DIFTERI
DISUSUN OLEH :
Mengetahui,
Ka Unit PKRS
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIFTERI
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 30
menit, diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang difteri
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,
diharapkan peserta mampu menjelaskan :
a. Menjelaskan dan memahami pengertian difteri
b. Menjelaskan dan memahami penyebab difteri
c. Menjelaskan dan memahami gejala klinis difteri
d. Menjelaskan dan memahami penatalaksanaan difteri
e. Menjelaskan dan memahami pencegahan difteri
f. Menjelaskan dan memahami komplikasi difteri
C. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan difteri adalah pasien dan keluaga pasien
di klinik anak RSAL Dr.Ramelan Surabaya
D. Materi
(terlampir)
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
F. Media
Leaflet
PPT
G. Organisasi
Pintu
mc
penyaji
observer
Jadwal Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Respon Metode
1 Orientasi 7 menit Mengucapkan Menjawab salam Ceramah
salam dan Bersedia mengikuti
berkenalan kegiatan
Menjelaskan Mendengarkan dan
kontrak waktu memperhatikan
Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
2 Kerja 10 menit Menjelaskan Mendengarkan dan Ceramah
pengertian memperhatikan
difteri
Menjelaskan informasi yang
penyebab difteri dijelaskan
Menjelaskan
tanda dan gejala
difteri
Menjelaskan
penetalaksanaan
medis difteri
Menjelaskan
pencegahan
difteri
Menjelaskan
komplikasi
difteri
3 Evaluasi 10 menit Memberikan Menjawab perrtanyaan Ceramah dan
kesempatan untuk Memperhatikan tanya jawab
bertanya Mendengarkan
Peserta Penyaji menjawab
Menyimpulkan pertanyaan
materi yang telah
disampaikan
Peserta
mengajukan
pertanyaan
4 Terminasi 3 menit Memberi salam Menjawab salam
penutup
I. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan
kesehatan berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila adahal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai
pengertian Difteri
b. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai
penyebab Difteri
c. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai
tanda dan gejala Difteri
d. Peserta mampu memahami menjelaskan kembali mengenai
penatalaksanaan medis Difteri
e. Peserta mampu memahami menjelaskan kembali mengenai
pencegahan Difteri
f. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai
komplikasi Difteri
Materi Difteri
a. Pengertian Difteri
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil
toksik (racun) Corynebacterium diphteriae. (Iwansain, 2008).
Difteri adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphteriae dengan bentuk basil batang gram positif
(Jauhari,nurudin, 2008).
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil
racun Corynebacterium diphteriae. (Fuadi, Hasan, 2008). Jadi kesimpulannya
difteri adalah penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman
Corynebacterium diphteriae
b. Penyebab Difteri
3. Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala
komplikasi seperti miokarditis (radang otot jantung), paralysis
(kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).
Menurut bagian ilmu kesehatan anak FKUI, penyakit ini juga dibedakan
menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien :
1. Difteri hidung
Gejala paling ringan dan paling jarang (2%). Mula-mula tampak pilek,
kemudian secret yang keluar tercampur darah sedikit yang berasal dari
pseudomembran. Penyebaran pseudomembran dapat mencapai faring
dan laring.
2. Difteri faring dan tonsil ( Difteri Fausial ).
Difteri jenis ini merupakan difteri paling berat karena bisa mengancam
nyawa penderita akibat gagal nafas. Paling sering dijumpai ( 75%).
Gejala mungkin ringan tanpa pembentukan pseudomembran. Dapat
sembuh sendiri dan memberikan imunitas pada penderita.Pada kondisi
yang lebih berat diawali dengan radang tenggorokan dengan
peningkatan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi, pseudomembran
awalnya hanya berupa bercak putih keabu-abuan yang cepat meluas ke
nasofaring atau ke laring, nafas berbau, dan ada pembengkakan regional
leher tampak seperti leher sapi (bull’s neck). Dapat terjadi sakit
menelan, dan suara serak serta stridor inspirasi walaupun belum terjadi
sumbatan laring.
Dengan gejala berupa luka mirip sariawan pada kulit dan vagina dengan
pembentukan membrane diatasnya. Namun tidak seperti sariawan yang
sangat nyeri, pada difteri, luka yang terjadi justru tidak terasa apa-apa.
Difteri dapat pula timbul pada daerah konjungtiva dan umbilikus.
Diphtheria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat membran
pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun. Diphtheria pada mata
dengan lesi pada konjungtiva berupa kemerahan, edema dan membran
pada konjungtiva palpebra. Pada telinga berupa otitis eksterna dengan
sekret purulen dan berbau.
1. Kuman difteri masuk dan berkembang biak pada saluran nafas atas, dan
dapat juga pada vulva, kulit, mata.
2. Kuman membentuk pseudomembran dan melepaskan eksotoksin.
Pseudomembran timbul lokal dan menjalar dari faring, laring, dan
saluran nafas atas. Kelenjar getah bening akan tampak membengkak dan
mengandung toksin.
3. Bila eksotoksin mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya
miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai
jaringan saraf.
4. Sumbatan pada jalan nafas sering terjadi akibat dari pseudomembran
pada laring dan trakea dan dapat menyebabkan kondisi yang fatal.
e. Pemeriksaan Penunjang
(Hidayat,2006)
f. Penatalaksanaan
1. Memperhatikan intake makanan dan cairan
2. Pastikan kemudahan depekasi
3. Pemberian antitusid untuk mengurangi batuk
4. Aspirasi secret secara periodic
5. Berikan oksigen dan trakeostomi
6. Pemberian serum anti difteri (SAD)
7. Antibiotik
8. Kortikostiroid
(Hidayat,2006)
g. Pencegahan Difteri
h. Komplikasi
Stephen S. tetanus edited by.Behrman, dkk. Dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson
Hal.1004-07. Edisi 15-Jakarta : EGC, 2000.
Merdjani, A., dkk. 2003. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis.Badan Penerbit
IDAI, Jakarta.
Dr. Rusepno Hasan, dkk. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jilid II. Hal 568-72.. Cetakan kesebelas Jakarta:
2005.
Hidayat, A. A. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. I. Jakarta : Internal
Publishing
ABSENSI EDUKASI KLINIK RAWAT JALAN UNIT PKRS
RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
30
31
32
33
34
35
36
37
LEMBAR OBSERVASI
PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Tema : Difteri
Hari / Tanggal : Rabu, 15 Mei 2019
Tempat : Klinik Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
Persiapan :
Alat 1.LCD
2.Leaflet
3.Posisi Audience
Pelaksanaan
Organisasi Pemateri : Citra Dewi M. S.Kep
Moderator : Mieke Izzatul M. S.Kep
Fasilitator :
1. Novita P. S.Kep
2. Siti Fatimah S.Kep
Daftar pertanyaan 1.
2.
3.
Jawaban 1.
Fasilitator
Masukan/
Tambahan
Zhakiyah S. S.Kep