PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
ditegakkan lebih awal, cepat dan akurat serta penatalaksanaan yang tepat sangat
kejadian psoriasis karena salah satu kausa yang paling sering adalah psoriasis.
Dari beberapa pendapat para ahli, eritoderma dibagi menjadi dua sesuai
penyebabnya yaitu : eritoderma akibat alergi obat secara sistemik dan eritoderma
Pada eritoderma akibat alergi obat diperlukan anamnesis yang teliti untuk
mencari obat penyebabnya. Umumnya alergi timbul akut dalam waktu 10 hari dan
wujud kelainan kulitnya berupa eritema saja setelah fase penyembuhan barulah
disebabkan oleh psoriasis dan dermatitis seborik pada bayi. Faktor penyebab
psoriasis menjadi eritoderma ada 2 hal yaitu karena penyakitnya sendiri atau
1
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.B
Umur : 46 Tahun Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Sumbawa
Pekerjaan : IRT No.RM :032428
Alamat : Sumbawa
Tanggal : 10/06/2019
Status Pernikahan : Sudah Menikah
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Kulit terasa menebal, panas, gatal dan bersisik di seluruh tubuh sejak 2 minggu
yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien merupakan pasien rujukan dari Sumbawa dengan keluhan kulit terasa
menebal, panas, gatal, bersisik dan bengkak secara menyeluruh sesaat setelah
pasien melakukan tindakan operasi kaki (debridement). Awalnya saat pasien
masuk rumah sakit sebelum tindakan pasien tidak ada mengeluhkan keluhan
tersebut, awalnya 1 minggu setelah tindakan pasien mengeluhkan gatal di seluruh
tubuh yang gatalnya makin hari makin memberat lalu muncul bintik bintik merah
pada seluruh tubuh mulai ada kulit terkelupas dan badan bengkak kurang lebih 2
sampai 3 minggu saat bulan puasa, gatal dirasakan berawal dari tangan lalu
menyeluruh ke seluruh tubuh gatal di rasakan dengan skor 8 , disertai panas yang
juga adanya seperti bagian kulit yg menonjol cukup luas dan melepuh dengan
adanya cairan cairan bening di dalam setiap penonjolan tersebut, selanjutnya
disertai kulit bersisik di seluruh tubuh, lalu akhirnya pasien di rujuk ke RSUP
NTB.
2
Riwayat Penyakit Dahulu:
Tidak pernah seperti ini sebelumnya
DM (+) HT (+) Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga mengalami hal yang sama.
Riwayat Pengobatan :
- Pasien post tindakan debridement mendapatkan konsumsi beberapa obat
o Paracetamol ( baru di konsumsi post debridement)
o Cefadroxil ( baru di konsumsi post debridement)
o Simvastatin
o Metformin dan glibenklamid ( sudah di konsumsi sejak pasien
terdiagnosa DM/ sebelum tindakan debridement)
PEMERISAAN FISIK
IGD
STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis cooperatif
Tanda-tanda vital :
TD : 150/80
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36,40C
Keadaan gizi : baik
Pemeriksaan thorak : dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : seluruh tubuh
UKK : Makula - Plak berwarna kulit - Hiperpigmentasi,berbentuk
ireguler berbatas difus berukuran plakat disertai skuama kasar berwarana
putih dan ekskoriasi terdistribusi universal.
3
4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan laboratorium
o Darah rutin hemoglobin, hematokrit, leukosit
o Eritrosit, limposit, eusinofil
5
HASIL FOLLOW UP PASIEN SELAMA DI RAWAT
6
RESUME
Pasien wanita usia 46 tahun di rujuk ke IGD RSUDP NTB dengan keluhan
Kulit terasa gatal, bengkak, menebal, panas, dan bersisik di seluruh tubuh sejak 3
minggu yang lalu. Awalnya terasa gatal-gatal di pergelangan tanagn dan
punggung kaki lebih kurang 3 minggu yang lalu, setelah pasien melakukan
tindakan debridement dan di berikan obat antibiotic cefadroxil dan paracetaol
kemudian keluhan bengkak meberat gatal tidak tertahankan dan badan pasien
mulai lemas sehingga pasien di rujuk ke IGD RSUDP NTB. Dari hasil FU pasien
selama di rumah sakit keluhan gatal pasien semakin membaik dan keluhan
bengkak panas juga membaik setelah pemberian kortikosteroid injeksi
Dari status dermatologis ditemukan lokasi: seluruh tubuh, distribusi:
universal, bentuk: tidak beraturan, batas: difus, ukuran: plakat, efloresensi: primer
plak, hiperpigmentasi, eritema dan sekunder berskuama kasar.
DIAGNOSIS :
Eritroderma et causa suspec Erupsi Alergi Obat
DIAGNOSIS BANDING :
1. Psoriasis
2. Fixed Drug Eruption
7
TERAPI :
a. Umum :
- Hentikan penggunaan obat tersebut yang menyebabkan keluhan
- Makan makanan yang mengandung tinggi protein: seperti telur, ikan,
daging dan lain-lain.
