PB PERGATSI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
7. Gate-line adalah garis imajiner yang
menghubungkan dua kaki gawang di bagian
belakang;
8. Touch adalah kejadian hasil pemukulan bola
sendiri oleh stroker yang mengenai bola lain;
9. Bola touch adalah bola lain yang secara langsung
terkena bola sendiri yang dipukul oleh stroker;
10. Sparking adalah kegiatan stroker mulai dari
melakukan setting bola sampai dengan
menggerakan bola lain sebagai dampak dari
pemukulan terhadap bola sendiri;
11. Setting adalah kegiatan yang dilakukan oleh
stroker setelah terjadinya touch yang sah,
dimana bola sendiri dan bola hasil touch telah
berhenti di arena dalam, kemudian stroker
mengambil bola hasil touch, lalu menginjak bola
sendiri dan meletakkan bola hasil touch
menempel pada bola sendiri;
12. Bola di dalam (in-ball) adalah bola yang berada
di Arena Dalam;
13. Bola di luar (out-ball) adalah bola yang berada di
luar Arena Dalam;
14. Waktu wasit adalah waktu yang digunakan oleh
wasit untuk mengatur pertandingan selama
pertandingan tersebut berjalan;
15. Bola sendiri adalah bola yang sedang dimainkan
oleh stroker;
16. Bola lain adalah bola yang sedang tidak
dimainkan oleh stroker.
3
BAB II
Bagian Pertama
Lapangan
Pasal 2
4
antara Garis Ketiga dan Garis Keempat
disebut Sudut Keempat.
(5) Arena Luar :
a. Arena Luar terletak antara Garis Dalam dan
Garis Luar;
b. Jarak antara sisi terluar Garis Dalam dan sisi
terluar Garis Luar antara 50 cm sampai
dengan 100 cm
c. Arena Luar dibatasi oleh Garis Luar dengan
lebar dan warna yang mudah dibedakan dari
warna permukaan Arena.
Pasal 3
A. Area Bebas
(1) Ketentuan Area Bebas
a. Area Bebas terletak antara Garis Luar
dan Garis Pembatas Lapangan Gateball;
b. Jarak antara sisi terluar Garis Luar dan
sisi terluar Garis Pembatas Lapangan
pada prinsipnya lebih dari 100 cm
c. Area Bebas dibatasi oleh Pembatas
Lapangan.
(2) Area Bebas hanya dapat ditempati oleh para
pemain, manajer, dan pelatih;
(3) Pada Area Bebas dapat ditempatkan Area
Tunggu dan Papan Nilai (score board):
a. Area Tunggu dapat dilengkapi dengan
tempat duduk, bangku dan fasilitas
lainnya untuk manajer, pelatih dan para
pemain
b. Papan Nilai diletakkan di pinggir
lapangan yang mudah dilihat oleh kedua
Tim, maupun penonton serta
5
penempatannya tidak berpotensi
mengganggu jalannya pertandingan.
B. Area Start:
(1) Area Start dibentuk oleh 4 titik sebagai
berikut :
a. Titik pertama dan kedua terletak pada
Garis Keempat dengan jarak masing-
masing 1 m dan 3 m dari Sudut Pertama
b. Titik ketiga dan keempat terletak pada
perpotongan garis yang dibuat tegak
lurus dari titik pertama dan kedua
dengan sisi luar dari Garis Luar.
(2) Area Start berbentuk 4 persegi panjang
dengan panjang 2 meter dan lebar
menyesuaikan dengan arena luar.
(3) Lebar dan warna garis tersebut pada (1) b,
paling tidak sama dengan lebar dan warna
Garis Luar.
C. Gawang:
(1) Gawang terdiri dari Gawang Pertama,
Gawang Kedua, dan Gawang Ketiga.
(2) Ketentuan dalam Pembuatan Gawang (lihat
Gambar 2):
a. Gawang dibuat dari batang silindris yang
dibentuk menyerupai huruf U terbalik
dengan diameter batang berkisar 1 cm
(+/- 1 mm).
b. Warna Gawang harus mudah dibedakan
dengan warna Arena agar mudah dilihat;
c. Kedua kaki Gawang berdiri tegak lurus
di atas permukaan tanah, dengan ukuran
6
lebar bagian dalam Gawang 22 cm dan
tinggi bagian dalam Gawang 19 cm.
d. Pada bagian atas masing-masing
Gawang diberi tanda nomor yang ukuran
panjang dan lebarnya maksimum 10 cm.
