguran secara lisan, maupun membayar sejumlah uang denda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
67
kepercayaan 95% nilai rs adalah 0,083 dengan thitung (0,513) < ttabel (2,021).
Dengan adanya suasana kelompok yang kondusif dan menarik maka akan
menumbuhkan semangat bagi setiap anggota untuk bersama-sama berusaha
mencapai tujuan kelompok P3A. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
memiliki suasana kelompok yang baik. Hal ini juga didukung dengan adanya
kekompakan kelompok yang baik. Suasana kelompok yang mendukung pun
sudah menjadi kebiasaan dalam kelompok P3A. Suasana P3A yang baik dapat
mendorong anggota untuk berpartisipasi aktif dalam mengeluarkan pendapat.
Sementara itu, pada P3A di Kecamatan Delanggu, anggota yang sering
mengajukan usulan atau pendapat tidak sebanding jumlah anggota. Terkadang
yang sering mengajukan pendapat atau usulan hanya mereka yang aktif
berbicara, sementara yang lain tidak. Semakin banyak usulan yang diajukan,
maka akan semakin banyak pilihan untuk menuju kemajuan kelompok. Begitu
pula ketika hanya beberapa orang saja yang mengajukan pendapat atau usul,
maka pilihan untuk kemajuan semakin terbatas.
7. Hubungan antara Tekanan Kelompok (X7) dengan Kinerja P3A (Y)
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa antara tekanan kelompok
dengan kinerja P3A terdapat hubungan yang signifikan dengan rs sebesar
0,504 dan thitung 3,597 > ttabel 2,021 pada taraf kepercayaan 95%. Adanya
pelaksanaan peraturan dan sanksi terkait irigasi, membuat para anggota akan
semakin aktif dalam pelaksanaan kegiatan P3A, baik hadir dalam kegiatan
rapat P3A maupun dalam kegiatan pemeliharaan saluran irigasi. Anggota P3A
dengan kesadaran sendiri akan berupaya melaksanakan peraturan serta
kegiatan yang ada dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
8. Hubungan antara Efektifitas kelompok (X8) dengan Kinerja P3A (Y)
Efektifitas kelompok merupakan keberhasilan kelompok untuk
mencapai tujuannya. Berdasar tabel 5.4 menunjukan adanya hubungan yang
signifikan antara efektifitas kelompok dengan kinerja P3A dengan rs sebesar
0,658 dan thitung 4,125 > dari ttabel 2,021 pada taraf kepercayaan 95%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dinamika kelompok
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Delanggu Kabupaten
Klaten, untuk mengkaji kinerja P3A di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten
serta untuk mengkaji hubungan antara dinamika kelompok P3A dengan kinerja
P3A di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji hubungan
antara dinamika kelompok dengan kinerja P3A di Kecamatan Delanggu, maka
dapat dibuat beberapa kesimpulan bahwa :
1. Dinamika Kelompok pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di
Kecamatan Delanggu tergolong dalam kategori sedang. Adapun kategori
variabel dinamika kelompok adalah:
a. Tujuan kelompok pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di
Kecamatan Delanggu tergolong dalam kategori sedang, artinya sebagian
anggota memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesesuaian terhadap
tujuan.
b. Struktur kelompok pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di
Kecamatan Delanggu tergolong dalam kategori sedang, artinya sebagian
anggota telah memahami dan melaksanakan tugas sesuai dengan struktur
organisasi.
c. Fungsi tugas pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan
Delanggu tergolong dalam kategori sedang, artinya sebagian anggota
maupun pengurus memahami fungsi tugasnya dengan baik.
d. Pembinaan dan pemeliharaan kelompok Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A) di Kecamatan Delanggu tergolong dalam kategori sedang,
artinya sebagian kegiatan pembinaan yang terkait jaringan irigasi
intensitasnya masih jarang, walaupun sudah ada kegiatan pembinaan.
e. Kekompakan kelompok pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di
commit todalam
Kecamatan Delanggu tergolong user kategori sedang, artinya semua
69
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
commit to user