- Kontrol ulang jika obat habis dan timbulnya keluhan lain.
b. Khusus :
- Sistemik
Kortikosteroid: methyprednisolon 2 x 4 mg tab. ( 10/06/2019)
Injeksi Dipenhydramin 50mg/24 jam (10/06/2019)
Injeksi kortikosteroid 62,5 mg/ 24 jam (11/06/2019)
Injeksi
- Minyak zaitun
PROGNOSIS
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Eritroderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro (red = merah) dan
derma, dermatos (skin = kulit), merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan
eritema mengenai 90% atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai
skuama. Pada beberapa kasus, skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada
eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak
disertai skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena
bersifat universal atau yang mencakup 90% permukaan tubuh diakibatkan oleh
pelebaran pembuluh darah pada kulit atau yang sering disebut eritema. Keadaan
tidak begitu tepat karena pada gambaran klinik dapat menghasilkan gambaran
kelainan kulit yang ada sebelumnya misalnya psoriasis atau dermatitis atopik.
9
II. EPIDEMIOLOGI
Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan lebih dari setengah
kasus dari eritroderma. Seperti yang telah disebutkan bahwa pasien dengan
peningkat jumlah pasien hari demi hari. Dengan penyebab utama ialah psoriasis
yang meluas oleh sebab itu insidensi meningkat seiring dengan insidensi psoriasis.
didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus adalah psoriasis berat.
Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita, namun paling sering
pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40 tahun,
meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia. Anak-anak bisa menderita
eritroderma lebih sering diakibatkan oleh alergi terhadap obat. Alergi terhadap
obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat
secara tradisional.
III. ETIOLOGI
selalu sekunder. Eritroderma dapat disebabkan oleh 3 hal yang sudah diketahui
obat yang terjadi secara sistemik ialah proses masuknya obat kedalam
10
tubuh dengan cara apapun termasuk melalui mulut, hidung, suntikan/infus,
Gambaran klinisnya adalah eritema universal. Bila ada obat yang masuk
lebih dari satu yang masuk ke dalam tubuh, diduga sebagai penyebabnya
a) Psoriasis
akibat pengobatan psoriasis yang terlalu kuat. Oleh sebab itu perlu
b) Dermatitis seboroik
11
dikenal sebagai penyakit Leiner atau eritroderma deskuamativum.
liken planus.
Jadi setiap kasus eritroderma yang tidak termasuk akibat alergi obat dan
akibat perluasan penyakit kulit lain harus dicari penyebabnya, yang berarti
foto toraks, untuk melihat adanya infeksi penyakit pada alat dalam atau
pria berkisar usia 64 tahun dan wanita berkisar 53 tahun. Sindrom ini
12
Pada sepertiga atau setengah dari pasien didapat splenomegaly,
limfosit atipik yang disebut sel sezary. Dapat disebut sindrom sezary jika
jumlah sel sezary yang beredar 1000/m3 atau lebih atau melebihi 10% sel
yang beredar. Jika jumlah sel dibawah 1000/mm3 maka disebut sindrom
pre-sezary.
IV. PATOFISIOLOGI
diketahui bahwa akibat suatu agen dalam tubuh baik itu obat-obatan, perluasan
Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung.
Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairan
yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat,
basal.1
13
Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih
Eritroderma akut dan kronis dapat mengganggu mitosis rambut dan kuku
berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku. Pada eritroderma yang
progresif.
V. GEJALA KLINIS
kehilangan panas tubuh dan rusaknya pengendalian regulasi suhu tubuh yang
14
Kelainan kulit yang tampak secara umumnya timbul bercak eritema yang
dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu 12-48 jam. Deskuamasi yang difus
dimulai dari daerah lipatan, hingga menyeluruh.Bila kulit kepala sudah terkena,
dapat terjadi alopesia, perubahan kuku, dan kuku dapat terlepas. Dapat terjadi
limfadenopati dan hepatomegali. Skuama timbul setelah 2-6 hari, sering mulai di
daerah lipatan. Skuamanya besar pada keadaan akut, dan kecil pada keadaan
kronis. Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning. Kulit merah terang, panas,
Pada eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat kelainan kulit dapat
juga mengenai membrane mukosa. Umumnya alergi timbul akut dalam waktu 10
hari. Pada mulanya kulit hanya eritema universal terutama pada saat akut, setelah
15
Eritroderma yang terjadi akibat perluasan penyakit kulit lainnya
gejala awalnya didapati eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi
terjadinya psoriasis ditemukan kelainan kulit lebih eritematosa dan agak meninggi
Leiner) memberikan gejala klinisyang keadaan umumnya baik tanpa keluhan dan
gambaran kelainan kulit berupa eritema dapat pada seluruh tubuh disertai skuama
yang kasar.
