2
• Apa definisi peritonitis ?
3
• Bagaimana etiologi pada peritonitis ?
4
• Bagaimana klasifikasi dari peritonitis ?
5
• Bagaimana manifestasi klinis pada peritonitis ?
6
• Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada peritonitis ?
7
• Bagaimana penatalaksanaaan pada peritonitis ?
8
• Bagaimana komplikasi pada peritonitis ?
9
• Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan peritonitis ?
Peritonitis adalah peradangan pada
peritoneum suatu membrane yang
melapisi rongga abdomen.
Menurut Nugroho (2016), Saluran pencernaan di tubuh manusia
dimulai dari rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus
hingga anus. Sistem pencernaan meliputi :
Rektum :
Defekasi,
Esofagus Empedu
Feeces, dan
Flatus
Lambung Pankreas
Infeksi bakteri
Penyakit gastrointestinal
•Peritonitis Tersier
3
Nyeri terutama diatas daerah darah putih dan takikardia
yang meradang Rasa sakit pada daerah
Peningkatan kecepatan abdomen
denyut jantung akibat Dehidrasi
hipovolemia karena Lemas
perpindahan cairan kedalam
peritonium Nyeri tekan pada daerah
Mual dan muntah abdomen
Abdomen yang kaku Bising usus berkurang atau
menghilang
Ileus paralitik (paralisis saluran Nafas dangkal
cerna akibat respon
neurogenik atau otot Tekanan darah menurun
terhadap trauma atau Nadi kecil dan cepat
peradangan) muncul pada Berkeringat dingin
awal peritonitis. Pekak hati menghilang
Tanda-tanda umum
peradangan misalnya
demam, peningkatan sel
Pemeriksaan darah lengkap : Pemeriksaan foto abdominal,
sel darah putih meningkat dapat menyatakan distensi
kadang-kadang lebih dari usus ileum. Bila perforasi visera
20.000/mm3. Sel darah merah sebagai etiologi, udara bebas
mungkin meningkat akan ditemukan pada
menunjukkan abdomen.
hemokonsentrasi. Foto dada, dapat
Albumin serum, mungkin menyatakan peninggian
menurun karena perpindahan diafragma.
cairan. Parasentesis, contoh cairan
Amylase serum biasanya peritoneal dapat
meningkat. mengandung darah,
Elektrolit serum, hipokalemia pus/eksudat, amilase,
mungkin ada. empedu, dan kreatinin
Kultur, organisme penyebab
mungkin teridentifikasi dari
darah, eksudat/sekret atau
cairan asites.
Septikemia dan syock septic
Syok hipovelmia
Sepsis intra abdomen
Abses residual intraoeritoneal
Eviserasi luka
Obstruksi usus
Oliguri
Anamnesis :
Identitas klien meliputi nama, usia
(kebanyakan terjadi pada usia tua) jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, dan Dx Medis
Keluhan Pasien :
Pasien peritonitis mengalami nyeri
kesakitan dibagian kanan
Riwayat penyakit saat ini :
Pasien peritonitis datang dengan gejala
nyeri abdomen, demam tinggi,
hipotermia, takikardi, dehidrasi hingga
hipotensi bahkan syok.
Riwayat penyakit dahulu :
1. perforasi appendiksitis
2. ulkus peptikum
3. duodenum
Breathing (B1):
Pola nafas irregular (RR> 20x/menit), dispnea,
retraksi otot bantu pernafasan serta
menggunakan otot bantu pernafasan.adanya
peningkatan tekanan intraabdomen
membuat usaha pernafasan menjadi sulit
Blood (B2):
Pasien mengalami takikardi karena mediator
inflamasi dan hipovelemia vaskular karena
anoreksia dan vomit. Didapatkan irama
jantung irregular akibat pasien syok
(neurogenik, hipovolemik atau septik), akral :
dingin, banyak berkeringat dan pucat.
Brain (B3) :
Pasien dengan peritonitis tidak
mengalami gangguan pada otak
namun hanya mengalami penurunan
kesadaran
Bladder (B4) :
Terjadi penurunan produksi urine.pasien
biasanya mengalami penuruna
kemampuan untuk berkemih
Bowel (B5) :
Pasien akan mengalami anoreksia dan
nausea. Vomitus atau muntah dapat muncul
akibat proses patologis organ visceral (seperti
obstruksi) atau secara sekunder akibat iritasi
peritoneal. Selain itu terjadi distensi abdomen,
bising usus menurun, dan gerakan peristaltic
usus turun (<12x/menit).
