(tamb.)
-Susp. Limphadenitis TB a/r Coli +
Anemia + Underweight
DK Typhoid Fever
(kas
us)
Defi -HEPATITIS: Peradangan hati -SINDROM METABOLIK: -TB: pnykt menular langsung yg Food water borne disease: pnykt MALARIA: Suatu penyakit infeksi
nisi difus, yang umumnya bersifat sekumpulan gejala klinik disebabkan o/ infeksi yg dsbbkan karena ssorg akut maupun kronik yg dsbabkn
endemis kelainan metab KH dan lemak Mycobacterium tuberculosis. mngonsumsi mkanan/ minuman yg o/ Plasmodium yg serang eritrosit
-HEPATITIS A: Inflamasi dengan peningkatan risiko DM Sbgian bsr menyerang paru, namun trkntaminasi mikroorganisme atau & ditandai dgn ditemukannya
parenkim hepar akut yang Tipe 2 dan Penyakit dpt jg mengenai organ tubuh lain toksinnya, shingga mybabkan gggn bntuk aseksual dlm darah, dgn
disebabkan infeksi virus Kardiovaskular akibat resistensi GIT sprt nyeri perut, mual, muntah, gejala demam, menggigil, anemia
hepatitis A. insulin yang ditandai oleh: & diare & pembesaran limpa.
a. Obesitas sentral/abdominal:
lingkar pinggang ≥ 90 cm (pria) DEMAM TIFOID: penyakit sistemik
atau ≥ 80 cm (wanita) yg ditandai demam & nyeri perut
b. Disertai ≥ 2 kriteria berikut yg dsbabkan o/S. typhi atau
-TG ≥ 150 mg/dL paratyphi A, B, & C.
-HDL < 40 mg/dL (pria) atau <
50 mg/dL (wanita) ATAU pnykit infeksi akut pd usus
-TD ≥ 130/85 mmHg halus dgn gejala demam 1 mgg
-GDP ≥ 100 mg/dL atau lbih disertai gggn GIT & dgn
atau tanpa gggn kesadaran.
-DM Tipe 1: Kelainan sistemik
akibat terjadinya gangguan
metabolisme glukosa yang
ditandai oleh hiperglikemia
kronik disebabkan oleh
kerusakan sel beta pankreas
baik karena autoimun maupun
idiopatik sehingga produksi
insulin berkurang maupun
berhenti.
-DM Tipe 2: (ADA, 2010),
penyakit metabolik yang
ditandai hiperglikemia akibat
resistensi insulin absolut karena
kelainan sekresi insulin,
defisiensi insulin relatif karena
gangguan kerja insulin, atau
gabungan keduanya.
Klasi HEPATITIS VIRAL A. DM tipe 1 A. Bdsrk hasil pemeriksaan dahak -Malaria falciparum: P.
fikas Berdasarkan perjalanan - < 40 tahun 1. TB Paru BTA (+) falciparum
i penyakit dapat bersifat: -Insulin dependent akibat -Sekurang2nya 2 dari 3 spesimen -Malaria vivax: P. vivax
O Akut destruksi sel:Immune- dahak SPS BTA (+) -Malaria ovale: P. ovale
O Subakut mediated, Idiopatik -1 spesimen (+) dan ft thorax -Malaria malariae: P. malariae
O Fulminan (HV A, B, C, D) mnunjukan TB aktif -Malaria knowlesi: P. knowlesi
O Kronik (HV B, C, D) B. DM tipe 2 (predominan -1 spesimen (+) dan biakan (+)
-Aktif resistensi insulin dengan 2. TB Paru BTA (-)
-Persisten defisiensi insulin relatif – -Hasil 3 spesimen BTA (-), tp
-Sirosis hati dominan defek sekresi insulin gambaran klinis dan ft thorax
disertai resistensi insulin) mnunjukan TB aktif
PP • GDS (N < 200 mg/dL) Darah rutin: limfositosis/ 1. Hemato lengkap: leukopenia/ 1. Apus darah tepi (gold
(ing • GDP (N: 70-100 mg/dL) monositosis, LED mningkat, Hb leukositosis/normal; limfositosis standard)
at • GD2JPP (N: < 140 mg/dL) turun relative, monositosis; -Ulangi tiap 4-6 jam
tuju • HbA1c: kontrol hiperglikemi, -Mikros TB (BTA) atau kultur trombositopenia (ringan), & -Warnai: Giemsa, Leishman,
ann 3 bulan sekali -Spesimen TB paru dari sptum anemia. Wright, Field.
