Anda di halaman 1dari 60

KATA PENGANTAR

Peraturan Gateball Indonesia ini disusun oleh PB


PERGATSI mengacu pada peraturan Gateball dan
Pedoman Wasit yang diterbitkan oleh World
Gateball Union (WGU) 2015 dan diperluas sesuai
dengan perkembangan olahraga Gateball dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi masyarakat
Indonesia. Peraturan ini diberlakukan untuk semua
kegiatan pertandingan atau kejuaraan Gateball di
Indonesia baik yang diselenggarakan dalam skala
lokal, regional, nasional, maupun internasional.

Kejuaraan Gateball di Indonesia yang tidak


menggunakan peraturan ini tidak diakui sebagai
kejuaraan yang dilaksanakan di bawah bendera
Persatuan Gateball Seluruh Indonesia (PERGATSI).

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan


dan akan terus disempurnakan/diperbaiki sesuai
dinamika perkembangan olahraga Gateball di
Indonesia maupun di tingkat dunia.

Demikian, agar peraturan ini dapat dilaksanakan dan


dipergunakan dengan sebaik-baiknya

Jakarta, 12 JULI 2018

PB PERGATSI
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Lapangan Gateball adalah suatu area berbentuk


empat persegi panjang dengan permukaan yang
rata, bebas dari segala macam penghalang, serta
dibatasi oleh Garis Pembatas Lapangan;
2. Pemain adalah anggota tim yang namanya sudah
didaftarkan oleh kapten tim kepada Wasit;
3. Stroker (Pemukul) adalah pemain yang nomor
urutnya telah dipanggil oleh wasit untuk
melakukan pemukulan bola;
4. Pemukulan bola adalah kegiatan stroker untuk
melakukan pemukulan terhadap bola sendiri
dengan menggunakan pemukaan kepala stick;
5. Pemukulan bola start adalah kegiatan stroker
yang diawali dengan pemanggilan nomor stroker
oleh wasit, kemudian stroker meletakkan bola
sendiri yang belum masuk Gawang Pertama di
area start dengan tangan, sampai dengan
melakukan pemukulan bola;
6. Masuk gawang dengan poin yang dikenal dengan
istilah ”Gate-tsuka” adalah pergerakan bola di
dalam lapangan dari arah depan ke arah belakang
gawang dan masuk melewati Gate-line dengan
sempurna pada kesempatan pertama;

2
7. Gate-line adalah garis imajiner yang
menghubungkan dua kaki gawang di bagian
belakang;
8. Touch adalah kejadian hasil pemukulan bola
sendiri oleh stroker yang mengenai bola lain;
9. Bola touch adalah bola lain yang secara langsung
terkena bola sendiri yang dipukul oleh stroker;
10. Sparking adalah kegiatan stroker mulai dari
melakukan setting bola sampai dengan
menggerakan bola lain sebagai dampak dari
pemukulan terhadap bola sendiri;
11. Setting adalah kegiatan yang dilakukan oleh
stroker setelah terjadinya touch yang sah,
dimana bola sendiri dan bola hasil touch telah
berhenti di arena dalam, kemudian stroker
mengambil bola hasil touch, lalu menginjak bola
sendiri dan meletakkan bola hasil touch
menempel pada bola sendiri;
12. Bola di dalam (in-ball) adalah bola yang berada
di Arena Dalam;
13. Bola di luar (out-ball) adalah bola yang berada di
luar Arena Dalam;
14. Waktu wasit adalah waktu yang digunakan oleh
wasit untuk mengatur pertandingan selama
pertandingan tersebut berjalan;
15. Bola sendiri adalah bola yang sedang dimainkan
oleh stroker;
16. Bola lain adalah bola yang sedang tidak
dimainkan oleh stroker.

3
BAB II

LAPANGAN DAN PERLENGKAPAN

Bagian Pertama

Lapangan

Pasal 2

(1) Lapangan Gateball harus datar dan rata


berbentuk empat persegi panjang dan bebas dari
sampah
(2) Lapangan Gateball terdiri dari Arena dan Area
Bebas (lihat Gambar 1)
(3) Arena Gateball terdiri dari Arena Dalam dan
Arena Luar.
(4) Arena Dalam :
a. Arena Dalam berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran panjang 20 meter dan
lebar 15 meter;
b. Arena Dalam dibatasi oleh Garis Dalam
dengan lebar 5 cm dan warna yang mudah
dibedakan dari warna permukaan Arena;
c. Tepi terluar Arena Dalam adalah sisi luar
Garis Dalam;
d. Garis Dalam yang mengelilingi arena dalam
terdiri atas Garis Pertama, Garis Kedua,
Garis Ketiga, dan Garis Keempat
e. Sudut antara Garis Keempat dan Garis
Pertama disebut Sudut Pertama, sudut antara
Garis Pertama dan Garis Kedua disebut
Sudut Kedua, sudut antara Garis Kedua dan
Garis Ketiga disebut Sudut Ketiga, dan sudut

4
antara Garis Ketiga dan Garis Keempat
disebut Sudut Keempat.
(5) Arena Luar :
a. Arena Luar terletak antara Garis Dalam dan
Garis Luar;
b. Jarak antara sisi terluar Garis Dalam dan sisi
terluar Garis Luar antara 50 cm sampai
dengan 100 cm
c. Arena Luar dibatasi oleh Garis Luar dengan
lebar dan warna yang mudah dibedakan dari
warna permukaan Arena.

Pasal 3

A. Area Bebas
(1) Ketentuan Area Bebas
a. Area Bebas terletak antara Garis Luar
dan Garis Pembatas Lapangan Gateball;
b. Jarak antara sisi terluar Garis Luar dan
sisi terluar Garis Pembatas Lapangan
pada prinsipnya lebih dari 100 cm
c. Area Bebas dibatasi oleh Pembatas
Lapangan.
(2) Area Bebas hanya dapat ditempati oleh para
pemain, manajer, dan pelatih;
(3) Pada Area Bebas dapat ditempatkan Area
Tunggu dan Papan Nilai (score board):
a. Area Tunggu dapat dilengkapi dengan
tempat duduk, bangku dan fasilitas
lainnya untuk manajer, pelatih dan para
pemain
b. Papan Nilai diletakkan di pinggir
lapangan yang mudah dilihat oleh kedua
Tim, maupun penonton serta

5
penempatannya tidak berpotensi
mengganggu jalannya pertandingan.

B. Area Start:
(1) Area Start dibentuk oleh 4 titik sebagai
berikut :
a. Titik pertama dan kedua terletak pada
Garis Keempat dengan jarak masing-
masing 1 m dan 3 m dari Sudut Pertama
b. Titik ketiga dan keempat terletak pada
perpotongan garis yang dibuat tegak
lurus dari titik pertama dan kedua
dengan sisi luar dari Garis Luar.
(2) Area Start berbentuk 4 persegi panjang
dengan panjang 2 meter dan lebar
menyesuaikan dengan arena luar.
(3) Lebar dan warna garis tersebut pada (1) b,
paling tidak sama dengan lebar dan warna
Garis Luar.

C. Gawang:
(1) Gawang terdiri dari Gawang Pertama,
Gawang Kedua, dan Gawang Ketiga.
(2) Ketentuan dalam Pembuatan Gawang (lihat
Gambar 2):
a. Gawang dibuat dari batang silindris yang
dibentuk menyerupai huruf U terbalik
dengan diameter batang berkisar 1 cm
(+/- 1 mm).
b. Warna Gawang harus mudah dibedakan
dengan warna Arena agar mudah dilihat;
c. Kedua kaki Gawang berdiri tegak lurus
di atas permukaan tanah, dengan ukuran

6
lebar bagian dalam Gawang 22 cm dan
tinggi bagian dalam Gawang 19 cm.
d. Pada bagian atas masing-masing
Gawang diberi tanda nomor yang ukuran
panjang dan lebarnya maksimum 10 cm.
e. Area di sekitar Gawang terdiri dari 2
(dua) wilayah yaitu bagian depan
Gawang dan bagian belakang Gawang,
yang dibatasi oleh Gate-line.
f. Bagian depan Gawang Pertama terletak
diantara Gate-line Gawang Pertama
dengan Garis Keempat, sedangkan
bagian belakang Gawang Pertama
terletak diantara Gate-line Gawang
Pertama dengan Garis Kedua.
g. Bagian depan Gawang Kedua terletak
diantara Gate-line Gawang Kedua
dengan Garis Pertama, sedangkan bagian
belakang Gawang Kedua terletak
diantara Gate-line Gawang Kedua
dengan Garis Ketiga.
h. Bagian depan Gawang Ketiga terletak
diantara Gate-line Gawang Ketiga
dengan Garis Ketiga, sedangkan bagian
belakang Gawang Ketiga terletak
diantara Gate-line Gawang Ketiga
dengan Garis Pertama.
(3) Penempatan Gawang adalah sebagai berikut :
a. As Gawang Pertama berjarak 4 m dari
tengah Area Start yang berada pada
Garis Keempat, dan 2 m dari Garis
Pertama menghadap ke Garis Keempat.
b. As Gawang Kedua berjarak 12 m dari
Sudut Kedua atau 8 m dari Sudut Ketiga,

7
dan 2 m dari Garis Kedua menghadap ke
Garis Pertama.
c. As Gawang Ketiga berjarak 10 m dari
Sudut Ketiga atau Sudut Keempat, dan 2
m dari Garis Keempat menghadap ke
Garis Ketiga.