Bone (B6) :
Penderita peritonitis mengalami letih, sulit
berjalan, nyeri perut dengan aktivitas
1. Nyeri berhubungan dengan akumulasi cairan dalam
rongga abdomen
2. Hipertermi berhubungan dengan proses
peradangan
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan
peristaltik usus
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perpindahan cairan dari ekstraseluler, intraseluler ke
area peritonium.
5. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan peristaltic
6. Resiko tinggi infeksi berhubunga
7. n dengan peradangan
1) Nyeri berhubungan nyeri pada kondisi
dengan akumulasi sebelumnya.
cairan dalam rongga Ajarkan teknik distraksi
abdomen dan relaksasi
Tujuan : setelah Rasional : mengontrol
dilakukan perawatan keluhan nyeri
selama 3 x 24 jam nyeri Berikan tindakan
hilang / terkontrol kenyamanan
Kriteria hasil : pasien
menyatakan nyeri Rasional : memberikan
terkontrol / hilang keuntungan emosional,
mengurangi nyeri
Intervensi :
Kolaborasi pemberian
Kaji skala nyeri analgetik
Rasional : Rasional :
membandingkan skala menghilangkan nyeri
2). Hipertermi berhubungan infeksi akut.
dengan proses Berikan kompres hangat
peradangan Rasional : kompres hangat
Tujuan : setelah dilakukan berfungsi untuk
perawatan 3x24 jam, menvasodilatasi pembuluh
diharapkan hipertermia darah sehingga
pasien dapat teratasi membantu mengurangi
Kriteria hasil : suhu dalam demam
batas normal (370 C), Tidak Kolaborasi pemberian
mengalami antipiretik
komplikasi Rasional : obat antipiretik
Intervensi : untuk mengurangi demam
Pantau suhu tubuh pasien
Rasional : peningkatan
suhu diatas 38ᵒC
menunjukkan penyakit
3). Konstipasi berhubungan fungsi defekasi hilang.
dengan penurunan Anjurkan pasien untuk
peristaltik usus melakukan pergerakan
Tujuan : setelah sesuai kemampuan
dilakukan perawatan 3 x Rasional: Menstimulasi
24 jam, diharapkan tidak perstaltik yang
terjadi perubahan pola memfasilitasi
eliminasi klien. terbentuknya flatus.
Kriteria hasil : pola BAB Jelaskan kepada pasien
normal (1 – 2 x / hari), untuk menghindari
Mengeluarkan feses makanan yang
tanpa mengejan mengandung gas
Intervensi : Rasional : menurunkan
Kaji adanya distensi usus distres gastrik dan
Rasional : Distensi dan distensi abdomen
hilangnya peristaltik usus
menandakan bahwa
4). Kekurangan volume cairan Pantau masukan dan haluran
berhubungan dengan Rasional : menentukan
perpindahan cairan dari balance cairan.
ekstraseluler, intraseluler ke Kolaborasi pengawasan hasil
area peritonium. laboratorium, elektrolit dan
Tujuan : setelah dilakukan GDA
perawatan selama 3x24 jam, Rasonal : menentukan
diharapkan volume cairan kebutuhan penggantian dan
adekuat. keefektifan terapi.
Kriteria :
Kolaborasi berikan cairan
TTV stabil parental
Turgor kulit baik Rasional : mempertahankan
Mukosa lembab penggantian cairan untuk
Menunjukkan perubahan memperbaiki kehilangan
keseimbangan cairan. cairan.
Intervensi :
Observasi TTV
Rasional : indikator
keadekuatan volume sirkulasi
5). Gangguan kebutuhan Rasional : menunjukkan
nutrisi kurang dari keefektifan terapi.
kebutuhan tubuh Berikan kebersihan oral
berhubungan dengan Rasional : mulut yang
penurunan peristaltik bersih dapat
usus. meningkatkan rasa
Tujuan : setelah makanan
dilakukan perawatan Kolaborasi rujuk dengan
selama 3x24 jam, ahli gizi
diharapkan kebutuhan
nutrisi pasien adekuat. Rasonal : menentukan
Kriteria hasil :
program diet yang tepat
Menunjukkan peningkatan
berat badan
Menunjukkan peningkatan
nafsu makan.
Intervensi :
Timbang berat badan
tiap 2 hari sekali
TERIMA
KASIH