PTERIGIUM
OLEH :
Noviyanti
PEMBIMBING :
2019
BAB I
Latar Belakang
1
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : NM
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Kuta, Pujut, Lombok Tengah
Pekerjaan : Pramusaji
Pendidikan : Tidak sekolah
Tanggal Pemeriksaan : 7 Mei 2018
2. Anamnesis
Keluhan Utama:
Rasa tidak nyaman pada mata kanan seperti ada yang mengganjal.
Keluhan Tambahan:
Mata kanan perih, perih, terkadang terasa gatal dan disertai merah,, serta mata
terasa sangat kabur .
2
keluhan gatal seperti berpasir, silau (-), lendir (-), cairan kental (-),
penglihatan berbayang (-), riwayat trauma pada mata (-), nyeri kepala (-).
Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku sebelumnya tidak pernah melakukan pengobatan terhadap
kondisi mata kanan pasien.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap debu, maupun riwayat alergi
obat dan makanan.
3
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan Tanda Vital
Nadi : 84 kali/menit
Frekuensi Napas : 20 kali/menit
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Suhu : tidak dievaluasi
Status Lokalis
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus 6/6 6/6
2. Posisi Bola Mata
Hirschberg Ortoforia Ortoforia
Cover-uncover Ortotropia Ortotropia
3. Pergerakan Bola Mata Baik ke segala Baik ke segala
arah arah
4
Superior Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
5. Palpebra Edema (-) (-)
Inferior Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
6. Konjungtiva Anemi (-) (-)
Palpebra Hiperemi (-) (-)
Superior Cobble (-) (-)
stone
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
7. Konjungtiva Anemi (-) (-)
Palpebra Hiperemi (-) (-)
Inferior Cobble (-) (-)
stone
Sikatrik (-) (-)
8. Konjungtiva Injeksi (-) (-)
Bulbi Konjungtiva
Injeksi Siliar (-) (-)
Hiperemi (-) (-)
Massa (-) (-)
Jaringan (+) Terdapat (+) Terdapat
Fibrovaskul jaringan jaringan
er fibrovaskuler pada fibrovaskuler pada
mata kanan, sisi mata kiri, sisi
nasal, berbentuk nasal, berbentuk
segitiga dengan segitiga dengan
puncak pada puncak pada
5
bagian bagian kornea,
kornea,(dari kantus (dari kantus
medialis) dan medialis) dan
belum menembus, menembus limbus
berwarna putih sejauh ± 1 mm,
kemerah-merahan berwarna putih
kemerah-merahan.
9. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Edema (-) (-)
Massa (-) (-)
10. Bilik Mata Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Depan Hifema (-) (-)
Hipopion (-) (-)
11. Iris Warna Coklat Coklat
6
4. Foto Mata Pasien
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan :
SUBJECTIVE
Mata Kanan (OS)
Rasa yang tidak nyaman seperti ada yang mengganjal
Mata perih, terkadang terasa gatal dan disertai merah
Mata terasa kabur dan sulit melihat
Mata Kiri (OD)
Tidak ada keluhan
7
OBJECTIVE
OD OS
8
2. Analisa Kasus
Rasa yang tidak nyaman seperti ada yang mengganjal pada kedua mata
Rasa mengganjal pada pterigium disebabkan oleh tumbuhnya jaringan
fibrovaskular baru pada konjungtiva bulbi yang kemudian mengenai bagian
kornea. Hal ini diduga disebabkan oleh iritasi kronis akibat angin, debu,
cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui
dengan jelas. Namun, secara patologi pterigium merupakan penyakit yang
bersifat degeneratif dan terjadi sebagai akibat dari kondisi hiperplastik
konjungtiva. Jaringan subkonjungtiva mengalami degenerasi elastotik dan
berproliferasi sebagai jaringan granulasi vaskular di bawah sel epithelium,
yang pada akhirnya terus tumbuh ke arah kornea. Adanya faktor risiko berupa
paparan tinggi terhadap debu, angin, dan sinar ultraviolet yang terkandung pada
sinar matahari dapat mengiritasi permukaan mata, hal ini akan mengganggu
proses regenerasi jaringan konjungtiva dan diganti dengan pertumbuhan berlebih
dari jaringan fibrous yang mengandung pembuluh darah.