Area Bebas Arah Bola


Sudut Prinispnya 100 – 150 cm MasukGawang
Ketiga Mendapatkanpoin
Garis GarisKedua Sudut
8m 12 m
Pembatas Kedua
Lapangan

2 m 0.50 m – 1 m
Gawang
Garis
0.50 m Kedua
Luar
15 m – 1 m

Goal
Garis Pole Garis
Ketiga Perta
Gawang 2 m ma
Pertama
Garis
Dalam Gawang 4
Ketiga
2 Area Start
2 1

Sudut 4 3
Keempat
Sudut
10 m Pertama
GarisKeempat
Gawang 1
Ketiga 3 m

Bagian Bagian
Depan Belakang

Gate-

Gambar 1. Lapangan Gateball (court)

8
Gambar 2. Gawang

D. Pin (Goal-Pole)
(1) Pin terbuat dari batang silindris dengan
diameter 2 cm ( +/- 1mm) dan diberi warna
yang mudah dibedakan dari warna Arena
agar mudah dilihat (lihat Gambar 3).
(2) Pin ditancapkan tegak lurus di atas tanah
dengan tinggi 20 cm dari permukaan Arena.
(3) Pin diletakkan ditengah-tengah Arena.

Gambar 3 Pin (Goal-Pole)

9
Bagian Kedua

Perlengkapan

Pasal 4

Perlengkapan Gateball terdiri atas Stick, Bola,


Pengatur Waktu, Alat Pencatat, Papan Nilai,
Pengukur Jarak, dan Alat Penanda serta Kartu
Peringatan.

A. Stick
(1) Stick terdiri dari Kepala Stick dan Tangkai
Stick (lihat Gambar 4).
(2) Kepala Stick mempunyai 2 permukaan yang
sejajar dengan Tangkai Stick, sehingga garis
tengah Kepala Stick tegak lurus dengan
Tangkai Stick.
(3) Permukaan Kepala Stick berdiameter
minimum 3,5 cm dan maksimum 5 cm.
(4) Panjang Kepala Stick berkisar antara 18 – 24
cm.
(5) Tangkai Stick terpasang dengan kokoh
ditengah-tengah Kepala Stick sehingga
membentuk seperti huruf T.
(6) Tangkai Stick termasuk pegangannya (grip)
mempunyai panjang 50 cm atau lebih.

B. Bola
(1) Bola Gateball berbentuk bulat berdiameter 7,5
cm ( +/- 0,7 mm ) (lihat Gambar 4).
(2) Berat bola Gateball 230 gr ( +/- 10 gr ).

10
(3) Bola Gateball terbuat dari bahan Sintetik
Resin.
(4) Jumlah bola Gateball 10 buah yang terdiri atas
5 bola berwarna merah dan 5 bola berwarna
putih.
(5) Bola berwarna merah diberi nomor ganjil
berwarna putih yaitu 1, 3, 5, 7,dan 9.
(6) Bola berwarna putih diberi nomor genap
berwarna merah yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10.
(7) Ukuran tinggi nomor pada bola 5 cm.
(8) Setiap bola harus diberi tanda nomor paling
tidak 2 buah pada tempat yang mudah terlihat.

Gambar 4. Stick dan bola

C. Pengatur waktu (timer)


(1) Perlengkapan pengatur waktu (timer) dalam
permainan Gateball terdiri atas dua jenis yaitu
untuk perhitungan waktu mundur 30 menit dan
perhitungan waktu 10 detik.

11
(2) Pengatur waktu mundur 30 menit digunakan
untuk mengukur waktu lamanya permainan.
(3) Pengatur waktu 10 detik digunakan untuk
menghitung batas waktu lamanya pemain
melakukan pemukulan setelah diberi hak
memukul (namun wasit disarankan untuk tidak
menggunakan alat dalam menghitung 10 detik,
karena akan mengganggu konsentrasi wasit)

D. Lembar Pencatat Nilai (score sheet) dan Papan


Pencatat (score board)
(1) Lembar pencatat nilai (score sheet) : berupa
lembaran digunakan untuk rekaman data
pertandingan yang diperlukan oleh
penyelenggara
(2) papan pencatat nilai untuk mencatatkan nilai
selama berlangsungnya pertandingan yang
dapat dilihat oleh para pemain, wasit maupun
penonton.
(3) Pada papan pencatat harus dapat terlihat
perolehan nilai untuk masing-masing bola.

E. Alat Pengukur dan Penanda


Untuk keperluan pemantauan jalannya pertandingan,
perlu disediakan alat bantu yang dapat digunakan:
(1) Alat pengukur berukuran 7.5 cm X 10 cm,
untuk mengukur jarak bola sendiri dengan
bola lain atau garis, agar diketahui
sah/tidaknya permainan.
(2) Alat Penanda digunakan sebagai tanda posisi
bola yang akan dipindahkan sementara agar
bola dapat dikembalikan pada posisi semula.

12
BAB III

TIM

Bagian Pertama

Kategori Pertandingan

Pasal 5

Permainan Gateball dapat dilakukan untuk kategori


Beregu, Triple, Ganda, maupun Tunggal, dengan
ketentuan sebagai berikut:

A. Beregu:
(1) Tim terdiri dari 5 orang pemain utama dan
paling banyak 3 orang pemain cadangan,
salah satu pemain ditunjuk sebagai kapten.
(kapten boleh sebagai pemain cadangan)
(2) Kategori beregu terdiri atas nomor Beregu
Pria, Beregu Wanita, dan Beregu Campuran
(3) Komposisi Beregu Campuran adalah 3 Pria
dan 2 Wanita atau sebaliknya.

B. Triple:
(1) Tim terdiri atas 3 orang pemain utama dan
paling banyak 2 orang pemain cadangan,
salah satu ditunjuk sebagai kapten.
(2) Kategori Triple terdiri atas nomor Triple
Pria, Triple Wanita, dan Triple Campuran;
(3) Komposisi Triple Campuran adalah 2 Pria
dan 1 Wanita atau sebaliknya

13
C. Ganda:
(1) Tim terdiri dari 2 orang pemain tanpa
pemain cadangan, salah satu ditunjuk
sebagai kapten.
(2) Kategori Ganda terdiri atas nomor Ganda
Pria, Ganda Wanita, dan Ganda Campuran
(3) Komposisi Ganda Campuran adalah 1 Pria
dan 1 Wanita

D. Tungga:
(1) pemain hanya 1 orang tanpa pemain
cadangan;
(2) Kategori Tunggal terdiri atas nomor
Tunggal Pria dan Tunggal Wanita

E. Setiap tim boleh memiliki seorang manajer


yang tidak bermain.

Bagian Kedua

Manajer, Kapten, dan Pemain

Pasal 6

A. Manajer
(1) Manajer mempunyai tugas:
a. Memimpin dan bertanggung jawab
terhadap tindakan maupun ucapan anggota
tim;
b. Mengkoordinasikan dengan Wasit terkait:

14
i. Pergantian pemain;
ii. Penggantian kapten yang tidak dapat
menjalankan fungsinya
iii. Pelaporan pemain yang absen
(2) Manajer dapat mengajukan pertanyaan
langsung kepada wasit, pada saat suatu
masalah terjadi, dengan catatan waktu yang
dipakai untuk bertanya tidak termasuk bagian
dari waktu wasit;
(3) Manajer dilarang mengulang pertanyaan
yang sama, apabila pertanyaan pertama telah
ditanggapi/dijawab oleh wasit.
(4) Manajer harus mengenakan tanda “Manajer”
pada lengan kiri bagian atas
(5) Manajer harus mengenakan sepatu olah raga.
(6) Manajer harus mengetahui dan
memperhatikan peraturan pertandingan.
(7) Manajer harus mematuhi keputusan wasit
dalam rangka menegakkan sportivitas.
(8) Manajer harus menghormati anggota tim lain,
anggota satu tim dan para penonton dalam
rangka meningkatkan semangat fair play dan
harus ramah dalam berkomunikasi.
(9) Manajer tidak boleh mempengaruhi
keputusan wasit atau menyembunyikan
pelanggaran yang dilakukan oleh tim.