16
Gambar 3.Eritroderma akibat Dermatitis seboroik
sudah dijelaskan pada etiologi termasuk dalam golongan ini adalah sindrom
Sezary. Sindrom ini ditandai dengan eritema berwarna merah membara yang
universal disertai skuama dan rasa sangat gatal. Selain itu terdapat infiltrat pada
kulit dan edema. Pada sepertiga hingga setengah pada pasien didapati
17
Gambar 4. Sindrom Sezary
18
VI. DIAGNOSIS
menentukan penyakit yang mendasarinya. Diagnosis yang akurat dari penyakit ini
universal dapat disertai dan tidak oleh skuama halus, karena harus melihat dari
tanda dan gejala yang sudah ada sebelumnya misalnya, warna hitam-kemerahan
dan perubahan kuku pada psoriasis; hiperkeratotik skala besar kulit kepala,
biasanya tanpa rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di CTCL.
relatif hiperkeratosis tanpa skuama, dan hiperkeratotik skala besar kulit kepala,
biasanya tanpa rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di CTCL dan
19
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Histopatologi
kasus, biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat
dan durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis
Sindrom Sezary ditemukan limfosit atipik yang disebut sel Sezary. Biopsi pada
kulit juga memberi kelainan yang agak khas, yakni terdapat infiltrat pada dermis
20
bagian atas dan terdapatnya sel Sezary. Disebut sindrom Sezary, jika jumlah sel
Sezary yang beredar 1000/mm3 atau lebih atau melebihi 10% sel-sel yang beredar.
gambaran sel T matang pada eritroderma jinak maupun ganas. Pada psoriasis
papilomatosis dan gambaran clubbing lapisan papiler dapat terlihat, dan pada
ikhtisioform dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi diulang dari tempat-tempat yang
1. Dermatitis atopik
dan memproduksi sirkulasi antibodi IgE yang tinggi, lebih banyak karena
terjadi pada usia berapa pun, tetapi biasanya timbul sebelum usia 5 tahun.
21
existing, pruritus yang parah, likenifikasi dan prurigo nodularis,
2. Psoriasis
topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas.
mencapai 34-39%.1
22
Psoriasis ditandai dengan adanya bercak-bercak, eritema berbatas
Gambar 7.
3. Dermatitis seboroik
dengan plak eritema yang sering terdapat pada daerah tubuh yang banyak
seboroik dapat terjadi pada semua umur, dan meningkat pada usia 40
tahun.5 Biasanya lebih berat apabila terjadi pada laki-laki dari pada wanita
23
dan lebih sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak dan
minum alkohol.1
Pada kepala tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe).
yang meningkat seperti pada psoriasi. Hal ini dapat menerangkan mengapa
imun.
24
Gambar 8. Dermatitis seboroik
IX. PENATALAKSANAAN
Pada eritroderma yang diakibatkan oleh alergi obat atau golongan I, obat
dengan kortikosteroid. Pada golongan I, yang disebabkan oleh alergi obat secara
Jika setelah beberapa hari tidak tampak perbaikan, dosis dapat dinaikkan. Setelah
pengobatan dengan ter pada psoriasis, maka obat tersebut harus dihentikan.
Eritroderma karena psoriasis dapat pula diobati dengan etretinat salah satunya
25
Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka lama (long term), yakni
baik. Dosis prednisone 3 x 1-2 mg sehari. Pada sindrom Sezary pengobatan terdiri
X. KOMPLIKASI
berat. Komplikasi dapat terjadi pada banyak sistem organ selain epidermis dan
dermis. Limpadenopati terjadi pada 60% dari sebagian besar kasus, Hepatomegali
ditemukan pada 20% kasus, spenomegali ditemukan pada 3% kasus dan semua
terutama oleh limfoma pada sindrom sezary. Komplikasi terjadi belum diketahui
secara pasti mekanismenya dan dapat terjadi pada stadium awal dan pada hampir
extrarenal water lostkarena penguapan air berlebihan melalui barrier kulit yang
rusak. Peningkatan extrarenal water lost ini menyebabkan kehilangan panas tubuh
26
yang menyebabkan hipotermia dan kehilangan cairan yang menyebabkan
output, yang bila terus berlanjut akan menyebabkan gagal jantung, dengan
manifestasi klinis seperti takikardia, sesak, dan edema.Oleh karena itu evaluasi
yang progresif.1,2
akibat eritroderma seperti hipotermia, edema perifer, dan kehilangan cairan dan
yang serius.
XI. PROGNOSIS
obat dihentikan dan diberi terapi yang sesuai. Penyembuhan golongan ini ialah
27
Eritroderma disebabkan oleh dermatosa dapat diatasi dengan pengobatan,
tetapi mungkin akan timbul kekambuhan. Kasus idiopatik adalah kasus yang tidak
terduga, dapat bertahan dalam waktu yang lama, seringkali disertai dengan
28
BAB IV
KESIMPULAN
hampir seluruh tubuh dan biasanya disertai skuama. Kelainan ini lebih banyak
didapatkan pada pria, terutama pada usia rata-rata 40-60 tahun. Penyebab
dan pengobatan topikal dengan pemberian emolien serta pemberian cairan dan
29
DAFTAR PUSTAKA
11. Tan GFL, Kong YL, Tan ASL, Tey HL, Uk M. Causes and Features of
Erythroderma Causes and Features of Erythroderma. 2014;(September
2018):1–5.
30
31