9
3. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada diagnosis:
Diagnosis kerja :
Pterigium Grade I Okuli Dextra grade IV
Diagnosis Banding :
Pseudopterigium
Pinguekula
Diagnosis pterigium grade I-II ODS ini ditegakkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan. Melalui anamnesis, didapatkan keluhan-
keluhan pasien seperti ada rasa tidak nyaman pada mata kiri seperti ada yang
mengganjal. Pasien juga sering mengeluhkan mata merah dan, perih, ini
merupakan tanda iritasi mata yang dapat timbul pada pasien dengan pterigium.
Selain itu, dari anamnesis juga didapatkan informasi mengenai pekerjaan,
lingkungan dan kebiasaan hidupnya yang mendukung terjadinya pterigium.
Pada pemeriksaan fisik pasien kasus ini didapatkan adanya jaringan
fibrovaskuler pada mata kiri, sisi nasal, berbentuk segitiga dengan puncak
pada bagian kornea (dari kantus medialis) dan telah menembus limbus sejauh
± 1 mm, berwarna putih kemerah-merahan dan pada mata kanan didapatkan
jaringan fibrovaskuler, sisi nasal, berbentuk segitiga dengan puncak pada
bagian kornea (dari kantus medialis) dan dengan belum menembus limbus,
berwarna putih kemerah-merahan. Temuan pada pemeriksaan ini, dapat
mengarahkan ke diagnosis pterigium grade I OD dan pterigium grade II OS.
4. Planning
Usulan Pemeriksaan Lanjutan
Tidak ada usulan pemeriksaan lanjutan yang spesifik karena telah terbentuk
jaringan fibrovaskular yang dapat terlihat dengan menggunakan penlight
sehingga pemeriksaan yang telah dilakukan sudah dapat menentukan
diagnosis.
10
Usulan tatalaksana
- Artifisial Tears
- Anti inflamasi topikal apabila mata meradang
- PRO Eksisi pterigium
5. KIE
- Pasien dijelaskan mengenai penyakit yang dialami oleh pasien.
- Memberikan informasi mengenai faktor resiko terjadinya penyakit dan
menghindari faktor resiko yang dapat memperparah pterigium, yaitu
dengan menggunakan kaca mata hitam jika menyebrang dan berkendara
maupun saat melakukan aktivitas di luar rumah untuk mengurangi paparan
debu, angin dan sinar matahari langsung.
- Pasien dan keluarga diberikan informasi untuk menjaga kebersihan pasien
terutama bagian mata pasien agar terhindar dari infeksi sekunder.
6. Prognosis
Prognosis
- Ad vitam : bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
11
BAB IV
KESIMPULAN
Pasien datang ke Poli Mata RSU Gerung dengan keluhan mata kanan tidak
nyaman seperti ada yang mengganjal. Keluhan rasa mengganjal tersebut diarsakan
sejak + 3 bulan yang lalu. Pasien mengatakan keluhan ini dirasakan pada kedua
mata dengan rasa mengganjal yang pada awalnya tidak terlalu menganggu dan
semakin lama rasa mengganjal ini dirasakan semakin berat dan mengganggu.
Pasien mengatakan setiap bangun tidur pada pagi hari matanya selalu berwarna
merah. Selain itu pasien juga mengeluh mata perih, terkadang terasa gatal dan
disertai kemerahan. Keluhan mata kabur disangkal oleh pasien. Pasien
menyangkal adanya keluhan gatal seperti berpasir, silau (-), lendir (-), cairan
kental (-), penglihatan berbayang (-), riwayat trauma pada mata (-), nyeri kepala (-
). Riwayat penyakit lainnya disangkal. Di keluarga tidak ada yang mengeluhkan
hal serupa. Diketahui pasien bekerja sebagai pramusaji di pulau gili yang
memiliki riwayat sering terpapar angin dan sinar matahari langsung saat
menyebrang dangan boat.
Pada pemeriksaan fisik, visus OD 6/20 dan visus OS 6/6. Pada
konjungtiva bulbi mata kanan (OD) terdapat jaringan fibrovaskuler, sisi nasal,
berbentuk segitiga dengan puncak pada bagian kornea (dari kantus medialis) dan
belum menembus limbus, berwarna putih kemerah-merahan. Dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan, pasien didiagnosis dengan Pterigium Okuli
dekstra grade IV
12