e. Area di sekitar Gawang terdiri dari 2
(dua) wilayah yaitu bagian depan
Gawang dan bagian belakang Gawang,
yang dibatasi oleh Gate-line.
f. Bagian depan Gawang Pertama terletak
diantara Gate-line Gawang Pertama
dengan Garis Keempat, sedangkan
bagian belakang Gawang Pertama
terletak diantara Gate-line Gawang
Pertama dengan Garis Kedua.
g. Bagian depan Gawang Kedua terletak
diantara Gate-line Gawang Kedua
dengan Garis Pertama, sedangkan bagian
belakang Gawang Kedua terletak
diantara Gate-line Gawang Kedua
dengan Garis Ketiga.
h. Bagian depan Gawang Ketiga terletak
diantara Gate-line Gawang Ketiga
dengan Garis Ketiga, sedangkan bagian
belakang Gawang Ketiga terletak
diantara Gate-line Gawang Ketiga
dengan Garis Pertama.
(3) Penempatan Gawang adalah sebagai berikut :
a. As Gawang Pertama berjarak 4 m dari
tengah Area Start yang berada pada
Garis Keempat, dan 2 m dari Garis
Pertama menghadap ke Garis Keempat.
b. As Gawang Kedua berjarak 12 m dari
Sudut Kedua atau 8 m dari Sudut Ketiga,
7
dan 2 m dari Garis Kedua menghadap ke
Garis Pertama.
c. As Gawang Ketiga berjarak 10 m dari
Sudut Ketiga atau Sudut Keempat, dan 2
m dari Garis Keempat menghadap ke
Garis Ketiga.
2 m 0.50 m – 1 m
Gawang
Garis
0.50 m Kedua
Luar
15 m – 1 m
Goal
Garis Pole Garis
Ketiga Perta
Gawang 2 m ma
Pertama
Garis
Dalam Gawang 4
Ketiga
2 Area Start
2 1
Sudut 4 3
Keempat
Sudut
10 m Pertama
GarisKeempat
Gawang 1
Ketiga 3 m
Bagian Bagian
Depan Belakang
Gate-
8
Gambar 2. Gawang
D. Pin (Goal-Pole)
(1) Pin terbuat dari batang silindris dengan
diameter 2 cm ( +/- 1mm) dan diberi warna
yang mudah dibedakan dari warna Arena
agar mudah dilihat (lihat Gambar 3).
(2) Pin ditancapkan tegak lurus di atas tanah
dengan tinggi 20 cm dari permukaan Arena.
(3) Pin diletakkan ditengah-tengah Arena.
9
Bagian Kedua
Perlengkapan
Pasal 4
A. Stick
(1) Stick terdiri dari Kepala Stick dan Tangkai
Stick (lihat Gambar 4).
(2) Kepala Stick mempunyai 2 permukaan yang
sejajar dengan Tangkai Stick, sehingga garis
tengah Kepala Stick tegak lurus dengan
Tangkai Stick.
(3) Permukaan Kepala Stick berdiameter
minimum 3,5 cm dan maksimum 5 cm.
(4) Panjang Kepala Stick berkisar antara 18 – 24
cm.
(5) Tangkai Stick terpasang dengan kokoh
ditengah-tengah Kepala Stick sehingga
membentuk seperti huruf T.
(6) Tangkai Stick termasuk pegangannya (grip)
mempunyai panjang 50 cm atau lebih.
B. Bola
(1) Bola Gateball berbentuk bulat berdiameter 7,5
cm ( +/- 0,7 mm ) (lihat Gambar 4).
(2) Berat bola Gateball 230 gr ( +/- 10 gr ).
10
(3) Bola Gateball terbuat dari bahan Sintetik
Resin.
(4) Jumlah bola Gateball 10 buah yang terdiri atas
5 bola berwarna merah dan 5 bola berwarna
putih.
(5) Bola berwarna merah diberi nomor ganjil
berwarna putih yaitu 1, 3, 5, 7,dan 9.
(6) Bola berwarna putih diberi nomor genap
berwarna merah yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10.
(7) Ukuran tinggi nomor pada bola 5 cm.
(8) Setiap bola harus diberi tanda nomor paling
tidak 2 buah pada tempat yang mudah terlihat.
11
(2) Pengatur waktu mundur 30 menit digunakan
untuk mengukur waktu lamanya permainan.
