Peraturan Gateball Indonesia ini disusun oleh PB PERGATSI mengacu pada peraturan
Gateball dan Pedoman Wasit yang diterbitkan oleh World Gateball Union (WGU) pada
bulan September 2011 dan diperluas sesuai dengan perkembangan olahraga gateball
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia. Peraturan ini
diberlakukan untuk semua kegiatan pertandingan/kejuaraan gateball di Indonesia baik
yang diselenggarakan dalam skala lokal, regional, nasional, maupun internasional.
Kejuaraan gateball di Indonesia yang tidak menggunakan peraturan ini tidak diakui
sebagai kejuaraan yang dilaksanakan di bawah bendera Persatuan Gateball Seluruh
Indonesia (PERGATSI).
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan terus
disempurnakan/diperbaiki jika terdapat perkembangan-perkembangan dalam peraturan
pertandingan secara internasional.
PB PERGATSI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Lapangan gateball berbentuk empat persegi panjang dengan permukaan yang rata,
bebas dari segala macam penghalang,serta dibatasi oleh Garis Pembatas Lapangan;
2. Pemain adalah anggota tim yang nama-namanya sudah didaftarkan oleh kapten tim
kepada Wasit;
3. Stroker (Pemukul bola) adalah pemain yang nomor urutnya telah dipanggil oleh
wasit untuk melakukan pemukulan bola;
4. Pemukulan bola adalah kegiatan stroker untuk melakukan pemukulan terhadap bola
sendiri dengan menggunakan permukaan kepala Stick;
5. Pemukulan bola start adalah kegiatan stroker mulai dari meletakkan bola sendiri yang
belum masuk Gate Pertama di area start dengan tangan,sampai dengan melakukan
pemukulan bola;
6. Masuk gate dengan poin yang dikenal dengan istilah ”gate-tsuka” adalah pergerakan
bola di dalam lapangan dari arah depan ke arah belakang gate dan masuk melewati
gate-line dengan sempurna pada kesempatan pertama;
7. Touch adalah kejadian hasil pemukulan bola oleh stroker yang mengenai bola lain
8. Sparking adalah pergerakan bola lain yang disebabkan oleh dampak pemukulan
terhadap bola sendiri setelah dilakukannya setting bola;
9. Setting bola adalah kegiatan yang dilakukan setelah terjadinya touch yang sah,
dimana bola sendiri dan bola lain hasil touch telah berhenti di arena dalam, kemudian
stroker mengambil bola hasil touch, lalu menginjak bola sendiri dan meletakkan bola
hasil touch menempel pada bola sendiri;
10. Bola di dalam (in-ball) adalah bola yang berada di Arena Dalam;
11. Bola di luar (out-ball) adalah bola yang berada di luar Arena Dalam;
12. Waktu wasit adalah waktu yang digunakan oleh wasit untuk mengatur pertandingan
selama pertandingan tersebut berjalan;
13. Bola sendiri adalah bola yang sedang dimainkan oleh stroker;
14. Bola yang sedang tidak dimainkan oleh stroker disebut sebagai bola lain.
BAB II
Bagian Pertama
Lapangan
Pasal 2
(1) Lapangan gatebal terdiri dari Arena dan Area Bebas (lihat Gambar 1)
(2) Arena gateball terdiri dari Arena Dalam dan Arena Luar.
(3) Ketentuan dalam pembuatan Arena Dalam :
a. Arena Dalam berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 15 meter dan
panjang 20 meter;
b. Arena Dalam dikelilingi (dibatasi) oleh Garis Dalam yang lebarnya 5 cm dengan
warna yang mudah dibedakan dari warna permukaan Arena;
c. Tepi terluar Arena Dalam adalah sisi luar Garis Dalam;
d. Garis Dalam terdiri atas Garis Pertama, Garis Kedua, Garis Ketiga, dan Garis
Keempat
e. Sudut antara Garis Keempat dan Garis Pertama disebut Sudut Pertama, sudut
antara Garis Pertama dan Garis Kedua disebut Sudut Kedua, sudut antara Garis
Kedua dan Garis Ketiga disebut Sudut Ketiga, dan sudut antara Garis Ketiga dan
Garis Keempat disebut Sudut Keempat.
(4) Ketentuan dalam pembuatan Arena Luar :
a. Arena Luar terletak antara Garis Dalam dan Garis Luar;
b. Jarak antara sisi terluar Garis Dalam dan sisi terluar Garis Luar antara 50 cm
sampai dengan 100 cm
c. Arena Luar dikelilingi (dibatasi) oleh Garis Luar yang cukup lebar dengan warna
yang mudah dibedakan dari warna permukaan Arena.
(5) Ketentuan dalam pembuatan Area Bebas
a. Area Bebas terletak antara Garis Luar dan Garis Pembatas Lapangan gateball;
b. Jarak antara sisi terluar Garis Luar dan sisi terluar Garis Pembatas Lapangan pada
prinsipnya antara 100 cm sampai dengan 150 cm
c. Area Bebas dikelilingi (dibatasi) oleh Pembatas Lapangan.
