PONDOK PESANTREN
RIYADHUL QUR’AN
Kepada
Yth. Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama
C.q. Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesntren
Kabupaten Serang
Di
Serang
PengasuhPondokPesantren
Ust. ASNAWI, S.PdI, M.Pd
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara yuridis, pesantren telah memasuki fase yang cukup menggembirakan. Hal ini
ditandai dengan telah dimasukkannya nomenklatur pesantren dalam Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 30 ayat 4 berbunyi, ”Pendidikan
keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman dan bentuk lain yang sejenis.”
Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa pesantren berfungsi sebagai satuan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama (tafaqquh fiddin). Bahkan,
eksistensi pesantren dikukuhkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Sebagai turunan dari Peraturan Pemerintah
Nomor 55 tahun 2007 telah diterbitkan Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Keagamaan Islam yang berbicara khusus di antaranya tentang nomenklatur pondok
pesantren. Bahkan, pondok pesantren mendapatkan penegasan lebih lanjut melalui Peraturan
Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok
Pesantren. Diakuinya pesantren sebagai salah satu bentuk pendidikan keagamaan Islam
merupakan pengakuan tersendiri terhadap eksistensi pesantren sebagai satuan pendidikan yang
tidak “lapuk” oleh gerusan zaman, bahkan selalu adaptable dengan perkembangan yang ada.
Tidak hanya itu, sudah sewajarnya, pemerintah mengakui peran besar pesantren yang telah
melahirkan banyak tokoh besar yang telah berperan dalam memajukan bangsa ini, mulai dari era
pergerakan nasional, perjuangan kemerdekaan hingga era sekarang. Tercatat KH Hasyim Asy’ari,
KH Zainal Musthafa, Wahid Hasyim, dan Abdurrahman Wahid adalah pribadi yang tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan pesantren.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran
NegaraRepublik Indonesia 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4863);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4864);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentangPengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran NegaraRepublik Indonesia 8 Nomor 5150) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
PresidenNomor 13 Tahun 2014 tentangPerubahan Kelima Atas Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 135 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
KerjaKementerianAgama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan MenteriAgama Nomor
10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1114);
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 851);
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 822) ;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah
pada Pondok Pesantren (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 972);
C. TUJUAN
Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, pondok pesantren Riyadhul Qur’an ingin
mengembangkan jiwa atau karakteristik santri sebagai berikut:
1. Jiwa NKRI dan Nasionalisme
Jiwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan nasionalisme merupakan prinsip utama
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yang dikembangkan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Semua lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren, yang berada di
dalam wilayah teritori NKRI harus menjunjung nilai-nilai keindonesiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan persatuan yang didasarkan atas NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka
Tunggal Ika. 11
2. Jiwa Keilmuan
Jiwa keilmuan ini melandasi pada seluruh stakeholder dan civitas akademika pondok
pesantren untuk menimba, mencari, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang tidak
henti. Bagi kalangan pondok pesantren, mencari ilmu pengetahuan merupakan keharusan
yang dilakukan hingga meninggal dunia. Demikian juga dengan semangat
untukmengembangkan dan menyebarkan imu pengetahuan kepada masyarakat merupakan
bagian dari ibadah sosial sebagai pengejewantahan itikad meraih ilmu pengetahuan yang
bermanfaat (alilm al-nafi’).
3. Jiwa Keikhlasan
Jiwa keikhlasan yang tidak didorong oleh ambisi apapun untuk memperoleh keuntungan-
keuntungan tertentu tetapi semata-mata demi ibadah kepada Allah. Jiwa keikhlasan
termanifestasi dalam segala rangkaian sikap dan tindakan yang selalu dilakukan secara ritual
oleh komunitas pondok pesantren. Jiwa ini terbentuk oleh adanya suatu keyakinan bahwa
perbuatan baik mesti dibalas oleh Allah dengan balasan yang baik pula, bahkan
mungkinsangat lebih baik.
4. Jiwa Kesederhanaan
Sederhana bukan berarti pasif, melarat, nrimodan miskin, tetapi mengandung unsur kekuatan
dan ketabahan hati, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan. Di balik
kesederhanaan itu, terkandung jiwa yang besar, berani, maju terus dalam menghadapi
perkembangan dinamika sosial. Kesederhanaan ini menjadi identitas santri
yangpalingkhasdimana-mana.
6. Jiwa Kemandirian
Kemandirian di sini bukanlah kemampuan dalam mengurusi persoalan-persoalan intern,
tetapi kesanggupan membentuk kondisi pondokpesantren sebagai institusi pendidikan Islam
yang merdeka dan tidak menggantungkan diri pada bantuan dan pamrih pihak lain. Pondok
pesantren harus mampu berdiri di atas kekuatannya sendiri.
7. Jiwa Bebas
Bebas dalam memilih alternatif jalan hidup dan menentukan masa depan dengan jiwa besar
dan sikap optimistis menghadapi segala problematika hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
Kebebasan di sini juga berarti tidak terpengaruh atau tidak mau didikte oleh dunia luar.
8. Jiwa Keseimbangan
Jiwa keseimbangan padapondok pesantrendimanifestasikanatas kesadaran yang mendasar
atas fungsi manusia baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifah di muka bumi.
Sebagai hamba Allah, manusia diwajibkan untuk beribadah dan menjalin hubungan-personal
secaravertikal dengan Allah melalui serangkaian ibadah-ibadah
mahdlah dan fasilitasi ibadahlainnya. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diwajibkan
untuk menjalin komunikasi, kerjasama, dan hubungan sosial-horizontal antara sesama dan
pemanfaatan alam semesta secara harmonis untuk kepentingan kemanusiaan secara luas.