B. Kapten
(1) Kapten merupakan representasi dari tim dan
bertanggung jawab terhadap perilaku dan
ucapan tim:
(2) Apabila kapten tidak dapat melanjutkan
tugasnya, manajer berhak menunjuk

15
pengganti kapten dari salah satu pemain dan
melaporkannya kepada wasit
(3) Apabila manajer tidak ada, maka kapten
yang menunjuk penggantinya dari salah
satu pemain
(4) Apabila manajer tidak ada dan kapten tidak
mampu untuk menunjuk penggantinya,
maka para pemain sepakat untuk memilih
salah satu diantaranya sebagai pengganti
Kapten
(5) Kapten mempunyai tugas:
a. Menyerahkan lembar daftar urut pemain
utama dan pemain cadangan (playing
order sheet);
b. Memilih bola merah atau putih, atau
memilih area tunggu;
c. Menandatangani hasil pertandingan pada
lembar catatan
d. Mengambil alih peran dan tanggung
jawab manajer, apabila manajer tidak
ada, termasuk menunjuk pengganti
kapten dari salah satu pemain dan
memberitahukannya kepada wasit;
(6) Kapten harus mengenakan tanda “Kapten”
pada lengan kiri bagian atas
(7) Kapten dapat bersama-sama dengan
manajer bertanggung jawab terhadap tim

C. Pemain
(1) Dalam turnamen resmi, semua pemain
dalam satu tim harus mengenakan seragam
yang sama
(2) Pemain harus mengenakan sepatu olah raga.

16
(3) Pemain tidak boleh mengenakan asesoris
yang dapat menganggu jalannya
pertandingan.
(4) Seluruh pemain utama maupun pemain
cadangan yang menggantikan pemain
utama harus mengenakan nomor yang
sesuai dengan nomor urut bolanya, dengan
ketentuan:
a. Ukuran nomor minimal 10 cm;
b. Warna dan bentuk nomor harus mudah
dilihat dan dimengerti;
c. Nomor dapat dikenakan hanya di
bagian depan saja (di bagian dada),
atau dikenakan pada bagian depan
(dada) dan belakang (punggung).
(5) Stroker tidak boleh melakukan tindakan
yang berindikasi untuk mengulur-ulur
waktu.
(6) Pemain harus mengetahui dan
memperhatikan peraturan pertandingan.
(7) Pemain harus mematuhi keputusan wasit
dalam rangka menegakkan sportivitas.
(8) Pemain harus menghormati anggota tim
lain, anggota satu tim dan para penonton
dalam rangka meningkatkan semangat fair
play dan harus ramah dalam berkomunikasi.
(9) Pemain tidak boleh mempengaruhi
keputusan wasit atau menyembunyikan
pelanggaran yang dilakukan oleh tim.

17
BAB IV

PERSIAPAN PERTANDINGAN

Pasal 7

A. Penyerahan daftar pemain


(1) Kapten harus menyerahkan daftar urut
nama pemain kepada wasit sebelum
pertandingan dimulai.
(2) Daftar urut pemain yang sudah diserahkan
kepada wasit tidak dapat diubah lagi.

B. Pengundian
(1) Setelah daftar nama pemain diserahkan oleh
kapten kepada wasit, selanjutnya wasit
melakukan pengundian.
(2) Kapten tim pemenang undian berhak
memilih bola merah atau bola putih.
(3) Kapten tim yang kalah undian, berhak
memilih area tunggu.

C. Sebelum pertandingan dimulai, Wasit harus


memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
serta memeriksa pemain termasuk manajer untuk:
(1) mengkonfirmasikan nama pemain dengan
daftar nama pemain yang diterimanya;
(2) memeriksa peralatan dan seragam pemain.

18
BAB V

PELAKSANAAN PERTANDINGAN

Bagian Pertama

Dasar-Dasar Pertandingan

Pasal 8

(1) Pertandingan Gateball mempertemukan 2 (dua)


tim yang saling berhadapan.
(2) Pemain setiap tim terdiri atas:
a. 5 pemain untuk kategori Beregu;
b. 3 pemain untuk kategori Triple;
c. 2 pemain untuk kategori Ganda; dan
d. 1 pemain untuk kategori Tunggal
(3) Sebelum pertandingan dimulai, para pemain
yang telah ditetapkan harus berdiri berurutan
sesuai nomor urut bolanya, di area bebas di luar
garis, dimulai dari nomor 1 sampai dengan
nomor 10 (lihat Gambar 5)
(4) Kategori beregu: setiap pemain membawa 1
(satu) bola
(5) Kategori Triple, urutan pemainnya adalah
sebagai berikut :
a. Tim bola merah:
i. Pemain pertama memainkan bola 1
dan 7;
ii. Pemain kedua memainkan bola 3 dan
9
iii. Pemain ketiga memainkan bola 5;

19
b. Tim bola putih
i. Pemain pertama memainkan bola 2
dan 8;
ii. Pemain kedua memainkan bola 4 dan
10
iii. Pemain ketiga memainkan bola 6;
(6) Kategori Ganda, urutan pemainnya adalah
sebagai berikut:
a. Tim bola merah
i. Pemain pertama memainkan bola 1,
5, dan 9
ii. Pemain kedua memainkan bola 3 dan
7;
b. Tim bola putih
i. Pemain pertama memainkan bola 2,
6, dan 10
ii. Pemain kedua memainkan bola 4 dan
8
(7) Kategori Tunggal, adalah sebagai berikut:
a. Tim bola merah: pemain memainkan bola 1,
3, 5, 7, dan 9
b. Tim bola putih: pemain memainkan bola 2,
4, 6, 8, dan 10;
(8) Setiap pemain memainkan dan bertanggung
jawab terhadap bola sesuai nomor urut yang
sudah ditetapkan
(9) Pertandingan dimulai setelah Wasit menyatakan
“Play ball”
(10) Pemukulan bola pertama dilakukan oleh stroker
pemegang bola merah nomor 1, kemudian diikuti
oleh stroker berikutnya sesuai nomor urut,
sampai dengan nomor 10, kemudian kembali ke
nomor 1, demikian dilakukan seterusnya secara

20
bergantian sampai pertandingan dinyatakan
selesai.
(11) Pertandingan dilakukan dalam waktu 30 (tiga
puluh) menit

!"# $# (# %# )# &# *# '# +# !#

Gambar 5. Posisi Start

Pasal 9

Akhir Pertandingan (Game Set)


(1) Pertandingan berakhir setelah Wasit Kepala
menyatakan “Game Set”.
(2) Setelah waktu berjalan 30 menit, pertandingan
dinyatakan berakhir dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Apabila stroker bola merah masih
mempunyai hak untuk bermain saat waktu
berakhir, maka setelah stroker bola merah
menyelesaikan haknya, stroker bola putih
nomor berikutnya mempunyai hak untuk
melakukan pemukulan bola, sampai haknya

21
berakhir baru pertandingan dinyatakan
selesai,
b. apabila stroker bola putih yang seharusnya
mendapatkan kesempatan terakhir tersebut,
bolanya dalam kondisi out-ball, atau telah
agari, atau strokernya tidak berada di tempat
karena absen/terkena hukuman, maka
pertandingan dinyatakan selesai setelah
stroker bola merah menyelesaikan haknya
untuk melakukan pemukulan bola;
c. apabila stroker bola putih masih mempunyai
hak untuk bermain saat waktu berakhir, maka
pertandingan dinyatakan selesai setelah
stroker bola putih tersebut menyelesaikan
haknya.

Bagian Kedua

Penggantian dan Pengunduran Diri Pemain

Pasal 10

(1) Pergantian pemain hanya dapat dilakukan oleh


Pemain cadangan yang telah tercatat pada lembar
Pencatat.
(2) Pemain pengganti harus mengenakan nomor
pemain yang diganti.
(3) Pemain yang diganti tidak diperbolehkan
bermain kembali dalam game yang sama.
(4) Apabila diketahui ada pergantian pemain yang
belum dilaporkan kepada wasit, maka semua
pergerakan bola hasil pemukulannya dinyatakan
sebagai “hasil permainan tidak efektif”
(5) Cara pergantian pemain:

22
a. Manajer harus memberitahu tentang
pergantian pemain kepada Pencatat;
b. Pencatat mengkonfirmasikan adanya
pergantian pemain kepada Wasit;
c. Wasit Kepala memberikan persetujuan dan
mengumumkan adanya pergantian pemain.
(6) Pergantian pemain dianggap tidak sah bila:
a. yang diganti adalah stroker yang masih
memiliki hak untuk melakukan pemukulan
bola;
b. pemain pengganti tidak/belum mengenakan
nomor dada/punggung dengan sempurna,
setelah nomornya dipanggil.