(3) Pengatur waktu 10 detik digunakan untuk
menghitung batas waktu lamanya pemain
melakukan pemukulan setelah diberi hak
memukul (namun wasit disarankan untuk tidak
menggunakan alat dalam menghitung 10 detik,
karena akan mengganggu konsentrasi wasit)
12
BAB III
TIM
Bagian Pertama
Kategori Pertandingan
Pasal 5
A. Beregu:
(1) Tim terdiri dari 5 orang pemain utama dan
paling banyak 3 orang pemain cadangan,
salah satu pemain ditunjuk sebagai kapten.
(kapten boleh sebagai pemain cadangan)
(2) Kategori beregu terdiri atas nomor Beregu
Pria, Beregu Wanita, dan Beregu Campuran
(3) Komposisi Beregu Campuran adalah 3 Pria
dan 2 Wanita atau sebaliknya.
B. Triple:
(1) Tim terdiri atas 3 orang pemain utama dan
paling banyak 2 orang pemain cadangan,
salah satu ditunjuk sebagai kapten.
(2) Kategori Triple terdiri atas nomor Triple
Pria, Triple Wanita, dan Triple Campuran;
(3) Komposisi Triple Campuran adalah 2 Pria
dan 1 Wanita atau sebaliknya
13
C. Ganda:
(1) Tim terdiri dari 2 orang pemain tanpa
pemain cadangan, salah satu ditunjuk
sebagai kapten.
(2) Kategori Ganda terdiri atas nomor Ganda
Pria, Ganda Wanita, dan Ganda Campuran
(3) Komposisi Ganda Campuran adalah 1 Pria
dan 1 Wanita
D. Tungga:
(1) pemain hanya 1 orang tanpa pemain
cadangan;
(2) Kategori Tunggal terdiri atas nomor
Tunggal Pria dan Tunggal Wanita
Bagian Kedua
Pasal 6
A. Manajer
(1) Manajer mempunyai tugas:
a. Memimpin dan bertanggung jawab
terhadap tindakan maupun ucapan anggota
tim;
b. Mengkoordinasikan dengan Wasit terkait:
14
i. Pergantian pemain;
ii. Penggantian kapten yang tidak dapat
menjalankan fungsinya
iii. Pelaporan pemain yang absen
(2) Manajer dapat mengajukan pertanyaan
langsung kepada wasit, pada saat suatu
masalah terjadi, dengan catatan waktu yang
dipakai untuk bertanya tidak termasuk bagian
dari waktu wasit;
(3) Manajer dilarang mengulang pertanyaan
yang sama, apabila pertanyaan pertama telah
ditanggapi/dijawab oleh wasit.
(4) Manajer harus mengenakan tanda “Manajer”
pada lengan kiri bagian atas
(5) Manajer harus mengenakan sepatu olah raga.
(6) Manajer harus mengetahui dan
memperhatikan peraturan pertandingan.
(7) Manajer harus mematuhi keputusan wasit
dalam rangka menegakkan sportivitas.
(8) Manajer harus menghormati anggota tim lain,
anggota satu tim dan para penonton dalam
rangka meningkatkan semangat fair play dan
harus ramah dalam berkomunikasi.
(9) Manajer tidak boleh mempengaruhi
keputusan wasit atau menyembunyikan
pelanggaran yang dilakukan oleh tim.
B. Kapten
(1) Kapten merupakan representasi dari tim dan
bertanggung jawab terhadap perilaku dan
ucapan tim:
(2) Apabila kapten tidak dapat melanjutkan
tugasnya, manajer berhak menunjuk
15
pengganti kapten dari salah satu pemain dan
melaporkannya kepada wasit
(3) Apabila manajer tidak ada, maka kapten
yang menunjuk penggantinya dari salah
satu pemain
(4) Apabila manajer tidak ada dan kapten tidak
mampu untuk menunjuk penggantinya,
maka para pemain sepakat untuk memilih
salah satu diantaranya sebagai pengganti
Kapten
(5) Kapten mempunyai tugas:
a. Menyerahkan lembar daftar urut pemain
utama dan pemain cadangan (playing
order sheet);
b. Memilih bola merah atau putih, atau
memilih area tunggu;
c. Menandatangani hasil pertandingan pada
lembar catatan
d. Mengambil alih peran dan tanggung
jawab manajer, apabila manajer tidak
ada, termasuk menunjuk pengganti
kapten dari salah satu pemain dan
memberitahukannya kepada wasit;
(6) Kapten harus mengenakan tanda “Kapten”
pada lengan kiri bagian atas
(7) Kapten dapat bersama-sama dengan
manajer bertanggung jawab terhadap tim
C. Pemain
(1) Dalam turnamen resmi, semua pemain
dalam satu tim harus mengenakan seragam
yang sama
(2) Pemain harus mengenakan sepatu olah raga.