(6) Area Bebas hanya dapat ditempati oleh para pemain, manajer, dan pelatih;
(7) Pada Area Bebas dapat ditempatkan Area Tunggu dan Papan Nilai (score board):
a. Area Tunggu dapat dilengkapi dengan tempat duduk, bangku dan fasilitas
lainnya untuk manajer, pelatih dan para pemain
b. Papan Nilai diletakkan di pinggir lapangan yang mudah dilihat oleh kedua Tim,
maupun penonton serta penempatannya tidak berpotensi mengganggu jalannya
pertandingan.
Pasal 3
Komponen-komponen yang ada di dalam Arena terdiri atas Area Start, Gate, danGoal
Pole.
Pasal 4
(1) Gate terdiri dari Gate Pertama, Gate Kedua, dan Gate Ketiga.
(2) Ketentuan dalam Pembuatan Gate (lihat Gambar 2):
a. gate dibuat dari batang silindris yang dibentuk menyerupai huruf U terbalik
dengan diameter batang berkisar 1 cm (+/- 1 mm).
b. warna gate harus mudah dibedakan dengan warna Arena dan mudah dilihat;
c. kedua kaki gate berdiri tegak lurus di atas permukaan tanah, dengan ukuran lebar
bagian dalam gate 22 cm dan tinggi bagian dalam gate 19 cm.
d. pada bagian atas masing-masing gate diberi tanda nomor yang ukuran panjang
dan lebarnya maksimum 10 cm.
e. area di sekitar gate terdiri dari 2 (dua) wilayah yaitu bagian depan gate dan
bagian belakang gate, yang dibatasi oleh gate-line.
f. bagian depan Gate Pertama terletak diantara gate-line Pertama dengan Garis
Keempat, sedangkan bagian belakang Gate Pertama terletak diantara gate-line
Pertama dengan Garis Kedua.
g. bagian depan Gate Kedua terletak diantara gate-line Kedua dengan Garis
Pertama, sedangkan bagian belakang Gate Kedua terletak diantara gate-line
Kedua dengan Garis Ketiga.
h. bagian depan Gate Ketiga terletak diantara gate-line Ketiga dengan Garis Ketiga,
sedangkan bagian belakang Gate Ketiga terletak diantara gate-line Ketiga dengan
Garis Pertama.
(3) Penempatan Gate adalah sebagai berikut :
a. as Gate Pertama berjarak 4 m dari tengah Area Start yang berada pada Garis
Keempat, dan 2 m dari Garis Pertama menghadap ke Garis Keempat.
b. as Gate Kedua berjarak 12 m dari Sudut Kedua atau 8 m dari Sudut Ketiga, dan 2
m dari Garis Kedua menghadap ke Garis Pertama.
c. asGate Ketiga berjarak 10 m dari Sudut Ketiga atau Sudut Keempat, dan 2 m dari
Garis Keempat menghadap ke Garis Ketiga.
Area
Bebas Arah
Bola
MasukGawang
Sudut Prinispnya
100
–
150
cm Mendapatkanpoin
Ketiga Sudut
GarisKedua Kedua
Garis
8 12
m
Pembatas
Lapangan
2 0.50 m – 1 m
Gate
Kedua
Garis
0.50
m
–
1
m
Luar
15
11
m
Goal
Garis Garis
Ketiga Pertama
2
Gate
Pertama
Garis
Dalam Gate
Ketiga 4m
2
Area
2 1
4 3
Sudut
Sudut
10
Pertama
Keempat GarisKeempat
Gate
Ketiga 1m
Bagian 3
m
Bagian Belakang
Depan
Gate-‐line
3
1
Bagian
19
Cm
Depan
Cm
22
Bagian Cm
Belakang
Gate-‐line
Gambar 2. Gate
Pasal 6
2 Cm
GP
20 Cm
Gambar 3 Goal-Pole
Bagian Kedua
Perlengkapan
Pasal 7
Perlengkapan gateball terdiri atas Stick, Bola, Pengatur Waktu, Alat Pencatat, Papan
Nilai, Pengukur Jarak dan Alat Penanda dan Kartu Peringatan.
Pasal 8
(1) Stick terdiri dari Kepala Stick dan Tangkai Stick (lihat Gambar 4).
(2) Kepala Stick pada prinsipnya berbentuk silindris yang mempunyai 2 permukaan yang
sejajar dengan Tangkai Stick, sehingga garis tengah Kepala Stick tegak lurus dengan
Tangkai Stick.
(3) Permukaan Kepala Stick berdiameter minimum 3,5 cm dan maksimum 5 cm.
(4) Panjang Kepala Stick berkisar antara 18 – 24 cm.
(5) Tangkai Stick terpasang dengan kokoh ditengah-tengah Kepala Stick sehingga
membentuk seperti huruf T.
(6) Tangkai Stick termasuk pegangannya (grip) mempunyai panjang 50 cm atau lebih.
Pasal 9
(1) Bola gateball berbentuk bulat berdiameter 7,5 cm ( +/- 0,7 mm ) (lihat Gambar 4).
(2) Berat bola gateball 230 gr ( +/- 10 gr ).