Pasal 11

Apabila ada pemain mengundurkan diri atau absen


pada saat pertandingan sedang berlangsung, maka :
(1) manajer harus segera memberi tahu ketidak
hadiran pemain kepada wasit;
(2) nomor urut pemain yang tidak hadir menjadi
nomor yang tidak aktif, namun permainan dapat
terus dilanjutkan walaupun ada pemain yang
absen;
(3) bola pemain yang absen apabila masih berada di
dalam arena masih dapat diintervensi (dilakukan
touch dan spark) oleh stroker lainnya;
(4) bola pemain yang absen apabila berada di luar
arena sudah tidak dapat dimainkan lagi;
(5) setiap poin yang diperoleh dari bola pemain
yang absen akibat intervensi oleh stroker, tetap
diperhitungkan.

23
BAB VI
PEROLEHAN POIN DAN
PENENTUAN PEMENANG

Pasal 12

(1) bola yang masuk ke Gawang Pertama dengan


sempurna (telah melewati Gate-line Pertama)
untuk pertama kalinya mendapatkan poin 1;
(2) bola yang telah mendapatkan poin 1, apabila
masuk Gawang Kedua dengan sempurna (telah
melewati Gate-line Gawang Kedua) untuk
pertama kalinya, mendapatkan 1 poin tambahan
sehingga secara akumulatif jumlah poinnya
menjadi 2;
(3) bola yang sudah mendapatkan poin 2 apabila
masuk ke Gawang Ketiga dengan sempurna
(telah melewati Gate-line Gawang Ketiga)
untuk pertama kalinya, mendapatkan 1 poin
tambahan sehingga secara akumulatif jumlah
poinnya menjadi 3;
(4) bola yang sudah mendapatkan poin 3 apabila
mengenai Pin akibat pemukulan dari Arena
Dalam atau hasil spark sempurna mendapatkan
2 poin tambahan, dan dinyatakan Agari
sehingga secara akumulatif jumlah poinnya
menjadi 5;
(5) perolehan poin maksimum setiap bola adalah 5;
(6) pada akhir pertandingan setiap poin akhir dari
masing-masing bola dalam satu tim dijumlahkan
dan tim yang jumlah poinnya lebih besar
dinyatakan sebagai pemenang.

24
Pasal 13

(1) Apabila pada akhir pertandingan, jumlah poin


kedua tim sama, maka penentuan pemenang
pertandingan adalah sebagai berikut:
a. tim yang pemainnya mempunyai lebih
banyak poin 5 (agari), dinyatakan sebagai
pemenang;
b. apabila jumlah setiap bolanya mempunyai
poin 5 pada kedua tim sama, maka tim yang
pemainnya mempunyai lebih banyak poin 3
(masuk ke Gawang Ketiga), dinyatakan
sebagai pemenang
c. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin
5 maupun poin 3 pada kedua tim sama, maka
tim yang pemainnya mempunyai lebih
banyak poin 2 (masuk ke Gawang Kedua),
dinyatakan sebagai pemenang;
d. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin
5, poin 3, maupun poin 2 pada kedua tim
sama, maka dilakukan adu penalti
(2) Pelaksanaan adu penalti adalah sebagai berikut :
a. seluruh pemain berbaris sesuai nomor urutan
bola nya masing-masing;
b. seluruh pemain secara bergantian
memasukan bola ke Gawang Pertama dari
area start;
c. bola yang dinyatakan poin adalah bola yang
masuk Gawang Pertama dengan sempurna
d. tim yang pemainnya lebih banyak
memasukkan bola dinyatakan sebagai
pemenang;

25
e. apabila secara matematik nilai salah satu tim
sudah tidak mungkin terkejar oleh tim
lainnya, maka pertandingan dihentikan;
f. pemain yang absen pada saat pertandingan
berakhir tidak dapat mengikuti adu penalti (
dinyatakan gagal dalam memasukkan bola)
dan tidak boleh diganti oleh pemain lain;
g. apabila dengan adu penalti, poin kedua tim
tetap sama, maka dilakukan penalti satu
lawan satu (”suddent death”), yaitu:
i. Stroker nomor 1 dan nomor 2 melakukan
pemukulan untuk memasukkan bola ke
Gawang Pertama;
ii. apabila poin kedua stroker tersebut sama,
maka dilanjutkan oleh stroker nomor 3
dan nomor 4
iii. demikian seterusnya sampai
mendapatkan pemenang;
iv. karena pemain yang absen pada saat
pertandingan berakhir tidak dapat diganti,
maka pemain yang bersangkutan
dianggap tidak memperoleh nilai.
(3) Apabila dengan cara sebagaimana diuraikan pada
ayat (1) dan (2) di atas masih belum dapat
ditetapkan pemenangnya, maka pertandingan
dapat dinyatakan draw/seri atau ditentukan
menurut manajemen pertandingan.

Pasal 14

Jika ada tim yang memperoleh poin 25, maka


dinyatakan sebagai permainan sempurna (perfect

26
game), dan penentuan pemenangnya adalah sebagai
berikut :
(1) apabila tim bola merah mendapatkan poin
sempurna sebagai hasil pemukulan tim bola
merah, maka pertandingan berakhir setelah
stroker tim bola putih nomor urut berikutnya
diberikan kesempatan untuk melakukan
pemukulan bola;
(2) apabila tim bola putih mendapatkan poin
sempurna sebagai hasil pemukulan atau hasil
spark tim bola merah, pertandingan dinyatakan
selesai setelah hak untuk melakukan pemukulan
bola oleh tim bola merah selesai ;
(3) apabila tim bola merah mendapatkan poin
sempurna atas hasil pemukulan bola atau hasil
spark tim bola putih, pertandingan dinyatakan
selesai setelah hak untuk melakukan pemukulan
bola oleh tim bola putih selesai;
(4) apabila tim bola putih mendapatkan poin
sempurna sebagai hasil pemukulan tim bola
putih, maka pertandingan langsung dinyatakan
selesai;
(5) apabila kedua tim mendapatkan poin sempurna,
penentuan pemenangnya mengikuti tatacara
pada pasal 13 (2) dan (3)

27
BAB VII

PENGUNDURAN DIRI TIM,


PERHHITUNGAN PERTANDINGAN DAN
PEMAIN TIDAK SAH

Pasal 15

(1) Tim dianggap mengundurkan diri, apabila:


a. menyatakan tidak ikut bertanding;
b. pada saat pertandingan kategori Beregu
dinyatakan “play-ball”, jumlah pemain dalam
tim kurang dari 5 orang;
c. pada saat pertandingan kategori Triple
dinyatakan “play-ball” jumlah pemain dalam
tim kurang dari 3 orang;
d. pada saat pertandingan kategori Ganda
dinyatakan “play-ball”, jumlah pemain dalam
tim kurang dari 2 orang;
e. pada saat pertandingan kategori Tunggal
dinyatakan “play-ball”, Pemain tidak ada di
tempat.
(2) Apabila ada Tim mengundurkan diri, Tim lawan
dinyatakan sebagai pemenang.
(3) Tim yang mengundurkan diri dinyatakan kalah
dengan nilai 0 - 12

Pasal 16

Perhitungan dalam suatu pertandingan yang


mempergunakan system setengah kompetisi adalah
sebagai berikut:

28
(1) Penilaian
a. Tim Pemenang diberi Nilai 3
b. Tim yang seri/draw diberi Nilai 1
c. Tim yang kalah diberi Nilai 0

(2) Penentuan juara/rangking dalam 1 pool pada


babak penyisihan yang mempergunakan system
setengah kompetisi adalah sebagai berikut:
a. Apabila setiap game pada babak penyisihan
terdapat 2 tim yang mempunyai nilai serta
poin yang sama sesuai pasal 13, ayat (1),
maka game tersebut dinyatakan seri/draw,
tidak perlu dilanjutkan dengan penalti
b. Masing-masing tim pada hasil game tersebut
diberi nilai 1.
c. Apabila pada akhir pertandingan pada babak
penyisihan terdapat lebih dari 1 tim yang
mempunyai nilai sama, maka penentuan
juara/rangking dalam 1 pool adalah sebagai
berikut:
i. Keseluruhan poin kemenangan dalam
pertandingan pada babak penyisihan
dijumlahkan
ii. Keseluruhan poin kekalahan dalam
pertandingan pada babak penyisihan
dijumlahkan
iii. Penentuan juara/rangking dalam 1 pool
ditentukan dari selisih jumlah poin
kemenangan (i) dikurangi jumlah poin
kekalahan (ii)
iv. Urutan juara pool ditentukan tim yang
mempunyai selisih poin terbesar.
d. Apabila hasil pada huruf c. iii berakhir
dengan seri, maka penentuan pemenang

29
didasarkan pada jumlah poin kemenangan
yang lebih banyak (huruf c. i)
e. Apabila hasil akhir perhitungan selisih poin
masih sama (huruf d), maka penentuan
pemenang didasakan pada hasil pertandingan
kedua tim tersebut pada babak penyisihan
(head to head)

Pasal 17

A. Pemain tidak sah adalah:


(1) Pemain yang tidak terdaftar pada Pencatat
(2) Pemain yang memakai peralatan dan atau
seragam yang tidak sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan sebelum
pertandingan dimulai;
(3) Pemain yang menggantikan pemain lain
kembali pada game yang sama.
B. Sebuah Tim yang dinyatakan telah memasukkan
pemain yang tidak sah dinyatakan kalah dalam
pertandingan dengan nilai 0 – 12 untuk
kemenangan tim lawan.