ya Interpretasi: 4-6% (baik), 6-8% SPS 2. Serologi -Kalau parasitnya tdk ada, lihat
!!) (sedang), >8% (buruk) -TB non paru dari bilas lambung, a. IgM antigen S. typhi O9 (Tubex- pigmen coklat granuler pd
• OGTT (Oral Glucose Tolerance cairan serebrospinal, cairan TF) monosit & leukosit. Kdng ada di
Test) pleura/biopsy jaringan -Hanya IgM apus sumsum tulang
• C-peptide serum: bedakan Tes Tuberkulin/Mantoux: -Dpt dilakukan pd 4-5 hari pertama
DM tipe 1 dan DM tipe 2 dilakukan 48-72 jam stlh demam a. Apus darah tebal
Interpretasi: DM Tipe 1 ↓, DM pnyuntikan, positif jika -Metode: IMBI (Inhibition Magnetic -20-40x lbh mdah ditemukan
Tipe 2 ↑ -anak (trmasuk sudah BCG) Binding Immunoassay) parasitnya, namun eritrosit lisis &
• Fructosamin serum: dipakai diameter indurasinya >10mm b. Enzyme Immunoassay Test Plasmodiumnya berubah bentuk.
bila HbA1c trlalu lama, lebih -anak dgn imunocompromised (Typhidot) b. Apus darah tipis
ekonomis, tapi krg subjektif (HIV, gizi buruk, keganasan dll) -Dpt dteksi IgM & IgG S. typhi -Sulit u/ ditemukan, tp
(N: 1,6 – 2,6 mmol / L) indurasinya >5mm -Dlakukan pd 4-5 hr pertama eritrositnya tdk lisis &
Ft thorax PA lateral/top lordotic demam Plasmodium tdk ubah bentuk
• Pengukuran badan keton -Bercak2 awan di apex dgn batas c. Tes Widal (tdk 2. QBC (Semi Quantitative Buffy
urin: mengetahui ada tidaknya yg tdk jelas atau bts jelas direkomendasikan) Coat)
DKA (Rothera – Gerhardt) mmbtuk tuberculoma -Dilakukan stlh demam 7 hari. -Tes floresensi (protein pd
• Pemerikasaan -Cavitas (bayangan spt cincin -Dasar: reaksi Ag S. typhi & Plasmodium dpt mengikat
Mikroalbuminuria brdinding tipis), pleutits paratyphi A,B,C dgn Ab yg trdpt pd acridine orge)
(MICRAL/MAU) (penebalan pleura), efusi pleura serum penderita. -Mahal, cepat
• Profil Lipid: 1 bulan sekali (sdt costophrenicus tumpul) -Interpretasi hasil psitif bila titer -Tdk dpt iden jenisnya
-Koleterol Total (N: < 200 Konsul dan tes HIV agglutinin O min 1/320 atau tdpt
mg/dL) kenaikan titer hingga 4x lipat pd 3. Dipstick test
-TG (N: < 150 mg / dL) pemeriksaan ulang dgn interval 5- 4. Serologis
-HDL (N: > 60 mg / dL) 7 hari. 5. Diagnosis molekuler: PCR
-LDL (N: < 100 mg / dL) -Hasil: positif palsu sering tjd krn
• EKG dan hs-CRP: komplikasi reaksi silang. Pemeriksaan Widal
ke jantung tdk direkomendasikan jika hanya
-hs-CRP : < 1 mg/dL (low risk), dri 1 kali pemeriksaan serum krena
1-3 mg/dL (average risk), > 3 terjadinya positif palsu tinggi.
mg.dL (high risk) 3. Kultur S. typhi (gold standard).
