TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Medis
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertemuan antara sel telur (ovum) dan sel mani
sampai 42 minggu).
2. Tanda-tanda Kehamilan
6
7
disebut ngidam.
menimbulkan pingsan.
pada :
+ 1000 gram saat akhir kehamilan saat akhir kehamilan. Otot rahim
(tanda chadwicks).
d. Payudara
dalam rahim.
sirkulasi retro-plasenter.
Menetapkan kehamilan resiko tinggi pada ibu dan janin adalah dengan
menjelang kehamilan, saat hamil muda, saat hamil pertengahan, saat inpartu,
melakukan tindakan.
h. Menetapkan sikap yang akan diambil dalam menghadapi
kehamilan ;
a. Kehamilan resiko rendah dapat ditolong setempat.
b. Kehamilan resiko meragukan perlu pengawasan yang intensif.
c. Kehamilan resiko tinggi dilakukan rujukan
Keuntungan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini
keadaan resiko tinggi ibu dan janin sehingga bidan dapat melakukan
berikut :
a. Primipara muda usia kurang dari 16 tahun.
b. Primipara tua usia lebih dari 35 tahun.
c. Primipara sekunder dengan usia anak terkencil lebih dari 5 tahun.
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm.
e. Riwayat kehamilan yang buruk (pernah keguguran, pernah
perdarahan antepartum).
f. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan.
2. Gastelazo Ayala
Menurut Gaztelazo Ayala, kehamilan berisiko tinggi
3. Hebert Hutabarat.
Hebert Hutabarat membagi faktor kehamilan dengan resiko
l) Sangkaan dismaturitas.
m) Serviks inkompeten.
n) Hamil disertai mioma uteri atau kista ovarium.
b. Komplikasi medis, kehamilan yang disertai dengan anemia,
bawaan
2) Faktor Lingkungan
a) Faktor pendidikan dan social ekonomi diperhitungkan.
b) Kedua faktor ini menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
hamil.
b. Faktor resiko tinggi selama hamil, perkembangan dan pertumbuhan
gestosis-toksemia gravidarum)
c. Faktor resiko saat persalinan
1) Faktor mekanis dalam hubungan 3P
a) Disproporsi sefalopelvik.
b) Kelainan letak : sungsang atau lintang
c) Malpresentasi
d) Ketuban pecah dini
e) Distres janin.
f) Perdarahan antepartum
g) Grandemultipara.
2) Faktor nonmekanis
a) Pengaruh obat analgesic atau sedative
b) Penyakit ibu yang menyertai kehamilan.
d. Faktor yang bekerja langsung pada neonates.
1) Sindrom distress pernafasan (asfeksia neonatorum, aspirasi air
kongenital0.
3) Penyakit ibu (hipertensi, diabetes mellitus, jantung paru, hepar)
4) Pertumbuhan intrauterine (perdarahan antepartum, infeksi
C. Panggul Sempit
Ada 2 definisi panggul sempit, yaitu secara anatomi dan secara
obstetr, Secara anatomi berarti panggul yang satu atau lebih ukuran
diameternya berada di bawah angka normal sebanyak 1 cm atau lebih,
Pengertian secara obstetri adalah panggul yang satu atau lebih diameternya
kurang sehingga mengganggu mekanisme persalinan normal.
14
tempat – tempat yang sama di pihak yang lain (Ind. 80, Er. 90),
1) Metode Pinard
a) Pasien mengosongkan kandung kemih dan rektum.
b) Pasien dalam posisi semi duduk
c) Tangan kiri mendorong kepala bayi kearah bawah belakang panggul
sementara jari tangan kanan di posisikan di tulang kemaluan
(simfisis) untuk mendeteksi ketidak seimbangan kepala dengan jalan
lahir (disproporsi).
2) Metode Muller – Kerr
a) Metode ini lebih akurat dalam mendeteksi disproporsi kepala dengan
jalan lahir.
b) Pasien mengosongkan kandung kemih dan rektum.
c) Posisi berbaring telentang.
d) Tangan kiri mendorong kepala ke dalam panggul dan jari tangan
kanan dimasukkan ke dalam vagina (VT) dan jempol kanan
diletakkan di tulang kemalua.
Derajat panggul sempit ditentukan oleh ukuran/jarak antara bagian
bawah tulang kemaluan (os pubis) dengan tonjolan tulang belakang
(promontorium). Jarak ini dinamakan konjugata vera (garis merah pada
gambar di bawah ini).
Dikatakan sempit Ringan: jika ukurannya 9-10 cm, Sempit sedang: 8-9
cm, sempit berat: 6-8 cm dan sangat sempit jika kurang dari 6 cm.
16
3. Penanganan
Penanganan Panggul sempit dapat dilakukan dengan persalinan
hanya dapat dilakukan pada letak belakang kepala, jadi tidak di lakukan
pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya..
secara spontan atau dibantu dengan ekstrasi (forceps atau vakum) dan anak
dalam menerapkan metode pemecahan masalah serta secara sistematis mulai dari
evaluasi.
