Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PELAYANAN IMUNISASI

JL. JAMBANGAN KEBON AGUNG NO.8 SURABAYA 60233

NO (031) 8282350 / (031) 8297578

Email :cempakaputihpermata@gmail.com

1
DAFTAR ISI

COVER
PENDAHULUAN………………………………………………………………. 2
DEFINISI………………………………………………………………………… 3
TUJUAN…………………………………………………………………………. 3
RUANG LINGKUP……………………………………………………………… 4
TATALAKSANA………………………………………………………………… 5
DOKUMENTASI ……………………………………..………………………. 8
PENUTUP....................................................................................................... 9

2
KeputusanDirektur
Nomor :
Tanggal :

BAB I
PENDAHULUAN

I DEFINISI
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin, yakni bakteri atau virus yang sudah dilemahkan , dibunuh, atau bagian-
bagian dari virus (bakteri) yang sudah dimodifikasi.Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari
penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Pelayanan imunisasi adalah proses memasukkan vaksin dalam tubuh seseorang melalui metode
oral atau injeksi oleh petugas medis.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1. TBC Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG.
2. Difteri, Pertusis,Tetanus ,dan Meningitis
3. Poliomyelitis
4. Hepatitis B
5. Campak

II.TUJUAN
1. mengurangi angka penderita suatu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
2. Panduan bagi petugas RSIA Cempaka Putih Permata dalam melakukan pelayanan imunisasi

3
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan imunisasi bayi di RSIA cempaka Putih Permata meliputi:
1. Imunisasi HB0
2. Imunisasi BCG
3. Imunisasi polio
4. Imunisasi pentabio (DPT-HB-Hib)
5. Imunisasi campak

4
BAB III
TATA LAKSANA
I. PENYIMPANAN VAKSIN
1. Cold Room: suhu 2 oC s/d 8 oC untuk vaksin BCG, Campak, DPT, TT, dan lain-
lain.Suhu -20 oC untuk vaksin Polio
2. Diterapkan aturan system First In First Out (FIFO System), Expire Date, dan
VVM System
3. Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep B, DTP-HB)
jauh dari evaporator.
4. Jangan letakkan vaksin di pintu.
5. Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara.
6. Letakkan termometer dan freeze tag diantara kotak vaksin yang peka pembekuan.
7. Selalu letakkan botol berisi air (cool pack) di bagian bawah lemari es.

II. PENCAIRAN BUNGA ES


1. Dilakukan apabila ketebalan bunga es mencapai 0,5 cm.
2. Pindahkan vaksin ke dalam kotak vaksin atau lemari es lain.
3. Cabut stop kontak lemari es/freezer (jangan mematikan lemari es/freezer dengan
memutar termostat).
4. Selama pencairan bunga es, pintu lemari es/freezer harus tetap terbuka.
5. Biarkan posisi tersebut sampai bunga es mencair semuanya.
6. Pencairan dapat dipercepat dengan menyiram air hangat ke dalam lemari es.
Jangan menggunakan pisau atau benda tajam lainnya untuk mencongkel bunga es.
Setelah cair, bersihkan embun/uap air yang menempel pada dinding bagian dalam
lemari es.

III. PENANGANAN VAKSIN BILA LISTRIK PADAM


1. Jangan membuka pintu lemari es/freezer.
2. Periksa termometer, pastikan suhu masih diantara 2 oC s/d 8 oC untuk lemari Es
(chiller) atau -15o s/d -25 oC untuk freezer.

5
3. Hidupkan generator.
4. Apabila suhu lemari es/chiller mendekati +8 oC masukkan coolpack secukupnya.
5. Apabila suhu freezer mendekati -15 oC masukkan cold pack secukupnya.
6. Tindakan ini hanya berlaku 2 x 24 jam.
7. Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan mengirim ke tempat
lain yang bisa menyimpan

IV. PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI

A. Pemberian imunisasi BCG


1. Beri salam pasien dan keluarga
2. Petugas memeriksa status imunisasi di buku KIA/KMS untuk menentukan imunisasi apa
yang akan diberikan
3. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya
4. Petugas menimbang dan mengukur suhu bayi
5. Petugas menyiapkan alat dan vaksin BCG
6. Masukkan pelarut BCG kedalam spuit 3 cc, lalu larutkan pada vaksin bcg kering.
7. Cuci tangan
8. Aspirasi vaksin BCG sebanyak 0,05 cc
9. Ganti jarum jika vaksin BCG di ambil dari dalam vial
10. Bantu pasien memperoleh posisi yang nyaman dengan akses lokasi penyuntikan vaksin
(lengan atas lateral) yang mudah
11. Buka pakaian pasien pada area yang akan disuntik
12. Kenakan sarung tangan
13. Lakukan desinfeksi menggunakan kapas alkohol
14. Regangkan kulit lokasi penyuntikan dengan ibu jari tangan non-dominan
15. Lakukan penyuntikan dengan sudut 15 derajat pada lengan atas lateral
16. Dorong plunger secara perlahan sehingga vaksin masuk ke dalam jaringan
17. Keluarkan jarum
18. Buang spuit ke dalam bengkok atau safety box
19. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

6
20. Evaluasi tindakan yang sudah dilakukan
21. KIE keluarga tentang efeksamping imunisasi bcg. Bahwa setelah beberapa minggu
pemberian vaksin akan timbul benjolan di bekas suntikan
22. Kie keluarga jadwal imunisasi berikutnya
23. Catat tindakan di buku KIA/KMS dan rekam medis.