30
BAB. VIII
ATURAN PERMAINAN

Bagian Pertama

Hak-hak Stroker dan Cara Bermain

Pasal 18

(1) Apabila pertandingan sudah dinyatakan dimulai,


hanya Stroker, Wasit Kepala dan Asisten Wasit
yang boleh berada di Arena Dalam
(2) Pemain menjadi stroker dimulai setelah nomor
urut nya dipanggil untuk melakukan pemukulan
bola.
(3) Hak Stroker berakhir :
a. setelah stroker melakukan pemukulan,
kecuali mendapatkan hak untuk melakukan
pemukulan lanjutan;
b. setelah stroker melakukan pemukulan
tambahan;
c. setelah stroker dinyatakan melakukan
kesalahan atau foul.

Pasal 19

(1) Waktu untuk melakukan pemukulan bola


maupun spark adalah 10 detik.
(2) Waktu 10 detik mulai dihitung:
a. ketika pemain dipanggil untuk melakukan
pemukulan bola sebagai stroker; atau
b. ketika bola-bola hasil pemukulan stroker
yang mengenai bola lain (touch) telah
berhenti,

31
c. ketika stroker mendapat hak untuk
melakukan spark. dan melakukan
pemukulan berikutnya setelah sparking
sukses.
(3) Jika hak untuk melakukan pemukulan bola telah
habis, hak sebagai stroker berakhir dan oleh
karenanya harus segera keluar dari Arena
Dalam.
(4) Stroker dinyatakan melakukan pelanggaran
(foul) apabila tidak melakukan pemukulan bola
atau spark dalam waktu 10 detik.
(5) Penanganan kasus foul karena waktu pemukulan
melebihi 10 detik adalah sebagai berikut:
a. semua bola yang bergerak dikembalikan ke
posisi semula;
b. untuk foul pada waktu start, bola diletakkan
di luar lapangan.
c. untuk foul pada waktu spark, bola
diletakkan di luar lapangan

Pasal 20

(1) Stroker boleh meminta konfirmasi kepada Wasit


Kepala maupun Asisten Wasit namun waktu
untuk tanya-jawab tidak termasuk dalam waktu
wasit.
(2) Konfirmasi dengan Wasit dapat dilakukan
berkenaan dengan;
a. masuk/tidaknya bola ke dalam Gawang:
i. apakah stroker mendapat poin atau tidak
apabila bola yang terletak di Gate-line,
kemudian bola terdorong masuk Gawang

32
dari arah depan ke belakang dengan
sempurna;
ii. apakah bola yang sedang dalam proses
setting pada waktu akan melakukan
spark, telah melewati Gate-line atau
belum;
b. agari/tidaknya bila ada bola yang sudah
melewati Gawang Ketiga dalam keadaan
menempel pada Pin
c. terjadi/tidak nya touch
i. apakah bola sendiri dan bola lain dalam
keadaan menempel/tidak pada saat akan
memukul bola;
ii. bola mana yang berhasil di touch oleh
bola sendiri;
d. menempel/tidaknya bola hasil touch
i. apakah bola sendiri menempel dengan
bola (bola-bola) hasil touch
ii. apakah bola (bola-bola) hasil touch
menempel dengan bola (bola-bola)
lainnya
e. apakah bola yang sedang dalam proses
setting pada waktu akan melakukan spark,
telah melewati tepi luar garis dalam atau
tidak

33
Bagian Kedua

Permainan Efektif dan Tidak Efektif

Pasal 21

(1) Permainan dinyatakan efektif bila :


a. pelaksanaan pemukulan bola maupun spark
dilakukan dengan benar pada saat pemain
mempunyai hak untuk melakukannya;
b. pelaksanaan pemukulan bola maupun spark
dilakukan tidak benar pada saat pemain
mempunyai hak untuk melakukannya
sehingga dinyatakan foul.
(2) Permainan dinyatakan tidak efektif bila:
a. permainan dilakukan stroker pada kurun
waktu wasit;
b. tindakan yang dilakukan bukan oleh stroker

Bagian Ketiga

Pergerakan Bola

Pasal 22

Semua pergerakan bola yang dihasilkan oleh


permainan yang benar dinyatakan sah

34
Pasal 23

(1) Pergerakan bola dinyatakan sebagai pergerakan


bola tidak sah, apabila terjadi:
a. pergerakan bola akibat foul;
b. pergerakan bola akibat permainan tidak
efektif;
c. pergerakan bola (bola-bola) lain akibat
terkena bola yang belum masuk Gawang
Pertama;
d. pergerakan bola tidak langsung akibat
getaran Gawang atau Pin; akibat terkena
stick, badan pemain atau pukulan bola out
maupun bola tidak sah lainnya.
e. pergerakan bola yang berasal dari luar (out-
ball) yang tidak berhenti di Arena Dalam;
f. pergerakan bola (bola-bola) akibat terkena
pantulan bola Agari;
g. pergerakan bola hasil spark yang mengenai
bola (bola-bola) yang ditempatkan
sementara (temporary ball);
h. pergerakan bola sendiri atau bola lain pada
saat proses spark, yaitu:
i. setelah terjadi touch, bola sendiri
menempel dengan bola hasil touch dan
pada saat pengambilan bola hasil touch
tersebut, bola sendiri bergerak;
ii. setelah terjadi touch, bola hasil touch
menempel dengan bola lain dan pada
saat pengambilan bola hasil touch
tersebut, bola lain tadi bergerak;
iii. setelah terjadi touch dengan beberapa
bola, bola sendiri menempel dengan
beberapa bola hasil touch, pada waktu

35
akan melakukan penempatan
sementara, bola sendiri atau salah satu
dari bola hasil touch bergerak;
i. Disamping pergerakan bola sebagaimana
diuraikan pada huruf a. sampai dengan
huruf h di atas, pergerakan lainnya yang
dapat dinyatakan tidak sah oleh wasit
adalah
i. pergerakan bola yang berada pada
posisi out-ball yang terkena bola yang
menuju keluar Arena;
ii. pergerakan bola yang diakibatkan
tersentuh oleh atribut/seragam;
iii. pergerakan bola yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan/cuaca;
(2) Bola-bola yang bergerak akibat terkena
pergerakan bola yang tidak sah harus
dikembalikan ke tempat semula.
(3) Bola-bola yang bergerak akibat terkena
pergerakan bola yang sah tetap di tempat.
(4) Apabila ada pergerakan bola tidak sah
menyentuh bola yang pergerakannya sah, maka
posisi bola dari pergerakan sah tetap ditempat
berhenti

36
Bagian Keempat

Pemukulan Bola

Pasal 24

(1) Pemukulan bola hanya boleh dilakukan oleh


stroker terhadap bolanya sendiri dengan
menggunakan bagian permukaan kepala stick.
(2) Stroker tidak boleh menolak untuk melakukan
pemukulan bola pada saat gilirannya.

Pasal 25

(1) Pada waktu akan melakukan pemukulan bola


start, stroker boleh memindahkan bola asal
masih di dalam Area Start dan dipindah dengan
tangan, serta dalam hitungan tidak melebihi 10
detik
(2) Pada waktu melakukan pemukulan bola start,
stroker mempunyai hak untuk meminta kepada
Wasit agar memindahkan sementara bola lain
yang berada di area antara Area Start dengan
Gawang Pertama maupun bola lain yang berjarak
maksimum satu bola di belakang Gawang
Pertama yang dirasa mengganggu
(3) Stroker yang tidak berhasil memasukan bolanya
pada Gawang Pertama, diberi hak untuk
melakukan pemukulan bola start kembali pada
gilirannya sesuai nomor urut.