• Pemeriksaan gram: infeksi Dpt dilakukan pd specimen:
• Fungsi Ginjal 1 tahun sekali a. Darah: mggu I - akhir minggu ke-
-Ureum (N: 20-50 mg/dL) 2 sakit, demam tinggi
-Kreatinin (N: < 0,9 mg / dL) b. Feses: Mgg ke 2 sakit
-As. Urat (N: 2,4-5,7 mg / dL) c. Urin: mgg ke 2 atau ke 3 sakit
• Pemeriksaan mata 6-12 bulan d. Cairan Empedu: Pd stadium
sekali lanjut penyakit, u/ carrier typhoid
• Kontrol kaki / Ankle Brachial e. Sumsum Tulang: paling baik
Index (ABI): 6 bulan sekali karena tdk dipengaruhi waktu
• Kontrol tekanan darah rutin pengambilan & pemberian
• Pemeriksaan fungsi hepar antibiotika sebelumnya, tetapi
-SGPT (N: < 31 U / L) pengambilan specimen
-SGOT (N: < 32 U / L) menimbulkan nyeri.
-γ – GT (N: < 36 U / L) 4. Pemeriksaan lain sesuai indikasi
klinis, misalnya: SGOT/SGPT,
amilase, lipase
Pen TUJUAN TUJUAN Terapi suportif NON FARKO
ata -Jangka pendek: hilangnya -Mnymbuhkan, mmpertahnkan a.Tirah baring & mengatur -Konseling & edukasi
keluhan dan tanda DM, kualitas hidup & produktivitas tahapan mobilisasi -Pd malaria berat sampaikan pd
tercapainya target pasien b. Jaga kecukupan asupan cairan, keluarga mengenai prognosis
pengendalian glukosa darah. -Cegah kematian akbt TB aktif/efek oral/parenteral. -Pencegahan malaria dpt
-Jangka panjang: cegah lanjutan c. Diet gizi seimbang, konsistensi dilakukan dgn:
progresivitas penyulit mikro, -Cegah kkmbuhan TB lunak, cukup kalori & protein, -Hindri gigitan nyamuk dgn
makroangiopati dan neuropati. -Kurangi penularan TB rendah serat. kelambu/repellen
-Tujuan akhir pengelolaan: -Cegah kejadian & pnularan TB d. Konsum obat secara rutin & -Hindri aktivitas di luar rumah
turunnya morbiditas dan resisten obat tuntas malam hari
mortalitas DM. e. Kontrol & monitor TV kemudian -Obati pasien hingga sembuh,
NON FARKO dicatat dgn baik di rekam medik awasi minum obatnya
PRINSIP -Diet tinggi kalori tinggi protein pasien.
Aged (usia) -Edukasi etika batuk pd pasien Kriteria rujuk
Body Weight (berat badan) Terapi simptomatik u/ turunkan -Dgn komplikasi
Complication FARKO demam (antipiretik) & kurangi -Malaria berat (pasien lbh dulu
(ada/tidaknya komplikasi keluhan gastrointestinal diberi dosis awal
yang dialami pasien)
Duration of illness (sudah -Paduan OAT Kategori 1 dan 2 ANTIBIOTIK LINI I Artemisin/Artesunat IM/IV dgn
berapa lama pasien disediakan dlm bntuk paket obat a. Kloramfenikol dosis 3,2 mg/kgBB)
menderita DM) kombinasi dosis ttap (KDT) -Dws: 4x500 mg 10 hr
HbA1C: dievaluasi 2-3 -Jika pasien terbukti mengalami -Anak 100 mg/KgBB/hari, peroral
bulan sekali efek samping pd pngobatan dgn atau IV, dbgi 4 dosis, 10-14 hari 1. MALARIA FALCIPARUM
Hypoglycemia: harus OAT KDT sblmnya, diberi paket -Tdk diberi bila leukosit LINI 1
dicegah! KOMBIPAK, yaitu paket obat lepas <2000/mm3 a. FDC DHA + DHP 40/320 mg
yg tdd H,R,Z, E BB <60 kg:
NON FARKO *KDT=FDC b. Ampisilin & Amoksisilin - DHA + DHP po 1dd tab III 3 hr
-Edukasi penyakit -Dws: (1,5-2) gr/hr, 7-10 hari &
-Ubah lifestyle A. Kategori 1, u/: pasien baru -Anak: 100mg/kgBB/hari PO IV, - Primakuin 1dd tab II sngle