16
(3) Pemain tidak boleh mengenakan asesoris
yang dapat menganggu jalannya
pertandingan.
(4) Seluruh pemain utama maupun pemain
cadangan yang menggantikan pemain
utama harus mengenakan nomor yang
sesuai dengan nomor urut bolanya, dengan
ketentuan:
a. Ukuran nomor minimal 10 cm;
b. Warna dan bentuk nomor harus mudah
dilihat dan dimengerti;
c. Nomor dapat dikenakan hanya di
bagian depan saja (di bagian dada),
atau dikenakan pada bagian depan
(dada) dan belakang (punggung).
(5) Stroker tidak boleh melakukan tindakan
yang berindikasi untuk mengulur-ulur
waktu.
(6) Pemain harus mengetahui dan
memperhatikan peraturan pertandingan.
(7) Pemain harus mematuhi keputusan wasit
dalam rangka menegakkan sportivitas.
(8) Pemain harus menghormati anggota tim
lain, anggota satu tim dan para penonton
dalam rangka meningkatkan semangat fair
play dan harus ramah dalam berkomunikasi.
(9) Pemain tidak boleh mempengaruhi
keputusan wasit atau menyembunyikan
pelanggaran yang dilakukan oleh tim.
17
BAB IV
PERSIAPAN PERTANDINGAN
Pasal 7
B. Pengundian
(1) Setelah daftar nama pemain diserahkan oleh
kapten kepada wasit, selanjutnya wasit
melakukan pengundian.
(2) Kapten tim pemenang undian berhak
memilih bola merah atau bola putih.
(3) Kapten tim yang kalah undian, berhak
memilih area tunggu.
18
BAB V
PELAKSANAAN PERTANDINGAN
Bagian Pertama
Dasar-Dasar Pertandingan
Pasal 8
19
b. Tim bola putih
i. Pemain pertama memainkan bola 2
dan 8;
ii. Pemain kedua memainkan bola 4 dan
10
iii. Pemain ketiga memainkan bola 6;
(6) Kategori Ganda, urutan pemainnya adalah
sebagai berikut:
a. Tim bola merah
i. Pemain pertama memainkan bola 1,
5, dan 9
ii. Pemain kedua memainkan bola 3 dan
7;
b. Tim bola putih
i. Pemain pertama memainkan bola 2,
6, dan 10
ii. Pemain kedua memainkan bola 4 dan
8
(7) Kategori Tunggal, adalah sebagai berikut:
a. Tim bola merah: pemain memainkan bola 1,
3, 5, 7, dan 9
b. Tim bola putih: pemain memainkan bola 2,
4, 6, 8, dan 10;
(8) Setiap pemain memainkan dan bertanggung
jawab terhadap bola sesuai nomor urut yang
sudah ditetapkan
(9) Pertandingan dimulai setelah Wasit menyatakan
“Play ball”
(10) Pemukulan bola pertama dilakukan oleh stroker
pemegang bola merah nomor 1, kemudian diikuti
oleh stroker berikutnya sesuai nomor urut,
sampai dengan nomor 10, kemudian kembali ke
nomor 1, demikian dilakukan seterusnya secara
20
bergantian sampai pertandingan dinyatakan
selesai.
(11) Pertandingan dilakukan dalam waktu 30 (tiga
puluh) menit
Pasal 9
21
berakhir baru pertandingan dinyatakan
selesai,
b. apabila stroker bola putih yang seharusnya
mendapatkan kesempatan terakhir tersebut,
bolanya dalam kondisi out-ball, atau telah
agari, atau strokernya tidak berada di tempat
karena absen/terkena hukuman, maka
pertandingan dinyatakan selesai setelah
stroker bola merah menyelesaikan haknya
untuk melakukan pemukulan bola;
c. apabila stroker bola putih masih mempunyai
hak untuk bermain saat waktu berakhir, maka
pertandingan dinyatakan selesai setelah
stroker bola putih tersebut menyelesaikan
haknya.
Bagian Kedua
Pasal 10
22
a. Manajer harus memberitahu tentang
pergantian pemain kepada Pencatat;
b. Pencatat mengkonfirmasikan adanya
pergantian pemain kepada Wasit;
c. Wasit Kepala memberikan persetujuan dan
mengumumkan adanya pergantian pemain.