37
Pasal 26

Hak untuk melakukan pemukulan bola lanjutan


dapat diperoleh apabila :
(1) Bola sendiri yang dipukul dinyatakan masuk
Gawang pada kesempatan pertama dan berhenti
di Arena Dalam, serta bola-bola lain yang ada di
Arena dalam keadaan berhenti;
(2) Stroker berhasil melakukan spark dengan benar
sampai proses spark selesai.
(3) Setelah berhasil spark satu atau beberapa bola,
stroker tetap hanya diberikan hak sekali
Pemukulan lanjutan
(4) Setiap kali berhasil memasukan bola ke Gawang
pada kesempatan pertama (poin), dan langsung
mengenai bola(bola-bola) lain (touch) atau
setelah touch kemudian bola sendiri masuk
gawang (poin), maka pemain mendapatkan hak
untuk melakukan pemukulan bola lanjutan
sebanyak 2 (dua) kali, setelah sparking
dinyatakan sukses.

Pasal 27

(1) Pemukulan bola dinyatakan foul apabila :


a. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
dengan cara mendorong bola (kontak
permukaan kepala stick dengan bola terjadi
dalam waktu yang relatif lama);
b. dalam sekali ayunan permukaan stick
mengenai bola sendiri lebih dari satu kali;
c. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
bukan dengan permukaan kepala stick;

38
d. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
dengan cara menendang stick;
e. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
dengan memukul stick dengan tangan;
f. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
dengan tangan masih menyentuh kepala
stick;
g. setelah touch dan bola sendiri sudah
berhenti, stick mengenai bola sendiri
sebelum hak untuk melakukan spark
diberikan;
h. setelah sparking sukses, stroker melakukan
pemukulan namun masih ada bola yang
bergulir di dalam arena.
i. Stick mengenai bola dalam keadaan
berhenti
j. waktu melakukan pemukulan bola start,
bolanya tidak ditempatkan pada Area Start;
k. melakukan pemukulan bola tanpa
melakukan spark terlebih dahulu, padahal
sudah memperoleh hak untuk melakukan
spark;
l. setelah berhasil melakukan spark, langsung
melakukan pemukulan bola sebelum
waktunya;
m. stick menyentuh bola lain dalam keadaan
bergerak;
n. stick menyentuh bola sendiri dalam keadaan
bergerak;
(2) Penanganan bola hasil pemukulan yang
dinyatakan foul adalah sebagai berikut :
a. ayat (1) huruf a sampai dengan huruf j:
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul, dikembalikan ke tempat semula;

39
ii. foul yang terjadi pada saat pemukulan
bola start, bola sendiri diletakkan di
luar arena atau dikembalikan kepada
pemain;
b. ayat (1) huruf k dan l
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul bola dikembalikan ke tempat
semula;
ii. bola sendiri dikeluarkan dekat dengan
tempat kejadian.
c. ayat (1) huruf m
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul dikembalikan ke tempat semula
ii. bola lain yang bergerak karena foul
akibat stick mengenai bola yang
bergerak tersebut, diletakkan pada
tempat stick mengenai bola;
iii. bola sendiri dikeluarkan pada tempat
terdekat dengan tempat bola sendiri
berhenti
d. ayat (1) huruf n:
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul dikembalikan ke tempat semula
ii. bola sendiri dikeluarkan dekat dengan
tempat tersentuhnya bola
e. pemukulan foul pada saat sparking, diatur
tersendiri pada sparking foul

40
Bagian Kelima

Masuk Gawang (poin)

Pasal 28

(1) Bola dinyatakan poin (sukses masuk gawang)


atau disebut ”gate tsuka” adalah ketika bola
bergulir dari arah depan gawang ke belakang
gawang masuk melewati gate-line Gawang
Pertama, atau Kedua atau Ketiga pada
kesempatan pertama
(2) Bola dinyatakan berhasil masuk Gawang
Pertama dan mendapatkan poin apabila dapat
melewati Gate-line Gawang Pertama dari hasil
pemukulan bola start yang sah
(3) Apabila hasil pemukulan bola start gagal masuk
Gawang Pertama maka bola harus dikeluarkan
dari Arena Dalam
(4) Bola dinyatakan berhasil masuk Gawang Kedua
dan mendapatkan poin apabila:
a. masuk pada kesempatan pertama; dan
b. merupakan hasil pemukulan bola maupun
spark yang sah yang datangnya dari arah
depan Gawang Kedua; dan
c. telah melewati Gate-line Gawang Kedua;
dan
d. sebelumnya telah mendapatkan poin dari
Gawang Pertama.
(5) Bola dinyatakan berhasil masuk Gawang Ketiga
dan mendapatkan poin apabila:
a. masuk pada kesempatan pertama; dan

41
b. merupakan hasil pemukulan bola maupun
spark yang sah yang datangnya dari arah
depan Gawang Ketiga; dan
c. telah melewati Gate-line Gawang Ketiga;
dan
d. sebelumnya telah mendapatkan poin dari
Gawang Kedua.
(6) Bola yang bergulir melewati gate-line, namun
tidak dinyatakan masuk Gawang Kedua dan
Ketiga apabila:
a. bola yang berasal dari arah belakang gawang
dan berhenti di gate-line.
b. bola hasil pemukulan dari luar Arena Dalam
(out ball) dan berhenti di gate-line
c. bola berada di gate-line karena sparking foul,
sesudah setting,
d. bola sparking yang di setting di gate-line
e. bola hasil pemukulan dari luar Arena Dalam
(out ball)
f. bola hasil pemukulan foul, atau pergerakan
tidak sah.

Bagian Kenam

Agari

Pasal 29

(1) Sebuah bola dikatakan Agari apabila bola


tersebut sudah mendapat poin 3 kemudian
mengenai Pin dari pergerakan bola yang sah serta
bukan dari pukulan bola dari luar Arena Dalam
(out-ball).

42
(2) Keberhasilan agari bola lain dengan cara sparking
hanya dapat dicapai bila pada waktu setting, bola
hasil touch tidak menyentuh Pin
(3) Bola yang sudah mendapat poin 3 dan menempel
pada Pin, dapat dinyatakan agari apabila:
a. Sudah dilakukan pemukulan oleh pemain
b. Ada pergerakan bola lain yang sah
mengenai langsung bola tersebut.
(4) Bola yang sudah agari segera dikeluarkan dari
Arena Dalam.

Bagian Ketujuh

Touch

Pasal 30

(5) Touch terjadi ketika bola sendiri di Arena


Dalam dipukul dan bergulir mengenai bola lain
(6) Apabila bola sendiri pada posisi sudah
menempel dengan bola lain, Wasit menyatakan
touch setelah pemain melakukan pemukulan
bola.
(7) Bola hasil pemukulan bola start yang mengenai
bola lain tidak termasuk dalam kategori touch.

Pasal 31

(1) Touch tidak boleh dilakukan lebih dari 1 kali


pada bola yang sama pada satu kesempatan

43
melakukan pemukulan bola (bola lain yang telah
di spark tidak boleh tersentuh lagi).
(2) Apabila terjadi touch dua kali pada bola yang
sama, penanganannya adalah sebagai berikut :
a. bola lain yang bergerak akibat terjadinya
touch dua kali, dikembalikan ketempat
semula;
b. bola sendiri dikeluarkan ke tempat terdekat
dengan kejadian touch yang kedua.