(3) Bola gateball terbuat dari bahan Sintetik Resin.
(4) Jumlah bola gateball 10 buah yang terdiri atas 5 bola berwarna merah dan 5 bola
berwarna putih.
(5) Bola berwarna merah diberi nomor ganjil berwarna putih yaitu 1, 3, 5, 7,dan 9.
(6) Bola berwarna putih diberi nomor genap berwarna merah yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10.
(7) Ukuran tinggi nomor pada bola 5 cm.
(8) Setiap bola harus diberi tanda nomor paling tidak 2 buah pada tempat yang mudah
terlihat.
3
5
3,5
–
7,5
>
50
18
–
24
Pasal 10
(1) Perlengkapan pengatur waktu dalam permainan gateball terdiri atas dua jenis yaitu
untuk perhitungan waktu mundur 30 menit.
(2) Pengatur waktu mundur 30 menit digunakan untuk mengukur waktu lamanya
permainan.
Pasal 11
(1) Peralatan pencatat terdiri atas perlengkapan pencatat untuk rekaman data
pertandingan yang diperlukan oleh penyelenggara dan papan pencatat nilai untuk
mencatatkan nilai selama berlangsungnya pertandingan yang dapat dilihat oleh para
pemain, wasit maupun penonton.
(2) Pada papan pencatat harus dapat terlihat perolehan nilai untuk masing-masing bola.
Pasal 12
Untuk keperluan pemantauan jalannya pertandingan, perlu disediakan alat bantu yang
dapat digunakan:
a. untuk mengetahui jarak antar bola yang berdekatan yang diperkirakan kurang dari
10 cm.
b. sebagai tanda posisi bola yang akan dipindahkan sementara agar bola dapat
dikembalikan pada posisi semula.
BAB III
TIM
Bagian Pertama
Kategori Pertandingan
Pasal 13
Permainan gateball dapat dilakukan untuk kategori Beregu, Triple, Ganda, maupun
Perorangan. Untuk masing-masing kategori ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. untuk kategori Beregu, tim terdiri atas 5 orang pemain utama dan maksimum 3
orang pemain cadangan, untuk katagori beregu campuran dengan komposisi 3 : 2.
b. untuk kategori Triple, tim terdiri atas 3 orang pemain utama dan maksimum 2
orang pemain cadangan, untuk katagori triple campuran dengan komposisi 2 : 1,
c. untuk kategori Ganda, tim hanya terdiri atas 2 orang pemain tanpa pemain
cadangan, untuk katagori ganda campuran dengan komposisi 1 : 1.
d. untuk kategori Perorangan, pemain hanya 1 orang tanpa pemain cadangan;
e. salah satu pemain untuk kategori Beregu, Triple, maupun Ganda ditunjuk sebagai
kapten (ketua) tim.
f. setiap tim boleh memiliki seorang manajer dan seorang pelatih yang tidak
bermain.
Bagian Kedua
Tugas danKetentuan bagi
Manajer, Pelatih, Kapten, dan Pemain
Pasal 14
(1) Manajer bertanggungjawab atas seluruh perilaku dan kata-kata yang diucapkan
pemain;
(2) Manajer dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada wasit, pada saat suatu
masalah terjadi, dengan catatan waktu yang dipakai untuk bertanya tidak termasuk
bagian dari waktu wasit;
(3) Manajer dilarang mengulang pertanyaan yang sama, apabila pertanyaan pertama
telah ditanggapi/dijawab oleh wasit.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
(1) Semua pemain dalam satu tim harus mengenakan seragam yang sama dalam
turnamen resmi.
(2) Manajer, pelatih,dan pemain harus mengenakan sepatu olah raga.
(3) Pemain tidak boleh mengenakan asesories yang dapat menganggu jalannya
permainan/pertandingan.
(4) Manajer harus mengenakan tanda “Manajer” pada lengan kiri bagian atas
(5) Pelatih harus mengenaka tanda “Pelatih” pada lengan kiri bagian atas
(6) Kapten harus mengenakan tanda “Kapten” pada lengan kiri bagian atas
(7) Seluruh pemain utama maupun pemain cadangan yang menggantikan pemain utama
harus mengenakan nomor yang sesuai dengan nomor urut bolanya, dengan ketentuan:
a. Ukuran nomor minimal 10 cm;
b. Warna dan bentuk nomor harus mudah dilihat dan dimengerti; dan
c. Nomor dapat dikenakan hanya di bagian depan saja (di bagian dada), atau
dikenakan pada bagian depan (dada) dan belakang (punggung).
BAB IV
PERSIAPAN PERTANDINGAN
Pasal 20
(1) Kapten harus menyerahkan daftar urut nama pemain kepada wasit sebelum
pertandingan dimulai.
(2) Daftar urut pemain yang sudah diserahkan kepada Wasit tidak dapat diubah lagi.
Pasal 21
(1) Daftar nama pemain diserahkan oleh kapten kepada Wasit setelah dilakukan
pengundian oleh wasit.
(2) Kapten tim pemenang undian dapat memilih terlebih dahulu apakah akan memainkan
bola merahatau bola putih.