-Pengaturan gizi -TB paru terkonfirmasi dibagi 3 dosis, 10 hari dose
bakteriologis -Aman u/ hamil BB > 60 kg:
Perhitungan kalori menurut -TB paru baru terdiagnosis klinis DHA + DHP po 1dd tab IV slm 3
Harris Benedict: -TB ekstra paru c. Kotrimoksazole (TMP-SMX) hr &
♂ : 66,5 + (13,75 x kgBB) + (5 x OBAT 2HRZE/4H3R3 -Dws : 2x(160-800)mg/hr, 7-10 hr Primakuin 1dd tab III single
cmTB) – (6,76 x Age) -Anak: 4-6mg/kgBB/hari PO, dibagi dose
♀ : 655 + (9,56 x kgBB) + (1,85 x OAT KDT 2 dosis, 10 hari
cmTB) – (4,68 x Age) -Intensif: 56 hari b. -DHA (2-4 mg/kgBB SD)
-Lanjutan: 3x semggu selama 16 LINI II -Piperakuin (16-32 mg/ kgBB SD),
Pembagian kalori: Pagi 20%, mnggu (48 hari) a. Seftriakson -Primakuin (0,75 mg/kgBB SD)
Siang 30%, Sore 25%, 2-3 porsi Dosis disesuaikan BB (baca tabel!) -Dws: 2-4gr/hari, 3-5 hari
makanan ringan 10-15%. -Anak: 80mg/kgBB/hari, IM/IV, LINI 2
KOMBIPAK dosis tunggal 5 hari Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin +
Terapi nutrisi medis: -Intensif: H(1 tab), R(1), Z(3), E(3) -Aman u/ anak Primakuin
-KH (55-60% total asupan -Lnjutan: H(2), R(1) -PO/IV (IM?) a. Kina: 10 mg/kgBB/kali 3dd 7
kalori) hari
-Lemak (≤ 30 % total asupan B. Kategori 2, u/BTA positif yg b. Kuinolon: b. Doksisiklin:
kalori) pernah diobati sblmnya Ciprofloxacin: 2x500 mg, 1 mgg -Dws: 3,5 mg/kgBB/hari 2dd 7
-Kolesterol < 300 mg/hari -Kambuh Ofloxacin 2x (200-400) mg, 1 hari
-Protein (15-20%) -Ggal dgn kategori 1 mggu -8-14 thn: 2,2 mg /kgBB/hr 2dd 7
-Serat (Soluble, 25-50 gr/hari) -Setelah putus berobat/lalai Pefloxacin & Fleroxacin hr
-Garam (< 3 gr/1 sdt/hari) OBAT: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 -Efektif cegah relaps & kanker c. Tetrasiklin: 4-5 mg/kgBB/kali,
-Pemanis: pemanis zero kalori -Anak tdk dianjurkan karena efek 4dd 7 hari
(aspastame), gula alcohol, OAT KDT samping pd pertumbuhan tulang
Fruktosa (X) -Intensif 1: 58 hari 4KDT + VIVAX & OVALE
-Nutrient lain: kromium Streptomisin c. Cefixim LINI 1
(1gr/hari), kalium, magnesium -Intensif 2: 28 hari 4KDT -Anak : 1,5-3 mg/kgBB/kali PO, 2x -DHA + DHP 1dd tab I 3 hr &
-Olahraga (3-5 kali/minggu) -Lanjutan: 60 hari 2KDR + sehari, slm 10 hari -Primakuin 0,25 mg/kgBB/hari
Etambutol -Sirup : 100mg/cth slm 14 hari
DMT-1: injeksi insulin -Tablet : 100mg atau 200 mg
Dosis: KOMBIPAK -Dws : 2x 100 mg atau *Malaria vivax resisten DHP:
-0,5 IU/kgBB/hari -Intensif 1: H(1 tab), R(1), Z(3), E 2x200mg/hari -Tab mngndung 250 mg
-Untuk pubertas: 1,2-2 250mg (3), S (0,75gr) atovaquone & 100 mg proguanil
IU/kgBB/hari → karena -Intensif 2: H(1), R(1), Z(3), E 250mg (?) hydrochloride u/ dws
kebutuhannya meningkat (3) -Tab 100 mg Proguanil
-Dosis insulin berbeda-beda -Lanj. : H(2), R(1), E 250mg (1), E hydrochloride mgndung 87 mg
setiap individu, tergantung: 400mg (2) proguanil basa dlm formulasi dgn
a. Kadar gula darah *dalam kurung artinya jumlah atovaquone
b. Aktivitas fisik tablet per sekali minum, perhatikan
c. Pola makan lama pmberiannya!)