Bagian Kedelapan

Sparking

Pasal 32

(1) Stroker mendapatkan hak sparking setelah bola


sendiri berhasil mengenai bola lain (touch), dan
bola sendiri maupun bola hasil touch berhenti di
Arena Dalam, dan kedua bola sudah dinyatakan
(in-ball).
(2) Stroker tidak boleh menolak untuk melakukan
spark.
(3) Pada situasi dimana stroker mempunyai hak
untuk melakukan spark dan pemukulan bola
secara bersamaan maka pelaksanaan spark harus
didahulukan

44
Pasal 33

(1) Pelaksanaan sparking setelah terjadinya touch,


dimulai pada saat semua bola sudah berhenti di
Arena Dalam
(2) Urutan spark adalah sebagai berikut, stroker:
a. mengambil bola hasil touch
b. menginjak bola sendiri;
c. melakukan setting bola;
d. melepaskan tangan dari bola;
e. melakukan pemukulan terhadap bola
sendiri, sehingga bola hasil touch bergerak/
bergulir;
f. melepas injakan dari bola sendiri.
(3) Pelaksanaan sparking yang diperbolehkan:
a. Pengambilan bola touch setelah menginjak
bola sendiri;
b. Penempatan kembali injakan/memutar arah
dalam posisi menginjak bola sendiri;
c. Menyentuh bola sendiri pada saat setting;
(bola sendiri dalam keadaan terinjak)
d. Pengambilan bola hasil touch yang sudah
disetting kemudian dilakukan setting ulang
e. Pemukulan mengenai sepatu bersamaan me
genai bola;
f. Bola sendiri bergerak namun masih dalam
injakan pemain
(4) Apabila bola sendiri yang bergerak tersebut
masih dalam injakan pemain dan pergerakannya
akan berpengaruh terhadap pukulan lanjutan
(misalnya masuk Gawang, atau agari, atau
touch) maka wasit harus mengembalikan bola
ke tempat semula, sebelum dilakukan
pemukulan berikutnya

45
(5) Apabila terjadi touch beberapa bola sekaligus,
maka stroker mendapatkan hak untuk melakukan
spark terhadap beberapa bola, dan urutan untuk
melakukan spark dapat dilaksanakan sesuai
keinginan stroker
(6) Apabila terjadi touch beberapa bola sekaligus,
dan bola sendiri menempel terhadap beberapa
bola tersebut, maka stroker harus memindahkan
sementara bola-bola yang akan di-spark
berikutnya, dengan ketentuan:
a. apabila touch terhadap dua bola, ambil bola
yang akan di-spark berikutnya, untuk
ditempatkan pada lokasi yang tidak akan
mengganggu pelaksanaan spark yang
pertama; (pengambilan 2 bola sekaligus
dinyatakan sparking foul)
b. apabila touch terhadap lebih dari dua bola,
pengambilan bola hasil touch yang akan di-
spark kemudian dapat dilaksanakan satu
persatu atau beberapa sekaligus, kecuali
bola hasil touch yang akan di spark
pertama.

Pasal 34

(1) Setting bola touch adalah penempelan bola hasil


touch ke bola sendiri dalam keadaan diinjak dan
kedua bola berada di Arena Dalam.
(2) Setting dianggap sah apabila:
a. bola sendiri dan bola hasil touch keduanya
dalam keadaan terinjak, walaupun bola hasil
touch tidak menempel sempurna dengan bola

46
sendiri (masih ada celah diantara kedua
bola),
b. stroker hanya menginjak bola sendiri namun
bola hasil touch menempel bola sendiri
c. saat sparking bola hasil touch tidak sengaja
bergulir
d. stroker menginjak bola sendiri dan bola hasil
touch secara bersamaan, karena lokasi kedua
bola berdekatan setelah terjadinya touch.
(3) Semua pergerakan bola hasil spark yang
sempurna adalah sah.

Pasal 35

Pelaksanaan spark dinyatakan berhasil apabila :


(1) bola hasil spark bergerak dengan jarak lebih
dari 10 cm dari bola sendiri;
(2) bola hasil spark dinyatakan agari

Pasal 36

Pelaksanaan spark dinyatakan foul apabila:


(1) bola sendiri atau bola lain yang tidak menempel
bola touch bergerak pada saat pengambilan bola
touch
(2) setelah mengambil bola touch dan sebelum
dilakukan spark, bola sendiri atau bola lain
bergerak karena terkena bola touch;
(3) bola sendiri lepas dari injakan kaki;
(4) pada saat pemukulan spark tangan masih
menyentuh bola;
(5) stroker hanya memukul kaki/sepatu

47
(6) bola yang di-spark bergulir kurang dari 10 cm
dari bola sendiri dan kedua bola masih di Arena
Dalam;
(7) bola yang di-spark memantul kembali karena
mengenai Pin/Gawang/bola lain dan menempel
bola sendiri;
(8) Setelah touch beberapa bola, stroker mengambil
bola touch untuk di-spark pertama, setelah
melakukan setting dan belum melakukan spark,
kemudian mengganti dengan bola touch lainnya;
(9) Setelah touch 2 bola, dan keduanya menempel
dengan bola sendiri, stroker mengambil bola
touch untuk dipindah sementara namun
dikembalikan sebelum melakukan spark,
kemudian mengganti dengan bola touch lainnya;
(10) Setelah touch lebih dari satu bola, posisi bola
touch yang satu menempel, namun stroker
menyentuh bola touch yang lain;
(11) Stroker melakukan sparking dengan setting bola
touch di luar garis Arena Dalam

Pasal 37

Penanganan sparking foul adalah sebagai berikut:


(1) Apabila sparking foul terjadi sebelum setting:
a. bola-bola yang bergerak akibat sparking
foul dikembalikan ke posisi semula;
b. bola touch dikembalikan ke tempat berhenti
setelah touch;
c. bola sendiri dikeluarkan.
(2) Apabila sparking foul terjadi setelah setting
sebelum sparking:
a. bola-bola yang bergerak akibat sparking
foul dikembalikan ke posisi semula;

48
b. bola touch ditempatkan di tempat setting
c. bola sendiri dikeluarkan
(3) Apabila sparking foul terjadi setelah sparking
sukses sebelum kaki diangkat.
a. Bola hasil spark dan bola yang terkena
pergerakan bola hasil spark tetap di tempat
setelah berhenti
b. Bola lain yang terkena sparking foul (misal:
bola sendiri melesat dari injakan mengenani
bola lain) dikembalikan ke tempat semula
c. Bola sendiri dikeluarkan
(4) Apabila sparking foul terjadi setelah sparking
sukses, bola hasil spark mengenai gawang atau
Pin atau bola lain dan kembali menempel pada
bola sendiri:
a. Bola hasil spark tetap di tempat menempel
pada bola sendiri
b. Bola sendiri dikeluarkan di tempat terdekat
dengan kejadian menempel antara bola
sendiri dengan bola hasil spark
(5) Apabila sparking foul terjadi setelah pemukulan
spark dengan setting bola hasil touch di luar
garis:
a. bola-bola yang bergerak akibat sparking
foul dikembalikan ke posisi semula;
b. bola touch dikembalikan ke tempat berhenti
setelah touch;
c. bola sendiri dikeluarkan.

49
Bagian Kesembilan

In-ball dan Out-ball

Pasal 38

Bola dinyatakan in-ball bila:


(1) bola sudah masuk Gawang Pertama dan
posisinya berada di Arena Dalam;
(2) bola out yang di pukul dari Arena Luar
berhenti di Arena Dalam.

Pasal 39

(1) Bola dinyatakan out-ball bila bola sudah


mendapat poin tetapi posisinya berada di luar
Arena Dalam
(2) Out-ball bukan diakibatkan terjadinya foul
adalah:
a. Bola start yang bergulir melewati Garis
Batas Arena Dalam
b. Bola in-ball yang di pukul atau di-spark
bergulir melewati Garis Batas Arena
Dalam;
c. Bola dari luar (out-ball) yang dipukul
melewati Garis Batas Arena Dalam, namun
bergulir ke luar Arena Dalam;
d. Pemukulan bola out-ball namun tidak
sampai masuk ke Arena Dalam
(3) Peletakan out-ball
a. Pada kasus ayat (2) a, b dan c, bola
diletakkan pada titik pertemuan antara garis
imajiner jalannya bola dengan tepi luar

50
Garis Dalam, dengan jarak 10 cm dari titik
potong tersebut;
b. Pada kasus ayat (2) d bola diletakkan ke
tempat semula.
(4) Out ball yang disebabkan terjadinya foul, bola
diletakkan 10 cm dari titik luar garis dalam di
tempat yang terdekat dengan terjadinya foul.
(5) Stroker boleh meminta kepada wasit untuk
memindahkan sementara out-ball apabila
sewaktu akan melakukan pemukulan bola
merasa terganggu.

Pasal 40

Pemukulan out-ball harus dilakukan di titik dimana


bola tersebut diletakkan oleh wasit/penjaga garis

Pasal 41

(1) Pemukulan out-ball mengenai bola lain,


dinyatakan foul. (out-ball stroking foul), dan
pergerakan bola yang terkena adalah tidak sah
(2) Penanganan kasus out-ball stroking foul:
a. Bola lain yang bergerak akibat pukulan bola
out-ball dikembalikan ke tempat semula;
b. bola sendiri dikeluarkan di tempat terdekat
dengan kejadian.