I. Langkah 1
Pada tahap ini semua data dasar dan informasi yang akurat dan lengkap
a. Data Subyektif
1) Biodata
a) Nama
b) Umur
c) Agama
d) Suku Bangsa
(Ibrahim,2004)
e) Pendidikan
(Farrer, 2001)
f) Pekerjaan
g) Alamat
2) Keluhan Utama
datang ke pelayanan kesehatan. Keluhan yang akan dialami ibu hamil dengan
pada ibu dan janin sangata tergantung dari sering dan beratnya serangan
lipat. Jika pre eklampsi terjadi secara bersama hipertensi esensial, keadaan
ini pre eklampsi akan lebih berbahaya, pada keadaan ini kematian janin
2002)
4) Riwayat perkawinan
21
Untuk mengetahui menikah berapa kali dan berapa umur pasien waktu
jawab sebagai seorang ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan.
5) Riwayat obstetri
mioma uteri.
(f) Flour Albus : jika jumlah banyak atau bau menyengat berwarna
komplikasi.
(a) GIPOAO
(b) HPL
2004).
(Achadiat, 2004).
23
(d) ANC
keluhan yang dirasakan selama hamil dan mendapat obat apa saja
selama hamil.
(e) Imunisasi TT
6) Riwayat kontrasepsi
24
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut kontrasepsi dengan jenis apa,
Data dikaji pada saat sebelum dan selama kehamilan. Dari data yang
Istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan
2010).
Untuk mengetahui kapan pasien terakhir mandi, gosok gigi dan keramas
persalinan nanti.
(g) Psikososiospiritual
yang mengambil keputusan. Selain itu data tentang aktivitas sosial yang
Data tentang budaya dikaji meliputi kepercayaan dan adat istiadat yang
serta untuk mengetahui ibu tinggal bersama siapa dan memiliki binatang
kesehatan keluarga.
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital
Vital sign dikaji untuk mengumpulkan data tekanan darah, nadi, suhu dan
respirasi ibu. Tekanan darah berada pada rentang 110-140 mmHg sistole
dan rentang diastole 90- 110 mmHg. Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi
darah sistole tidak boleh lebih dari 30 mmHg dan tekanan diastole tidak
selama hamil. Sedangkan tekanan darah sistole ≥ 110 mmHg tanpa melihat
d) Berat badan
e) Tinggi Badan
Dikaji karena pada ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 140 cm,
f) Lila
Untuk mengetahui berapa lingkar lengan atas ibu, karena bila kurang dari
keadaan :
2006).
(Prawirohardjo, 2006)
Mata : untuk mengetahui bentuk dan ada kelainan atau tidak pada mata.
(Prawirohardjo, 2006).
Hidung : untuk mengetahui keadaan bentuk hidung dan ada polip atau
(Prawirohardjo, 2006).
(Prawirohardjo, 2006).
29
(Prawirohardjo, 2006).
Leopold I : dilakukan untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
3) Pemeriksaan Penunjang
anemia atau tidak karena dapat mengakibatkan perdarahan post partum dan
II. Langkah II
Langkah ini bermula dari data dasar ; menginterpretasikan data untuk kemudian
diproses menjadi masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan kesehatan yang
diidentifikasi khusus.
(Varney, 2007), dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan dan masalah atau
a. Diagnosa Kebidanan
presentasi, punggug janin dan masalah spesifik. Berikut ini diagnosa kebidanan
Data Subyektif :
Data Obyektif :
1. KU dan kesadaran
2. Tanda-tanda vital
3. Palpasi
4. his
6. Inspekulo
7. PP test
b. Diagnosa Masalah
Diagnosa masalah pada kasus abortus iminens yang dapat ditegakkan adalah :
Kecemasan
c. Diagnosa kebutuhan
a) Dukungan psikososial
c) Terapi
ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang
aman. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi.
IV. Langkah IV
Identifikasi dan menetapkan tindakan segera atau konsultasi dan kolaborasi segera
penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Jadi, manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam dampingan bidan.
Dalam kondisi tertentu, seorang bidan mungkin juga perlu melakukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli
gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus
menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup tindakan segera yang bisa
V. Langkah V
diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman antisipasi ini
mencakup perkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutnya; apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah
masalah terkait sosial, ekonomi, kultural atau psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadp wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua
aspek asuhan kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua belah phak, yaitu bidan dan
menyeluruh. Asuhan ini harus bersifat rasional dan valid yang didasarkan pada
pengetahuan, teori terkini (up to date), dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang
3. Berikan terapi
4. Dukungan psikososial
VI. Langkah VI
Implementasi data
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan
aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara siklus dan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak
mengapa rencana asuhan tidak berjalan efektif serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhan tersebut. Evaluasi sebagai bentuk keberhasilan tindakan pada kasus
Bagaimana keadaan ibu dan janin setelah pemberian terapi dan istirahat total
sementara waktu
37
kebidanan. Alur ini merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak
Proses tersebut diuraikan dan dipilah seolah-olah terpisah antara satu tahap/langkah
1464/MENKES /2010.
Pasal 9
yang meliputi:
Pasal 10
(1). Pelayanan kesehatan ibu sebagai mana dimaksud dalam pasal 9 diberikan
pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan
(2). Pelayanan kesehatan ibu sebagai mana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
berwenang untuk:
a. Episiotomi
ekslusif
g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan post partum
1) Penyuluhan konseling
2) Pemeriksaan fisik
nifas
2) Episiotomi
4) Pemberian infus
sedativa.
b. Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter,
berikut:
a.Standar 3 : identifikasi ibu hamil
b. Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal
c.Standar 5 : palpasi abdominal
d. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
41