(3) Kapten tim yang kalah undian, mendapatkan kesempatan pertama untuk memilih
area tunggu.
Pasal 22
PELAKSANAAN PERTANDINGAN
Bagian Pertama
Dasar-Dasar Pertandingan
Pasal 23
Pasal 24
Bagian Kedua
Penggantian dan Pengunduran Diri Pemain
Pasal 25
(1) Pergantian pemain hanya dapat dilakukan oleh Pemain cadangan yang telah tercatat
pada lembar Pencatat.
(2) Pemain pengganti harus mengenakan nomor pemain yang diganti.
(3) Pemain yang diganti tidak diperbolehkan bermain kembali dalam game yang sama.
(4) Apabila diketahui ada pergantian pemain yang belum dilaporkan kepada wasit, maka
semua pergerakan bola hasil pemukulannyadinyatakan sebagai “hasil permainan
tidak efektif”
Pasal 26
Pasal 27
Apabila ada pemain mengundurkan diri atau absen pada saat pertandingan sedang
berjalan, maka :
a. manajer harus segera memberi tahu ketidak hadiran pemain kepada wasit;
b. nomor urut pemain yang tidak hadir menjadi nomor yang tidak aktif, namun
permainan dapat terus dilanjutkan walaupun ada pemain yang absen;
c. bola pemain yang absen apabila masih berada di dalam arena masih dapat
diintervensi (dilakukan touch dan spark) oleh stoker lainnya;
d. bola pemain yang absen apabila berada di luar arena sudah tidak dapat
dimainkan lagi;
e. setiap poin yang diperoleh dari bola pemain yang absen akibat intervensi oleh
stroker, tetap diperhitungkan.
BAB. VI
PENENTUAN KEMENANGAN
Pasal 28
Pasal 29
(1) Apabila pada akhir pertandingan, jumlah poin kedua tim sama, maka penentuan
pemenang pertandingan adalah sebagai berikut:
a. tim yang pemainnya mempunyai lebih banyak poin 5 (agari), dinyatakan sebagai
pemenang;
b. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin 5 pada kedua tim sama, maka tim
yang pemainnya mempunyai lebih banyak poin 3 (masukke Gate Ketiga),
dinyatakan sebagai pemenang
c. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin 5 maupun poin 3 pada kedua tim
sama, maka tim yang pemainnya mempunyai lebih banyak poin 2 (masuk ke Gate
Kedua), dinyatakan sebagai pemenang;
d. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin 5, poin 3, maupun poin 2 pada
kedua tim sama, maka dilakukan adu penalti
(2) Pelaksanaan adu penalti adalah sebagai berikut :
a. seluruh pemain berbaris sesuai nomor urutan bola nya masing-masing;
b. seluruh pemain secara bergantian memasukan bola ke Gate Pertama dari area
start;
c. bola yang dinyatakan poin adalah bola yang masuk Gate Pertama dengan
sempurna dan berhenti di Arena Dalam
d. tim yang pemainnya lebih banyak memasukkan bola dinyatakan sebagai
pemenang;
i. apabila secara matematik nilai salah satu tim sudah tidak mungkin terkejar
oleh tim lainnya, maka pertandingan dihentikan;
ii. pemain yang absen pada saat pertandingan berakhir tidak dapat mengikuti
adu penalti dan tidak boleh diganti oleh pemain lain;
d. apabila dengan adu penalti, poin kedua tim tetap sama, maka dilakukan penalti
satu lawan satu (”suddent death”), yaitu:
i. stroker nomor 1 dannomor 2 melakukan pemukulan untuk memasukkan bola
ke Gate Pertama;
ii. apabila poin kedua stroker tersebut sama, maka dilanjutkanoleh stroker
nomor 3 dannomor 4
iii. demikian seterusnya sampai mendapatkan pemenang;
iv. karena pemain yang absen pada saat pertandingan berakhir tidak dapat
diganti, maka pemain yang bersangkutan tidak memperoleh nilai.
(3) Apabila dengan cara sebagaimana diuraikan pada ayat (1) dan(2) di atas masih belum
dapat ditetapkan pemenangnya, maka pertandingan dapat dinyatakan draw/seri.
Pasal 30
Jika ada tim yang memperoleh poin 25, maka dinyatakan sebagai permainan sempurna
(perfect game), dan penentuan pemenangnya adalah sebagai berikut :
a. apabila tim bola merah mendapatkan poin sempurna sebagai hasil pemukulan
tim bola merah, maka pertandingan berakhir setelah stroker tim bola putih
nomor urut berikutnya diberikan kesempatan untuk melakukan pemukulan bola;
b. apabila tim bola putih mendapatkan poin sempurna sebagai hasil pemukulan
atauhasil spark tim bola merah, pertandingan dinyatakan selesai setelah hak
untuk melakukan pemukulan bola oleh tim bola merah selesai ;
c. apabila tim bola merah mendapatkan poin sempurna atas hasil pemukulan bola
atau hasil spark tim bola putih, pertandingan dinyatakan selesai setelah hak
untuk melakukan pemukulan bola oleh tim bola putih selesai;
d. apabila tim bola putih mendapatkan poin sempurna sebagai hasil pemukulan tim
bola putih, maka pertandingan langsung dinyatakan selesai;
e. apabila kedua tim mendapatkan poin sempurna, penentuan pemenangnya
mengikuti tatacara pada pasal 29
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
(1) Sebuah Tim dinyatakan memasukkan pemain yang tidak sah apabila:
a. Tim memasukkan pemain yang tidak terdaftar pada Pencatat
b. dalam pemeriksaan/inspeksi terdapat pemain yang memakai peralatan dan atau
seragam yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelum
pertandingan dimulai;
c. pemain yang diganti kembali bermain pada game yang sama.