(6) Pergantian pemain dianggap tidak sah bila:
a. yang diganti adalah stroker yang masih
memiliki hak untuk melakukan pemukulan
bola;
b. pemain pengganti tidak/belum mengenakan
nomor dada/punggung dengan sempurna,
setelah nomornya dipanggil.
Pasal 11
23
BAB VI
PEROLEHAN POIN DAN
PENENTUAN PEMENANG
Pasal 12
24
Pasal 13
25
e. apabila secara matematik nilai salah satu tim
sudah tidak mungkin terkejar oleh tim
lainnya, maka pertandingan dihentikan;
f. pemain yang absen pada saat pertandingan
berakhir tidak dapat mengikuti adu penalti (
dinyatakan gagal dalam memasukkan bola)
dan tidak boleh diganti oleh pemain lain;
g. apabila dengan adu penalti, poin kedua tim
tetap sama, maka dilakukan penalti satu
lawan satu (”suddent death”), yaitu:
i. Stroker nomor 1 dan nomor 2 melakukan
pemukulan untuk memasukkan bola ke
Gawang Pertama;
ii. apabila poin kedua stroker tersebut sama,
maka dilanjutkan oleh stroker nomor 3
dan nomor 4
iii. demikian seterusnya sampai
mendapatkan pemenang;
iv. karena pemain yang absen pada saat
pertandingan berakhir tidak dapat diganti,
maka pemain yang bersangkutan
dianggap tidak memperoleh nilai.
(3) Apabila dengan cara sebagaimana diuraikan pada
ayat (1) dan (2) di atas masih belum dapat
ditetapkan pemenangnya, maka pertandingan
dapat dinyatakan draw/seri atau ditentukan
menurut manajemen pertandingan.
Pasal 14
26
game), dan penentuan pemenangnya adalah sebagai
berikut :
(1) apabila tim bola merah mendapatkan poin
sempurna sebagai hasil pemukulan tim bola
merah, maka pertandingan berakhir setelah
stroker tim bola putih nomor urut berikutnya
diberikan kesempatan untuk melakukan
pemukulan bola;
(2) apabila tim bola putih mendapatkan poin
sempurna sebagai hasil pemukulan atau hasil
spark tim bola merah, pertandingan dinyatakan
selesai setelah hak untuk melakukan pemukulan
bola oleh tim bola merah selesai ;
(3) apabila tim bola merah mendapatkan poin
sempurna atas hasil pemukulan bola atau hasil
spark tim bola putih, pertandingan dinyatakan
selesai setelah hak untuk melakukan pemukulan
bola oleh tim bola putih selesai;
(4) apabila tim bola putih mendapatkan poin
sempurna sebagai hasil pemukulan tim bola
putih, maka pertandingan langsung dinyatakan
selesai;
(5) apabila kedua tim mendapatkan poin sempurna,
penentuan pemenangnya mengikuti tatacara
pada pasal 13 (2) dan (3)
27
BAB VII
Pasal 15
Pasal 16
28
(1) Penilaian
a. Tim Pemenang diberi Nilai 3
b. Tim yang seri/draw diberi Nilai 1
c. Tim yang kalah diberi Nilai 0
29
didasarkan pada jumlah poin kemenangan
yang lebih banyak (huruf c. i)
e. Apabila hasil akhir perhitungan selisih poin
masih sama (huruf d), maka penentuan
pemenang didasakan pada hasil pertandingan
kedua tim tersebut pada babak penyisihan
(head to head)
Pasal 17
30
BAB. VIII
ATURAN PERMAINAN
Bagian Pertama
Pasal 18
Pasal 19
31
c. ketika stroker mendapat hak untuk
melakukan spark. dan melakukan
pemukulan berikutnya setelah sparking
sukses.
(3) Jika hak untuk melakukan pemukulan bola telah
habis, hak sebagai stroker berakhir dan oleh
karenanya harus segera keluar dari Arena
Dalam.
(4) Stroker dinyatakan melakukan pelanggaran
(foul) apabila tidak melakukan pemukulan bola
atau spark dalam waktu 10 detik.
