Anda di halaman 1dari 2

SINOPSIS FILM “PATCH ADAMS

Hunter “Patch” Adams adalah seorang laki-laki yang mengalami depresi berat karena orang
tuanya meninggal dunia, sehingga membuat ia putus asa dan mencoba untuk bunuh diri. Namun secara
sukarela ia masuk ke Rumah Sakit Jiwa karena ingin sembuh. Setelah beberapa hari di Rumah Sakit, ia
pun mencoba untuk melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Ia ditempatkan bersama pasien
bernama Rudy yang menderita gangguan jiwa dan takut terhadap tupai, dan menganggap Hunter
membawa tupai-tupai ke dalam kamar.
Pada malam hari, Hunter bertemu dengan pria tua yang bernama Arthur. Arthur yang berprofesi
sebagai ilmuan sedang mencoba membuktikan penemuan barunya, namun tak kunjung terbukti secara
empiris hingga akhirnya stress dan kemudian mengalami gangguan jiwa. Lalu Hunter berdiskusi dengan
Arthur dan kemudian Hunter pun diajarkan mengenai “Metode Berfikir Secara Potensial” agar dapat
menemukan rahasia alam, kemudian Arthur pun mencoba memprakikkan penemuannya kepada Hunter.
“Lihat apa yang orang lain tidak melihatnya, Lihat apa yang orang lain memilih untuk tidak
melihatnya. Diluar ketakutan, kenyamanan dan rasa malas. Lihat dunia baru disetiap harinya. Kau
sudah mengetahui jalannya, jika kau tidak melihat sesuatu disini diantra orang gila, orang tua yang
resah. Kau tidak akan mencapai tempat yang utama” tutur Athur. Dari sinilah Hunter percaya bahwa
Arthur benar-benar luar biasa dan menyadarkan Hunter apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Sejak
itu ia menjuluki dirinya sebagai “Patch”.
Pada malam berikutnya, Hunter yang sedang tertidur terganggu dengan Rudy, karena Rudy
tidak berani untuk pergi ke toilet, lalu Hunter mencoba memberikan sugesti kepada ruddy untuk
membangkitkan keberanian dalam dirinya kemudian Hunter pun berhasil membawa kembali kesadaran
Rudy dari tempat tidur dan pergi ke toilet. Hunter dapat menyimpulkan bahwa pengobatan secara medis
saja tidak cukup untuk menyembuhkan sang pasien, tapi perlu ada pendekatan secara psikologi sehingga
pasien bisa memperoleh kenyamanan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Peristiwa luar biasa yang
mengubah hidupnya kemudian.
Sejak itu Hunter yang kemudian lebih dikenal dengan julukan Patch bertekad menjadi dokter
agar bisa membantu banyak orang. Hunter pun keluar dari rumah sakit dan melanjutkan sekolah
kedokteran. Mewujudkan hasratnya menjadi dokter untuk menolong dan melayani orang-orang.
Dua tahun kemudian Patch mendaftar di Virginia Medical University meskipun di usia yang cukup tua
untuk seorang mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran tingkat satu belum boleh bertemu dengan
pasien, tetapi dengan keingininan kuatnya dia pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi pasien-pasien
yang dirawat. Namun di sana, Patch melihat metode pengobatan yang diajarkan sangat kaku. Ia
mempertanyakan pendekatan perawatan medis dan bertentangan dengan dekan nya Walcott yang
percaya bahwa dokter harus memperlakukan pasien sebagai pasien, bukan ikatan dengan mereka
sebagai manusia.
Patch bersama dengan Truman dan Carin kemudian menghibur pasien anak-anak kanker dan
pasien lain, hasilnya kualitas hidup pasien meningkat. Dekan Walcott pun geram kepada apa yang
mereka lakukan di Rumah Sakit-nya, dan mengancam akan mengeluarkan Patch. Patch tidak peduli
kecaman dari dekan Walcott yang seperti bom waktu dapat memberhentikan Patch dari sekolah kapan
saja.
Setelah itu Patch, Truman dan Carin mendirikan sebuah klinik rumah yang bebas biaya, bebas
formulir, dan asuransi. Mereka membantu banyak pasien miskin yang tidak terjangkau sistem kesehatan
Amerika yang mahal dan elit. Namun Patch yang belum memiliki izin praktek, lalu diajukan ke dewan
kehormatan kedokteran, Medical Review Board sehingga terancam kelulusanya sebagai dokter. Di
persidangan ia berkata,“Tujuan seorang dokter bukan hanya menunda kematian, tetapi juga
meningkatkan keinginan untuk hidup. Itulah kenapa dokter mengobati penyakit, kadang berhasil
kadang gagal. Bukankah tugas seorang dokter adalah menolong sesama? Tugas sederhana hanya
sebagai pendengar, dokter dan pasien bekerja beriringan. Tidak ada gelar, tidak ada atasan.”. Dengan
menunjukkan hasil studi Patch yang ternyata bagus dan atas pertimbangan lain, Patch pun dinyatakan
tidak bersalah. Kemudian ia melanjutkan studinya sampai akhirnya berhasil menyelesaikan studinya
dan menjadi seorang dokter.

Anda mungkin juga menyukai