(2) Sebuah Tim yang dinyatakan telah memasukkan pemain yang tidak sah dinyatakan
kalah dalam pertandingan dan tim lawan dinyatakan sebagai pemenang.
BAB. VII
ATURAN PERMAINAN
Bagian Pertama
Cara Bermain dan Hak-hak Pemain
Pasal 34
(1) Apabila pertandingan sudah dinyatakan dimulai, hanya Stroker, Wasit Kepala dan
Asisten Wasit yang boleh berada di Arena
(2) Hak Stroker dimulai setelah nomor urut nya dipanggil untuk melakukan pemukulan
bola.
(3) Hak Stroker berakhir :
a. setelah melakukan pemukulan, kecuali mendapatkan hak untuk melakukan
pemukulan tambahan;
b. setelah melakukan pemukulantambahan;
c. setelah dinyatakan melakukan kesalahan atau foul.
(4) Waktu untuk melakukan pemukulan bola maupun spark adalah 10 detik.
(5) Waktu 10 detik mulai dihitung:
a. ketika pemain dipanggil untuk melakukan pemukulan bola; atau
b. ketika bola hasil pemukulan atau spark telah berhenti, dan stroker akan
memanfaatkan hak untuk melakukan pemukulan bola berikutnya setelah
melakukan spark.
c. ketika stroker mendapat hak untuk melakukan spark.
(6) Jika hak untuk melakukan pemukulan bola telah habis, stroker diharuskan segera
keluar dari Arena.
Bagian Kedua
Pemukulan Bola, Sparking , Konfirmasi dan Permainan Efektif
Pasal 35
(1) Stroker boleh bertanya/melakukan konfirmasi kepada Wasit Kepala maupun Asisten
Wasit namun waktu untuk tanya-jawab tidak termasuk dalam waktu wasit.
(2) Konfirmasi dengan Wasit dapat dilakukan berkenaan dengan;
a. masuk/tidaknya bola ke dalamgate;
i. apakah stroker mendapat poin atau tidak apabila tepi bola yang terletak di
gate-line, kemudian bola terdorong masuk gate dari arah depan ke belakang
dengan sempurna;
ii. apakah bola yang sedang dalam proses settingpada waktu akan melakukan
spark, telah melewati gate-line atau tidak;
b. agari/tidaknya bila ada bola yang sudah melewati Gate Ketiga dalam keadaan
menempel pada goal pole;
c. terjadi/tidak nya touch
i. apakah bola sendiri danbola lain dalam keadaan menempel/tidak;
ii. bola mana yang berhasil di toucholeh bola sendiri;
d. menempel/tidaknya bola sendiri dengan bola (bola-bola) hasil touch dan
menempel/tidaknya bola (bola-bola) hasil touch dengan bola (bola-bola) lainnya
lagi
i. apakah bola sendiri menempel dengan bola (bola-bola) hasil touch
ii. apakah bola (bola-bola) hasil touch menempel dengan bola (bola-bola)
lainnya
Pasal 37
Pasal 38
Semua pergerakan bola yang dihasilkan oleh permainan yang benar/sah dinyatakan sah
Pasal 39
(1) Pergerakan bola dinyatakan sebagai pergerakan bola tidak sah, apabila terjadi:
a. pergerakan bola akibat adanya foul;
b. pergerakan bola akibat permainan tidak efektif;
c. pergerakan bola (bola-bola)lain akibat terkena bola yang belum masuk Gate
Pertama;
d. pergerakan bola tidak langsung akibat getaran gate atau Goal Pole;
e. pergerakan bola yang berasal dari luar (out-ball) yang tidak berhenti di Arena
Dalam;
f. pergerakan bola (bola-bola) akibat terkena pantulan bola Agari;
g. pergerakan bola hasil spark yang mengenai bola (bola-bola)yang ditempatkan
sementara (temporary ball);
h. pergerakan bola sendiri atau bola lain pada saat proses spark, yaitu:
i. setelah terjadi touch dengan bola lain, bola sendiri menempel dengan bola
hasil touch dan pada saat pengambilan bola hasil touch tersebut, bola
sendiri bergerak;
ii. setelah terjadi touch dengan bola lain, bola hasil touch menempel dengan
bola lainnya lagi dan pada saat pengambilan bola hasil touch tersebut, bola
lainnya tadi bergerak;
iii. setelah terjadi touch dengan beberapa bola lain, bola sendiri menempel
dengan beberapa bola hasil touch, pada waktu akan melakukan penempatan
sementara, bola sendiri atau salah satu dari bola hasil touch bergerak;
i. Disampingpergerakan bola sebagaimana diuraikan pada huruf a. sampai dengan
huruf hdi atas, pergerakan lainnya yang dapat dinyatakan tidak sah oleh wasit
adalah
i. pergerakan bola yang berada pada posisi out-ball yang terkena bola yang
menuju keluar Arena;
ii. pergerakan bola yang diakibatkan tersentuh oleh atribut/seragam;
iii. pergerakan bola yang diakibatkan oleh kondisilapangan/cuaca;
(2) Bola-bola yang bergerak akibat terkena pergerakan bola yang tidak sah harus
dikembalikan ketempat semula.