(5) Penanganan kasus foul karena waktu pemukulan
melebihi 10 detik adalah sebagai berikut:
a. semua bola yang bergerak dikembalikan ke
posisi semula;
b. untuk foul pada waktu start, bola diletakkan
di luar lapangan.
c. untuk foul pada waktu spark, bola
diletakkan di luar lapangan
Pasal 20
32
dari arah depan ke belakang dengan
sempurna;
ii. apakah bola yang sedang dalam proses
setting pada waktu akan melakukan
spark, telah melewati Gate-line atau
belum;
b. agari/tidaknya bila ada bola yang sudah
melewati Gawang Ketiga dalam keadaan
menempel pada Pin
c. terjadi/tidak nya touch
i. apakah bola sendiri dan bola lain dalam
keadaan menempel/tidak pada saat akan
memukul bola;
ii. bola mana yang berhasil di touch oleh
bola sendiri;
d. menempel/tidaknya bola hasil touch
i. apakah bola sendiri menempel dengan
bola (bola-bola) hasil touch
ii. apakah bola (bola-bola) hasil touch
menempel dengan bola (bola-bola)
lainnya
e. apakah bola yang sedang dalam proses
setting pada waktu akan melakukan spark,
telah melewati tepi luar garis dalam atau
tidak
33
Bagian Kedua
Pasal 21
Bagian Ketiga
Pergerakan Bola
Pasal 22
34
Pasal 23
35
akan melakukan penempatan
sementara, bola sendiri atau salah satu
dari bola hasil touch bergerak;
i. Disamping pergerakan bola sebagaimana
diuraikan pada huruf a. sampai dengan
huruf h di atas, pergerakan lainnya yang
dapat dinyatakan tidak sah oleh wasit
adalah
i. pergerakan bola yang berada pada
posisi out-ball yang terkena bola yang
menuju keluar Arena;
ii. pergerakan bola yang diakibatkan
tersentuh oleh atribut/seragam;
iii. pergerakan bola yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan/cuaca;
(2) Bola-bola yang bergerak akibat terkena
pergerakan bola yang tidak sah harus
dikembalikan ke tempat semula.
(3) Bola-bola yang bergerak akibat terkena
pergerakan bola yang sah tetap di tempat.
(4) Apabila ada pergerakan bola tidak sah
menyentuh bola yang pergerakannya sah, maka
posisi bola dari pergerakan sah tetap ditempat
berhenti
36
Bagian Keempat
Pemukulan Bola
Pasal 24
Pasal 25
37
Pasal 26
Pasal 27
38
d. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
dengan cara menendang stick;
e. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
dengan memukul stick dengan tangan;
f. pelaksanaan pemukulan bola dilakukan
dengan tangan masih menyentuh kepala
stick;
g. setelah touch dan bola sendiri sudah
berhenti, stick mengenai bola sendiri
sebelum hak untuk melakukan spark
diberikan;
h. setelah sparking sukses, stroker melakukan
pemukulan namun masih ada bola yang
bergulir di dalam arena.
i. Stick mengenai bola dalam keadaan
berhenti
j. waktu melakukan pemukulan bola start,
bolanya tidak ditempatkan pada Area Start;
k. melakukan pemukulan bola tanpa
melakukan spark terlebih dahulu, padahal
sudah memperoleh hak untuk melakukan
spark;
l. setelah berhasil melakukan spark, langsung
melakukan pemukulan bola sebelum
waktunya;
m. stick menyentuh bola lain dalam keadaan
bergerak;
n. stick menyentuh bola sendiri dalam keadaan
bergerak;
(2) Penanganan bola hasil pemukulan yang
dinyatakan foul adalah sebagai berikut :
a. ayat (1) huruf a sampai dengan huruf j:
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul, dikembalikan ke tempat semula;
39
ii. foul yang terjadi pada saat pemukulan
bola start, bola sendiri diletakkan di
luar arena atau dikembalikan kepada
pemain;
b. ayat (1) huruf k dan l
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul bola dikembalikan ke tempat
semula;
ii. bola sendiri dikeluarkan dekat dengan
tempat kejadian.
c. ayat (1) huruf m
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul dikembalikan ke tempat semula
ii. bola lain yang bergerak karena foul
akibat stick mengenai bola yang
bergerak tersebut, diletakkan pada
tempat stick mengenai bola;
iii. bola sendiri dikeluarkan pada tempat
terdekat dengan tempat bola sendiri
berhenti
d. ayat (1) huruf n:
i. bola yang bergerak akibat pemukulan
foul dikembalikan ke tempat semula
ii. bola sendiri dikeluarkan dekat dengan
tempat tersentuhnya bola
e. pemukulan foul pada saat sparking, diatur
tersendiri pada sparking foul
40
Bagian Kelima
Pasal 28
41
b. merupakan hasil pemukulan bola maupun
spark yang sah yang datangnya dari arah
depan Gawang Ketiga; dan
c. telah melewati Gate-line Gawang Ketiga;
dan
d. sebelumnya telah mendapatkan poin dari
Gawang Kedua.