51
Bagian Kesepuluh

Sentuhan foul

Pasal 42

(1) Semua sentuhan yang dilakukan oleh stroker


terhadap bola yang berada di Arena dinyatakan
foul.
(2) Penanganan kasus sentuhan foul adalah sebagai
berikut:
a. apabila stroker menyentuh bola yang
berada di Arena Dalam, maka:
i. bola diletakkan kembali pada tempat
semula;
ii. stroker kehilangan hak untuk
melakukan pemukulan bola;
b. apabila stroker menyentuh bola dalam
keadaan bergerak, maka :
i. bola-bola yang bergerak akibat
pergerakan bola tersentuh
dikembalikan ke posisi semula;
ii. bola tersentuh dikembalikan ke posisi
terjadinya sentuhan;
iii. bola sendiri dikeluarkan;
c. apabila pemain menyentuh bola sendiri
yang dalam keadaan bergerak, maka :
i. bola-bola yang bergerak akibat
pergerakan bola tersentuh dikembali
kan ke posisi semula;
ii. bola sendiri dikeluarkan

52
Bagian Kesebelas

Gangguan dalam pertandingan

Pasal 43

(1) Gangguan dalam pertandingan dapat berupa:


a. Tidak diindahkannya peringatan wasit atas
pelanggaran aturan yang dilakukan baik
oleh manajer, maupun pemain ;
b. Wasit mempertimbangkan dan memutuskan
bahwa manajer, atau pemain mengganggu
jalannya pertandingan.
(2) Wasit Kepala berhak melakukan tindakan agar
tidak ada tim yang dirugikan/ diuntungkan
akibat adanya gangguan dalam pertandingan,
antara lain:
a. penghentian hak pemain untuk melakukan
pemukulan bola;
b. penempatan bola pemain di luar lapangan;
c. pembatalan bola yang masuk Gawang
maupun yang Agari;
d. pengusiran manajer, maupun pemain dari
lapangan.
i. Bola pemain yang diusir dikeluarkan
dari lapangan;
ii. Pemain dinyatakan absen;
iii. Nilai yang didapat tetap
diperhitungkan;
e. Tim yang mengganggu didiskualifikasi.

53
Pasal 44

(1). Untuk keperluan penegakan peraturan dan


menghindari kesalahan komunikasi, wasit
dapat menggunakan kartu peringatan bagi
pemain, dan manajer yang melanggar
peraturan atau mengganggu jalannya
pertandingan.
(2). Kartu peringatan berwarna kuning diberikan
kepada pemain atau manajer yang sudah
mendapat dua kali peringatan lisan dalam
satu pertandingan
(3). Kartu berwarna merah digunakan untuk
mengusir pemain atau manajer keluar arena
dikarenakan sudah mendapat dua kali
peringatan kartu kuning dalam satu kejuaraan
dan atau karena pelanggaran berat yang
dilakukannya dalam satu pertandingan
(4). Pemain dan atau manajer yang mendapat
kartu merah berarti kehilangan hak
mengikuti satu pertandingan berikutnya
dalam turnamen atau kejuaraan tersebut.

54
Bagian Ke Duabelas

Waktu Wasit

Pasal 45

(1) Waktu wasit adalah waktu yang diperlukan oleh


wasit untuk mengatur jalannya pertandingan
(2) Waktu wasit tidak masuk dalam perhitungan 10
detik, tetapi tidak berpengaruh terhadap waktu
pertandingan.

Bagian Ke Tigabelas

Pergantian Peralatan

Pasal 46

(1) Pemain dapat mengganti stick atas persetujuan


wasit.
(2) Pemain hanya boleh membawa satu stick ke
Arena Dalam
(3) Stick pengganti harus sudah di check oleh wasit
sebelum digunakan.

Pasal 47

Apabila terjadi kerusakan pada bola, maka wasit


harus segera menggantinya.

55
Bagian Ke Empatbelas

Penghentian Pertandingan

Pasal 48

(1) Pertandingan dapat dihentikan sementara apabila


terjadi gangguan cuaca atau alasan lain yang
ditetapkan oleh Wasit.
(2) Dalam hal pertandingan dihentikan sementara,
posisi bola tetap di tempat.
(3) Pertandingan dapat dilanjutkan kembali dari
penghentian sementara dengan melanjutkan sisa
waktu dan posisi bola terakhir pada saat
pertandingan dihentikan sementara.
(4) Apabila Wasit mempertimbangkan bahwa
pertandingan tidak mungkin dilanjutkan, dan bila
waktu pertandingan berjalan kurang dari 20
menit maka pertandingan dinyatakan batal.
(5) Apabila Wasit mempertimbangkan bahwa
pertandingan tidak mungkin dilanjutkan, dan bila
waktu pertandingan sudah berjalan 20 menit atau
lebih, maka pertandingan dinyatakan sah dan
selesai.

56
BAB IX

WASIT

Pasal 49

(1) Wasit terdiri dari Satu orang Wasit Ketua dan


Satu orang Asisten Wasit
(2) Wasit dibantu oleh Satu orang Pencatat, dan
dapat dibantu oleh satu atau dua orang Penjaga
Garis, dan Satu orang Pencatat Papan Nilai

Pasal 50

(1) Wasit Ketua mempunyai wewenang penuh


dalam mengatur pertandingan sesuai peraturan
yang berlaku
(2) Wasit Ketua mempunyai hak untuk mengambil
keputusan apabila terjadi hal-hal yang tidak
terduga di luar peraturan.
(3) Wasit Ketua bertugas :
a. mengundi untuk penentuan tim pemegang
bola merah atau bola putih;
b. Menetapkan pertandingan dimulai dengan
menyatakan play-ball dan pertandingan
selesai denga menyatakan game-set;
c. memanggil pemain untuk melaksanakan
pemukulan bola sesuai nomor urut;
d. menerima dan mengumumkan pergantian
pemain;
e. mengumumkan waktu penangguhan (time
out) dan waktu pertandingan dimulai
kembali;

57
f. menetapkan sanksi bagi pemain atau tim
yang mengganggu pertandingan;
g. menetapkan dan mengumumkan
diskualifikasi;
h. mengkonfirmasikan nilai hasil pertandingan;
i. menetapkan dan mengumumkan tim
pemenang;
j. meminta kepada kedua kapten tim yang
bertanding untuk menandatangani hasil
pertandingan setelah penetapan dan
pengumuman pemenang.

Pasal 51

(1) Asisten Wasit bertugas membantu wasit ketua :


a. memeriksa lapangan sebelum pertandingan
dimulai;
b. melakukan konfirmasi kepada pemain
masing-masing tim berdasarkan daftar
pemain yang diserahkan oleh kapten tim;
c. memeriksa peralatan yang dipakai dan
pakaian seragam pemain;
d. menetapkan dan mengumumkan stroker yang
mendapat poin dan agari;
e. menetapkan dan mengumumkan terjadinya
touch;
f. menetapkan dan mengumumkan adanya bola
keluar (out ball) dan menentukan posisi bola
keluar;
g. menetapkan dan mengumumkan terjadinya
pelanggaran (foul);
h. memberikan peringatan kepada manajer atau
pemain yang tidak mematuhi peraturan;

58
i. menanggapi pertanyaan yang terjadi dalam
pertandingan;
j. mengambil bola yang dirasa mengganggu
permainan atas permintaan pemain;
k. mengembalikan bola ke tempat semula akibat
pergerakan yang tidak sah.
(2) Apabila Wasit Ketua tidak dapat melanjutkan
tugasnya, Asisten Wasit akan mengambil alih
tugas dan tanggung jawab sebagai Wasit Ketua

Pasal 52

Pencatat bertugas :
a. membantu Wasit memeriksa lapangan
pertandingan;
b. mencatat informasi-informasi penting ke
dalam lembar nilai (score sheet);
c. memberikan konfirmasi dan ikut
mengumumkan stroker yang berhasil
memasukan bola ke dalam Gawang dan
Agari;
d. menyiapkan jawaban tentang hal-hal yang
mungkin ditanyakan oleh Wasit Ketua
maupun Asisten Wasit;
e. membantuWasit Ketua dan Asisten Wasit
dalam mengambil keputusan;
f. memberikan konfirmasi pergantian pemain
dan menyampaikan kepada Wasit Ketua;
g. ikut memantau dan memperhitungkan waktu
selama pertadingan berjalan;
h. mengumumkan segmen waktu selama
pertandingan berlangsung (sisa waktu 15
menit, 10 menit, 5 menit, dan waktu habis );

59
i. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit
apabila ada bola keluar, mengumumkan dan
meletakkan bola pada tempatnya;
j. memberikan peringatan terhadap manajer,
maupun pemain yang tidak mematuhi
peraturan.

Pasal 53

Penjaga garis bertugas:


a. memeriksa lapangan pertandingan;
b. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit
dalam pengambilan keputusan, pengumuman
dan lain-lain yang diperlukan;
c. menentukan dan mengumumkan out-ball ;
d. memberikan peringatan terhadap manajer,
dan pemain yang tidak mengikuti peraturan.

60

Anda mungkin juga menyukai