(3) Bola-bola yang bergerak akibat terkena pergerakan bola yang sah tidak boleh
dikembalikan ketempat semula.
(4) Apabila ada pergerakan bola tidak sah menyentuh bola yang pergerakannya sah,
maka posisi bola dari pergerakan yang sah tadi sesuai dengan tempat berhentinya
bola tersebut.
Pasal 40
(1) Pemukulan bola hanya boleh dilakukan oleh stroker terhadap bolanya sendiri dengan
menggunakan bagian muka dari stick.
(2) Stroker tidak boleh menolak untuk melakukan pemukulan bola pada saat gilirannya.
Pasal 41
(1) Pada waktu akan melakukan pemukulan bola start,stroker mempunyai hak untuk
memindahkan bola sendiri sesuai keinginannya asal masih di dalam Area Start dan
pemindahannya menggunakan tangan.
(2) Pada waktu melakukan pemukulan bola start, strokermempunyai hak untuk meminta
kepada Wasit agar memindahkan sementara bola lain yang berada di area antara Area
Start dengan Gate Pertama maupun bola lain yang berjarak maksimum satu bola di
belakang Gate Pertama
(3) Pemain yang tidak berhasil memasukan bolanya pada Gate Pertama, diberi hak untuk
melakukan pemukulan bola start kembali pada gilirannya sesuai nomor urut bolanya.
Pasal 42
(1) Hak untuk melakukan pemukulan bola selanjutnya dapat diperoleh sebanyak satu
kali apabila :
a. Bola sendiri yang dipukul masuk gate sudah berhenti di Arena Dalam dan oleh
Wasit dinyatakan masuk dan mendapat poin,dan bola-bola lain yang ada di
Arena dalam keadaan berhenti;
b. strokerberhasil melakukan sparkdengan benar sampai proses spark selesai.
(2) Setiap kali berhasil memasukan bola ke gate pada kesempatan pertama, stroker
mendapatkan hak untuk melakukan pemukulan bola selanjutnya satu kali.
(3) Setelah berhasil melakukan spark terhadap satu atau beberapa bola, stroker hanya
mendapatkan hak untuk melakukan pemukulan bola selanjutnya sebanyak satu kali
Pasal 43
Pasal 44
(1) Bola dinyatakan berhasil masuk gatePertamadan mendapatkan poin apabila dapat
melewati gate-line dari hasil pemukulan bola start yang sah dan berhenti di Arena
Dalam
(2) Bola dinyatakan berhasil masuk gate Kedua dan mendapatkan poin dengan
ketentuan:
a. masuk pada kesempatan pertama; dan
b. merupakan hasil pemukulan bola maupun spark yang sah yang datangnya dari
arah depan Gate Kedua;dan
c. telah melewati gate-line Kedua;dan
d. sebelumnya telah mendapatkan poin dari Gate Pertama.
(3) Bola dinyatakan berhasil masuk gate Ketiga dan mendapatkan poin dengan
ketentuan:
a. masuk pada kesempatan pertama; dan
b. merupakan hasil pemukulan bola maupun spark yang sah yang datangnya dari
arah depan Gate Ketiga; dan
c. telah melewati gate-line Ketiga; dan
d. sebelumnya telah mendapatkan poin dari Gate Kedua.
(4) Bola dinyatakan berhasil ”agari”dan mendapatkan poin apabila:
a. merupakan hasil pemukulan bola maupun spark yang sah; dan
b. sebelumnya telah mendapatkan poin dari Gate Ketiga
(5) Bola belum dinyatakan masuk gate Kedua dan Ketiga dengan sempurna apabila:
a. bola yang datang dari arah belakang gate menuju bagian depan gatedan berhenti,
dimana sisi terluar bola tersebut masih berada di atas gate-line
b. bola hasil pemukulan dari luar Arena (out ball) baik berhenti di atas gate-line
maupun masuk melewati gate
c. Bola hasil penempatan bola touch akibat sparking foul sesudah setting namun
sebelum spark berhasil
d. bola hasil touch yang sedang dalam proses setting untuk melakukan spark namun
pada saat setting, bagian terluar bola tersebut masih berada di atas gate-line
Pasal 45
(1) Sebuah bola dikatakan Agari apabila bola tersebut sudah mendapat poin 3 kemudian
mengenai Goal-Pole.