(6) Bola yang bergulir melewati gate-line, namun
tidak dinyatakan masuk Gawang Kedua dan
Ketiga apabila:
a. bola yang berasal dari arah belakang gawang
dan berhenti di gate-line.
b. bola hasil pemukulan dari luar Arena Dalam
(out ball) dan berhenti di gate-line
c. bola berada di gate-line karena sparking foul,
sesudah setting,
d. bola sparking yang di setting di gate-line
e. bola hasil pemukulan dari luar Arena Dalam
(out ball)
f. bola hasil pemukulan foul, atau pergerakan
tidak sah.
Bagian Kenam
Agari
Pasal 29
42
(2) Keberhasilan agari bola lain dengan cara sparking
hanya dapat dicapai bila pada waktu setting, bola
hasil touch tidak menyentuh Pin
(3) Bola yang sudah mendapat poin 3 dan menempel
pada Pin, dapat dinyatakan agari apabila:
a. Sudah dilakukan pemukulan oleh pemain
b. Ada pergerakan bola lain yang sah
mengenai langsung bola tersebut.
(4) Bola yang sudah agari segera dikeluarkan dari
Arena Dalam.
Bagian Ketujuh
Touch
Pasal 30
Pasal 31
43
melakukan pemukulan bola (bola lain yang telah
di spark tidak boleh tersentuh lagi).
(2) Apabila terjadi touch dua kali pada bola yang
sama, penanganannya adalah sebagai berikut :
a. bola lain yang bergerak akibat terjadinya
touch dua kali, dikembalikan ketempat
semula;
b. bola sendiri dikeluarkan ke tempat terdekat
dengan kejadian touch yang kedua.
Bagian Kedelapan
Sparking
Pasal 32
44
Pasal 33
45
(5) Apabila terjadi touch beberapa bola sekaligus,
maka stroker mendapatkan hak untuk melakukan
spark terhadap beberapa bola, dan urutan untuk
melakukan spark dapat dilaksanakan sesuai
keinginan stroker
(6) Apabila terjadi touch beberapa bola sekaligus,
dan bola sendiri menempel terhadap beberapa
bola tersebut, maka stroker harus memindahkan
sementara bola-bola yang akan di-spark
berikutnya, dengan ketentuan:
a. apabila touch terhadap dua bola, ambil bola
yang akan di-spark berikutnya, untuk
ditempatkan pada lokasi yang tidak akan
mengganggu pelaksanaan spark yang
pertama; (pengambilan 2 bola sekaligus
dinyatakan sparking foul)
b. apabila touch terhadap lebih dari dua bola,
pengambilan bola hasil touch yang akan di-
spark kemudian dapat dilaksanakan satu
persatu atau beberapa sekaligus, kecuali
bola hasil touch yang akan di spark
pertama.
Pasal 34
46
sendiri (masih ada celah diantara kedua
bola),
b. stroker hanya menginjak bola sendiri namun
bola hasil touch menempel bola sendiri
c. saat sparking bola hasil touch tidak sengaja
bergulir
d. stroker menginjak bola sendiri dan bola hasil
touch secara bersamaan, karena lokasi kedua
bola berdekatan setelah terjadinya touch.
(3) Semua pergerakan bola hasil spark yang
sempurna adalah sah.
Pasal 35
Pasal 36
47
(6) bola yang di-spark bergulir kurang dari 10 cm
dari bola sendiri dan kedua bola masih di Arena
Dalam;
(7) bola yang di-spark memantul kembali karena
mengenai Pin/Gawang/bola lain dan menempel
bola sendiri;
(8) Setelah touch beberapa bola, stroker mengambil
bola touch untuk di-spark pertama, setelah
melakukan setting dan belum melakukan spark,
kemudian mengganti dengan bola touch lainnya;
(9) Setelah touch 2 bola, dan keduanya menempel
dengan bola sendiri, stroker mengambil bola
touch untuk dipindah sementara namun
dikembalikan sebelum melakukan spark,
kemudian mengganti dengan bola touch lainnya;
(10) Setelah touch lebih dari satu bola, posisi bola
touch yang satu menempel, namun stroker
menyentuh bola touch yang lain;
(11) Stroker melakukan sparking dengan setting bola
touch di luar garis Arena Dalam
Pasal 37
48
b. bola touch ditempatkan di tempat setting
c. bola sendiri dikeluarkan
(3) Apabila sparking foul terjadi setelah sparking
sukses sebelum kaki diangkat.