B. Pemberian imunisasi pentabio (DPT,HB,Hib)


1. Petugas mencuci tangan.
2. Pastikan vaksin yang akan di gunakan
3. Ambil 0,5 cc vaksin pentabio
4. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas DTT
5. Suntikan secara intra muskuler (im)
6. Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT, berikan obat penurun
panas / antipiretik kepada ibu anak tersebut.
7. Anjurkan kompres hangan di lokasi penyuntikan.
8. KIE jadwal imunisasi berikutnya
9. Catat pada buku KIA/KMS dan Rekam medis.

C. PEMBERIAN IMUNISASI HBO


1. Cuci tangan
2. Keluarkan vaksin HB0 dari kemasan
3. Dorong dan tekan dengan cepat penutup jarum ke dalam port. Jarak antara penutup jarum
dengan port akan hilang dan terasa ada klik
4. Oleskan kapas DTT di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan
5. Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk
6. Keluarkan penutup jarum
7. Pegang vaksin HB0 dan suntikan jarum dengan sudut 900 di 1/3 paha luar bayi sebelah
kanan
8. Tekan reservoir (gelembung vaksin) untuk memsukkan vaksin, setelah reservoir kempes
cabut uniject dari paha bayi dengan cepat.

7
9. Tekan paha bayi dengan kapas DTT
10. Dokumentasikan pada buku KIA

D. PEMBERIAN VAKSIN POLIO


1. Beri salam kepada pasien dan keluarga
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
4. Kaji kesiapan pasien dan keluarga untuk menjalani prosedur
5. Cuci tangan
6. Buka penutup vial vaksin polio
7. Ganti penutup vial dengan dropper
8. Bantu pasien memperoleh posisi yang nyaman (dipangku untuk bayi) dengan kepala
sedikit hiperekstensi
9. Kenakan sarung tangan
10. Buka mulut pasien. Mulut bayi dapat dibuka dengan menekan kedua pipi menggunakan
jari telunjuk dan tangan ibu jari non-dominan
11. Dengan menggunakan tangan dominan, teteskan dua tetes vaksin polio ke dalam mulut
pasien. Atur jarak dropper dengan mulut bayi sekitar 5 cm
12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
13. Evaluasi tindakan yang sudah dilakukan

E. PEMBERIAN VAKSIN CAMPAK


1. Petugas cuci tangan
2. Menyiapkan spuit 5 cc dan 1 cc
3. Menyiapkan vaksin dan pelarutnya
4. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
5. Buka tutup vaksin dengan menggunakan gergaji ampul
6. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada(5 cc)
7. Ambil 0,5 vaksin campak yang telah dilarutkan
8. Gunakan sarung tangan
9. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas DTT

8
10. Suntikan secara subcutan (sc)
11. KIE keluarga kapan harus imunisasi boster
12. Tulis di buku KIA dan rekam medis

F. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENANGANAN VAKSIN

1. Vaksin tidak boleh dikeluarkan dari refrigerator/freezer kecuali untuk pemakaian atau
pengiriman.
2. Pintu refrigerator jangan terlalu sering dibuka (WHO menganjurkan maksimum 4 x
sehari).
3. Vaksin harus disimpan di refrigerator /freezer segera setelah diterima.
4. Setiap personil/staf yang bertanggung jawab terhadap penanganan vaksin harus
mengetahui cara penyimpanan yang benar.
5. Refrigerator Vaksin hanya dipergunakan untuk penyimpanan vaksin saja.
6. Proses defrost harus dilakukan jika terjadi penumpukan es lebih dari 1 cm, dan selama
proses pendefrosan vaksin harus disimpan pada Lemari Es dan dimonitor suhunya.
7. Harus ditunjuk seorang personil dan cadangan untuk bertanggung jawab terhadap
penanganan vaksin.
8. Setiap penyimpanan vaksin harus mempunyai alat pengukur suhu yang disertifikasi dan
dikalibrasi.
9. Seluruh pengukur suhu tersebut harus tersambung pada sistem alarm.
10. Suhu harus dicatat 3x sehari untuk memastikan suhu yang sesuai dengan persyaratan dan
setiap personil yang menangani vaksin harus mengetahui batas rendah dan tinggi suhu
yang diisyaratkan.
11. Setiap personil tersebut harus mendapatkan training tentang pentingnya penanganan
dantransportasi vaksin yang baik.
12. Penyimpanan vaksin harus memungkinkan aliran sirkulasi udara yang baik untuk setiap
produk.
13. Seluruh vaksin jerap harus disimpan di tempat yang terhindar dari suhu beku dan kontak
langsung dengan es.

9
G. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
1. Vaksin HB0 diberikan 1x pada usia 0-7 hari.
2. Vaksin BCG diberikan 1x pada usia sebelum 2 bulan
3. Vaksin polio diberikan pertama kali bisa bersamaan dengan BCG lalu diulang minimal 4
minggu selama 4x
4. Vaksin pentabio (DPT-HB-Hib) diberikan setelah usia 2 bulan diulang minimal 4 minggu
selama 3x.
5. Vaksin campak diberikan 1x pada anak usia lebih 9 bulan

10
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Buku KIA/KMS

2. Rekam medis

11
BAB V

PENUTUP

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.


Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin
membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap
penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi
penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin
jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka
banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.

Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin
terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk
mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai
membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan
kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah
menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.

Surabaya, 3 Januari 2019


Direktur
RSIA Cempaka Putih Permata

dr.Hj. Candra Damayanti, SpOG

12

Anda mungkin juga menyukai