(2) Keberhasilan agari bola lain dengan cara sparking hanya dapat dicapai bila pada
waktu setting, bola hasil touch tidak menyentuh Goal-Pole.
(3) Bola yang sudah mendapat poin 3 dan menempel pada Goal-Pole, dapat dinyatakan
agari apabila
c. sudahdilakukan pemukulan oleh stroker;
d. ada pergerakan bola lain yang sah mengenai bola tersebut sehingga
menyentuh Goal-Pole.
(4) Bola yang sudah agarisegera dikeluarkan dari arena.
Pasal 46
(1) Apabila bola sendiri pada posisi sudah menempel dengan bola lain,Wasit
menyatakan touch setelah stroker melakukan pemukulan bola.
(2) Bola hasil pemukulan bola start yang mengenai bola lain tidak termasuk dalam
kategori touch.
Pasal 47
(1) Stroker mendapatkan hak untuk melakukan spark setelah bola sendiri berhasil
mengenai bola lain (touch),dan bola sendiri maupun bola hasil touch berhenti di
Arena Dalam, dan kedua bola sudah dinyatakan (in-ball).
(2) Apabila stroker mendapatkan hak untuk melakukan spark terhadap beberapa bola
(touch lebih dari 1 bola), maka urutan untuk melakukan spark dapat dilaksanakan
sesuai keinginan stroker.
(3) Pada situasi dimana stroker mempunyai hak untuk melakukan spark dan pemukulan
bola secara bersamaan maka pelaksanaan spark harus didahulukan
Pasal 48
(1) Touch tidak boleh dilakukan lebih dari 1 kali pada bola yang sama pada satu
kesempatan melakukan pemukulan bola(bola lain yang telah di spark tidak boleh
tersentuh lagi).
(2) Apabila terjadi touch dua kali pada bola yang sama, penanganannya adalah sebagai
berikut :
a. bola lain yang bergerak akibat terjadinya touch dua kali, dikembalikan ketempat
semula;
b. bola sendiri dikeluarkan (Chokkingai) ke tempat terdekat dengan kejadian touch
yang kedua.
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 53
(1) Untuk sparking foul yang terjadi setelah semua in-ball berhenti di Arena Dalam dan
sebelum dilakukannya setting, maka:
a. bola-bola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ke posisi semula;
b. bolahasil touch dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti
setelah terjadinya touch;
c. bola sendiri dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti
setelah terjadinya touch;
i. apabila jarak antara bola sendiri dan bola hasil touch kurang dari 10 cm,
maka bola sendiri dikeluarkan. (chokkingai).
(2) Untuk foul yang terjadi setelah setting tetapi sebelum dilakukan spark maka bola-
bola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ke posisi semula danBola hasil
touch dikembalikan ke posisi setting sedangkan bola sendiri dikeluarkan.
(3) Untuk foul yang terjadi setelah spark berhasil tetapi sebelum kaki diangkat maka :
a. Bola-bola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ketempat semula;
b. bola sendiri dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti
setelah touch;
c. apabila ada beberapa bola yang masih harus di-spark kemudian, dan letaknya
kurang dari 10 cm dari bola sendiri, maka bola sendiri dikeluarkan;
d. setelah spark sukses apabila bola yang di-spark mengenai gate/goal-pole dan
kembali menempel pada bola sendiri maka :
i. Bola hasil touch tetap ditempat;
ii. Bola sendiri dikeluarkan
(4) Apabila setting dilakukan diluar Garis Dalam dan bola di spark maka :
a. bola-bola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ke posisi semula;
b. bolahasil touch dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti
setelah terjadinya touch;
c. bola sendiri dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti
setelah terjadinya touch;
d. apabila jarak antara bola sendiri dan bola hasil touch kurang dari 10cm, maka
bola sendiri dikeluarkan.
Pasal 54
Pasal 55
(1) Wasit menyatakan foul apabila out-ball dipukul mengenai bola lain di Arena Dalam,
(out-ball stroking foul)
(2) Penanganan kasus out-ball stroking foul:
a. bolalain yang bergerak dikembalikan ke tempat semula;
b. bola sendiri dikeluarkan di tempat terdekat dengan kejadian.
Pasal 56
(1) Semua sentuhan yang dilakukan oleh strokerterhadap bola yang berada di Arena
dinyatakan foul.
(2) Penanganan kasus sentuhan bola yang dinyatakan fouladalah sebagai berikut:
a. apabila strokermenyentuh bola yang berada di Arena Dalam, maka:
i. Bola diletakkan kembali pada tempat semula;
ii. Strokerkehilangan hak untuk melakukan pemukulan bola;
b. apabila strokermenyentuh bola yang sedang dalam keadaan bergerak, maka :
i. bola-bola yang bergerak akibat pergerakan bola tersentuh dikembalikan ke
posisi semula;
ii. bola tersentuh dikembalikan ke posisi terjadinya sentuhan;
iii. Bola sendiri dikeluarkan;
c. apabila strokermenyentuh bola sendiri yang dalam keadaan bergerak, maka :
i. bola-bola yang bergerak akibat pergerakan bola tersetuh dikembalikan ke
posisi semula;
ii. bola sendiri dikeluarkan
Pasal 57
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
Apabila terjadi kerusakan pada bola, maka wasit harus segera menggantinya.