Kedua fungsi ini senantiasa mendasari dalam sikap dan perilaku keberagamaan, pola pikir,
dan kegiatan sehari-hari secara seimbang.
E. Sejarahsingkatberdirinyapondokpesantren
F. Riwayathiduppengasuhpondokpesantren
G. Visidanmisi
H. Susunanpengurusyayasan
I. Daftarustadz/ustadzahdankaryawanbesertatugasmasing-masing
J. Daftarsantrimukim(no.urut, namasantri , tempattanggallahir, jeniskelamin, pendidikan,
nama orang tua, alamat orang tua, pekerjaan orang tuan)
K. Daftarnama-namakitab yang diajarkan
L. Daftarinventarisbarang/saranaprasaranamilikpondokpesantren
M. Sumberdana
N. Program danjadwalpelaksanaankegiatanpondokpesantren
LAMPIRAN – LAMPIRAN :
1.Photo copy NPWP yayasan/pesantren
2.AnggaranDasar (AD) danAnggaranDasarRumahTangga (ART)
3.Photo Copy sertifikattanah/IkrarWakaftanah (bukanatasnamapribadi)
4.Photo copy AkteNotarisYayasan
5. Denahlokasipondokpesantren
O. PENUTUP
VISI : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………….
MISI : …………………………………………………………………
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
SUSUNAN PENGURUS
PONDOK PESANTREN RIYADHUL QUR’AN
1. KetuaYayasan : Ust. ASNAWI, S.Pd.I, M.Pd
2. Pengasuh : Ustd. ARYATI FATMAWATI
3. Sekretaris : MAKSUM, S.Pd
4. Bendahara : NASRIUDIN SAPUTRA, M. Ag
5.
Kepala Bagian
6. Pendidikan : ASMIN
7. Keamanan : ABDUL ROHMAT
8. Humas : RUDI
9. Perlengkapan : ZAENAL MUTAQIN
10. Kebersihan : ANI HANDAYANI
11. Usaha ekonomi : SEHABUDIN, S.Pd, M.Pd
01 Asrama
02 Gedung Sekolah
03 Tempat Ibadah
04 Kamar Mandi
05 MCK
06 Almari
07 Kursi kantor
08 Meja kantor
09 Almari arsip
10 Rak buku
11 Papan pengumuman
14 Tempat sampah
15 Jam dinding
16 Computer
17 Pengeras suara
18 Silakantulislainya....
Dalam pengembangan yayasan Pondok Pesantren Riyadhul Qur.an, Pengurus telah menetapkan
serangkaian program-program sebagai berikut :
KETERANGAN
Program – program tersebut berubah dan bertambah sesuai dengan kebutuhan sewaktu-
waktu
KEGIATAN – KEGIATAN
YANG SUDAH DI LAKSANAKAN
1. Memberikan pendidikan agama terhadap para santri baik santri muqimmaaupun non
muqim ( santri kalong ).
2. Ikut memeriahkan Hari-Hari Besar Islam dan Nasional.
3. Mendirikan Badan Usaha Ekonomi Produktif.
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM
PONDOK PESANTREN SALAFI
RIYADHUL QUR’AN
KEC. CARENANG KAB. SERANG PROP. BANTEN
SEKRETARIAT : Jl. Warung Selikur KM.03 Kp. Kompa Pasir Serut Rt./Rw.006/004
Desa Teras Kec. Carenang Kode Pos 42195 Serang-Banten
ANGGARAN DASAR
YAYASAN PONDOK PESANTREN RIYADHUL QUR’AN
ISI AD/ART
MENYESUAIKANPO
NDOK MASING-
MASING
................., ......................... 20
Pengasuh Pondok Pesantren
.............................
........................................................
Contoh: Surat Pernyataan PesantrenPemohon Izin Operasional
KOP PESANTRENPEMOHONIZINOPERASIONAL
================================================
SURATPERNYATAAN
Nomor:....................
.....................,..................... .........
Pimpinan Pondok Pesantren
Materai Rp.6.000
Kepada yangterhormat
Kepala KantorKementerian Agama
Kabupaten .........................
Di ................
Assalamu’alaikumWr.Wb.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
NamaLengkap
NIP:............................
Tembusan:
1. Pondok pesantren yangbersangkutan.
2. Arsip
Contoh:SuratKeterangan Domisilidari Desa/Kelurahan
KOP KANTORDESA/KELURAHAN
SURATKETERANGANDOMISILI
Nomor:......................
Pesantren : ............................................
Nama pimpinan pesantren : ............................................
Alamat pesantren : ............................................
.............................................
benar-benar beradadiwilayah desa/kelurahan kami.
KepalaDesa/Kelurahan
NamaLengkap
NIP:............................(jikaada)
Tembusan:
1. KantorKecamatan setempat.
2. Pondok pesantren yangbersangkutan.
3. Arsip.
Contoh : Rekomendasi Ketua FSPP tentang Permohonan Izin Operasional
Pondok Pesantren
Nama Lengkap
Tembusan :
1. Pondok Pesantren yang bersangkutan
2. Arsip
DENAH LOKASI
PONDOK PESANTREN……………
.....................................................................................
Jalan Raya.............................
Lokasi
Pondokpesantren....
..............
DENAH
MENYESUAI
KAN LOKASI
SELAMAT BEKERJA
PERHATIAN .......!!!!!
Bagilembaga yang
mengajukanizinoperasionalmakaharu
smemilikibuku-bukuadministrasi,
minimalsbb :
1. BukuIndukSantri
2. BukuTamu
3. BukuKasUmum (BKU)
4. BukuInventarisBarang/
SaranadanPrasarana