-Apabila kadar glukosa plasma -Tab mgndung 62,5 mg
turun cepat → insulin jangka C. Kategori Anak atovaquone & 25 mg proguanil
pendek (rapid/short) OBAT: 2HRZ/4HR atau hydrochloride u/ anak
-Apabila kadar glukosa plasma 2HRZA(S)/4-10 HR
turun dengan lambat → insulin LINI 2
basal Tambahan: Kina + primakuin
-Setiap sebelum makan harus -Vit. B6: 1x10mg a. Kina 10 mg/kgBB/kali 3dd 7
dikasih suntik insulin yang cara -Mukolitik hari &
kerjanya cepat (rapid) b. Primakuin 0,25 mg/kgBB slm
Follow up dahak: 14 hari
Teknik penyuntikan insulin: 1.Akhir fase awal (stlh 2 bln terapi)
-Suntik secara subkutan di 2. 1 bln sblm akhir terapi, dan pd *Malaria vivax relaps:
lengan atas, paha, dan perut akhir terapi Relaps: stlh pemberian primakuin
(3cm dari umbilikus) 3. Pasein dgn pmeriksaan dahak (+) dosis awal slm 14 hari, pasien skt
-Dalam keadaan koma → pd 1 bln sblm akhir terapi dianggap lagi dgn parasit (+) dlm 3 mgg – 3
intravena (lebih cepat), gagal dan harus melanjutkan terapi bln stlh pengobatan
dilakukan di RS lewat infus modifikasi yg sesuai beri lagi regimen DHP yg sama
-Efek kelebihan insulin: 4. Eval dgn ft thorax bukan tapi dosis Primakuin jd 0,5 mg/
Hipoglikemik: keringat dingin, mrupakan prioritas dlm follow up kgBB/hari
palpitasi, pandangan kunang-
kunang. 3. MALARIA MALARIAE
-DHP 1dd 3 hari dosis sama sprt
DMT-2 (bila setelah 3 bulan pengobatan malaria lain tanpa
terapi non-farmakologi tidak Primakuin
berhasil atau HbA1c > 7%)
1) Initial Drug Monotherapy + 4. PD IBU HAMIL
Gaya Hidup Sehat a. Trimester I:
-Gol Biguanide: Metformin 3 x Kina tab 20 mg/kgBB +
500mg pc/dc Klindamycin 10 mg/kgBB, 3dd 7
-Meningkatkan kerja insulin hari
pada jaringan perifer b. Trimester II & III: DHP tab 3
(meningkatkan sensitivitas hari
insulin), menghambat
glukonegenesis, mengurangi Efek samping:
absorbsii glukosa di usus. -Intoleransi gaster ringan, diare,
kdg apthous ulceration (nanah
2) Kombinasi 2 OHO + GHS ulserasi) & kerontokan rambut.
METFORMIN + …… -Perubahan hemato (anemia
-Sulfonylurea: Glibendamide 1 megaloblastic & pansitopenia) tjd
x 2,5 mg ac mane pd pasien dgn kerusakan ginjal
-Thiazolidinedione: Pioglitazon berat.
1 x 15-30 mg ac/pc -Kelbhan dosis: ktdknyamanan
-DPP-4 Inhibitor: Linagliptin 1 x epigastric, mual & haematuria
5 mg ac/dc
-GLP-1 receptor agonis *MEKANISME KERJA BACA DI
-Insulin (Basal) MODUL
Seberapa greget
SOCA lo?