Pasal 61
(1) Pertandingan dapat dihentikan sementara apabila terjadi gangguan cuaca atau alasan
lain yang ditetapkan oleh Wasit.
(2) Dalam hal pertandingan dihentikan sementara, posisi bola tetap di tempat.
(3) Pertandingan dapat dilanjutkan kembali dari penghentian sementaradengan
melanjutkan sisa waktu dan posisi bola terakhir pada saat pertandingan dihentikan
sementara.
(4) Jika penghentian sementara dilakukan pada waktu pertandingan berjalan kurang dari
20 menit dan Wasit mempertimbangkan bahwa pertandingan tidak mungkin
dilanjutkan, maka pertandingan dinyatakan batal.
(5) Jika penghentian dilakukan pada waktu pertandingan sudah berjalan 20 menit atau
lebih dan Wasit mempertimbangkan bahwa pertandingan tidak mungkin dilanjutkan,
maka pertandingan dinyatakan sah dan selesai.
BAB VIII
WASIT
Pasal 62
(1) Wasit terdiri dari Satu orang Wasit Ketua dan Satu orang Asisten Wasit
(2) Wasit dibantu oleh Satu orang Pencatat, paling tidak Satu orang Penjaga Garis, dan
Satu orang Pencatat Papan Nilai
Pasal 63
(1) Wasit Ketua mempunyai wewenang penuh dalam mengatur pertandingan sesuai
peraturan yang berlaku.
(2)Wasit Ketua mempunyai hak untuk mengambil keputusan apabila terjadi hal-hal yang
tidak terduga diluar peraturan.
(3)Wasit Ketua bertugas :
a. mengundi untuk penentuan tim pemegang bola merah atau bola putih;
b. mengumumkan play-ball dan game-set;
c. memanggil Stroker untuk melaksanakan pemukulan bola sesuai nomor urut;
d. menerima dan mengumumkan pergantian pemain;
e. mengumumkan waktu penangguhan (time out) dan waktu pertandingan dimulai
kembali;
f. menetapkan sanksi bagi pemain atau tim yang mengganggu pertandingan;
g. menetapkan dan mengumumkan diskualifikasi;
h. mengkonfirmasikan nilai hasil pertandingan;
i. menetapkan dan mengumumkan tim pemenang;
j. meminta kepada kedua kapten tim yang bertanding untuk menandatangani hasil
pertandingan setelah penetapan dan pengumuman pemenang.
(4) Wasit Ketua dibantu Asisten Wasit bertugas :
a. memeriksa lapangan sebelum pertandingan dimulai;
b. melakukan konfirmasi kepada pemain masing-masing tim berdasarkan daftar
pemain yang diserahkan oleh kapten tim;
c. memeriksa peralatan yang dipakai dan pakaian seragam pemain;
d. menetapkandan mengumumkan stroker yang mendapat poin dan agari;
e. menetapkan dan mengumumkan terjadinya touch;
f. menetapkan dan mengumumkan adanya bola keluar (out ball) dan menentukan
posisi bola keluar;
g. menetapkan dan mengumumkan terjadinya pelanggaran (foul);
h. memberikan peringatan kepada manajer atau pemain yang tidak mematuhi
peraturan;
i. menanggapi pertanyaan yang terjadi dalam pertandingan;
j. mengambil bola yang dirasa mengganggu permainan atas permintaan pemain;
k. mengembalikan bola ketempat semula akibat pergerakan yang tidak sah.
(5) Asisten Wasit mempunyai tugas membantu Wasit Ketua
(6) Apabila Wasit Ketua tidak dapat melanjutkan tugasnya, Asisten Wasit akan
mengambil alih tugas dan tanggungjawab sebagai Wasit Ketua
Pasal 64
Pencatat bertugas :
a. membantu Wasit memeriksa lapangan pertandingan;
b. mencatatinformasi-informasi penting ke dalam lembar nilai (score sheet);
c. memberikan konfirmasi dan ikut mengumumkan stroker yang berhasil
memasukan bola ke dalam gate dan Agari;
d. menyiapkan jawaban tentang hal-hal yang mungkin ditanyakan oleh Wasit Ketua
maupun Asisten Wasit;
e. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit dalam mengambil keputusan;
f. memberikan konfirmasi pergantian pemain dan menyampaikan kepada Wasit
Ketua;
g. ikut memantau dan memperhitungkan waktu selama pertadingan berjalan;
h. mengumumkan segment waktu selama pertandingan berlangsung (sisa waktu 15
menit, 10 menit, 5 menit, dan waktu habis );
i. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit apabila ada bola keluar,
mengumumkan dan meletakkan bola pada tempatnya;
j. memberikan peringatan terhadap manajer, pelatih maupun pemain yang tidak
mematuhi peraturan.
Pasal 65
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 15 Maret 2015
PB PERGATSI