a. Bola hasil spark dan bola yang terkena
pergerakan bola hasil spark tetap di tempat
setelah berhenti
b. Bola lain yang terkena sparking foul (misal:
bola sendiri melesat dari injakan mengenani
bola lain) dikembalikan ke tempat semula
c. Bola sendiri dikeluarkan
(4) Apabila sparking foul terjadi setelah sparking
sukses, bola hasil spark mengenai gawang atau
Pin atau bola lain dan kembali menempel pada
bola sendiri:
a. Bola hasil spark tetap di tempat menempel
pada bola sendiri
b. Bola sendiri dikeluarkan di tempat terdekat
dengan kejadian menempel antara bola
sendiri dengan bola hasil spark
(5) Apabila sparking foul terjadi setelah pemukulan
spark dengan setting bola hasil touch di luar
garis:
a. bola-bola yang bergerak akibat sparking
foul dikembalikan ke posisi semula;
b. bola touch dikembalikan ke tempat berhenti
setelah touch;
c. bola sendiri dikeluarkan.
49
Bagian Kesembilan
Pasal 38
Pasal 39
50
Garis Dalam, dengan jarak 10 cm dari titik
potong tersebut;
b. Pada kasus ayat (2) d bola diletakkan ke
tempat semula.
(4) Out ball yang disebabkan terjadinya foul, bola
diletakkan 10 cm dari titik luar garis dalam di
tempat yang terdekat dengan terjadinya foul.
(5) Stroker boleh meminta kepada wasit untuk
memindahkan sementara out-ball apabila
sewaktu akan melakukan pemukulan bola
merasa terganggu.
Pasal 40
Pasal 41
51
Bagian Kesepuluh
Sentuhan foul
Pasal 42
52
Bagian Kesebelas
Pasal 43
53
Pasal 44
54
Bagian Ke Duabelas
Waktu Wasit
Pasal 45
Bagian Ke Tigabelas
Pergantian Peralatan
Pasal 46
Pasal 47
55
Bagian Ke Empatbelas
Penghentian Pertandingan
Pasal 48
56
BAB IX
WASIT
Pasal 49
Pasal 50
57
f. menetapkan sanksi bagi pemain atau tim
yang mengganggu pertandingan;
g. menetapkan dan mengumumkan
diskualifikasi;
h. mengkonfirmasikan nilai hasil pertandingan;
i. menetapkan dan mengumumkan tim
pemenang;
j. meminta kepada kedua kapten tim yang
bertanding untuk menandatangani hasil
pertandingan setelah penetapan dan
pengumuman pemenang.
Pasal 51
58
i. menanggapi pertanyaan yang terjadi dalam
pertandingan;
j. mengambil bola yang dirasa mengganggu
permainan atas permintaan pemain;
k. mengembalikan bola ke tempat semula akibat
pergerakan yang tidak sah.
(2) Apabila Wasit Ketua tidak dapat melanjutkan
tugasnya, Asisten Wasit akan mengambil alih
tugas dan tanggung jawab sebagai Wasit Ketua
Pasal 52
Pencatat bertugas :
a. membantu Wasit memeriksa lapangan
pertandingan;
b. mencatat informasi-informasi penting ke
dalam lembar nilai (score sheet);
c. memberikan konfirmasi dan ikut
mengumumkan stroker yang berhasil
memasukan bola ke dalam Gawang dan
Agari;
d. menyiapkan jawaban tentang hal-hal yang
mungkin ditanyakan oleh Wasit Ketua
maupun Asisten Wasit;
e. membantuWasit Ketua dan Asisten Wasit
dalam mengambil keputusan;
f. memberikan konfirmasi pergantian pemain
dan menyampaikan kepada Wasit Ketua;
g. ikut memantau dan memperhitungkan waktu
selama pertadingan berjalan;
h. mengumumkan segmen waktu selama
pertandingan berlangsung (sisa waktu 15
menit, 10 menit, 5 menit, dan waktu habis );
59
i. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit
apabila ada bola keluar, mengumumkan dan
meletakkan bola pada tempatnya;
j. memberikan peringatan terhadap manajer,
maupun pemain yang tidak mematuhi
peraturan.
Pasal 53
60